Kerangka Acuan Kerja (Kak) : Kajian Kesiapan Pemerintah Daerah Untuk Pelaksanaan Desentralisasi PNPM Mandiri
Kerangka Acuan Kerja (Kak) : Kajian Kesiapan Pemerintah Daerah Untuk Pelaksanaan Desentralisasi PNPM Mandiri
Kelompok Kerja
Penanggulangan Kemiskinan berbasis
Pemberdayaan Masyarakat
1.
Latar Belakang
Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat
telah dilaksanakan di Indionesia sejak digulirkannya Proyek Inpres Desa
Tertinggal (IDT) pada tahun 1993. Selanjutnya pendekatan pemberdayaan
masyarakat menjadi salah satu pendekatan program-program penanggulangan
kemiskinan yang telah dilaksanakan oleh berbagai Kementerian dan Lembaga,
seperti Proyek Pembangunan Prasarana Daerah Tertinggal (P3DT), Program
Pengembangan Kecamatan (PPK), Program Penanggulangan Kemiskinan
Perkotaan (P2KP), Community Empowerment for Rural Development
(CERD), Program Pembangunan Prasarana Desa (P2D) dan lainnya.
Secara umum program-program penanggulangan kemiskinan memiliki
kesamaan dalam sasaran maupun prinsip-prinsip program. Sasaran program
penanggulangan kemiskinan adalah masyarakat atau kelompok masyarakat
miskin di wilayah perdesaan dan perkotaan. Prinsip-prinsip program antara
lain adalah: partisipatif, transparansi, akuntabilitas, desentralisasi, demokratis,
kebersamaan dan keberlanjutan. Sementara tujuan program penanggulangan
kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat adalah untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat, kelembagaan masyarakat dan kapasitas aparatur
pemerintah daerah. Masyarakat miskin dan kelembagaan masyarakat
dimampukan agar memiliki kemampuan dalam mengatasi masalah kemiskinan
di wilayah domisilinya melalui kegiatan stimulant dengan dibantu tenaga
pendamping (Technical Assistance) dari mulai proses perencanaan, meliputi
kegiatan identifikasi masalah dan potensi, identifikasi kebutuhan penanganan
masalah kemiskinan, penyusunan prioritas kegiatan, pelaksanaan dan
pemantauan kegiatan masyarakat, serta pemeliharaan terhadap asset-aset yang
telah terbangun. Melalui proses ini pada saatnya diharapkan akan terbangun
masyarakat mandiri
Pada 30 April 2007, pemerintah meluncurkan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, dengan melakukan integrasi dan
sekaligus scaling up program pemberdayaan masyarakat, yakni Program
Pengembangan Kecamatan (PPK) yang dikelola oleh Kementrian Dalam
Negeri, Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) yang dikelola
oleh Kementrian Pekerjaan Umum, dan Program Pengembangan Daerah
Tertinggal dan Khusus (P2DTK) yang dikelola oleh Kementrian Pengembangan
Daerah Tertinggal.
Saat ini, Pada tanggal 30 April 2007 pemerintah telah meluncurkan Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri dengan tujuan untuk
mengintegrasikan berbagai program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat kedalam PNPM Mandiri, sebagai satu-satunya
program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat di
Hal. 2
tingkat nasional, dengan basis PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPM Mandiri
Perkotaan. Dengan diluncurkannya PNPM Mandiri, maka program-program
penanggulangan kemiskinan barbasis pemberdayaan masyarakat lainnya
(sektoral) harus berintegrasi kepada PNPM Mandiri Perdesaan dan PNPM
Mandiri Perkotaan, sesuai dengan wilayah sasarannya. PNPM Mandiri saat ini
telah beroperasi di 33 provinsi dan mencakup seluruh kecamatan di Indonesia,
serta melibatkan partisipasi hampir seluruh desa/kelurahan serta warga
masyarakat yang masih miskin.
Sejalan dengan diberlakukannua Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang
Desentralisasi dan Otonomi Daerah serta Undang-Undang No. 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), mengingat
pemerintah Kabupaten/Kota merupakan pemerintahan terdekat dengan
masyarakat di wilayah otonominya, maka diharapkan pada tahun 2013 PNPM
Mandiri telah dapat dikelola oleh pemerintah daerah provinsi dan
kabupaten/kota sehingga terbangun integrasi perencanaan partisipatif dengan
perencanaan regular sejalan dengan arah kebijakan pembangunan di daerah.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010-2014,
menetapkan program prioritas pembangunan Kabinet Indonesia Bersatu II,
dab penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu prioritas dari 11 prioritas
pembangunan nasional. Berbagai kebijakan dan program penanggulangan
kemiskinan yang sudah berjalan, akan terus disempurnakan guna mencapai
sasaran sudah ditetapkan, dengan tujuan mengkoordinaskan kebijakan dan
program penanggulangan kemiskinan, baik di tingkat pemerintah pusat (K/L),
pemerintah daerah maupun dengan pemangku kepentingan lainnya.
Untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan telah diterbitkan Peraturan
Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
yang sekaligus membentuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan (TNP2K) dan menunjuk Wakil Presiden untuk memimpinnya.
Salah satu tugas Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
(TNP2K) adalah melaksanakan sinergi kebijakan dan program penanggulangan
kemiskinan.
Desentralisasi PNPM Mandiri kepada pemerintah daerah memiliki peran
penting dalam mengintegrasikan perencanaan partisipatif dengan perencanaan
regular di masing-masing kabupaten/kota dan diharapkan dapat meningkatkan
akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar serta meningkatkan
kapasitas masyarakat dan kelembagaan masyarakat di daerah, yang pada
gilirannya dapat mendorong keluar dari kemiskinan.
Untuk itu diperlukan Kajian Kesiapan Pemerintah Daerah Untuk Pelaksanaan
Desentralisasi PNPM Mandiri yang diharapkan dapat memberikan sumbangan
dan masukan kebijakan dalam rangka desentralisasi PNPM Mandiri.
Hal. 3
2.
Tujuan
a. Mendapatkan identifikasi efektivitas kelembagaan pemerintah daerah
termasuk ownership pemerintah daerah dalam pelaksanaan PNPM Mandiri.
b. Mendapatkan identifikasi kendala dan hambatan kelembagaan pemerintah
daerah dalam memfasilitasi pelaksanaan PNPM Mandiri.
c. Penyusunan Dokumen/Panduan Percontohan Desentralisasi PNPM
Mandiri.
d. Penyusunan Dokumen Percontohan Desentralisasi PNPM Mandiri yang
menjadi acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah
kabupaten, dan pelaku-pelaku dalam pelaksanaan Desentralisasi PNPM
Mandiri.
3.
4.
5.
Lokasi Kajian
Lokasi kajian dan pelaksanaan FGD ini dipilih provinsi/kabupaten dengan
jumlah lokasi PNPM Mandiri yang besar dan beragam jenis program, yaitu:
6.
Sumber Pendanaan
Hal. 5
Sumber pendanaan pekerjaan kajian maksimal Rp. 800.000.000,(Delapan ratus juta rupiah) termasuk pajak-pajak yang berlaku,
bersumber dari APBN tahun 2012.
7.
8.
Posisi
I.
1.
2.
3.
4.
5.
TENAGA AHLI
Ketua Tim/Team Leader
Ahli Perencanaan Pembangunan Daerah
Ahli Kelembagaan
Ahli Pemberdayaan Masyarakat
Ahli Ahli Keuangan Daerah
Jumlah I
STAF PENDUKUNG
Sekretaris
Operator Komputer
Office Boy
Jumlah II
TOTAL
II.
1.
2.
3.
Kualifikasi
Jumlah
Orang
Bulan
S2
S1
S1
S1
S1
1
1
1
1
1
5
6
6
6
6
6
30
D3
D3
SLTA
1
2
1
4
9
6
12
6
24
54
9.
Sistimatika Pelaporan
Pelaporan merupakan bagian tidak terpisahkan dalam suatu kegiatan kajian.
Laporan pelaksanaan pekerjaan yang yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan
diserahkan kepada Sekretariat TNP2K. Laporan dalam pelaksanaan kajian ini
terdiri dari:
Hal. 9
Hal. 10
Lampiran :
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
TAHUN 2012
No.
Uraian Kegiatan
Bulan I
1
Pekerjaan Persiapan
Laporan Pendahuluan
Survey Pengumpulan Data dan FGD
di daerah
Pengolahan dan analisis data
Penyusunan Naskah Akademik dan
Panduan Pilot Project Desentralisasi
PNPM Mandiri
Laporan Antara
Konsultasi Publik
5
6
7
10
11
12
Bulan II
4
Bulan III
1
Bulan IV
1
Bulan V
1
Bulan VI
1
Hal. 11