Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1

Lokasi dan Kesampaian Daerah


Lokasi penambangan batu andesit secara administratif terletak pada Dusun

Gunung Rego, Desa Hargorejo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon


Progo,dengan batas daerah:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Dusun Kalibuko I, Desa Kalirejo,
Dusun Tegiri, Dusun Klepu.
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun Sebatang, Desa Hargotirto.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Kokap, Dusun Ngaseman.
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Jalan Propinsi Hargowilis - Kota
Kokap.
Secara astronomis terletak pada 1100529,71 BT - 1100557,89 BT dan
74931,11 LS - 74956,90 LS dengan ketinggian 200 m diatas permukaan laut
(Gambar 2.1)
Lokasi penambangan dapat ditempuhi melalui perjalanan darat berupa
jalan aspal dengan menggunakan kendaraan bermotor baik sepeda motor maupun
mobil melalui beberapa jalan artenatif
a. dari arah Yogyakarta ditempuh kurang lebih sejauh 45 Km, kearah barat melalui
jalan Jogja Wates, Ditempuh dalam waktu 1 jam 20 menit
b. dari arah Sleman kearah selatan melalui jalan kabupaten kemudian kearah barat
jalan Jogja- Wates. Ditempuh dalam waktu 1 jam 15 menit.
c. Dari Kabupaten Bantul kearah barat melalui jalan raya Brosot ditempuh lebih
kurang 40 menit.
d. dari arah Kabupaten Purworejo, kearah timur, kurang leb ih ditempuh sejauh 30
Km. ditempuh dalam waktu 30 menit

Kokap adalah salah satu kecamatan di Kulon Progo dengan luas wilayah
379,95 Ha atau 12,59% dari total luas wilayah Kulon Progo.

Sumber : Bappeda Kabupaten Kulon Progo,2014

Gambar 2.1
Peta Kesampaian Daerah
2.2

Iklim dan Curah Hujan

Kabupaten Kulon Progo mempunyai iklim tropis, dengan dua musim yaitu
musim kemarau dan musim penghujan. Kondisi curah hujan digambarkan dalam
curah hujan pada tahun 2004-2013 seperti terlihat pada tabel 2.1. Data curah hujan
diperoleh dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Kulon Progo pada
tahun 2004-2013. Curah hujan (CH) rata rata per tahun adalah 155.5708 mm
dengan hari hujan (HH) rata rata sebanyak 8 hari.

Gambar 2.2
Grafik Curah Hujan rata-rata bulanan
Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DIY tahun 2004 2013

2.3

Gambar 2.3
Grafik Hari Hujan bulanan
Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DIY tahun 2004- 201
Kondisi Geologi

Keadaan geologi dilokasi bahan galian Batu andesit di daerah Gunung


Rego, Desa Hargorejo dan Dusun Kalibuko 1, Desa Kalirejo. Keadaan geologi
tersebut meliputi kondisi lithologi, geologi struktur dan geoteknik. Bahan galian
Batu andesit di Dusun Gunung Rego, Desa Hargorejo, dan Dusun Kalibuko 1,
Desa Kalirejo, tertutup secara tidak merata dibeberapa tempat oleh lapisan
penutup berupa lempung yang berwarna coklat dengan ketebalan antara 0 m 1
meter. Lapisan penutup yang tebal pada umumnya berada di bagian yang relatif
lebih rendah sedangkan lapisan yang tipis menempati bagian bagian yang relatif
agak tinggi / menonjol keatas (puncak).
2.3.1

Morfologi
Dusun Gunung Rego merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian

250-400 m diatas permukaan air laut. Pada daerah penambangan, di sisi sebelah
barat dan sebelah selatan merupakan lereng yang curam dengan kemiringan 45.
Kondisi lahan sebagian besar merupakan tanah tegalan yang ditanami tanaman
palawija, buah-buahan dan lahan perkebunan. Sebagian besar tanah penutup
(overburden) ditumbuhi oleh semak belukar. Di sebelah selatan terdapat sungai,
dengan aliran sungai yang tidak terlalu deras dan dangkal. Sebelah barat
merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian kurang lebih 400 mdpl.
Morfologi Desa Hargorejo merupakan daerah pegunungan yang curam dan
dibentuk oleh satuan massa batuan beku yang bersifat basa. Batuan beku tersebut
yaitu Andesit.
2.3.2

Stratigrafi
Kulon Progo merupakan daerah yang termasuk dalam kubah Kulon Progo

yang masuk dalam formasi andesit tua (van Bemmelen,1949) merupakan daerah
yang kompleks gunung api purba dengan pusat erupsi Gunung Gajah, Ijo dan
Menoreh yang secara berturut-turut menghasilkan batuan berkomposisi basaltik
andesit. Secara umum kenampakan geologi dari Kabupaten Kulon Progo adalah :
1. Formasi Nanggulan

10

Penyebarannya meliputi daerah Kali Songo, Seputih, Kepek, Kecamatan


Nanggulan. Untuk daerah Utara terdapat di daerah Sermo yaitu Gunung
Rego terdiri dari batupasir yang ke arah Utara berubah berselang-seling
batupasir dengan batulempung yang mengandung lignit. Bagian atas
formasi ini terdiri dari napal, batugamping dan batupasir gampingan
sebagai anggota Seputih. Memiliki ketebalan 300 m dan mempunyai
kisaran umur antara Eosen Tengah Oligosen atas (Hartono,1969).
2. Formasi Kaligesing
Menempati Pegunungan Kulon Progo yaitu bagian Utara daerah
Samigaluh dan Kokap sedangkan bagian Selatan daerah Pengasih.
Memiliki ketebalan kurang lebih 700 m. Lithologi penyusun formasi
daerah ini terdiri dari breksi piroklastik, breksi laharik, lava Batu andesit
dan batupasir tufam. Mempunyai umur Oligosen akhir-Iosen awal
(Soeriatmadja,1983).
3. Formasi Dukuh
Terdapat di bagian Timur sampai Tenggara dari Pegunungan Kulon Progo.
Daerah Utara formasi ini ada di daerah Plarangan, Klepu Sulur, Kokap
sedangkan di bagian Selatan tersingkap di Kali Kuku dan Blubuk.
Ketebalannya 390 m dan kedudukan dari formasi Dukuh berarah relatif
Tenggara-Selatan. Lithologi penyusun formasi ini terdiri dari breksi
turbidit

dengan

selang-seling

batupasir

tufan,

batugamping

dan

batulempung. Umur formasi ini Oligosen akhir-Miosen awal.


4. Formasi Jonggrangan
Memiliki ketebalan 150 m, tersusun oleh lithologi napal tufan,
batugamping pasiran dengan lensa lignit dan ke arah atas menjadi
batugamping berlapis dan batugamping terumbu. Umurnya Miosen awalMiosen tengah.
5. Formasi Sentolo
Memiliki ketebalan 1100m, tersusun oleh lithologi batugamping, batupasir
dan napal tufan. Penyebarannya melingkup pada Kubah Kulon Progo
bagian Utara terungkap di desa Gejlig dan Gerpule, di bagian Selatantenggara meliputi daerah Sentolo dan sekitarnya.
6. Formasi Alluvial/Koluvial

11

Menempati dataran rendah Kulon Progo, material-material erosional ini


mempunyai ukuran lempung-bongkah (1/256-256 mm) dan bersifat lepas.
Lithologinya terdiri dari batugamping, basalt batupasir, batuan beku Batu
andesitik.
7. Formasi Vulkanik Merapi
Merupakan hasil aktivitas dari gunung Merapi baik hasil langsung dari
letusan maupun hasil erosional yang dibawa oleh sungai sungai yang
berhulu di Merapi, seperti Kali Progo. Material yang ada berukuran
lempung-bongkah (1/256-256 mm) dan terkonsolidasi dengan baik.
Kedudukan dari endapan Merapi adalah horizontal, penyebaran terdapat di
daerah hulu Kulon Progo, Kenteng, Patran, dan Semaken.
8.

Formasi Andesit Tua tersusun oleh breksi andesit, tuf, tuf lapili, anglomerat,
dan sisipan aliran lava andesit. Komposisi lava terutama terdiri dari andesit
hiperten dan andesit augit hornblende. Kepingan tuf napalan yang
merupakan hasil rombakan dari lapisan yang lebih tua dijumpai dikaki
Gunung Mudjil . Di bagian bawah formasi ini mengandung fosil plankton
yang menunjukan umur oligosen akhir. Oleh karena bagian bawah formasi
Sentolo berumur Miosen Awal. Mempunyai ketebalan kira-kira lebih dari
600 meter. Untuk Formasi Andesit Tua ini dibagi lagi kedalam Formasi
Kulon Progo yang mempunyai lingkungan darat dan Formasi Giripurwo
dengan lingkungan laut. Formasi Andesit Tua terbentuk lebih dari 1
sumber gunung api yaitu gunung api Gajah, gunung api ijo dan Gunung
apiMenorah (Van Bemmelen, 1949).
Jenis batu andesit yang ada di Dusun Gunung Rego, Desa Hargorejo dan

Dusun Kalibuko 1 , Desa Klirejo termasuk di dalamah lapuk Formasi Andesit


Tua, dengan dominasi batuan beku vulkanik berupa Batu andesit, yang
keberadaannya tersebar secara merata hampir di seluruh daerah ini. Sebagian
besar Batu andesit berasosiasi satuan batulempung yang telah lapuk, satuan batu
lempung ini merupakan hasil lapukan yang cukup lama dari satuan batu andesit
yang ada.

12

Jenis magma diorit merupakan salah satu magma terpenting dalam


golongan kapur alkali sebagai sumber terbentuknya andesit. Lelehan magma
tersebut merupakan kumpulan mineral silikat yang kemudian menghablur akibat
pendinginan magma pada temparatur antara 1500 2500 C membentuk andesit
berkomposisi mineral felspar plagioklas jenis kalium felspar natrium plagioklas,
kuarsa, felspatoid serta mineral tambahan berupa hornblenda, biotit dan piroksen.
Andesit bertekstur afanitik mikro kristalin dan berwarna gelap
Batu andesit di daerah Gunung Rego, Desa Hargorejo dan Dusun Kalibuko
1, Desa Kalirejo mengalami proses pelapukan sehingga di bagian atas dari batuan
Batu andesit segarnya ditutupi oleh bagian batuan. Pada batuan Batu andesit
lapuk, komposisi batuannya lebih dominan diisi oleh mineral-mineral lempung.
Lapisan ini hampir menutupi seluruh daerah pengamatan dengan ketebalan yang
berbeda-beda, umumnya berkisar 0 0.5m.
Lapisan tanah penutup berwarna coklat, cukup baik untuk tanaman. Di
dalam tanah penutup juga dapat ditemukan bongkah-bongkah batuan Batu Andesit
yang mengalami pelapukan, kerakal dan kerikil. Batuan Batu andesit yang lapuk
umumnya berwarna kelabu muda sampai kelabu tua dan bersifat lunak (agak
keras).
Batu andesit pada daerah penelitian bersifat pejal (massif) dan kompak
dengan tekstur porfiro granitik dengan nilai kuat tekan berkisar antara 970-1.260
kg / cm2; ketahanan terhadap keausan 0,072-0,083 mm/menit; berat isi asli 2,52
ton/m3 dan penyerapan terhadap air 0,73-1,10 %. Sehingga batu andesit ini dapat
dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung atau
untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan raya.

13

Sumber : Dokumen CV handika Karya


Gambar 2.4
Peta Geologi

14

Sumber : Regional Stratigraphic from field mapping on Kulonprogo (Cahyo,


2011)

Gambar 2.5
Stratigrafi Kabupaten Kulon Progo
15

Batu Andesit

Gambar 2.5
Singkapan Batu Andesit di Dusun Gunung Rego
2.4

Keadaan Sosial dan Ekonomi


Jumlah pencari kerja baru di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2014

sebesar 7.277 orang. Dibandingkan tahun 2013 angka ini mengalami penurunan
sebesar 8,63 persen. Di tahun 2014 pencari kerja di Kabupaten Kulon Progo
masih didominasi oleh lulusan SMA sederajat sebanyak 20,39 persen, terdapat
sebanyak 16,30 persen pencari kerja dengan lulusan SD, 20,28 persen merupakan
pencari kerja dengan lulusan SMP. Sedangkan pencari kerja dengan lulusan
sarjana muda (D I - D III) dan sarjana masing-masing sebesar 13,43 persen dan
14,70 persen. Tingginya jumlah lulusan SMA yang mencari kerja karena
banyaknya lulusan SMA sederajat yang tidak melanjutkan pendidikannya ke
jenjang yang lebih tinggi sehingga mereka memutuskan untuk langsung terjun ke
dunia kerja.
Tabel 2.1
Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
No.

Usia

Persentase (%)

1.

0-14

23,06

2.

15-49

64,77

3.

65 tahun keatas

12,17

16

Sumber : Kulon Progo dalam angka,2014`

2.5

Kegiatan Pertambangan
Pada areal penambangan bahan galian batuan andesit, kondisi bahan galian

andesit di Dusun Gunung Rego, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo


cukup dekat dengan permukaan tanah dan hanya tertutup oleh lapisan tanah
penutup dengan ketebalan 0,5 - l meter sehingga tata cara penambangan yang
sesuai adalah dengan sistem tambang terbuka.
Penambangan batuan andesit ini menggunakan metede quarry yaitu rnetode
penarnbangan yang diterapkan pada bahan galian mineral industri. Penambangan
dilakukan pada tiap tiap level dengan membuat jenjang pada tiap levelnya.
Metede ini dipilih dengan pertimbangan bahwa kondisi bahan galian yang
letaknya didekat permukaan tanah sehingga sangat efektif jika menggunakan
tambang terbuka. Untuk target produksi CV. HK sebesar 10.000 m 3/bulan dengan
jumlah hari kerja 25 hari/bulan maka didapatkan umur tambang sekitar 87 tahun.
Kegiatan Persiapan Penambangan Batuandesit di CV. HK
Terbagi menjadi tiga tahap yaitu :
a. LandClearig
Tahap land clearing yaitu pembersihan lahan atau pembabatan vegetasi
serta semak belukar yang ada pada areal IUP Operasi Produksi. Pembabatan
vegetasi dilakukan dengan menggunakan backhoe dan bulldozer, sehingga semua
batang pohon dan semak belukar tidak mengganggu untuk pekerjaan
penambangan selanjutnya.

Gambar 2.6

17

Kegiatan Pembersihan Lahan


b. Pengupasan Tanah Penutup
Kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup di CV. HK ini bertujuan untuk
menyingkirkan lapisan tanah yang menutupi batuan andesit yang akan ditambang.
Kegiatan ini dilakukan dengan backhoe. Pada tahap awal, pengupasan dilakukan
pada atas bukit, sedangkan yang lainnya dilakukan secara bertahap sesuai
kemajuan tambang yang telah dicapai.
c. Pembuatan Jalan Tambang Awal
Kegiatan persiapan penambangan selanjutnya meliputi dalam pembuatan
kegiatan sarana dan prasarana seperti jalan tambang, jalan angkut yang
menghubungkan antara lokasi pemasaran dan sebagainya.

Gambar 2.7
Pembuatan Jalan Tambang Awal

Tahapan Kegiatan Utama Penambangan Andesit CV. HK


Kegiatan penambangan dimaksudkan untuk memisahkan sebagian

batuandesit dari batuan asalnya dan menerapkan metode penambangan secara


quarry. Kegiatan penambangan batuan andesit diantaranya :
a. Pembongkaran
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk membongkar andesit dari batuan asalnya
sehingga dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan yang diinginkan. Loosenig
merupakan tahapan utama dari kegiatan penambangan yang bertujauan untuk
melepaskan material dari batuan induknya, sehingga di CV. HK pembongkaran
18

material dilakukan dengan cara mekanis menggunakan alat gali / muat yaitu rock
breaker excavator.

Gambar 2.8
Kegiatan Pembongkaran Batuan Andesit
b. Pemuata
n
Pemuatan

(Loading)

merupakan

kegiatan

yang

dilakukan

untuk

mengisikan endapan bahan galian andesit hasil pembongkaran ke dalam alat


angkut. Kegiatan loading dilakukan dengan menggunakan alat muat backhoe dan
diisikan ke dalam dump truck.

Gambar 2.9
Kegiatan Pemuatan Batuan Andesit

19

c. Pengangkutan
Kegiatan pengangkutan (Hauling) adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengangkut material andesit dari front penambangan untuk dibawa ke pemasaran
yang dituju. Pengangkutan dilaksanakan dengan sistem siklus yang artinya dump
truck yang telah dimuati langsung berangkat tanpa harus menunggu dump truck
yang lain dan setelah membongkar muatan langsung kembali ke lokasi
penambangan untuk dimuati kembali.
Kegiatan pengangkuatan menggunakan dump truck, dimana dalam satu
kali pengangkutan bahan galian andesit yang dibawa seberat 10 ton (1 ritase).
Jumlah DT dalam satu hari sebanyak 45 50 truk tergantung banyaknya material
dari hasil pembongkaran.

Gambar 2.10
Kegiatan Pengangkutan Andesit CV. HK

Jenis dan Jumlah Peralatan yang Digunakan.


Dalam pelaksanaan pekerjaan kegiatan operasi produksi batuan andesit,

alat yang digunakan dari pembukaan lahan, penambangan hingga pengangkutan


material tambang sampai lokasi pengolahan batuan andesit. adapun peralatan yang
digunakan antara lain adalah Bulldozer Caterpillar Caterpillar D3C/LGP untuk
Pembukaan lahan dump truck sebanyak 20 unit digunakan untuk mengangkut
produksi penambangan sampai ke lokasi pengolahan dengan merk Mitsubishi Colt
Diesel HD 125 PS sedangkan untuk penggalian top soil, pemuatan top soil,

20

pembuatan saluran penyaliran dan pemuatan batuan andesit menggunakan alat


excavator merk Caterpillar 320 D sebanyak 1 unit dan alat excavator merk
Caterpillar 320 dan Caterpillar 320 dengan rock breaker yang berguna untuk
penggalian dan pemecah batuan atau pembongkaran batuan andesit. Untuk
penyiraman jalan angkut tambang dilakukan oleh armada tangki air sebanyak 1
unit.

Gambar 2.12
Armada Tangki Air CV. HK

21

Anda mungkin juga menyukai