Anda di halaman 1dari 12

Purchasing Behavior in Indonesia

Pertama, peningkatan permintaan produk-produk dengan manfaat jangka panjang.


Konsumen Indonesia semakin meneguhkan pilihannya pada produk-produk berkualitas dengan
manfaat jangka panjang.
Kedua, kebutuhan mencari kenyamanan yang lebih tinggi. Selaras dengan pilihan pada
produk-produk dengan manfaat jangka panjang, faktor kenyamanan yang lebih tinggi pun
menjadi kebutuhan konsumen Indonesia di tahun 2015.
Ketiga, peningkatan konsumen kolaboratif. Lalu, konsumen Indonesia tidak lagi ingin
dijadikan objek semata. Konsumen ingin turut berkolaborasi dalam penciptaan produk yang
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Keempat, perpindahan dari nilai fungsional ke emosional. Konsumen Indonesia juga
semakin menekankan nilai-nilai emosional dan bukan fungsional dalam produk-produk yang
mereka konsumsi.
Kelima, pencarian otentisitas. Tentu saja, dengan disebutkannya tren-tren perilaku konsumen
Indonesia sebelumnya, otentisitas produk lebih menjadi pilihan untuk tahun 2015. Lebih jauh
lagi, mengutamakan otentisitas berarti menghargai hak cipta.
Keenam, peningkatan orientasi dalam hal-hal agama. Yang menarik, sisi spiritual turut
menjadi salah satu tren perilaku konsumen Indonesia 2015. Perhatikan hal-hal religius yang
menjadi pilihan konsumen Anda jika tidak ingin tergelincir dari pasar.
Ketujuh, semakin peduli kesehatan. Terakhir tapi bukan berarti yang terkecil, tren perilaku
konsumen Indonesia tahun 2015 semakin menunjukkan kepedulian pada kesehatan. Maka,
cobalah untuk mengedepankan nilai-nilai yang berkorelasi positif dengan kesehatan agar produk
Anda semakin dilirik konsumen.
Indonesia tercatat dan masuk sebagai tiga negara terbesar pertumbuhan ekonominya pascakrisis
keuangan global, dimana mencapai 4,5% pada 2009 dan melonjak 6,02% pada tahun 2013
(triwulan ke-2). Pada tahun 2014 ekonomi Indonesia mengalami pelambatan karena krisis yang
terjadi di eropa menjadi 5.3% akan tetapi pada tahun 2015 diperkirakan akan kembali tumbuh
diperkikan sebebasr 5,4% - 5,8%. Pertumbuhan tersebut tentunya menciptakan kondisi yang
lebih baik, terutama dalam hal kesejahteraan masyarakat. Alhasil, pendapatan masyarakat
Indonesia turut terdongkrak naik.
Fakta ini ternyata tidak bertolak belakang dengan hasil survey MARS di 5 kota besar pada awal
tahun 2015 ini. Berdasarkan survey tentang Perilaku Belanja Konsumen Indonesia tersebut,
status sosial ekonomi masyarakat atau konsumen kita mengalami pergeseran cukup signifikan,

terutama konsumen di SES A dan B yang meningkat 20%, sementara konsumen di SES C dan
D/E mengalami penurunan.
Konsumen Indonesia memiliki heterogenitas yang cukup tinggi dikarenakan adanya perbedaan
suku dan kedaerahan. Perbedaan ini menyangkut kebiasaan dan gaya hidup, terutama kebiasaan
makan, gaya mengkonsumsi, bahkan perilaku konsumen dalam mengunjungi pusat perbelanjaan.
Selain itu secara ekonomi, antara daerah ini juga ada perbedaan dalam daya beli, kepemilikan
disposable income, dan lain-lain. Semua yang menyangkut aktivitas dan preferensi belanja
dengan segala pernak-perniknya coba di-capture oleh survey ini.
Report PERILAKU BELANJA KONSUMEN INDONESIA 2015 ini merupakan hasil penelitian
di 5 kota, responden 1.665 orang berusia 18-55 tahun dari semua kelompok pengeluaran (SES AE), dengan perincian per kota: Jakarta 509 sampel, Bandung 301, Semarang 251, Surabaya 349,
dan Medan 255.

1. Angka penetrasi Mobile Subscription yang Fantastis


Penetrasi pengguna layanan mobile mencapai 112%, yaitu jumlahnya melebihi jumlah penduduk
Indonesia. Bagaimana bisa ? Mungkin Anda sudah tahu jawabannya : Masyarakat Indonesia
mempunyai perilaku yang unik dalam menggunakan gadget. Mempunyai 2-3 gadget adalah hal
yang biasa kita lihat di Indonesia. Maka tidak heran, jika jumlah pengguna layanan mobile di
Indonesia bisa melebihi jumlah penduduknya, bahkan mungkin kedepannya penetrasinya bisa
mencapai 200% atau 300%.

2. Konsumen Indonesia mulai banyak berbelanja online menggunakan


Smartphone
Dari seluruh pengguna Smartphone, sebanyak 95% menggunakan handphone-nya untuk meriset
produk/jasa dan sebanyak 57% menggunakan handphone-nya untuk berbelanja. Ini merupakan
informasi penting bagi Anda yang memiliki bisnis online untuk mulai mengoptimasi tampilan
website Anda bagi perangkat mobile.

3. Smartphone dan Tablet adalah perangkat yang paling sering diakses


Masyarakat Indonesia paling banyak mengakses internet di rumah dan bahkan di rumah pun
perangkat yang paling sering dipakai untuk mengakses internet adalah gadget mereka :
Smartphone & Tablet.

4. Smartphone sangat melekat dengan mereka


Bahkan ada sekitar 29% yang menggunakan smartphone ketika menonton acara Televisi.
Smartphone paling banyak digunakan ketika tidur-tiduran di kasur dan cukup banyak juga yang
menggunakannya ketika menunggu sesuatu.

5. Harga bukan lagi menjadi hal utama bagi pembelanja online


Di zaman yang serba cepat ini waktu bernilai mahal, 72% online shopper lebih memilih
berbelanja online karena mereka ingin menghemat waktu mereka daripada menghemat uang.
Harga tidak lagi menjadi segalanya di dunia online, kemudahan dan kecepatan yang kemudian

menjadi alasan mereka untuk berbelanja online.

Konsumen Indonesia Mulai Menyukai Belanja Online


By Miladinne Lubis
09-03-2014

inShare

submit

Telepon genggam menjadi sarana favorit untuk belanja online


Keamanan kartu kredit tetap menjadi kekhawatiran utama bagi para shopper
JAKARTA, 03 SEPTEMBER 2014: Konsumen digital Indonesia menikmati belanja online
seiring dengan bertumbuhnya kepemilikan perangkat koneksi, dan jika menyangkut tentang
bepergian (traveling), pembelian melalui online menjadi cara transaksi yang nyaman. Demikian
menurut laporan hasil studi e-commerce yang baru-baru ini dirilis oleh Nielsen, perusahaan
penyedia informasi dan insights konsumen.

The Nielsen Global Survey of E-Commerce mensurvei lebih dari responden yang memiliki akses
internet di 60 negara untuk mempelajari intensi belanja online dari konsumen di seluruh dunia.
Studi ini memberikan kejelasan mengenai intensi konsumen untuk membeli baik barang yang
habis digunakan (consumable) maupun yang tidak habis digunakan (non-consumable) dalam
lanskap e-commerce yang sedang bertumbuh.
Penemuan hasil survei ini mengungkapkan bahwa jasa travel adalah yang paling banyak
direncanakan konsumen untuk dibeli secara online, bersama dengan jasa penjualan tiket acara
seperti tiket bioskop, pertunjukan, pameran dan pertandingan olahraga, dimana kategori-kategori
tersebut termasuk ke dalam urutan lima teratas yang ingin dibeli konsumen secara online. Sekitar
setengah dari konsumen Indonesia berencana untuk membeli secara online tiket pesawat (55%)
serta melakukan pemesanan hotel dan biro perjalanan (46%) dalam enam bulan ke depan. Empat
dari sepuluh konsumen (40%) berencana untuk membeli buku elektronik (ebook), hampir empat
dari sepuluh konsumen berencana untuk membeli pakaian/aksesori/sepatu (37%), dan lebih dari
sepertiga konsumen merencanakan untuk membeli tiket acara (34%) secara online. (Lihat Grafik
1).
Penetrasi internet di Indonesia telah meningkat sejak 2010. Saat ini, sekitar sepertiga dari
populasi di kota-kota besar sudah memiliki akses ke internet dalam 3 bulan terakhir, ujar Anil
Antony, Executive Director, Consumer Insights, Nielsen Indonesia. Seiring dengan hal tersebut,
produk dan jasa dari para peritel e-commerce telah berubah secara signifikan dalam beberapa
tahun terakhir dimana popularitas online shopping telah meningkat. Konsumen kini
menggunakan sarana online dan semakin mencari saluran-saluran online untuk meneliti dan
membeli produk dan jasa yang mereka butuhkan dan inginkan.
Jika menyangkut tentang perangkat yang paling sering digunakan untuk berbelanja online,
penggunaan telepon genggam semakin populer. Indonesia berada dalam urutan peringkat teratas
secara global dalam hal penggunaan telepon genggam untuk berbelanja online bersama dengan
Filipina, Vietnam dan Thailand; dan semua negara di wilayah Asia Tenggara menghasilkan skor
diatas rata-rata global. Lebih dari enam dari sepuluh konsumen Indonesia (61%) menyatakan
akan paling banyak menggunakan telepon genggam untuk berbelanja online, sementara itu lebih
dari setengah (58%) konsumen menyatakan akan menggunakan komputer. Penggunaan tablet
sebagai sarana untuk mengakses situs-situs ritel online juga meningkat, dengan lebih dari
sepertiga (38%) konsumen menyatakan mereka akan menggunakannya untuk berbelanja online.
(Lihat Grafik 2).
Penetrasi telepon genggam pada populasi umum di wilayah perkotaan Indonesia telah mencapai
88%. Sejauh ini kepemilikan perangkat tersebut merupakan salah satu faktor paling signifikan
yang paling berpengaruh pada perilaku belanja pada konsumen. Anil menekankan.
Meningkatnya kemakmuran, ketersediaan koneksitas dengan kecepatan tinggi dan penawaranpenawaran online yang semakin berkembang akan semakin memberikan pengaruh dalam tahun-

tahun ke depan. Dengan pertumbuhan yang akan terus berlanjut ini, e-commerce
menggambarkan peluang yang luarbiasa bagi para peritel online dan pemilik jasa operator untuk
memperluas basis konsumen mereka. Kunci untuk tetap menjadi yang terdepan berada pada
kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami keinginan konsumen, senantiasa mengikuti
perkembangan perubahan perilaku online dan menerapkan taktik yang membangun hubungan
jangka panjang dengan konsumen.
Konsumen digital Indonesia menikmati online shopping, khususnya membaca ulasan dan
mencari informasi mengenai produk dan jasa secara online karena mereka memandang internet
sebagai sarana untuk mengecek produk/jasa dan memberikan informasi sebelum mereka
melakukan pembelian secara offline. Namun demikian, keamanan kartu kredit tetap menjadi
kekhawatiran utama. Konsumen sangat berhati-hati jika harus memberikan informasi mengenai
kartu kredit mereka secara online. Enam dari sepuluh konsumen (60%) mengatakan bahwa
mereka tidak bersedia memberikan informasi kartu kredit mereka secara online. Penghalang lain
untuk belanja online adalah biaya pengiriman (50%) dan kebingungan mengenai cara berbelanja
di situs yang ada (49%). (Lihat Grafik 3).
Berhubung kekhawatiran untuk memberikan informasi kartu kredit masih menjadi penghalang
untuk berbelanja secara online, maka sangat penting bagi para peritel online untuk menjamin
keamanan pembayaran untuk meraih kepercayaan konsumen. tutur Anil.
Di semua negara di wilayah Asia Tenggara, kenyamanan berbelanja online yang ditawarkan bagi
konsumen yang hanya memiliki waktu terbatas untuk berbelanja serta ketersediaan informasi
produk, ulasan dan perbandingan harga merupakan pendorong utama dari online shopping.
(Lihat Grafik 4).
Dengan melihat bagaimana konsumen kini melakukan penjelajahan online sebelum
melakukan pembelian secara offline, para peritel perlu memastikan agar mereka tidak
mengabaikan dunia digital sebagai bagian dari keseluruhan strategi mereka untuk meraih
konsumen. pungkas Anil.

GRAFIK 1: KEINGINAN UNTUK MEMBELI PRODUK/JASA SECARA ONLINE


DALAM ENAM BULAN KE DEPAN (TOP 5 TERATAS)

Source: Nielsen Global Survey of E-Commerce, Q1 2014

GRAFIK 2: PERANGKAT YANG PALING SERING DIGUNAKAN UNTUK


BERBELANJA ONLINE

Source: Nielsen Global Survey of E-Commerce, Q1 2014

CHART 3: KEKHAWATIRAN MENGENAI BELANJA ONLINE

Source: Nielsen Global Survey of E-Commerce, Q1 2014

GRAFIK 4: TIGA PENDORONG UTAMA UNTUK BERBELANJA ONLINE DI


WILAYAH ASIA TENGGARA

Source: Nielsen Global Survey of E-Commerce, Q1 2014


Tentang Nielsen Global Survey
The Nielsen Global Survey of E-commerce diselenggrakan pada 17 Februari hingga 7 Maret
2014 dan mensurvei lebih dari 30.000 konsumen di 60 negara di Asia Pasifik, Eropa, Amerika
Latin, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Utara. Sampel yang digunakan memiliki kuota
berdasarkan usia dan jenis kelamin untuk setiap negara berdasarkan penggunaan internet dan
telah dipertimbangkan untuk dapat mewakili konsumen internet. Survei ini memiliki margin of
error sebsar 0.6 persen. Survey Nielsen ini adalah hanya berdasarkan perilaku responden yang
memiliki akses online. Penetrasi internet bervariasi di tiap negara. Nielsen menggunakan standar

pelaporan minimal sebesar 60 persen dari penetrasi internet. The Nielsen Global Survey,
termasuk Global Consumer Confidence Index, diselenggarakan sejak tahun 2005.
Tentang Nielsen
Nielsen N.V. (NYSE: NLSN) merupakan perusahaan global terdepan penyedia informasi dan
pengukuran dengan global. Nielsen hadir di lebih dari 100 negara dengan kantor pusat di New
York, AS, dan Diemen, Belanda.

Anda mungkin juga menyukai