Chapter I PDF
Chapter I PDF
PENDAHULUAN
1.
xe3 x
y'
2y
Solusi :
y
2.
y e
2 xy 2
1 3x
xe
5
1 3x
e
25
ce
2x
4 x3 dx 2 xye xy 3 y 2 dy 0
2
Solusi:
y e xy x 4 y 3 c
2
yang tidak dapat diselesaikan secara analitik. Oleh kerena itu, metode numerik
digunakan untuk menyelesaikan persoalan dimana perhitungan secara analitik tidak
dapat digunakan. Metode numerik ini berangkat dari pemikiran bahwa permasalahan
dapat diselesaikan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara analitik.
penyakit menular menggunakan metode Runge-Kutta. Banyak aplikasi persamaanpersamaan diferensial yang diselesaikan orang menggunakan metode Runge-Kutta,
seperti penyelesaian persamaan suspensi mobil, rangkaian listrik dan gerak pendulum.
Berbeda halnya dengan metode numerik yang lain, seperti metode Euler,
Taylor dan lainnya, pada metode Runge-Kutta memiliki beberapa parameter yang
merupakan bagian dari pembangun metode Runge-Kutta. Pada metode numerik ordo2 terdapat empat parameter yang memiliki keterkaitan dimana dalam hal ini membuat
metode Runge-Kutta tidak memiliki solusi yang unik. Solusi metode Runge-Kutta
bergantung pada pemilihan nilai parameter yang diberikan. Pemilihan nilai parameter
juga mempengaruhi besar-kecilnya nilai error. Oleh karena itu penulis mengambil
judul PENGARUH PERUBAHAN PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR
PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDO-2.
a2
a1
Metode deret Taylor adalah metode yang umum untuk menurunkan rumusrumus solusi PDB. Deret Taylor dapat digunakan untuk memperoleh Metode ini pada
dasarnya adalah merepresentasikan solusinya dengan beberapa suku deret Taylor.
y( x) y( x0 ) ( x x0 ) y '( x0 )
( x x0 )2
( x x0 )3
y ''( x0 )
y '''( x0 )
2!
3!
( x x0 )4 IV
y ( x0 ) ...
4!
Metode Runge Kutta memperoleh akurasi dari pendekatan deret Taylor tanpa
memerlukan perhitungan derivatif yang lebih tinggi. Metode Runge-Kutta
dikembangkan oleh dua ahli matematika Jerman. Mereka adalah Runge dan Kutta.
Metode ini juga dibedakan dengan ordo-ordonya.
Banyak variasi dari metode Runge-Kutta, namun secara umum bentuknya adalah :
yi 1 yi h a j k j
j 1
k j f ( xi p j h, yi q jl kl )
l 1
p1 0
dimana diperoleh
k1 f ( xi , yi )
k2 f ( xi p2 h, yi q21k1 )
k3 f ( xi p3h, yi q31k1 q32 k2 )
Adapun tujuan dari penelitian yaitu menentukan nilai parameter yang menghasilkan
nilai error terkecil pada penyelesaian persamaan diferensial biasa linier tingkat dua
menggunakan metode Runge-Kutta.
Selain menambah literatur dalam bidang komputasi, tulisan ini juga dapat menambah
wawasan bagi masyarakat terutama mahasiswa tentang penyelesaian persamaan
diferensial biasa menggunakan metode Runge-Kutta khususnya metode Runge-Kutta
Ordo-2 dan penggunaan parameter yang paling efisien pada Runge-Kutta sehingga
mendapatkan nilai error yang lebih kecil.