Pustaka Ggs
Pustaka Ggs
Pustaka Ggs
DEFINISI
Gangguan Gejala Somatis ditandai dengan gejala somatis yang sangat
mengganggu atau mengakibatkan masalah signifikan dari fungsi, seperti pikiran, perasaan,
atau perilaku yang berlebihan dan tidak proporsional berkaitan dengan gejala-gejala
somatis tersebut. Untuk dapat didiagnosis dengan GGS, individu harus terus-menerus
mengalami gejala tersebut (biasanya minimal selama 6 bulan).
Beberapa perubahan penting telah dibuat dari DSM edisi sebelumnya. DSM-IV
yang menjabarkan gangguan somatisasi, hypochondriasis, gangguan nyeri, dan gangguan
somatoform tak terdiferensiasi dihapus. Banyak orang, tapi tidak semua, yang didiagnosis
dengan satu gangguan ini sekarang bisa didiagnosis dengan GGS. Pada DSM-IV,
diagnosis Gangguan Somatisasi memerlukan sejumlah tertentu keluhan dari empat
kelompok gejala. Kriteria GGS tidak lagi memiliki persyaratan seperti itu, namun gejala
somatik harus signifikan atau mengganggu kehidupan sehari-hari dan harus disertai oleh
pikiran, perasaan atau perilaku yang berlebihan.
Etiologi
----Ada beberapa penyebab dari gangguan psikosomatis :
1. Stres Umum
Stres ini dapat berupa suatu peristiwa atau suatu situasi kehidupan dimana individu
tidak dapat berespon secara adekuat. Penelitian terakhir telah menemukan bahwa orang
yang menghadapi stress umum secara optimis bukan secara pesimis adalah tidak
cenderung mengalami gangguan psikosomatis, jika mereka mengalaminya mereka mudah
pulih dari gangguan.
2. Stres Spesifik Lawan Non Spesifik
Stres psikis spesifik dan non spesifik dapat didefenisikan sebagai kepribadian
spesifik atau konflik bawah sadar yang menyebabkan ketidakseimbangan homeostatis yang
berperan dalam perkembangan gangguan psikosomatis.
3. Variabel Fisiologis
Faktor hormonal dapat menjadi mediator antara stres dan penyakit, dan variabel
lainnya adalah kerja monosit sistem kekebalan. Dalam rantai hormonal, hormon dilepaskan
dari hipotalamus dan menuju hipofisis anterior, dimana hormon tropik berinteraksi secara
[Type text]
langsung atau melepaskan hormon dari kelenjar endokrin lain. Variabel penyebab lainnya
mungkin adalah kerja monosit sistem kekebalan. Monosit berinteraksi dengan
neuropeptida otak, yang berperan sebagai pembawa pesan (messager) antara sel-sel otak.
Jadi, imunitas dapat mempengaruhi keadaan psikis dan mood.
---Patofisiologi
Proses emosi terdapat di otak dan disalurkan melalui susunan saraf otonom
vegetatif ke alat-alat viseral yang banyak dipersarafi oleh saraf-saraf otonom vegetatif
tersebut, seperti kardiovascular, traktus digestifus, respiratorius, system endokrin dan
traktus urogenital. Adapun kriteria klinis penyakit psikosomatis terdiri atas kriteria yang
negatif dan kriteria yang positif.
a. Kriteria yang positif ( yang biasanya tidak ada)
1. Tidak didapatkan kelainan-kelainan organik pada pemeriksaan yang teliti sekalipun,
walaupun mempergunakan alat-alat canggih. Bila ada kelainan organic belum tentu bukan
psikosomatik, sebab:
Bila penyakit psikosomatik tidak diobati, dalam jangka waktu yang cukup lama dapat
menimbulkan kelainan-kelainan organik pada alat-alat yang dikeluhkan.
Secara kebetulan ada kelainan organik, tapi kelainan ini tidak dapat menerangkan keluhan
yang ada pada pasien tersebut, yang dinamakan koinsidensi.
Sebelum timbulnya psikosomatis, telah ada lebih dahulu kelainan organiknya tetapi tidak
disadari oleh pasien. Baru disadari setelah diberitahu oleh orang lain atau kadang-kadang
oleh dokter yang
mengobatinya. Hal ini membuatnya menjadi takut, khawatir dan gelisah, yang dinamakan
iatrogen.
2. Tidak didapatkan kelainan psikiatri. Tidak ada gejala-gejala psikotik yakni tidak ada
disintegrasi kepribadian, tidak ada distorsi realitas. Masih mengakui bahwa dia sakit,
masih mau aktif berobat.
b. Kriteria positif (yang biasanya ada)
1. Keluhan-keluhan pasien ada hubungannya dengan emosi tertentu
2. Keluhan-keluhan tersebut berganti-ganti dari satu sistem ke sistem lain, yang dinamakan
shifting phenomen atau alternasi.
3. Adanya vegetatif imbalance (ketidakseimbangan susunan saraf otonom)
4. Penuh dengan stress sepanjang kehidupan (stress full life situation) yang menjadi sebab
konflik mentalnya.
[Type text]
Faktor genetik, alergik, infeksi, stres akut dan kronis semuanya berperan dalam
menimbulkan penyakit. Stimuli emosi bersama dengan alergi penderita menimbulkan
konstriksi bronkioli bila sistem saraf vegetatif juga tidak stabil dan mudah terangsang.
Walaupun pasien asma karateristiknya memiliki kebutuhan akan ketergantungan yang
berlebihan, tidak ada tipe kepribadian yang spesifik
yang telah diindentifikasi. Pasien asmatik harus diterapi dengan melibatkan berbagai
disiplin ilmu antara lain menghilangkan stres, penyesuaian diri, menghilangkan alergi serta
mengatur kerja sistem saraf vegetatif dengan obatobatan.
b. Sindroma hiperventilasi
Sindroma hiperventilasi disebut juga dispneu nerveous (freud), pseudo asma,
distonia pulmonal (hochrein). Gambaran klinis berupa:
Parastesia, terutama pada ujung tangan dan kaki
Gejala-gejala sentral seperti gangguan penglihatan berupa mata kabur yang dikenal
sebagai Blury eyes. Penderita juga mengeluh bingung, sakit kepala dan pusing
Keluhan pernafasan seperti dispneu, takipneu, batuk kering, sesak dan perasaan tidak
dapat bernafas bebas
Keluhan jantung. Sering dijumpai kelainan yang menyerupai angina pektoris dan juga
ditemukan pada kelainan fungsional jantungdan sirkulasi
Keluhan umum, seperti kaki dan tangan dingin yang sangat menganggu, cepat lelah,
lemas, mengantuk, dan sensitif terhadap cuaca
3. Sistem gastrointestinal
a. Gastritis
Kriteria psikologis diperlukan karena diagnosis dengan penemuan negative organis
dan keluhan vegetatif tidak mencukupi. Dari evaluasi psikis ditemukan:
1. gejala bersifat neurosis
2. depresi dan anxietas
3. berkeinginan untuk dirawat dan dimanja dan untuk memiliki objek yang diinginkan
b. Ulkus peptikum
Sifat kepribadian ulkus menjadi faktor presdiposisi. Sifat kepribadian itu antara
lain:
1. Tingkah laku
Orang tersebut biasanya tegang, selalu was-was, sangat aktif dalam berbagai bidang. Tidak
mudah menerima kenyataan bila dia gagal
2. Kepandaian
[Type text]
Mempunyai kepandaian dalam berbagai bidang yang dikerjakan sekaligus pada waktu
yang bersamaan
3. Pertanggungjawaban
Mempunyai tanggung jawab yang sangat besar bahkan sampai memikirkan pekerjaan
orang lain
4. Pengenalan terhadap penyakitnya
Tidak menghiraukan penyakitnya, sering terlambat makan, merasa sakit ulu hati tapi masih
mau bekerja terus, sering datang terlambat ke dokter
5. Umur
Terbanyak pada usia 30-an, karena banyak faktor stres, kesulitan dalam bidang ekonomi
dan keluarga
6. Jenis kelamin/ bangsa
laki-laki lebih sering dibandingkan wanita. Kulit hitam lebih jarang dibandingkan kulit
putih
7. Faktor sosial
Sering ditemukan dikota besar dan daerah industri.
c. Kolitis ulserativa
Tipe kepribadian dari pasien dengan Kolitis ulserativa menunjukkan sifat
kompulsif yang menonjol. Pasien cenderung pembersih, tertib, rapi, tepat waktu,
hiperintelektual, malu-malu, dan terinhibisi dalam mengungkapkan kemarahan. Stres non
spesifik dapat memperberat penyakit ini. Terapi yang dianjurkan pada kolitis ulserativa
yang akut adalah psikoterapi yang non konfrontatif dan suportif dengan psikoterapi
interpretatif selama periode tenang. Terapi medis terdiri dari tindakan medis nonspesifik,
seperti antikolinergik dan anti diare.
d. Obesitas
Terdapat presdiposisi familial genetika pada obesitas, dan factor perkembangan
awal ditemukan pada obesitas masa anak-anak. Faktor psikologis adalah penting pada
obesitas hipergrafik (makan berlebihan). Terapi yang dianjurkan adalah pembatasan diet
dan penurunan asupan kalori. Dukungan
emosional dan modifikasi perilaku adalah membantu untuk kecemasan dan depresi yang
berhubungan dengan makan berlebihan dan diet.
e. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa ditandai oleh perilaku yang diarahkan untuk menghilangkan
berat badan, pola aneh dalam menangani makanan, penurunan berat badan, rasa takut yang
[Type text]
kuat terhadap kenaikan berat badan, gangguan citra tubuh, dan pada wanita amenore:1,10
4. Sistem muskuloskletal
a. Artritis rematoid
Stres psikologis mungkin mempresdiposisikan pasien pada artritis rematoid dan
penyakit autoimun melalui supresi kekebalan. Orang artritik merasa terkekang, terikat dan
terbatas. Karena banyak orang artritik memiliki riwayat aktivitas fisik. mereka seringkali
memiliki rasa marah yang terepresi tentang pembatasan fungsi otot-otot mereka, yang
memperberat kekakuan dan imobilitas mereka.
Kriteria diagnostik untuk rasa sakit psikosomatis adalah :
Saat rasa sakit bersamaan dengan krisis emosional
Kepribadian yang khusus
Perbedaan frekuensi pada pria dan wanita
Hubungan dengan gangguan psikosomatis yang lain
Riwayat keluarga
Hilang timbul
Hilang pada perubahan lingkungan, pergaulan, kebudayaan
b. Nyeri punggung bawah
Seringkali seorang pasien dengan nyeri punggung bawah melaporkan bahwa
nyerinya dimulai saat trauma psikologis atau stres. Disamping itu reaksi pasien terhadap
nyeri adalah tidak sebanding secara emosional, dengan kecemasan dandepresi yang
berlebihan.
5. Sistem endokrin
a. Hipertiroidisme
Hipertiroidisme (tirotoksikosis) adalah suatu sindroma yang ditandai oleh
perubahan biokimiawi dan psikologis yang terjadi sebagai akibat dari kelebihan hormon
tiroid endogen atau eksogen yang kronis.
Gejala medis yang sering muncul berupa intoleransi panas, keringat berlebihan,
diare, penurunan berat badan, takikardi, palpitasi dan muntah.
Gejala dan keluhan psikiatrik yang muncul antara lain ketegangan, eksitabilitas,
iritabilitas, bicara tertekan, insomnia, mengekspresikan rasa takut yang berlebihan terhadap
ancaman kematian.
b. Diabetes melitus
Diabetes melitus adalah suatau gangguan metabolisme dan sistem vaskuler yang
dimanifestasikan oleh gangguan penanganan glukosa, lemak, dan protein tubuh. Riwayat
[Type text]
herediter dan keluarga sangat penting dalam onset diabetes. Onset yang mendadak sering
kali berhubungan dengan stres emosional yang mengganggu keseimbangan homeostatik
pasien yang terpredisposisi. Meninger berpendapat bahwa ada hubungan antara
psikoneurotik dengan diabetes, dengan alasan:
Jelas adanya gangguan mental sebelum timbulnya penyakit diabetes
Gangguan mental yang lain dari gejala mental yang timbul pada penyakit hati atau
hipoglikemi
Penyembuhan gangguan mental pararel dengan keadaan kadar gula darah
Gangguan metabolisme karbohidrat dan glukosuria membaik dengan diet
Dengan sembuhnya gangguan mental, diabetes juga membaik
Menurut Meninger ada 3 gangguan mental yang dijumpai pada diabetes:12
a. Depresi
b. Anxietas
c. Fatik (letih)
c. Gangguan endokrin wanita
Premenstrual syndrome (PMS), ditandai oleh perubahan subjektif mood, rasa
kesehatan fisik, dan psikologis umum yang berhubungan dengan siklus menstruasi. Secara
khusus, perubahan kadar estrogen, progesteron, dan prolaktin dihipotesiskan berperan
penting sebagai penyebab.Gejala biasanya dimulai segera setelah ovulasi, meningkat
secara bertahap, dan mencapai intensitas maksimum kira-kira lima hari sebelum periode
menstruasi dimulai. Faktor psikososial, dan biologis telah terlibat didalam patogenesis
gangguan.
Penderitaan menopause (menopause distress), adalah suatu keadaan yang terjadi
setelah tidak adanya periode menstruasi selama satu tahun yang disebut menopause.
Banyak gejala psikologis yang dihubungkan dengan menopause, termasuk kecemasan,
kelelahan, ketegangan, labilitas emosional, mudah marah (iritabilitas), depresi, pening, dan
insomnia. Tanda dan gejala fisik adalah keringat malam, muka kemerahan, dan kilatan
panas (hot flash). keadaan ini kemungkinan berhubungan dengan sekresi luteinizing
hormone (LH). Fungsi yang tergantung pada estrogen hilang secara berurutan, dan wanita
mungkin mengalami perubahan atrofik pada permukaan mukosa, disertai oleh vaginitis,
pruritus, dispareunia, dan stenosis.
Wanita mungkin juga mengalami perubahan dalam metabolisme kalsium dan
lemak, kemungkinan sebagai efek sekunder dari penurunan kadar estrogen, dan perubahan
tersebut mungkin disertai oleh sejumlah masalah medis yang terjadi pada tahun-tahun
[Type text]
---Pengobatan
Dengan kesabaran dan simpati banyak penderita dengan gangguan psikosomatik
dapat ditolong. Kita dapat menerangkan kepada penderita tidak dapat sesuatu dalam
tubuhnya yang rusak atau yang kurang, tidak terdapat infeksi dan kanker, hanya anggota
tubuhnya bekerja tidak teratur. Untuk menerangkan bagaimana emosi dapat mengganggu
tubuh dapat diambil contoh sehari-hari seperti orang yang malu mukanya akan menjadi
merah, orang yang takut menjadi bergemetar dan pucat. Dapat dipakai perumpamaan
menurut pendidikan dan pengetahuan penderita.
----Setelah dibuat diagnosis gangguan psikosomatis, terdapat 3 fase terapi yaitu:
Fase 1 : ialah fase pemeriksaan dan pemberian ketenangan, penderita dan dokter bersamasama berusaha dan saling membantu melalui anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik yang
teliti dan tes laboratorium bila perlu. Diusahakan membuktikan bahwa tidak terdapat
penyakit organik dan dijelaskan kepada penderita tentang mekanisme fisiologik serta
keterangan tentang gejala-gejala. Berikan kesempatan kepada penderita untuk bertanya.
Fase 2 : merupakan fase pendidikan, fase ini dokter lebih banyak bicara. Untuk memberi
keterangan tentang keluhan, meyakinkan serta menenangkan pasien, dapat dikatakan
antara lain :
bahwa gejala-gejalanya sering terdapat juga pada orang lain yang sudah kita obati
bahwa gejala itu tidak akan segera hilang, diperlukan beberapa waktu, tetapi akan
hilang atau berkurang bila diobati dengan baik
bahwa kelelahan fisik atau jiwa dapat mengurangi daya tahan tubuh sehingga
timbul gejala
bahwa tubuh kita bereaksi terhadap ketegangan yang terlalu berat. Sering gejala
merupakan pekerjaan alat tubuh yang bekerja berlebihan
bahwa ini akan lebih baik bila pasien mengerti akan penyebab gejala.
Fase 3 : ialah fase keinsafan intelektual dan emosional. Pada fase ini pasien yang lebih
[Type text]
banyak bicara. Terjadi pengakuan, katarsis dan wawancara psikiatrik. Hal ini harus
berjalan sangat pribadi, rahasia, tanpa sering terganggu dan dalam suasana penuh
kepercayaaan dan pengertian. Dokter menjelaskan saja agar pembicaraan berjalan dengan
baik, tidak terlalu menyimpang dari pokok pembicaraan.
Terdapat 3 golongan senyawa psikofarmaka:14
o
Antidepresan
yang dianjurkan adalah senyawa trisiklik dan tetrasiklik seperti amitriptilin,
imipramin, mianserin dan maprotilin yang dimulai denga
[Type text]
DAFTAR PUSTAKA
Maslim R.2001. Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform dan Gangguan Terkait Stress.
Dalam:Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III.
Jakarta: PT. Nuh Jaya. Hal: 84-5
William R.Somatoform Disorders Treatment and Management.Medscape Reference.
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/294908-treatment
Kaplan, Saddock, Grebb. Sinopsis Psikiatri. Jilid II. Edisi ketujuh. Bina Rupa Aksara.
Jakarta.1997: 276-303
Budihalim S, Sukatman D. Psikosamatis. Dalam : Ilmu Penyakit Dalam jilid II, FK UI
Jakarta 1999: 591-592
[Type text]