1. Patofisiologi Hidropneumotoraks
Penumpukan cairan pada hidropneumothoraks terjadi sebagai komplikasi pada
penderita pneumothoraks. Cairan berupa cairan serosa atau cairan seroangiosa. Cairan
biasanya merupakan cairan transudat. Cairan transudat terjadi apabila hubungan normal
antara tekanan kapiler hidrostatik dan koloid osmotik menjadi terganggu, sehingga
terbentuknya cairan pada satu sisi pleura yang akan melebihi reabsorpsi oleh pleura lainnya,
biasanya hal ini terdapat pada keadaan:
-
Sedangkan, aspirasi dengan jarum dan tube torakostomi dilakukan seawal mungkin
pada pasien pneumothoraks yang luasnya >15%. Tindakan ini bertujuan untuk mengeluarkan
udara dari rongga pleura (dekompresi).
6. Mengapa evakuasi cairan pleura tidak boleh secara cepat dan banyak
Untuk menghindari terjadinya edema paru aspirasi cairan pleura sebaiknya tidak
melebihi 1000-1500 cc pada tiap aspirasi. Aspirasi sebaiknya dilakukan berulang
dibandingkan satu kali aspirasi sekaligus yang akan menimbulkan pleural shock (hipotensi)
atau edema paru akut. Mekanismenya belum diketahui, namun diduga karena adanya tekanan
intra pleura yang tinggi yang dapat menyebabkan peningkatan aliran darah melalui
permeabilitas kepiler yang abnormal.