3.
4.
capaiannya)
Tentukan kapan proses shaping dilakukan
Lakukan gladi tingkah laku (behavior rehearsal), berikan reinforcement secara
5.
6.
7.
dahulu.
Dengan mengajarkan tingkah laku ini, diharapkan pada tahap selanjutnya,
misalkan saat kelas III SD nanti, anak sudah bisa mencuci peralatan makan bukan
2.
kotoran yang menempel pada sendok hilang semua dan berbau wangi.
Letakkan sendok terlebih dahulu.
Kemudian ambil garpu, lakukan hal yang sama hingga garpu bersih dari kotoran.
Letakkan garpu
Kemudian ambil gelas, cuci gelas hingga bersih seperti langkah di atas. Letakkan
gela
Baru setelah itu ambil piring, dan cuci piring sebagaimana langkah di atas.
Letakkan piring
Langkah selanjutnya, nyalakan kran kemudian bilas satu per satu peralatan
makan, mulai dari sendok, garpu, gelas, dan piring, dengan hati-hati. Pegang
dengan dua tangan karena peralatan-peralatan itu masih licin. Gosok dengan air
kran hingga busa sabun yang menempel hilang, tidak lagi licin dan kesat
Jika semuanya sudah bersih dan diletakkan di tempat cucian piring basah, yang
seharusnya dilakukan adalah mengambil lap kering untuk mengelap peralatan
makan
Lap satu per satu dengan menggosok peralatan-peralatan itu, mulai dati sendok,
3.
sesuai dengan tempat garpu, begitu pula dengan gelas dan piring.
Tentukan bagaimana proses shaping dilakukan
Ibu mengajarkan anak perlahan-lahan dari mencuci peralatan yang paling
sederhana, yaitu sendok, kemudian disusul dengan garpu, gelas, dan piring. Ibu juga
membiasakan anak untuk selalu mencuci sendiri peralatan makannya setiap kali
selesai makan, baik itu makan pagi, makan siang, maupun makan malam. Jika pada
awal pembentukan anak lupa, Ibu boleh mengingatkan. Supaya anak lebih giat
melakukan kegiatan ini, maka tidak ada salahnya bila Ibu sengaja membelikan sabun
cuci khusus yang aman bagi tangan anak, sehingga tidak lecet jika dipegang terus, dan
beraroma buah-buahan yang paling disukai oleh anak misalnya aroma strawberry,
jeruk nipis, anggur, dan sebagainya.
4.
5.
Bantu imajinasikan apa yang akan terjadi saat terbentuknya perilaku baru
Ibu perlu mengingatkan pada anak untuk hati-hati saat akan mulai mencuci
peralatan makannya. Misalkan saja katakan,bawa peralatan makannya sedikit demi
sedikit ya Nak, biar tidak jatuh. Atau mengatakan kalau lagi nyuci piring, pegang
piringnya harus hati-hati, jangan sambil loncat-loncat, nanti piringnya bisa jatuh dan
pecah. Kan licin Dek
Dengan kata-kata
peringatan
seperti
itu,
anak
akan belajar
untuk
membayangkan apa yang akan terjadi kalau sampai dia tidak hati-hati dalam mencuci
peralatan makannya. Bisa-bisa jika sabun yang dituangkannya terlalu banyak, piring
menjadi terlalu licin sehingga akan lebih mudah untuk jatuh. Jika anak membawa
peralatan makan sekaligus, bisa-bisa jatuh di tengah jalan karena tangannya masih
terlalu kecil.
Dengan membayangkan hal-hal semacam itu, maka anak akan lebih berhatihati lagi supaya apa yang dibayangkannya itu tidak terjadi. Anak akan membawa
peralatan makan sebisanya, yang penting tidak jatuh di tengah jalan. Atau anak tidak
akan memberikan sabun terlalu banyak supaya tidak licin. Sehingga perilaku baru ini
pun bisa lebih efektif.
6.
Ajarkan self instruction (instruksi diri) sehingga shaping bisa dilakukan sendiri
setelah selesai gladi tingkah laku dalam hal ini subjek juga berlatih untuk
memberikan reinforcement internal dari dan untuk diri sendiri
Self instruction bertujuan supaya anak bisa menginstruksi dirinya sendiri.
Tatkala tidak ada Ibu di rumah, maka yang harus dilakukannya ketika selesai makan
adalah mencuci peralatan makannya sendiri, tidak langsung kabur begitu saja. Self
instruction itu sendiri bisa dilakukan dengan cara yang sama dengan bantuan untuk
berimajinasi. Misalkan saja Nah, coba lihat, kalau Adek bisa nyuci piringnya sendiri
kan Mama jadi terbantu. Adek sudah pinter begitu, cuciannya juga bersih, wangi lagi.
Dengan mengimajinasikan hal tersebut, maka sedikit demi sedikit anak akan berusaha
untuk terus membantu Ibunya mencuci peralatan makannya sendiri.
7.