NAMA KELOMPOK :
SOUHA NADALA (4415210128)
SHARKY FAZRIANSYAH (4415210122)
SYAHIDA BURDAH (4415210132)
SYIFA FAOZIA (4415210133)
VEMMY WULANDARI (4415210138)
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PANCASILA
ABSTRAK
Suatu kerusakan lingkungan yang sangat merugiakan seluruh makhluk
hidup. Kebakaran lahan dan hutan sangat meresahkan seluruh makhluk hidup.
Bencana yang banyak diakibatkan karena ulah manusia ini merupakan bencana
yang pemulihannya membutuhkan waktu yang lama. Sungguh perbuatan yang
sangat tidak bertanggung jawab.
Kebakaran hutan yang merupakan bencana yang diakibatkan karena ulah
manusia atau alam. Jika kebakaran hutan terjadi diakibatkan oleh alam maka perlu
diadakannya suatu pencegahan.
Pencegahan merupakan kegiatan yang dilakukan agar tidak terjadi suatu
peristiwa yang tidak diinginkan. Tetapi saat suatu kebakaran suda terjadi maka
perlu melakukan suat pemulihan agar pemanfaatan lahan dan hutan kembali
dengan baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kebakaran hutan dan gambut antara lain harga kayu bulat, harga ekspor CPO, el
nino, anggaran Kementerian Kehutanan, krisis ekonomi dan jumlah hotspot.
Determinan yang teridentifikasi memberikan pengaruh besar pada luas kebakaran
hutan dan gambut adalah jumlah hotspot. Pengendalian jumlah hotspot secara
nyata menurunkan luas kebakaran hutan. Untuk itu perlu perubahan paradigma
dalam pengendalian kebakaran hutan dari kegiatan pemadaman kebakaran hutan
menjadi upaya prefentif pencegahan terjadinya hotspot sebagai indikasi awal
kebakaran hutan.
PENDAHULUAN
Hutan dan lahan merupakan sumber daya alam yang mempunyai potensi
yang tinggi saat suatu negara dapat memanfaatkannya dengan baik dan
benar. Indonesia merupakan negara dengan kekayaan hutan yang sangat luar
biasa. Dengan hutan yang sangat luas dapat membantu perekonomian warga
negaranya. Akan tetapi pemanfaatan hutan dan lahan hanya beberapa kelompok
yang dapat menikmatinya. Hutan dan lahan akan menjadi ancaman bagi setiap
orang jika tidak dilestarikan. Salah satu ancaman dari lahan dan hutan yaitu,
kebakaran.
Kurangnya pelastarian dan penjagaan hutan akan mengakibatkan masalah
bagi seluruh makhluk hidup.Kebakaran hutan dan lahan mempunyai dampak buruk
terhadap tumbuhan/tanaman, sosial, ekonomi dan lingkungan hidup. Kebakaran
hutan juga dapat mempengaruhi pembangunan disuatu negara.
Masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa kebaaran hutan adalah
suatu bencana alam, seperti tsunami, gempa bumi, dll. Padahal bencana kebakaran
hutan dan lahan banyak khasus yang mengungkapkan bahwa bencana ini
diakibatkan oleh ulah manusia.
Kebakaran hutan dan lahan dapat dicegah/dikendalikan, karena kita telah
mengetahui bahwa apabila musim kemarau atau daerah rawan kebakaran tidak
diadakan pencegahan sudah dapat dipastikan akan terjadi kebakaran hutan/lahan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, sudah saatnya pengendalian kebakaran hutan dan
lahan ditangani secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan. Pengendalian ini
dilakukan bukan hanya saat musim kemarau saja melainkan pada musim hujan.
Saat suatu lahan yang sudah terkena kebakaran kita harus memulihkan kembali
agar lahan tidak terbengkalai. Salah satu cara untuk memulihkan kembali lahan
yaitu dengan reboisasi.
Kebakaran ialah nyala api baik kecil maupun besar pada tempat, situasi dan
waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan dan pada umumnya sulit
untuk dikendalikan.Kebakaran dan pembakaran merupakan sebuah kata dengan
kata dasar yang sama tetapi mempunyai makna yang berbeda. Kebakaran indentik
dengan kejadian yang tidak disengaja sedangkan pembakaran identik dengan
kejadian yang sengaja diinginkan tetapi tindakan pembakaran dapat juga
menimbulkan terjadinya suatu kebakaran. Penggunaan istilah kebakaran hutan
dengan pembakaran terkendali merupakan suatu istilah yang berbeda. Penggunaan
istilah ini sering kali mengakibatkan timbulnya persepsi yang salah terhadap
dampak yang ditimbulkannya.
Kebakaran-kebakaran yang sering terjadi digeneralisasi sebagai kebakaran
hutan, padahal sebagian besar (99,9%) kebakaran tersebut adalah pembakaran
yang sengaja dilakukan maupun akibat kelalaian, baik oleh peladang berpindah
ataupun oleh pelaku binis kehutanan atau perkebunan, sedangkan sisanya (0,1%)
adalah karena alam (petir, larva gunung berapi). Saharjo (1999) menyatakan bahwa
baik di areal HTI, hutan alam dan perladangan berpindah dapat dikatakan bahwa
99% penyebab kebakaran hutan di Indonesia adalah berasal dari ulah manusia,
entah itu sengaja dibakar atau karena api lompat yang terjadi akibat kelalaian pada
saat penyiapan lahan. Bahan bakar dan api merupakan faktor penting untuk
mempersiapkan lahan pertanian dan perkebunan (Saharjo, 1999). Pembakaran
selain dianggap mudah dan murah juga menghasilkan bahan mineral yang siap
diserap oleh tumbuhan. Banyaknya jumlah bahan bakar yang dibakar di atas lahan
akhirnya akan menyebabkan asap tebal dan kerusakan lingkungan yang luas.
Untuk itu, agar dampak lingkungan yang ditimbulkannya kecil, maka
penggunaan api dan bahan bakar pada penyiapan lahan haruslah diatur secara
cermat dan hati-hati. Untuk menyelesaikan masalah ini maka manajemen
penanggulangan bahaya kebakaran harus berdasarkan hasil penelitian dan tidak
lagi hanya mengandalkan dari terjemahan textbook atau pengalaman dari negara
lain tanpa menyesuaikan dengan keadaan lahan di Indonesia (Saharjo, 2000).
Jika sudah terjadi suatu bencana kebakaran, maka hal yang harus dilakukan
agar lahan bekas kebakaran dapat berfungsi sepeti semula maka perlu dilakukan
suatu tindakan. Salah satu hal yang harus dilakukan yaitu reboisasi. Reboisasi
adalah penanaman kembali hutan yang telah gundul atau tandus, tidakan reboisasi
ini untuk menanami hutan yang gundul akibat di tebang atau akibat bencana alam.
Tujuan dari reboisasi ini yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup makhluk hidup
khususnya manusia melalui kualitas peningkatan sumber daya alam. Reboisasi
sangat erat hubungannya dengan kata penghijauan, dengan menggalakkan
penghijauan maka lingkungan sekitar tempat tinggal akan terasa lebih sejuk,
ketersediaan air tanah akan terjamin dan dapat meningkatnya kesuburan tanah.
selain itu reboisasi juga dapat menurunkan pemanasan global atau global warming.
Manfaat reboisasi Dengan melakukan reboisasi kita dapat memperoleh
banyak manfaat, diantaranya seperti di bawah ini:
1. Untuk melestarikan SDA (Sumber Daya Alam)
Unsur dari tata lingkungan biofisik yang nyata serta yang berpotensi untuk
memenuhi kebutuhan manusia, dengan maksud untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Maka tindakan eksploitasi harus harus disertai dengan
peraturan-peraturan pemanfaatan dan pelestarian dari (Sumber Daya Alam).
2. Untuk menguragi pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan hidup, khususnya pencemaran udara akibat dari polusi
asap kendaraan bermotor dan industri harus menjadi perhatian yang serius saat ini,
dengan meningkatnya pengguna kendaraan bermotor dan kegiatan industri seperti
pabrik-pabrik dan pertambangan telah banyak mengganggu ekosistem hidup, oleh
sebab itu kita harus melakukan kegiatan reboisasi atau lebih dikenal dengan
kegiatan go green.
Sebagian besar kebakaran di Indonesia disebabkan oleh manusia, baik oleh sebab
kelalaian maupun kesengajaan, maka dukungan dan kerjasama masyarakat menjadi
penting agar program perlindungan dapat berhasil. Untuk itu sangat perlu adanya
penyuluhan dan pendidikan yang berulang-ulang untuk menarik minat masyarakat
terhadap perlindungan hutan dan membuat mereka peduli terhadap kelestarian
hutan. Hal-hal berikut ini dapat menjadi pertimbangan dalam upaya pencegahan
kebakaran hutan dan lahan:
a.
Masih banyak orang yang tidak peduli, belum
menyadari, atau memperoleh informasi yang salah mengenai kegiatan-kegiatan
pencegahan. Mereka tidak peduli dengan bahaya kebakaran di hutan. Sebagai
contoh dalam kelompok orang semacam ini adalah mereka yang membuat api
unggun di dekat tonggak kayu atau batang kayu kering.
b.
Ketidak hati-hatian sebagian orang yang tidak peduli
dengan akibat dari tindakannya. Termasuk dalam kelompok ini adalah para perokok
yang cenderung sembarangan membuang puntung rokok atau batang korek api
yang masih menyala, para pekemah yang membuat api unggun meninggalkannya
tanpa memadamkan lebih dulu dan pembalak (logger) yang lalai terhadap
kemungkinan terjadinya kebakaran hutan.
c.
Kegiatan yang disengaja atau mengarah pada
terjadinya kebakaran oleh oknum-oknum yang anti-sosial/anti-kemapanan seperti
vandalisme (perusakan) atau tindakan egois lainnya.
Kelompok orang yang pertama dan kedua (a & b) perlu dididik. Orang-orang
yang tidak mendapat informasi atau salah informasi dapat dididik mengenai bahaya
kebakaran; orang-orang yang tidak hati-hati dapat diberi penerangan melalui
publikasi audio visual ataupun kalau terpaksa dengan penegakan hukum. Kerja
sama dengan kedua kelompok ini akan membantu pemadam kebakaran
menghadapi kelompok ketiga (c).
Rencana pendidikan harus mencakup:
Publikasi audio-visual;
Hal ini dapat dicapai dengan demonstrasi sistem pencegahan, deteksi dini,
komunikasi dan pemadaman kebakaran yang tepat terhadap masyarakat, dan juga
melalui pembentukan regu-regu pemadam dengan struktur dan kewenangan yang
tepat yang terdiri dari masyarakat desa.
Praktek Silvikultur
Jalur hijau dibuat dengan mempergunakan tanaman yang tahan terhadap api
dan tidak menggugurkan daun pada musim kemarau yang berfungsi sebagai sekat
api (sekat bakar) baik dalam petak tanaman, antar petak maupun antara petak
tanaman dengan penggunaan lahan lainnya. Sehingga apabila terjadi kebakaran di
suatu petak api tidak menjalar ke petak-petak lainnya.
Adapun jalur kuning atau sekat bakar/ilaran api dibuat dengan
mengosongkan jalur baik dari tanaman maupun bahan bakar lainnya. Jalur kuning
dapat berupa jalan angkutan atau jalan kontrol. Jalur kuning sangat membantu
dalam pemadaman kebakaran, terutama bila dilakukan bakar balas.
4.
Penggembala seringkali menjadi penyebab kebakaran hutan. Tindakantindakan yang diperlukan untuk mencegah kegiatan pembakaran padang
pengembalaan, antara lain sebagai berikut:
a.
6.
Penegakan Hukum
Begitu banyak manfaat yang diberikan dari reboisasi. Salah satu cara yang
dapat bermanfaat banyak bagi kehidupan. Manfaat yang akan kita rasakan nanti,
yang akan kita berikan kepada anak, cucu kita nanti.
KESIMPULAN
Lingkungan merupakan tempat tinggal semua makhluk hidup yang
menempatinya. Banyak manusia yang tidak bersyukur akan pemberian tuhan
terhadap lingkungan yang kita punya. Banyak kegiatan manusia yang dapat
merusak lingkungan ini. Salah satunya adalah kebakaran lahan dan hutan.
Kebakaran lahan dan hutan merupakan suatu bencana yang seringnya terjadi
karena ulah manusia. Sebagai manusia melakukan suatu pencegahan, karena
mencegah lebih baik dari segala hal. Pencegahan suatu perbuatan yang dapat
bermanfaat, begitu pula dengan pencegahan kebakaran lahan dan hutan. Tetapi
bagaimana jika kebakaran sudah terjadi. Lahan dan hutan yang awalnya sangat
rimbun dengan banyak pepohonan dengan berbagai macam jenis tanaman. Hilang
seketika dikarenakan suatu bencana yang merugikan seluruh makhluk hidup. Ada
cara agar hutan yang hilang kembali lagi. Meskipun membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk kita bisa menikmatinya tetapi setidaknya kelak anak cucu kita
bisa merasakan manfaatnya. Dengan melakukan reboisasi hutan yang awalnya
hilang maka akan tumbuh kembali. Untuk melakukan reboisasi dibutuhkan
kerjasama antara pemrintah dan masyarakat agar bisa dilakukan dengan sebaik
mungkin.
DAFTAR PUSTAKA