Tugas 1
Pengembangan Organisasi
Nama
: 021933915
UPBJJ : Pontianak
Modul 1
Kegiatan Belajar 1
PERUBAHAN ORGANISASI
Organisasi sebagai proses terdiri dari faktor luar dan faktor dalam yang berhubungan
atau berinteraksi satusama lain, saling mempengaruhi, dan merupakan kesatuan yang utuh.
Dalam setiap organisasi terdapat berbagai unsur baik faktor dalam maupun faktor luar, yang
satu sama lain mempunyai kaitan yang erat dan memiliki saling ketergantungan, dan
merupakan suatu kesatuan yang utuh maka apabila terjadi perubahan dalam satu unsur akan
mempengaruhi unsur yang lainnya.
- Interaksi Organisasi dan Lingkungan
1. Masukan : Setiap organisasi memasukkan berbagai macam energi dari lingkungan
yaitu modal, bahan mentah, orang-orang, fasilitas, informasi, ternologi.
2. Transformasi : Dengan menggunakan berbagai macam proses transformasi maka
organisasi mengubah energi masukan menjadi suatu hasil produksi baik berupa
barang ataupun jasa.
3. Keluaran : Setiap organisasi memberikan keluaran untuk digunakan oleh masyarakat
sekitarnya.
4. Tapal Batas (boundary) : Suatu sistem organisasi selalu mempunyai lingkungan yang
disebut dengan tapal batas.
5. Umpan Balik : Setiap organisasi memasukkan energi dari dan memberikan keluaran
ke lingkungan.
6. Keterbukaan : Setiap organisasi selalu perlu memperhatikan hasil yang terjadi dari
proses transaksi tersebut.
7. Entropy : Agar suatu organisasi dapat bertahan hidup maka ia berusaha agar unsurunsurnya tidak mengalami proses kematian.
8. Penyesuaian secara dinamis.
- Organisasi sebagai sistem terbuka
1. Masukan ( Input )
Usaha memasukkan energi dari lingkungan terjadi melalui interaksi dnegan
berbagai macam subsistem berikut:
a. Subsistem Teknologis
b. Subsistem manajerial
c. Subsistem Manusia
d. Subsistem Budaya
2. Variabel antara (Intervening variables).
Adapun variabel antara tersebut adalah
a. Kegiatan ( aktifitas)
b. Interaksi
c. Sikap
d. Iklim Organisasi.
3. Keluarga ( Output )
Terdiri dari :
a. Produktifitas
b. Kepuasan
c. Pertumbuhan
Konsepsi Pengembangan Organisasi
Kesimpulan dari definisi-definisi para ahli adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
dalam mewujudkan perubahan, dimana didalamnya terkandung unsur-unsur dan teknik untuk
melakukan perubahan secara terencana, mencakup seluruh organisasi, berdampak jangka
panjang, melibatkan manajemen puncak, dan menggunakan berbagai bentuk intervensi
berdasarkan pendekatan perilaku.
Kegiatan Belajar 3.
Beberapa teori tentang pengembangan organisasi.
Teori tersebut antara lain :
1. Unilateral power
2. Shared power atau kekuasaan berbagi
3. Delegated power atau kekuasaan yang didelegasikan
Kesimpulan :
Teori-teori perubahan organisasi pada dasarnya berkembang dari pemanfaatan teoriteori perubahan sosial. Sebagaimana dikemukakan oleh grainer, ia menyatakan terdapat 3
pendekatan yang sering digunakan para manager dalam melakukan perubahan organisasi.
Ketiga pendekatan tersebut adalah unilateral power, shared power, dan delegated power.
Untuk melaksanakan perubahan ada 3 hal yang perlu diperhatikan mengenai
perubahan-perubahan. Pertama kita harus melihat bahwa masyarakat itu tidak statis,
melainkan dinamis, berubah melalui proses adaptasi yang sangat lambat dan terbatas pada
tingkat dimana bagian dari masyarakat itu berasimilasi terhadap perubahan tersebut secara
organis. Kedua merupakan suatu proses yang lambat bahwa masyarakat itu secara konstanta
beradaptasi terhadap kondisi-kondisi yang baru. Ketiga proses perubahan ini lebuh efektif
daripada bentuk revolusi karena perubahan-perubahan seperti ini lebih banyak tumbuh
dengan sendirinya dibanding tumbuh secara paksa .
Modul 2 .
Kegiatan Belajar 1.
DIAGNOSIS
Sondang P Siagian memberikan gambaran tentang faktor-faktor penyebab organisasi
berubah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jadi semakin jelaslah bahwa penyebab perubahan tersebut diantaranya sebagaimana yang
telah disebutkan di atas. Untuk mengetahui faktor penyebab secara akurat diperlukan analisis
yang tepat. Analisis ini dapat kita lakukan melalui diagnosis. Sondang p Siagian menyatakan
diagnolis merupakan sarana untuk menentukan sumber penyakit yang diderita dan tidak
hanya pengenali gejala-gejala yang segera tampak.
Kesimpulan :
Sebagai suatu sistem yang berproses organisasi selalu mengalami perubahan. Perubahan
tersebut terjadi karena organisasi berada pada kondisi ketidakseimbangan atau mengalami
suatu masalah. Untuk mengurai satu persatu permasalahan organisasi sehingga ditemukan
penyebab sebenarnya diperlukan suatu cara yaitu diagnosis. Diagnosis dalam konsepsi
pengembangan organisasi dikenal sebagai tahapan atau kegiatan untuk mengetahui dimana
nyatanya kita berada dan dimana seharusnya kita berada . diagnosis juga dinyatakan
sebagai suatu cara untuk menemukan persoalan dan secara sementara mencarikan jalan
keluarnya .
Kegiatan belajar 2 .
Pendekatan dalam diagnosis
Untuk memudahkan kegiatan diagnosis akan sangat bermanfaat apabila dipergunakan suatu
pendekatan berupa model. Model tersebut nantinya akan menggambarkan keadaan, gejala
ataupun persoalan dan usaha pemecahannya. Dalam suatu model biasanya terkandung :
1. Unsur-unsur penting dari suatu fenomena, seperti seseorang kelompok atau
organisasi.
2. Struktur, hubungan, dan interaksi antara unsur-unsur tersebut.
3. Proses-proses utama yang terjadi .
Model-model tersebut antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
Model Analitikal
Model kecendrungan perilaku kelompok
Model konsultasi management
Model sosioteknikal
Model analisis bidang kekuatan
Kesimpulan :
Penggunaan suatu model memainkan peranan penting dalam melakukan perubahan
organisasi. Sudah barang tentu setiap model mempunyai kekuatan dan kelemahan sendirisendiri. Akan tetapi model apapun yang digunakan hendaknya mampu mendukung upaya
melakukan analisis tentang berbagai segi kehidupan berorganisasi, seperti strukturnya,
kunturnya, dan perilaku sistem organisasi sebagai keseluruhan maupun bagian-bagiannya.
Kegiatan belajar 3 :
Proses diagnosis
Segala informasi yang diperoleh dalm proses diagnosis harus diolah terlebih dahulu
melalui analisis data. Kegiatan penganalisisan data ini akan melibatkan konsultan dan klien
secara bersama-sama. Analisis terhadap data akan menghasilkan identifikasi terhadap
permasalahan, dan temuan terhadap hubungan kausal yg bersifat kritis.
Langkah-langkah dalam melakukan diagnosis adalah:
1. Mengidentifikasi wilayah permasalahan tentatif
2. Pengumpulan data
Berikut ini adalah cara dan tehnik pengumpulan data.
a. Menentukan sasaran
b. Menyeleksi variabel sentral
c. Menyeleksi teknik pengumpulan data
d. Evaluasi efektifitas pengumpulan data
Biasanya program perubahan yang tidak efektif demkian adalah hasil dari diagnosis yang
tidak tepat. Oleh karena itu seorang konsultan di dalam melakukan suatu diagnosis harus
memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Masalah kerahasiaan
Diagnosis yang berlebihan
Diagnosis krisis
Diagnosis yang mengancam
Kebiasaan konsultan
Diagnosis gejala
Kesimpulan :
Informasi yang akurat dapat diperoleh apabila dalam melakukan diagnosis digunakan
konsultan yang profesional yg mampu berfikir rasional, objektif dan bebas dari keterikatan
emosional.
Segala informasi yang diperoleh dalam proses diagnosis harus dilakukan pengolahan terlebih
dahulu, yaitu melalui analisis data. Kegiatan penganalisisan data ini akan melibatkan
konsultan dan pelayan secara bersama-sama. Analisis terhadap data akan menghasilkan
identifikasi terhadap permasalahn, dan temuan terhadap hubungan kausal yang bersifat kritis.
Modul 3
Kegiatan belajar 1
Manajemen kualitas, reengineering dan kaizen
A. Dampak Globalisasi terhadap Organisasi
Modul 4
Kegiatan Belajar 1
Hakikat intervensi organisasi
Kita sering mendengar dari berbagai sumber dimana terdapat suatu instansi
pemerintah atau perusahaan swasta yang memberikan penataran atau pelatihan kepada para
pegawainya. Apabila setelah manajemen melakukan pengamatan dan penelitian kondisi
organisasi tersebut, kemudian membuat suatu kesimpulan dimana pelatih sebagai cara
pemecahan yang terbaik bagi masalah organisasi pada saat itu maka usaha yang dilakukan
tersebut baik berupa pelatihan atau penataran dapat digolongkan dalam salah satu hasil
intervensi yang dilakukan oleh PO.
A. Pengertian Intervensi
Jika kita mendengar kata intervensi maka yang mungkin terlintas pada pikiran kita
adalah adanya suatu tindakan yang sudah direncanakan dengan baik dan matang
setelah diketahui terlebih dahulu apa dan bagaimana objek yang akan di intervensi
tersebut sehingga diharapkan intervensi dapat berhasil sesuai dengan harapan.
B. Rencana Intervensi
Menurut Miftah Thoha (1997) yang perlu mendapat perhatian dalam merencanakan
kegiatan intervensi adalah berikut ini.
1. Kesiapan klien untuk melakukan perubahan
2. Kepastian bahwa perubahan tersebut masih dalam batas kekuasaan dan
wewenangan organisasi
3. Kesiapan sumber-sumber internal untuk membantu mengatur, memonitor, dan
memelihara proses perubahan.
C. Tipe-tipe intervensi
Siagian (1995) menjabarkan tipe-tipe intervensi dalam rangka perubahan organisasi
yang dapat dilakukan oleh konsultan, yaitu sebagai berikut :
1. Kejelasan
2. Simpulan
3. Sintesis
4. Generalisasi
5. Mendalami
6. Bertanya
7. Mendengarkan
8. Merefleksikan perasaan
9. Memberikan dukungan
10. Konseling
11. Umpan balik
12. Pembuatan model
13. Penentuan agenda
14. Saran perubahan
D. Tiga pendekatan dasar
Tigas pendekatan dalam proses intervensi tersebut yaitu pendekatan yang bersifat
teknikal, dan pendekatan yang bersifat perilaku atau yang berfokus pada aspek
manusia.
1. Intervensi struktural
Organisasi yg melakukan perubahan dengan menggunakan bentuk intervensi
struktural bertujuan agar perubahan organisasi yang dilaksanakan dapat berjalan
dengan baik dan berhasil sesuai dengan yang diharapkan.
2. Intervensi teknikal
Intervensi teknikan dilakukan dalam rangka melakukan perubahan pada tugastugas yang dilakukan oleh pegawai
3. Intervensi perilaku
Dalam pengembangan organisasi berbagai bentuk intervensi yang memiliki fokus
atau objek manusia dilakukan dalam rangka mengubah sikap, motivasi maupun
perilaku para anggota organisasi.
E. Kategori intervensi
Dalam kegiatan pengembangan organisasi telah banyak dikembangkan model-model
intervensi yang beraneka macam bentuknya Huse ( dalam thoha, 1995)
mengelompokkan intervensi PO atau sebuah kategori sebagai berikut :
1. Konsultan perorangan
2. Latihan kelompok tak tersusun ( unstructured group training )
3. Latihan kelompok tersususn
4. Proses konsultasi
5. Survei pengembangan yang terpimpin
6. Penyusunan kembali pekerjaan
7. Sistem kepegawaian
8. Sistem informasi untuk menejemen dan pengawasan keuangan
9. Penyususn organisasi
10. Pendekatan yang terpadu
Kegiatan belajar 2
Intervensi Tim
A. Pembinaan Tim ( Team building )
Pembinaan merupakan suatu proses dengan para anggota kelompok kerja sebuah tim
melaksanakan diagnosis tentang bagaimana mereka bekerja sama dan bagaimana
mereka penyusun rencana guna memperbaiki efektifitas mereka.
Tujuan pembinaan tim adalah dapat menciptakan tingkat dan intensitas interaksi yang
tinggi diantara para anggota kelompok yg diikuti dengan terjaga nya suasana saling
mempercayai dan sifat saling terbuka.
B. Pengembangan hubungan antara kelompok
C. Pertemuan konfprontasi organisasi
Pertemuan konfprontasi merupakan salah satu teknik dalam pengembanganpengembangan keorganisasian yang menggabungkan dan menyatukan seluruh
manejer dalam organisasi dengan tujuan membahas masalah keefektifan tujuan
organisasi yang telah direncanakan.
D. Pencerminan organisasi
Modul 5
Pengelolaan sumber daya manusia ( SDM ) dalam organisasi
Kegiatan belajar 1
Perencanaan sumber daya manusia
A. Pengertian
Kebanyakan organisasi atau perusahaan dalam menjalankan suatu kegiatan atau dalam
rangka mencapai tujuannya membuat suatu rencana terlebih dahulu.
B. Tujuan perencanaan SDM
Tujuannya antara lain :
a. Mendapatkan dan mempertahan jumlah dan mutu karyawan yang diperlukan
b. Mengidentifikasikan tuntutan keterampilan dan cara memenuhinya
c. Menghadapi kelebihan atau kekurangan karyawan
d. Mengembangkan tatanan kerja yang fleksibel
e. Meningkatkan pemanfaatan karyawan ( armstrong, 2003 )
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan SDM
a. Faktor Internal
Faktor internal dimaksudkan sebagai kekuatan dan kekurangan yang dimiliki
organisasi, serta tantangan yang ada dalam organisasi tersebut.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah semua hal yang berhubungan dengan organisasi baik
perkembangan,perubahan, maupun pertumbuhan diluar organisasi yang dapat
mempengaruhi keberadaan, keberlangsungan, kemampuan organisasi serta
kebijakan organisasi.
D. Rekrutmen pegawai
Kegiatan belajar 2
A. Pengembangan sumber daya manusia
Dalam organisasi istilah pengembangan SDM lebih dititik beratkan pada aspek
manusia, bukan pada pekerjaannya, namun demikian tidak berarti pengembangan tidak
bermanfaat bagi kelancaran pengerjaan suatu pekerjaan.
B. Proses pengembangan
Proses pengembangan ( development ) SDM berkaitan dengan konsep pendidikan
(educationt ) dan pelatihan (training) .
Modul 6
Konsep perencanaan stategis
Kegiatan belajar 1
Fungsi-fungsi, produk, jasa dan pasar dalam perencanaan strategis .
Perencanaan strategis merupakan refleksi atau penjabaran dari misi organisasi. Misi
organisasi merupakan penjabaran dari visi organisasi. Visi organisasi, misi organisasi, dan
perencanaan strategis terhdap hubungan yang sangat erat. Ketika unsur tersebut menjadi
komponen dasar dari segala tindakan, arah dan tujuan organisasi. Menurut mintzberg,
Modul 7
Teknologi dan struktur kerja.
Kegiatan kerja 1
Kaitan antara teknologi dengan struktur kerja
A. Hubungan organisasi dan teknologi
Hubungan organisasi dengan teknologi terletak pada pemahaman bahwa organisasi
tidak hanya merupakan suatu sistem tehknik atau sosial tehnik atau sosial saja, tetapi
Kegiatan belajar 3
Mendesain struktur kerja
Diferensiasi terdiri atas dua macam :
Diferensiasi vertikal dan horizontal. Diferensiasi vertikal menetapkan struktur manajerial,
sedangkan diverensiasi horizontal menentukan depertement talisasi dasar. Seluruhnya
merupakan struktur formal dari organisasi.
Definisi struktur adalah pola yang sudah ada mengenai hubungan-hubungan antara berbagai
komponen dan bagian dari organisasi . akan tetapi, struktur suatu sistem sosial itu tidak
tampak seperti sistem biologis atau sistem mekanis. Ia tidak dapat melihat, tetapi dapat
disimpulkan dari operasi-operasi aktual dan dari perilaku organisasi .
Modul 8
Konsep teknostruktur organisasi
Kegiatan belajar 1
Mendesain struktur organisasi
Modul 9
Transformasi menuju learning organization
Kegiatan belajar 1
Pengertian dan prinsip-prinsip LO
Salah satu bentuk penyesuaian adalah mentransformasi organisasi menjadi organisasi
yang belajar (OB) Atau leaning organization (LO) LO dimulai dengan adanya pembelajaran
pada tingkat individu, kemudian kelompok dan baru pembelajaran pada tingkat organisasi.
Menurut jenis learning dibedakan menjadi 3 yaitu single loop learning, double loop learning,
dan triple loop learning yang masing-masing memiliki tingkat kedalaman yang berbeda
dalam belajar. Sementara itu terdapat 5 disiplin yang perlu dilaksanakan agar proses belajar
dapat berlangsung dengan sempurna, yaitu personal mastery, mental models, shared vision,
team learning, dan sistem thinking.
Kegiatan belajar 2
Transformasi sumber daya manusia
5 disiplin yang perlu dilaksanakan agar proses belajar dapat berlangsung dengan
sempurna, yaitu personal mastery, mental models, shared vision, team learning, dan sistem
thinking. Personal mastery mengembangkan orang yang memiliki tingkat kecakapan tertentu
dalam segala aspek kehidupan, baik sebagai personal maupun sebagai profesional. Mental
models adalah gambaran-gambaran, asumsi-asumsi, dan cerita-cerita yang terdapat dalam
pikiran manusia, institusi, dan setiap aspek lain dari dunia. Visi yang dipahami bersama
(shared vision ) digunakan untuk menjawab pertanyaan, apa yang harus kita lakukan. Team
learnig adalah proses menyatukan dan mengembangkan kapasitas tim untuk menciptakan
hasil yang diinginkan bersama.
Kegiatan belajar 3
Struktur organisasi dan kepemimpinan
Ada 2 komponen penting yang menentukan berhasil tidaknya transformasi organisasi
menjadi LO . Kedua komponen itu adalah desains struktur dan kepemimpinan. Mendesains
organisasi bukanlah pekerjaan yang mudah, dalam mendesains organisasi diperlukam
kemampuan dalam menyeimbangkan desain struktur dan kultur organisasi. Strategi-strategi
yang tepat dibutuhkan agar desain organisasi yang disusun dapat memenuhi kebutuhan
pembentukan kultur yang diharapkan. Problem yang dihadapi oleh designer organisasi adalah
ia harus mampu menjembatani adanya gap atau faktor-faktor organisasional individual dan
organisasi. Sementara itu kepemimpinan sangat berperan untuk mengarahkan, membentuk
hubungan, mengawasi, memberi informasi dan memberi fasilitas bagi berlangsungnya
learning dalam organisasi. Kepemimpinan amat berperanan dalam pemilihan strategi,
teknologi, dan penyusunan struktur organisasi.