Anda di halaman 1dari 9

BAB I

Pendahuluan
1.1.

Latar belakang
Dewasa ini, kita sudah tidak asing lagi dengan pengawetan pakan, begitu pula dengan
fermentasi pakan. Secara sederhana fermentasi pakan adalah proses amoniasi, atau dalam
bahasa sehari - harinya sering disebut dengan peragian atau pemeranan. Fermentasi ini biasa
dilakukan untuk pakan ternak ruminansia ( sapi, kerbau, kambing ).
Seperti yang telah kita ketahui bahwa di Indonesia ini memiliki dua musim yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Pada saat musim kemarau yang terjadi pada bulan April hingga
September tanaman akan menjadi meranggas. Karena pada saat musim kemarau, udara
menjadi panas, dan curah hujan sedikit yaitu di bawah 60 mm per bulan. Dengan fenomena
semacam ini, maka tetunya para peternak sedikit bahkan mungkin sangat kesusahan untuk
mencari hijauan sebagai bahan pakan utama ternak.
Maka dengan itu, solusi yang tepat untuk permasalahan kekurangan pakan pada saat
musim kemarau adalah dengan cara fermentasi pakan. Dimana tujuan dari fermentasi pakan
adalah untuk mengawetkan nutrisi nutrisiyang ada di dalam hijauan pakan ternak atau
bahan pakan ternak lainnya. Selain itu juga agar waktu penyimpanan bisa lebih lama dan
nantinya akan diberikan kepada ternak.
Fermentasi pakan ini, selain menjadi solusi tepat pada saat musim kemarau juga bagus
untuk pencernaan hewan ternak karena setelah melalui proses fermentasi bahan pakan ternak
akan menjadi lebih lembut dan mudah dicerna oleh hewan ternak. Selain itu sebelum
menjalankan proses fermentasi, bahan pakan ternak ini juga di angin anginkan terlebih
dahulu, sehingga kadar air dalam bahan pakan tersebut berkurang. Karena seperti yang telah
kita ketahui, tingginya kadar air dalam bahan pakan kurang begitu baik karena akan dapat
menyebabkan hewan ternak kembung. Selain itu, fermentasi pakan ini juga lebih ekonomis.

1.2.

Rumusan masalah
1.
2.
3.
4.

1.3.

Apakah yang dimaksud dengan fermentasi?


Bagaimana cara melakukan fermentasi?
Bahan apa sajakah yang dapat digunakan?
Adakah keuntungan dan kerugian penerapan teknologi fermentasi bagi peternak?

Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teknologi pakan dengan cara fermentasi
2. Untuk mengetahaui bagaimana cara menerapkan teknologi pakan dengan cara
fermentasi
3. Untuk mengetahui bahan apa sajakah yang dapat digunakan atau dapat diterapkan
untuk teknologi pakan fermentasi
1

4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari penggunaan teknologi pakan dengan
cara fermentasi

BAB II
2

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pakan Fermentasi
Pakan fermentasi adalah pakan ternak yang diolah melalui proses perubahan struktur
kimia dari bahan-bahan organik dengan bantuan enzim mikroorganisme seperti bakteri dan jamur.
Agar lebih mudah dimanfaatkan bagi peternak.
Tiga hal yang dilibatkan dalam proses fermentasi, yaitu:
1. Mikroorganisme sebagai inokulum (yaitu kultur mikroba yang dapat
dikembangbiakkan dalam suatu media/substrat).
2. Tempat/Wadah terjadinya fermentasi.
3. Substrat. Substrat merupakan media tumbuh dan sumber nutrisi mikroba.
2.2. Demonstrasi teknik pembuatan amoniasi-fermentasi
Persiapan yang diperlukan
Peralatan:
Tempat untuk fermentasi dapat berupa tembok semen, bis semen, drum plastik,
plastik bening, silahkan disesuai dengan kemampuan dana dan jumlah ternak
Alat pemotong berupa mesin chooper atau sabit atau sejenisnya
Ember, gembor, terpal plastik atau karung plastik
Cara pengerjaan:
1. Jerami padi dibersihkan dan dipotong-poton 2-3 cm, tambahkan air secukupnya dan
diblender (dihaluskan)
2. Siapkan inokulan yang terdiri dari EM-4 7,5 % + molases 7,5% + 85% air. Untuk 1
liter inokulan terdiri dari 75 ml EM-4 + 75 ml molases + 850 ml air. Campurkan ketiga
bagian bahan tersebut kedalam ember, lalu campuran tersebut diaduk agar homogen setiap
dua jam, lama proses pembuatan inokulan 48 jam. Setelah 48 jam inokulan siap
digunakan untuk fermentasi jerami.
3. Inokulan (probiotik EM-4) setelah diperbanyak selama 48 jam kemudian campuran
tersebut ditambahkan sebanyak 8% (v/w) dan urea 4%(w/w) dari berat jerami, setelah itu
dimasukkan kedalam kantong plastik kemudian diikat dan difermentasi selama 21 hari.
4. Diberikan ke ternak sapi 3-4 % BB sebagai pakan alternatif untuk menigkatkan
produktivitas.

Cara pemberian pada ternak:


3

Ada baiknya pakan fermentasi diberikan pada siang atau sore hari dengan
sebelumnya memberikan pakan hijauan pada ternak, tujuannya adalah supaya rumen
ternak tidak kaget dengan pakan kering dalam jumlah banyak yang berasal dari pakan
fermentasi. Jangan jadikan pakan fermentasi sebagai pakan tunggal, apabila memang
dalam kondisi musim kemarau, usahakan tetap diberikan pakan tambahan semisal ampas
tahu, dedak, kulit kacang, kulit ari kacang hijau dll.

2.3. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pakan fermentasi


1. Jerami Padi

2. Batang/Gedebog Pisang
3. Ampas Kelapa
4. Ampas Batang Tebu
5. Kulit Kokoa (Coklat)
2.4. Cara pembuatan pakan fermentasi dari bahan di atas

1. Jerami

Menyediakan tempat fermentasi yang terdiri dari tembok semen, bis semen, drum dan
tempatkan di tempat yang terhindar dari terik matahari, air hujan dan genangan air.

Melarutkan larutan probiotik dan air

Siapkan terpal untuk mencampur jerami kering yang telah dipotong dengan campuran
larutan tersebut dan molases.

Campur dengan rata

Masukkan ke wadah jika perlu diinjak-injak agar padat

Tutup dengan rapat dan pastikan tidak ada udara masuk

Simpan selama 7 hari

2. Batang/Gedebog Pisang

Batang/Gedebog Pisang dipotong/dicacah kecil-kecil, bila perlu beri tambahan ampas


tahu/dedak sebagai kebutuhan protein dan karbohidrat
4

Melarutkan larutan probiotik dan air

Siapkan terpal untuk mencampur batang/gedebog pisang yang telah dipotong dengan
campuran larutan tersebut dan molases.

Campur dengan rata

Masukkan ke wadah jika perlu diinjak-injak agar padat

Tutup dengan rapat dan pastikan tidak ada udara masuk

Simpan selama 7 hari

3. Ampas Kelapa

Ampas di kukus 30 menit, setelah selesai dinginkan

Hamparkan di atas terpal lalu mineral di taburkan juga stater ragi

Aduk-aduk hingga homogen

Masukan dalam plastik atau ember, di buat renggang lalu ikat atau tutup tapi tidak
usah kencang kencang atau plastik di lubang lubang pakai paku juga boleh. Diamkan
2 hari dalam suhu kamar atau dalam ruangan.

Setelah 2 hari lalu ampas biarkan dalam tempatnya lalu di padatkan, biar proses
enzimasi berjalan maksimal, biarkan selama 2 hari

Setelah 4 hari proses fermentasi selesai, angin anginkan sesaat akan di berikan atau di
keringkan lalu di simpan

4. Ampas Batang Tebu

Ampas batang tebu dipotong-potong kecil

Melarutkan larutan probiotik dan air

Siapkan terpal untuk mencampur ampas batang tebu yang telah dipotong dengan
campuran larutan tersebut dan molases.

Campur dengan rata

Masukkan ke wadah jika perlu diinjak-injak agar padat

Tutup dengan rapat dan pastikan tidak ada udara masuk


5

Simpan selama 7 hari

5. Kulit Kokoa (Coklat)

Cacah kulit buah kokoa segar dengan ukuran 2 cm

Keringkan kulit buah kokoa di atas terpal dengan penyinaran matahari selama 6 jam
atau sampai kadar air 70 %

Kulit buah kokoa di campur dengan probiotikrumen sapi (starbio), urea di campur
merata

Masukkan dalam karung plastik besar / terpal plastik kemudian diikat.

Setelah 2 minggu hasil fermentasi dibongkar kemudian keringkan dengan cara


diangin-anginkan, setelah kering baru digiling dengan mesin penggiling tepung.

2.5. Keuntungan fermentasi :


1) Nilai gizi lebih baik daripada bahan asalnya, karena terjadi pemecahan zat makanan
yang tidak dapat dicerna oleh manusia, misalnya serat akan diuraikan oleh enzim yang
dihasilkan oleh kapang. Mikroba akan memecah senyawa kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana.
2) Makanan hasil fermentasi lebih mudah dikonsumsi
3) Makanan hasil fermentasi mempunyai citarasa yang lebih.
4) Beberapa hasil fermentasi seperti alcohol dan asam dapat menghambat pertumbuhan
mikroba patogen di dalam makanan.
5) Membuat efektif biaya yang dikeluarkan peternak.
6) Mampu membuka dan memberikan wawasan baru mengenai perkembangan ilmu
peternakan sehingga hasil peternakan para peternak tradisional pun meningkat dan
bisa memenuhi kebutuhan.
2.6. Kerugian fermentasi:
Kapang dengan misalianya masuk ke dalam makanan, sehingga tekstur berubah,
dan lebih permeabel terhadap air pengolahan. Kemungkinan terjadi keracunan, misalnya
keracunan karena mengkonsumsi tempe bongkrek.

BAB III
Penutup
3.1.

Kesimpulan
Fermentasi pakan merupakan solusi cerdas untuk beberapa masalah ternak masa kini.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa fermentasi pakan ini telah melalui proses amoniasi,
sehingga dapat menambah nutrisi dan melembutkan bahan pakan ternak sehingga mudah
untuk dicerna. Selain itu proses fermentasi ini juga lebih aman bagi hewan ternak karena
pada saat pemrosesan, bahan pakan tersebut di angin anginkan terlebih dahulu sehingga
kadar air dalam pakan yang biasanya dapat menyebabkan perut ternak kembung bisa
berkurang. Dan fermentasi pakan ini juga lebih eknomis, menghemat waktu, dan
menghemat tenaga kerja.

3.2.

Saran
7

Namun perlu diperhatikan pada saat pembuatan karena biasanya terjadi kegagalan
karena kurang diperhatikannya masalah masalah kecil seperti kurang rapatnya bahan
pakan dan masih adanya udara pada saat proses fermentasi ini berlangsung.

Daftar Pustaka
http://jokowarino.id/metode-membuat-pakan-kambing-dengan-jerami/
http://bumiternak-betha.blogspot.co.id/2015/04/fermentasi-ampas-kelapa.html
http://www.petanihebat.com/2014/07/fermentasi-kulit-buah-kakao-untuk-pakanternak.html
Parakkhasi, A.,1995. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press.
Jakarta.
Reksohadiprodjo, S. 1995. Pengantar Ilmu Peternakan Tropik. BPFE. Yogyakarta.

Tillman, et al. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press.
Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta.
Utomo,R, 1999. Teknologi Pakan Hijaun. Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai