KELOMPOK 10 :
1. GANDIT ALDILA
1111 24285
2. DEVINA SAPUTRI
1111 24648
3. MIFTAH FARID
1111 24650
ARTI PENGUKURAN
Menurut Stevens :
Penetepan suatu angka kepada objek atau kejadian berdasarkan suatu aturan/ketentuan.
Misalnya tingginya berapa, luasnya berapa.
Menurut Campbell :
Penetapan suatu angka yang dapat menunjukkan kemampuan/sifat dari suatu sistem, dengan
kebijakan dari hukum atas sifat-sifat ini. Misalnya sistem akuntansi, sistem transaksi.
Sistem untuk mengolah elemn-elemen, proses dan tujuan. Tujuan akuntansi mengukur kinerja
perusahaan.
SKALA PENGUKURAN
Setiap pengukuran dibuat pada sebuah skala. Sebuah skala dibuat ketika aturan semantik
digunakan untuk menghubungkan pernyataan matematis terhadap objek atau peristiwa. Skala
menunjukkan informasi apa yang angka-angka wakili, sehingga memberikan makna pada
angka. Jenis skala yang dibuat tergantung pada aturan semantik yang digunakan. Menurut
Stevens, skala dapat digambarkan dalam istilah umum sebagai nominal, interval ordinal, atau
rasio. Klasifikasi ini memeriksa struktur skala dari kelompok matematika.
Skala pengukuran menunjukkan informasi yang diberikan oleh hasil pengukuran.
Skala Nominal
o Angka hanya digunakan sebagai label, menunjukkan kemampuan dari objek.
o Dalam skala nominal, angka-angka tersebut digunakan hanya sebagai label.
o Dalam skala nominal, angka mengacu ke obyek atau kelas obyek. Menunjukkan
klasifikasi.
Skala Ordinal
o Menunjukkan rangking pengukuran dari beberapa alternatif dari yang terendah ke
tertinggi atau sebaliknya.
o Sebuah skala ordinal dibuat saat operasi menempatkan objek dalam pertanyaan
sehubungan dengan properti yang diberikan.
o Sebagai contoh, misalkan seorang investor tertentu memiliki tiga peluang investasi yang
layak untuk suatu jumlah uang untuk berinvestasi. Mereka adalah peringkat 1,2,3
berdasarkan nilai sekarang bersih, dengan peringkat tertinggi 1 dan terendah 3. Operasi
(perhitungan net present value) menimbulkan suatu skala ordinal, yang merupakan
Skala Interval
o Menunjukkan jarak pengukuran
o Tidak hanya peringkat objek yang diketahui sehubungan dengan harta yang diberikan,
namun jarak antara interval pada skala yang sama dan diketahui.
o Kelemahan dari skala interval adalah bahwa titik nol dapat berubah-ubah ditetapkannya.
Skala Ratio
o Menunjukkan informasi yang lengkap meliputi ketiga skala sebelumnya
o Sebuah skala rasio adalah satu di mana:
Urutan peringkat dari obyek atau peristiwa yang berkaitan dengan properti yang
diberikan adalah diketahui.
Interval antara objek adalah sama dan diketahui.
Sebuah asal unik, titik nol alami, ada dimana jarak dari itu selama setidaknya satu
objek diketahui.
JENIS PENGUKURAN
Fundamental Measurement (Pengukuran Fundamental)
Pengukuran dapat ditetapkan pada suatu objek tanpa memperhatikan pengukuran yang lain.
Pengukuran fundamental terjadi ketika angka-angka (pengukuran) dapat ditetapkan kepada
suatu sifat/kemampuan/objek dan tidak bergantung pada pengukuran variabel lain. Sifat
seperti panjang (length), daya listrik, volume pada dasarnya dapat diukur. Skala rasio dapat
dihitung untuk setiap sifat yang berhubungan dengan ukuran yang berbeda atas sifat yang
telah diberikan. Interpretasi dari angka tersebut bergantung pada teori empiris yang telah
dikonfirmasi yang berpengaruh pada operasi pengukuran.
Derived Measurement (Pengukuran Turunan)
Pengukuran dapat ditetapkan pada suatu objek dengan memperhatikan pengukuran yang lain.
Menurut Campbell, sebuah pengukuran turunan merupakan pengukuran yang bergantung dari
pengukuran dua atau lebih benda lain. Contohnya adalah pengukuran kepadatan, yang
bergantung pada pengukuran massa dan volume. Dalam akuntansi, contoh pengukuran
turunan adalah keuntungan, yang diturunkan dari penambahan dan pengurangan pendapatan
denagn beban.
Fiat Measurement (Pengukuran Fiat)
Jenis pengukuran pada ilmu sosial, termasuk akuntansi yaitu yang pengukurannya ditetapkan
dari suatu observasi tanpa ada teori yang mendukungnya. Pengukuran ini merupakan tipe
dalam ilmu-ilmu sosial dan akuntansi, menggunakan definisi yang dibuat semaunya untuk
menghubungkan variabel pengamatan tertentu untuk suatu konsep tertentu, tanpa
mengkonfirmasi dengan teori untuk mendukung hubungan ini. Sebagai contoh, dalam
akuntansi kita tidak perlu tahu bagaimana mengukur konsep keuntungan secara langsung.
Sebaliknya, kita mengasumsikan bahwa variabel pendapatan, keuntungan, biaya dan kerugian
yang berhubungan dengan konsep keuntungan dan karenanya dapat digunakan untuk
memberikan kita suatu ukuran tidak langsung dari keuntungan.
kebisingan dapat mengalihkan perhatian ukur atau, dalam akuntansi, tekanan dari
manajemen dapat mempengaruhi keputusan akuntan. Jika tekanan penyebab bias oleh
akuntan, yang 'error' yang disengaja dan non-acak. Jika tekanan (misalnya dari beban
kerja yang berat) menyebabkan penyimpangan konsentrasi dan gangguan, sumber
kesalahan dapat diberi label 'lingkungan'. Random error sering disebabkan oleh
lingkungan di mana manajemen perusahaan beroperasi masuk misalnya, manajer dapat
dibayar nya bonus nya atau sesuai dengan jumlah laba yang diperoleh atau biaya dana
hutang dapat ditentukan oleh jumlah gearing ( aset / ekuitas).
5. Ketidakjelasan atribut
Apa yang akan diukur mungkin saja tidak jelas, khususnya jika mengandung konsep
yang tidak dapat diukur secara langsung. Pertama- tama, atribut tersebut sulit dijelaskan.
Pengukuran terhadap atribut tersebut hanya dapat disimpulkan secara tidak langsung dari
berbagai tanggapan.
6. Risiko dan ketidakpastian
Hal ini berkaitan dengan distribusi hasil pada aset berwujud. Sebagai contoh, future
return pada aset berwujud seperti pabrik dan peralatan memiliki resiko tetapi aset
tersebut homogen dan harganya dapat diamati. Bagaimanapun, aset tidak berwujud
memiliki banyak masalah resiko seperti ketidakpastian.
Meskipun prosedur pengukuran mungkin sangat handal, memberikan hasil yang sangat tepat,
tidak mungkin menghasilkan hasil yang akurat. Konsistensi hasil, ketepatan dan kehandalan
tidak harus mengarah pada akurasi.
Masalahnya adalah bahwa untuk beberapa pengukuran terdapat nilai tepat (true value) yang
tidak diketahui. Dalam hal penentuan keakuratan dalam akuntansi, kita harus mengetahui
atribut apa yang akan kita ukur untuk mencapai tujuan dari pengukuran tersebut. Tujuan dari
akuntansi menyebutkan kebermanfaatan dari sebuah informasi. Keakuratan dari pengukuran
berhubungan dengan pengertian pragmatic dari kebermanfaatan, namun akuntan tidak setuju.
Bagaimanapun pengulangan operasi pengukuran belum memastikan keakuratan hasil. Kita
dapat menghitung biaya persediaan dengan metode FIFO dan mengulang perhitungan
berkali- kali dan mendapatkan hasil yang sama, namun tidak berarti hasil tersebut akurat.
o Menunjukkan sumber daya yang dikelola oleh manajemen, sehingga kita memerlukan
informasi bagaimana kemampuan operasional yang di tunjukan dengan laba dan
kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya yang di tujukan dari modal.
Pengukuran Laba
o Laba menunjukan peningkatan modal yang diperoleh dari hasil kegiatan operasional
periodik.
o Berasal dari perubahan modal karena perubahan:
Periode
Kegiatan termasuk peningkatan dan penurunan aset bersih
o Laba adalah selisih pendapatan dan beban atau selisih modal akhir dan awal (konsep
ekonomik)
o Laba merupakan objek yang dibagikan kepada investor dan tidak boleh dibagikan lebih
besar dari labanya.
o Masalah dalam pengukuran aset bersih adalah melibatkan pengukuran aset aktiva.
Bagaimana untuk mengukur nilai wajarnya dengan lebih menekankan pada laba yaitu
laba yang berasal dari modal dan lebih pada principle based yaitu menilai aset yang bisa
di gunakan di masa yang akan datang. Maka laba di ukur menggunakan fair value bukan
cost.
Pendapatan akan mempengaruhi aset sehingga akan menaikkan aset dan menaikkan
modal.
Biaya akan menurunkan aset sehingga akan mempengaruhi modal (penurunan modal).
Contoh : biaya tenaga kerja, biaya angkut.
Pedoman audit standar internasional untuk kerugian akibat penurunan nilai auditing dan
lainnya memperkirakan nilai wajar terkandung adalah ISA 540. Auditor diharuskan untuk
mengumpulkan bukti untuk menilai apakah manajemen telah mengikuti standar akuntansi
dengan tepat dan jika jumlah yang diakui sebagai kerugian penuruna nnilai wajar.Untuk
melakukan hal ini, auditor harus menentukan apakah manajemen telah memilih metode
penilaian yang tepat dan masuk akal dan asumsi. Jika standar akuntansi tidak meresepkan
metode penilaian atas aktiva tertentu dan kewajiban yang dipertimbangkan, auditor bisa
menerima metode penilaian yang wajar.
Dalam tambahan untuk isu yang terkait dengan penggunaan nilai wajar dan masalah terkait,
auditor juga menghadapi masalah yang disebabkan ole variabilitas dalam tingkat keandalan
dan ketepatan pengukuran biaya historis. Sebagai contoh, system produksi standar biaya
didasarkan pada biaya historis berbagai masukan, asumsi tentang volume pengolahan dan
metode, dan isu-isu lingkungan penugasan biaya overhead antara produk, proses, dan
departemen .semua factor tersebut mempengaruhi biaya persediaan di tangan pada akhir
periode dan barang yang dijual selama periode tersebut. Dalam konteks ini, auditor perlu
untuk menguji kewajaran dari prosedur yang diterapkan dalam mengembangkan standar dari
spesifikasi teknik.Initermasuk mengumpulkan bukti tentang kewajaran asumsi yang
mendasari dan penggunaan data yang konsisten. Biaya persediaan per unit akan tampak
sangat tepat, tapi perubahan kondisi operasi dapat menghasil kanvariasi yang signifikan dan
membuat asumsi yang mendasari untuk alokasi biaya tidak valid.
Kegiatan audit yang di lakukan adalah pengukuran audit di masa datang menggunakan fair
value bukan historical cost. Kalau sudah wajar pengujian selanjutnya menguji apakah sudah
mematuhi sistem manajemen yang ditetapkan oleh manajamen bisa membantu pemakai
laporan keuangan dalam prospek perusahaan di masa yang akan datang.