Purchasing Behavior in Indonesia
Purchasing Behavior in Indonesia
terutama konsumen di SES A dan B yang meningkat 20%, sementara konsumen di SES C dan
D/E mengalami penurunan.
Konsumen Indonesia memiliki heterogenitas yang cukup tinggi dikarenakan adanya perbedaan
suku dan kedaerahan. Perbedaan ini menyangkut kebiasaan dan gaya hidup, terutama kebiasaan
makan, gaya mengkonsumsi, bahkan perilaku konsumen dalam mengunjungi pusat perbelanjaan.
Selain itu secara ekonomi, antara daerah ini juga ada perbedaan dalam daya beli, kepemilikan
disposable income, dan lain-lain. Semua yang menyangkut aktivitas dan preferensi belanja
dengan segala pernak-perniknya coba di-capture oleh survey ini.
Report PERILAKU BELANJA KONSUMEN INDONESIA 2015 ini merupakan hasil penelitian
di 5 kota, responden 1.665 orang berusia 18-55 tahun dari semua kelompok pengeluaran (SES AE), dengan perincian per kota: Jakarta 509 sampel, Bandung 301, Semarang 251, Surabaya 349,
dan Medan 255.
inShare
submit
The Nielsen Global Survey of E-Commerce mensurvei lebih dari responden yang memiliki akses
internet di 60 negara untuk mempelajari intensi belanja online dari konsumen di seluruh dunia.
Studi ini memberikan kejelasan mengenai intensi konsumen untuk membeli baik barang yang
habis digunakan (consumable) maupun yang tidak habis digunakan (non-consumable) dalam
lanskap e-commerce yang sedang bertumbuh.
Penemuan hasil survei ini mengungkapkan bahwa jasa travel adalah yang paling banyak
direncanakan konsumen untuk dibeli secara online, bersama dengan jasa penjualan tiket acara
seperti tiket bioskop, pertunjukan, pameran dan pertandingan olahraga, dimana kategori-kategori
tersebut termasuk ke dalam urutan lima teratas yang ingin dibeli konsumen secara online. Sekitar
setengah dari konsumen Indonesia berencana untuk membeli secara online tiket pesawat (55%)
serta melakukan pemesanan hotel dan biro perjalanan (46%) dalam enam bulan ke depan. Empat
dari sepuluh konsumen (40%) berencana untuk membeli buku elektronik (ebook), hampir empat
dari sepuluh konsumen berencana untuk membeli pakaian/aksesori/sepatu (37%), dan lebih dari
sepertiga konsumen merencanakan untuk membeli tiket acara (34%) secara online. (Lihat Grafik
1).
Penetrasi internet di Indonesia telah meningkat sejak 2010. Saat ini, sekitar sepertiga dari
populasi di kota-kota besar sudah memiliki akses ke internet dalam 3 bulan terakhir, ujar Anil
Antony, Executive Director, Consumer Insights, Nielsen Indonesia. Seiring dengan hal tersebut,
produk dan jasa dari para peritel e-commerce telah berubah secara signifikan dalam beberapa
tahun terakhir dimana popularitas online shopping telah meningkat. Konsumen kini
menggunakan sarana online dan semakin mencari saluran-saluran online untuk meneliti dan
membeli produk dan jasa yang mereka butuhkan dan inginkan.
Jika menyangkut tentang perangkat yang paling sering digunakan untuk berbelanja online,
penggunaan telepon genggam semakin populer. Indonesia berada dalam urutan peringkat teratas
secara global dalam hal penggunaan telepon genggam untuk berbelanja online bersama dengan
Filipina, Vietnam dan Thailand; dan semua negara di wilayah Asia Tenggara menghasilkan skor
diatas rata-rata global. Lebih dari enam dari sepuluh konsumen Indonesia (61%) menyatakan
akan paling banyak menggunakan telepon genggam untuk berbelanja online, sementara itu lebih
dari setengah (58%) konsumen menyatakan akan menggunakan komputer. Penggunaan tablet
sebagai sarana untuk mengakses situs-situs ritel online juga meningkat, dengan lebih dari
sepertiga (38%) konsumen menyatakan mereka akan menggunakannya untuk berbelanja online.
(Lihat Grafik 2).
Penetrasi telepon genggam pada populasi umum di wilayah perkotaan Indonesia telah mencapai
88%. Sejauh ini kepemilikan perangkat tersebut merupakan salah satu faktor paling signifikan
yang paling berpengaruh pada perilaku belanja pada konsumen. Anil menekankan.
Meningkatnya kemakmuran, ketersediaan koneksitas dengan kecepatan tinggi dan penawaranpenawaran online yang semakin berkembang akan semakin memberikan pengaruh dalam tahun-
tahun ke depan. Dengan pertumbuhan yang akan terus berlanjut ini, e-commerce
menggambarkan peluang yang luarbiasa bagi para peritel online dan pemilik jasa operator untuk
memperluas basis konsumen mereka. Kunci untuk tetap menjadi yang terdepan berada pada
kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami keinginan konsumen, senantiasa mengikuti
perkembangan perubahan perilaku online dan menerapkan taktik yang membangun hubungan
jangka panjang dengan konsumen.
Konsumen digital Indonesia menikmati online shopping, khususnya membaca ulasan dan
mencari informasi mengenai produk dan jasa secara online karena mereka memandang internet
sebagai sarana untuk mengecek produk/jasa dan memberikan informasi sebelum mereka
melakukan pembelian secara offline. Namun demikian, keamanan kartu kredit tetap menjadi
kekhawatiran utama. Konsumen sangat berhati-hati jika harus memberikan informasi mengenai
kartu kredit mereka secara online. Enam dari sepuluh konsumen (60%) mengatakan bahwa
mereka tidak bersedia memberikan informasi kartu kredit mereka secara online. Penghalang lain
untuk belanja online adalah biaya pengiriman (50%) dan kebingungan mengenai cara berbelanja
di situs yang ada (49%). (Lihat Grafik 3).
Berhubung kekhawatiran untuk memberikan informasi kartu kredit masih menjadi penghalang
untuk berbelanja secara online, maka sangat penting bagi para peritel online untuk menjamin
keamanan pembayaran untuk meraih kepercayaan konsumen. tutur Anil.
Di semua negara di wilayah Asia Tenggara, kenyamanan berbelanja online yang ditawarkan bagi
konsumen yang hanya memiliki waktu terbatas untuk berbelanja serta ketersediaan informasi
produk, ulasan dan perbandingan harga merupakan pendorong utama dari online shopping.
(Lihat Grafik 4).
Dengan melihat bagaimana konsumen kini melakukan penjelajahan online sebelum
melakukan pembelian secara offline, para peritel perlu memastikan agar mereka tidak
mengabaikan dunia digital sebagai bagian dari keseluruhan strategi mereka untuk meraih
konsumen. pungkas Anil.
pelaporan minimal sebesar 60 persen dari penetrasi internet. The Nielsen Global Survey,
termasuk Global Consumer Confidence Index, diselenggarakan sejak tahun 2005.
Tentang Nielsen
Nielsen N.V. (NYSE: NLSN) merupakan perusahaan global terdepan penyedia informasi dan
pengukuran dengan global. Nielsen hadir di lebih dari 100 negara dengan kantor pusat di New
York, AS, dan Diemen, Belanda.