Anda di halaman 1dari 53

IKHTISAR EKSEKUTIF

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 32/Menkes/SK/1/2013 tentang Rencana Strategis


Kementerian Kesehatan Tahun 2010 2014, Pusat Promosi Kesehatan memiliki sasaran yang harus
dicapai yaitu Meningkatnya Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan kepada
Masyarakat.
Hal
ini didukung
dengan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
:
1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan yang
menyebutkan Pusat Promosi Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis,
bimbingan, dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
Indikator sasaran yang akan dicapai pada tahun 2013 adalah:
1. Meningkatnya persentase rumah tangga ber-PHBS sebanyak 65%;
2. Meningkatnya Desa Siaga Aktif sebesar 67%;
3. Meningkatnya Jumlah Poskesdes yang Beroperasi sebanyak 57.000 Poskesdes.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan tahun 2013 merupakan bukti tertulis serta wujud
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Pusat Promosi Kesehatan sepanjang tahun 2013.
Kinerja Pusat Promosi Kesehatan dapat dilihat dari pencapaian indikator 1) Presentase Rumah Tangga
yang melaksanakan PHBS sebesar 55,1%, 2) Presentase Desa Siaga Aktif sebesar 67,1%, 3) Jumlah
Poskesdes yang Beroperasi 54.731 Poskesdes.
Dalam mencapai indikator tersebut, strategi yang dilaksanakan Pusat Promosi Kesehatan adalah:
a. Meningkatkan komitmen dan dukungan stakeholder, pembuat kebijakan, dan pengambil keputusan
untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan.
b. Meningkatkan koordinasi dan kolaborasi lintas program dan lintas sektor.
c. Meningkatkan aliansi dan kemitraan dengan swasta/dunia usaha.
d. Meningkatkan peran serta organisasi kemasyarakatan/kelompok potensial.
e. Memperkuat gerakan masyarakat
f. Meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada individu, keluarga, dan masyarakat.
g. Meningkatkan kapasitas pengelola promosi kesehatan.
Kegiatan inovatif yang dilakukan untuk mencapai target adalah penandatanganan Memorandum of
Understanding (MoU) dengan PT. Adaro Energy dan PT. Bank Mandiri, Tbk (sampai 2013 ada 31 MoU)
untuk berperan dalam program kesehatan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) yang mereka
miliki serta ditindaklanjuti dengan 12 Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Dunia Usaha/Swasta,
penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan 4 (empat) Organisasi Kemasyarakatan
baru, pelatihan bagi 59 orang fasilitator pemberdayaan masyarakat bidang Kesehatan NTB, NTT, Maluku
(bekerjasama dengan AAOF), pelatihan bagi 30 orang fasilitator pelatihan kader posyandu, TOT pelatihan
teknis promosi kesehatan bagi 212 orang fasilitator di 3 (tiga) regional, TOT pelatihan Saka Bakti Husada
(SBH) bagi 22 Pembina Pramuka dan Instruktur Saka Bakti Husada, serta pelatihan kader posyandu di 10
provinsi Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan (PDBK) melalui dana dekonsentrasi. Selain itu,
dilakukan juga pengembangan model pemberdayaan masyarakat di Sulawesi Selatan dan NTB serta
pengembangan model promosi kesehatan di Lampung, penyebaran informasi melalui kampanye Aku
Bangga Aku Tahun (ABAT) untuk meningkatkan pengetahuan komprehensif usia muda 14 24 tahun
dalam HIV/AIDS dengan pelaksanaan kampanye di 13 provinsi baru dan 6 provinsi lama, yang merupakan
lanjutan Kampanye ABAT tahun 2012 dengan menggunakan dana dekonsentrasi dan CSR dengan PT. BNI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

Tbk, pengembangan modul TOT orientasi promosi kesehatan di sekolah (HPS) serta pengembangan
modul TOT promosi kesehatan bagi petugas puskesmas.
Keberhasilan yang dicapai oleh Pusat Promosi Kesehatan pada tahun 2013 didukung oleh hal-hal berikut:
1. Penetapan dokumen pelaksanaan kegiatan (DIPA) Satuan Kerja Pusat Promosi Kesehatan.
2. Adanya koordinasi dan kerjasama yang baik dari seluruh pejabat struktural, pejabat fungsional PKM,
dan jabatan fungsional umum di Pusat Promosi Kesehatan.
3. Kepemimpinan di Pusat Promosi Kesehatan yang memberikan dukungan secara penuh terhadap
kelancaran pelaksanaan tugas.
4. Adanya koordinasi dan dukungan komitmen dari pemangku kepentingan, baik dari lintas program dan
lintas sektor di pusat dan daerah.
5. Adanya koordinasi dan dukungan dari organisasi kemasyarakatan dan sektor swasta.
Tantangan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di Pusat Promosi Kesehatan adalah
masih kurangnya komitmen lintas sektor di pemerintah daerah dalam mendukung capaian target
khususnya dalam peningkatan PHBS di masyarakat dan peningkatan poskesdes yang beroperasi,
kurangnya kapasitas tenaga kesehatan di daerah dalam pelaksanaan dan pembinaan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi
masukan dalam penyusunan perencanaan tahunan, bahan evaluasi pelaksanaan program,
penyempurnaan pelaksanaan kegiatan yang akan datang, serta penyempurnaan kebijakan yang
diperlukan.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

ii

KATA PENGANTAR
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas unit organisasi yang lebih berdayaguna, bersih, dan
bertanggungjawab, serta sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja tahunan Pusat Promosi
Kesehatan, disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja setiap tahun.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2013 menggambarkan pencapaian
kinerja atas pelaksanaan tugas Pusat Promosi Kesehatan pada tahun anggaran 2013 berdasarkan
rencana strategis, penetapan kinerja, dan janji kinerja yang telah disepakati sebelumnya. Substansi
laporan mencerminkan hasil capaian sasaran strategis pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan untuk mendukung pencapaian visi Kementerian Kesehatan.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2013. Semoga laporan ini
bermanfaat sebagai bahan evaluasi bagi para pelaksanan kegiatan untuk merealisaskan seluruh
kegiatan degan lebih baik pada tahun berikutnya.
Jakarta, 30 Januari 2013
Kepala Pusat Promosi Kesehatan

dr. Lily S. Sulistyowati, MM


NIP. 19580113 198803 2 001

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

iii

DAFTAR ISI

IKHTISAR EKSEKUTIF
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

i
iii
iv

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.3 TUGAS POKOK DAN FUNGSI
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

1
1
2
2
2

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA


2.1 PERENCANAAN KINERJA
A. Visi dan Misi
B. Tujuan, Strategi, dan Sasaran
C. Luaran dan Indikator Kinerja
2.2 PERJANJIAN KINERJA

4
4
4
5
6
9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA


3.1 PENGUKURAN DAN ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA
A. Pengukuran Kinerja
B. Analisis Akuntabilitas Kinerja
3.2

SUMBER DAYA
A. Sumber Daya Manusia
B. Sumber Daya Anggaran
C. Sumberdaya Sarana dan Prasarana

10
10
10
11
20
22
24
25

BAB IV SIMPULAN

30

LAMPIRAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

iv

LAMPIRAN:
1. Pernyataan Penetapan Kinerja
2. Form Penetapan Kinerja
3. Form Rencana Kinerja Tahunan
4. Form Pengukuran Kinerja
5. Data Pendukung

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Amanat Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa
pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang

setinggi-tingginya dengan memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat

dalam segala bentuk upaya kesehatan. Pemerintah berkewajiban menyediakan pelayanan


kesehatan yang dapat dijangkau oleh setiap orang untuk memperoleh peluang dan
mengembangkan kemampuan hidup sehat. Penekanan pembangunan kesehatan diberikan
pada peningkatan perilaku dan kemandiran masyarakat serta upaya promotif dan preventif.
Mengingat banyak masalah kesehatan dapat dicegah dengan peningkatan perilaku dan
lingkungan sehat. Berbagai strategi telah dilakukan dalam rangka meningkatkan perilaku
sehat dan pemberdayaan masyarakat, diantaranya meningkatkan komitmen pengambil
kebijakan, menggalang kemitraan yang dinamis antara pemerintah, lintas sektor, dan swasta,
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan, serta meningkatkan potensi
sumber daya yang dimiliki.
Dalam RPJMN 2010-2014, Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan
diarahkan untuk mampu mengarusutamakan kesehatan dalam pembangunan kesehatan,
meningkatkan perilaku sehat di masyarakat dan memandirikan masyarakat untuk hidup
sehat. Penyelenggaraan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan di
Kementerian Kesehatan dilaksanakan oleh Pusat Promosi Kesehatan, mengacu kepada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tanggal
19 Agustus 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Dalam
peraturan menteri tersebut disebutkan bahwa dalam pelaksanaan tugasnya, Pusat Promosi
Kesehatan dipimpin oleh seorang kepala dan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
kebijakan teknis, bimbingan, dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan.
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 tahun 1999 dan Permen PAN dan RB Nomor 29 Tahun
2010 mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan
negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta
kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan stratejik yang
ditetapkan oleh masing-masing instansi, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang
memadai. Hal ini sejalan dengan upaya reformasi birokrasi untuk menyelenggarakan negara
yang bersih dan berwibawa serta memiliki kinerja yang baik (Good Governance).

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Pusat Promosi Kesehatan menyampaikan laporan
dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja selama tahun anggaran 2013 untuk
mempertanggungjawabkan kesesuaian pelaksanaan program yang dilaksanakan dengan
tujuan dan sasaran program dalam mencapai hasil yang diharapkan. Penyusunan Laporan
Akuntabilitas

Kinerja

Pusat

Promosi

Kesehatan

merujuk

pada

Rencana

Strategis

Kementerian Kesehatan 2010 2014 dan Penetapan Kinerja Kementerian Kesehatan tahun
2014.
1.2

MAKSUD DAN TUJUAN


Laporan

Akuntabilitas

Kinerja

Pusat

Promosi

Kesehatan

merupakan

bentuk

pertanggungjawaban secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal yang memuat keberhasilan


maupun kegagalan pelaksanaan program/kegiatan tahun anggaran 2013.
1.3

TUGAS POKOK DAN FUNGSI


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Promosi Kesehatan memiliki tugas
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, bimbingan, dan pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat dan promosi kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Promosi Kesehatan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program di bidang pemberdayaan masyarakat
dan promosi kesehatan;
2. Pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan;
3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan
masyarakat dan promosi kesehatan;
4. Pembinaan advokasi dan kemitraan kesehatan;
5. Pembinaan pemberdayaan dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan;
6. Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan; dan
7. Pelaksanaan administrasi pusat.

1.4

SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan tahun 2013 ini menjelaskan
pencapaian kinerja Pusat Promosi Kesehatan selama tahun 2013. Capaian kinerja tersebut
dibandingkan

dengan

capaian

kinerja

tahun

sebelumnya

untuk

mengukur

keberhasilan/kegagalan kinerja Pusat Promosi Kesehatan. Selain itu, capaian kinerja tahun
2013 juga dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun-tahun
berikutnya.
Adapun sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan
adalah sebagai berikut:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

Ikhtisar Eksekutif Berisi rangkuman dari isi Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi
Kesehatan tahun 2013.
Bab I

Pendahuluan

berisi

penjelasan

singkat

tentang

latar

belakang

penyusunan, tugas pokok dan fungsi, urusan yang ditangani dan


organisasi satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan yang menjalankan
dan menjabarkan tugas pokok fungsi atas urusan yang ditangani.
Bab II

Perencanaan dan Perjanjian Kinerja. Pada bab ini disajikan gambaran


singkat mengenai rencana stratejik dan rencana kinerja Pusat Pomosi
Kesehatan

1.

Perencanaan Kinerja
Uraian singkat tentang rencana stratejik organisasi, mulai dari visi,
misi, tujuan, sasaran serta kebijakan dan program instansi.

2. Perjanjian Kinerja
Disajikan

perjanjian

kinerja

antara

Kepala

Pusat

Promosi

Kesehatan dengan Sekretaris Jenderal pada tahun 2013, terutama


menyangkut kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai sasaran
sesuai

dengan

program

pada

tahun

2013

dan

indikator

keberhasilan pencapaiannya.
Bab III

Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan
analisis akuntabilitas kinerja, termasuk di dalamnya menguraikan secara
sistematis

keberhasilan/kegagalan,

hambatan/kendala,

dan

permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang


akan diambil.
Bab IV

Penutup, menjelaskan kesimpulan hasil menyeluruh dari Laporan


Akuntabilitas Kinerja Instansi Pusat Promosi Kesehatan.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1

PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian dari Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional sebagaimana yang diatur dalam UU Nomor 25 tahun 2004. Selain
itu, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah ditetapkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor : 32/Menkes/SK/1/2013 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan tahun 2010 2014. Rensta merupakan dokumen perencanaan yang memuat
program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan
maupun untuk mendorong peran aktif masyarakat dalam kurun waktu 2010 2014. Renstra
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun.
Penetapan kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai
antara

pimpinan

instansi

amanah/tanggungjawab/kinerja

pemerintah/unit
dengan

kerja

pihak

yang
yang

menerima
memberikan

amanah/tanggungjawab/kinerja. Dengan demikian, penetapan kinerja ini merupakan suatu


janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan
langsungnya.
Pernyataan penetapan kinerja merupakan suatu pernyataan kesanggupan dari pimpinan
instansi/unit kerja penerima amanah kepada atasan langsungnya untuk mewujudkan suatu
target kinerja tertentu. Pernyataan ini ditandatangani oleh penerima amanah sebagai tanda
suatu kesanggupan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, dan pemberi
amanah atau atasan langsungnya sebagai persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan
tersebut.
Penetapan dan pernyataan kinerja dilakukan setiap tahun untuk menjamin terlaksananya visi,
misi, serta sasaran strategis yang termuat dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
yang telah ditetapkan. Adapun target kinerja tahun 2013 di lingkungan Pusat Promosi
Kesehatan disusun untuk mencapai penjabaran visi, misi, sasaran strategis, arah kebijakan
Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut :
A. Visi dan Misi
Sesuai

dengan

Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

Nomor

32/Menkes/SK/1/2013 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra) Tahun


2010-2014, Visi Kementerian Kesehatan adalah : Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

Adapun Misi Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut :


1.

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,


termasuk swasta dan masyarakat madani.

2.

Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang


paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.

3.

Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.

4.

Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

B. Tujuan, Strategi, dan Sasaran


Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2010 2014 menetapkan satu kegiatan dari Program
Dukungan

Manajemen

dan

Pelaksanaan

Tugas

Teknis

Lainnya

yaitu

kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. Untuk mengimplementasikan amanat


Renstra tersebut, Pusat Promosi Kesehatan yang ditunjuk sebagai penanggungjawab
membuat Rencana Aksi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan.
Rencana aksi berisi tentang tujuan, strategi, dan sasaran strategis Pusat Promosi Kesehatan.

1)

Tujuan
Tujuan Pusat Promosi Kesehatan adalah meningkatkan pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat dan promosi kesehatan kepada masyarakat.

2) Strategi
Adapun strategi Promosi Kesehatan dalam penyelenggaraan pemberdayaan dan
promosi kesehatan kepada masyarakat adalah:
a. Meningkatkan komitmen dan dukungan stakeholder, pembuat kebijakan, dan
pengambil

keputusan

untuk

mendukung

pencapaian

tujuan

pembangunan

kesehatan;
b. Meningkatkan koordinasi dan kolaborasi lintas program dan lintas sektor;
c.

Meningkatkan aliansi dan kemitraan dengan swasta/dunia usaha;

d. Meningkatkan peran serta organisasi kemasyarakatan/kelompok potensial;


e. Memperkuat gerakan masyarakat;
f.

Meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada individu, keluarga, dan


masyarakat;

g. Meningkatkan kapasitas promosi kesehatan.


3) Sasaran
Untuk meningkatkan penyelenggaraan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada
masyarakat, Pusat Promosi Kesehatan menetapkan sasaran yaitu meningkatnya
pelaksanaan pemberdayaan masyaakat dan promosi kesehatan kepada masyarakat.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

C. Luaran dan Indikator Kinerja


Berdasarkan

Keputusan

Sekretaris

Jenderal

Kementerian

Kesehatan

Nomor

HK.03.01/VIII/0691/2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pusat


Promosi Kesehatan tahun 2010 2014, IKU Pusat Promosi Kesehatan adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1

Indikator Kinerja Utama Pusat Promosi Kesehatan

KEGIATAN

SASARAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA

STRATEGIS
Pemberdayaan

Meningkatnya

1.

Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS

Masyarakat dan

pelaksanaan

2.

Persentase Desa Siaga Aktif

Promosi Kesehatan

pemberdayaan dan

3.

Jumlah

promosi kesehatan

Pos

Kesehatan

Desa

yang

Beroperasi

kepada masyarakat

Indikator Pusat Promosi Kesehatan yang masuk dalam indikator Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu Presentase Rumah Tangga yang melaksanakan
PHBS dan Jumlah Pos Kesehatan Beroperasi. Sedangkan dalam Renstra Kementerian
Kesehatan Tahun 2010 - 2014, indikator Pusat Promosi Kesehatan adalah Presentase
Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS, Persentase Desa Siaga Aktif, dan Jumlah
Poskesdes Beroperasi.
Definisi operasional Indikator Kinerja Utama (IKU) Pusat Promosi Kesehatan:
1) Rumah Tangga Ber-PHBS
Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku
hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator yaitu persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air
bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah ibu bersalin yang mendapatkan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
(dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum dan bidan).
2. Memberi bayi ASI Eksklusif adalah bayi usia 0 6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir
sampai usia 6 bulan.
3. Menimbang balita setiap bulan adalah balita (12-59 bulan) ditimbang setiap bulan
dantercatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA.
4. Menggunakan air bersih adalah anggota rumah tangga yang menggunakan air bersih
untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air dalam kemasan, air ledeng, air
pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan penampungan air hujan dan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna.
Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari
sumber pencemar seperti tempat penampung kotoran atau limbah.
5. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun adalah penduduk 5 tahun
keatas mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun sebelum makan
dan sesudah buang air besar, sebelum memegangbayi, setelah menceboki anak dan
sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan menggunkakan
sabun.
6. Menggunakan jamban sehat adalah rumah tangga yang memiliki dan menggunakan
jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampung kotoran sebagai
pembuangan akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air dapat
menggunakan jamban cemplung atau jamban plengsengan
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu adalah

rumah tangga melakukan

pemberantasan sarang nyamuk di dalam rumah atau di luar rumah seminggu sekali
dengan cara 3M plus/larvanisasi/ikanisasi atau cara lain yang dianjurkandalam
seminggu agar bebas dari jentik.
8. Makan sayur dan buah setiap hari adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun ke
atas yang mengonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap
hari.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari adalah penduduk/anggota keluarga umur 10 tahun
ke atas yang melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
10. Tidak merokok di dalam rumah adalah penduduk/anggota rumah tangga umur 10 tahun
ke atas tidak merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga lainnya.

Rumah Tangga Ber-PHBS dihitung dari nilai komposit 10 indikator. Apabila dalam rumah
tangga tersebut tidak ada ibu melahirkan, tidak ada bayi, dan tidak ada balita, maka
Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator.

Untuk menghitung persentase Rumah Tangga ber-PHBS digunakan formula sebagai


berikut:
% Rumah Tangga
ber-PHBS

Jumlah Rumah Tangga yang ber-PHBS X 100%


Jumlah Rumah Tangga yang dipantau

2) Desa Siaga Aktif


Persentase Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah Persentase desa dan kelurahan yang
penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

Kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif meliputi :


1) Kepedulian Pemerintahan Desa atau Kelurahan dan pemuka masyarakat terhadap
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang tercermin dari keberadaan dan keaktifan Forum
Desa dan Kelurahan.
2) Keberadaan Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif.
3) Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang buka atau
memberikan pelayanan setiap hari.
4) Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan (a) penanggulangan bencana dan
kedaruratan

kesehatan,

(b)

survailans

berbasis

masyarakat,

(c)

penyehatan

lingkungan.
5) Tercakupnya (terakomodasikannya) pendanaan untuk pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan serta dari
masyarakat dan dunia usaha.
6) Peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan
kesehatan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
7) Peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi dan mengatur tentang
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
8) Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga di desa atau
kelurahan.
Untuk menghitung presentase Desa atau Kelurahan Siaga Aktif digunakan formula
sebagai berikut:
% Desa dan Kelurahan =
Siaga Aktif

Jumlah Desa dan Kelurahan Siaga Aktif


(Pratama + Madya + Purnama + Mandiri)
Jumlah Desa dan Kelurahan

X 100%

3) Pos Kesehatan Desa yang Beroperasi


Definisi operasional Poskesdes yang beroperasi adalah Jumlah Poskesdes (Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar)
buka setiap hari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah tersebut.
Poskesdes diharapkan dapat melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat desa sekurang-kurangnya :
1)

Melaksanakan pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kompetensinya, berupa:


(a) Pelayanan kesehatan ibu hamil, (b) Pelayanan kesehatan ibu menyusui, (c)
Pelayanan kesehatan anak, (d) Penemuan dan penanganan penderita penyakit.

2)

Membina dan menumbuhkembangkan UKBM yang dibutuhkan oleh masyarakat.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

Untuk menghitung jumlah Poskesdes yang beroperasi digunakan formula sebagai berikut :
Jumlah Poskesdes yang beroperasi di satu wilayah
Keterangan:
Satu wilayah: Kecamatan/Kabupaten/Kota/Provinsi

2.2

PERJANJIAN KINERJA
Tekad dan janji kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan unit kerja yang menerima
amanah/tanggung jawab/kinerja dengan pihak yang memberikannya sebagaimana ditetapkan
dalam dokumen penetapan kinerja. Dengan demikian, penetapan kinerja merupakan suatu
janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan
langsungnya.
Pada tahun 2013 telah ditetapkan target capaian indikator kegiatan yang mendukung
tercapainya sasaran hasil program, sebagai berikut:
Tabel 2.2

Target Capaian Indikator Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi


Kesehatan

NO
1

SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya

pelaksanaan

INDIKATOR
1.

pemberdayaan dan promosi


kesehatan kepada masyarakat

TARGET 2013

Persentase rumah tangga ber-

65%

perilaku hidup bersih dan sehat


2.

Persentase Desa Siaga Aktif

3.

Pos

Kesehatan

Desa

yang

67%
57.000 Poskesdes

Beroperasi

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1

PENGUKURAN DAN ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA


A. PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja
yang dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja
yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan utnuk mengetahui sampai sejauh
mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Pusat Promosi Kesehatan
dalam kurun waktu Januari Desember 2013.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana
tingkat capaian (target) pada setiap indikator sehingga diperoleh gambaran tingkat
keberhasilan pencapaian setiap indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut, dapat
diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator sehingga dapat ditindaklanjuti
dalam perbaikan perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Manfaat
pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak internal dan
eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan dalam dokumen Renstra/Penetapan Kinerja.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 32/Menkes/SK/1/2013 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 2014, Pusat Promosi Kesehatan
melaksanakan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan dalam Program
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.
Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Pusat Promosi Kesehatan
dalam rumusan yang spesifik, terukur dalam kurun waktu satu tahun. Sasaran Pusat Promosi
Kesehatan adalah :
1. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Masyarakat
2. Meningkatnya Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat

Sesuai dengan dokumen Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2013, Indikator Kinerja
Utama Pusat Promosi Kesehatan, dan Penetapan Kinerja Pusat Promosi Kesehatan Tahun
2013, telah ditetapkan 3 indikator dalam mencapai sasaran hasil program :
1. Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS
2. Persentase Desa Siaga Aktif
3. Jumlah Pos Kesehatan Desa Beroperasi

Besar target dan realisasi masing-masing indikator kinerja Kegiatan Pemberdayaan


Masyarakat dan Promosi Kesehatan adalah sebagai berikut:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

10

Tabel 3.1 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan
Promosi Kesehatan Tahun 2013

No

Sasaran Strategis

IKU

Menurunnya

Jumlah Pos Kesehatan

disparitas

status

kesehatan dan status

Desa

Target

Realisa

2013

si 2013

Capaian

57.000

54.731

96%

65%

55,06

84,7%

67%

67,1%

100%

(Poskesdes)

beroperasi

gizi antar wilayah dan


antar

tingkat

sosial

ekonomi serta gender


2

Meningkatnya

Persentase

Perilaku Hidup Bersih

Tangga

dan

(PHBS)

melaksanakan Perilaku

pada tingkat Rumah

Hidup Bersih dan Sehat

Tangga

(PHBS)

Sehat

Rumah
yang

Persentase Desa Siaga


Aktif
Ket *) : Laporan Provinsi per 17 Januari 2014

Adapun perbandingan capaian kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan


antara tahun anggaran 2013 dengan tahun serbelumnya, dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel 3.2 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan
Promosi Kesehatan tahun 2010 sampai tahun 2013

Indikator

1.

Poskesdes

2010

2011
C

2012
C

2013

70.000

52.279

74,7%

72.000

52.850

73,4%

55.500

54.142

97,6%

57.000

54.731

96%

50%

50,1%

100%

55%

53,9%

98%

60%

56,5%

94,2%

65%

55%

84,7%

15%

16%

100%

25%

32,3%

100%

40%

65,3%

100%

67%

67,1

100%

yang
Beroperasi
2.

Persentase
Rumah Tangga
Ber-PHBS

3.

Desa Siaga
Aktif

Ket *) : Laporan Provinsi per 31 Januari 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

11

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA


Pusat Promosi Kesehatan pada tahun 2012 telah menetapkan sasaran strategis yang ingin
dicapai yaitu meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan. Untuk
mencapai sasaran strategis tersebut, Pusat Promosi Kesehatan telah menyusun 3 indikator
kinerja utama. Pengukuran keberhasilan kegiatan dilakukan dengan membandingkan antara
output dan input melalui analisis deskriptif terhadap pelaksanaan kegiatan dan sub kegiatan.
Analisis dilakukan dengan memantau berdasarkan definisi operasional, kriteria keberhasilan,
kondisi yang dicapai, capaian kinerja, permasalahan yang dihadapi, serta potensi yang
dimanfaatkan untuk memecahkan permasalahan.
Uraian kinerja Pusat Promosi Kesehatan berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang telah
ditetapkan adalah :
1.

Persentase Rumah Tangga yang Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
Rumah Tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan upaya untuk
memberdayakan anggota keluarga agar tahu, mau, dan mampu melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Rumah Tangga Ber-PHBS didapatkan dari rumah tangga yang seluruh anggotanya
berperilaku hidup bersih dan sehat. Indikator ini merupakan indikator komposit dari 10
indikator, yaitu 1) pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, 2) bayi diberi ASI
eksklusif, 3) balita ditimbang setiap bulan, 4) menggunakan air bersih, 5) mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun, 6) menggunakan jamban sehat, 7) memberantas
jentik di rumah sekali seminggu, 8) makan sayur dan buah setiap hari, 9) melakukan
aktivitas fisik setiap hari, dan 10) tidak merokok di dalam rumah. Apabila dalam Rumah
Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak ada balita,
maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7
indikator.
Gambar 3 Target dan Capaian Rumah Tangga Ber-PHBS
Tahun 2010 sampai Tahun 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

12

Presentase Rumah tangga Ber-PHBS tahun 2013 sebesar 55,06%. Persentase capaian
sebesar 84,71% dari target yang ditetapkan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa target
60% rumah tangga yang Ber-PHBS pada tahun 2012 belum tercapai serta terjadi
penurunan capaian pada tahun 2013 sebesar 1,44% dibandingkan tahun 2012 serta ada
kenaikan 4,96% dari capaian tahun 2010. Capaian Rumah Tangga ber-PHBS tahun
2013 sebesar 78,6% dari target akhir Renstra di tahun 2014. Jumlah rumah tangga yang
ber-PHBS tahun 2013 sebanyak 11.650.412 rumah tangga dari 21.158.026 rumah
tangga yang dipantau. Jumlah ini turun dari jumlah rumah tangga yang ber-PHBS pada
tahun 2012 yang sebanyak 12.787.421 rumah tangga dari 22.641.983 rumah tangga
yang dipantau. Penurunan angka capaian ini disebabkan karena adanya kemampuan
variasi daerah dalam melakukan pendataan PHBS.

Berikut adalah persentase Rumah Tangga Ber-PHBS tiap provinsi berdasarkan laporan
capaian kinerja dari provinsi tahun 2013 :
Gambar 4 Capaian Kinerja Rumah Tangga Ber-PHBS per Provinsi Tahun 2013

Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa sebanyak 13 provinsi telah melebihi angka
nasional. Presentase Rumah Tangga Ber-PHBS tertinggi adalah provinsi Kalimantan
Timur (75,3%), Jawa Tengah (75,1%) dan Sulawesi Utara (70,7%). Sedangkan
presentase rumah tangga yang ber-PHBS terendah adalah Papua Barat (25,5%), Nusa
Tenggara Barat (28,9%), dan Aceh (33,1%).

Hal-hal yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS
adalah:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

13

a)

Melakukan koordinasi secara intensif dan rutin setiap semester kepada lintas
program dan lintas sektor melalui Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Bidang
PHBS.

b)

Melakukan revisi SK Menpan Nomor 58 Tahun 2000 tentang Jabatan Fungsional


PKM dan angka kreditnya dengan memasukkan lulusan D4 sebagai salah satu
latar belakang pendidikan Jabfung PKM sehigga dapat menarik petugas kesehtaan
untuk menjadi Jabfung PKM.

c)

Melakukan penyusunan kurikulum dan modul tentang pelatihan pengangkatan


pertama Jabfung sehingga jabfung PKM memiliki kompetensi yang dibutuhkan.

d)

Melakukan advokasi dan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk dapat


mendukung kapasitas promosi kesehatan dalam mencapai PHBS.

e)

Melakukan koordinasi lintas program/sektor dengan Dunia Usaha/Swasta dalam


rangka pengendalian HIV dan AIDS.

f)

Melakukan koordinasi secara intensif dan rutin setiap semester kepada lintas
program dan sektor melalui Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Bidang
PHBS.

g)

Melakukan sosialisasi program prioritas kesehatan kepada Dunia Usaha/Swsata


dalam meningkatkan cakupan PHBS.

h)

Meningkatkan kapasitas 212 orang trainer pelatihan teknis promosi kesehatan di 3


(tiga) regional dan 22 trainer pelatihan Saka Bakti Husada.

i)

Meningkatkan kapasitas trainer di tingkat Kabupaten/Kota, dan kader Posyandu di


10 provinsi DBK melalui pelatihan dengan dana dekonsentrasi.

j)

Melakukan pengembangan modul TOT orientasi promosi kesehatan di sekolah


yang dapat dimanfaatkan petugas promosi kesehatan provinsi untuk melakukan
pembinaan promosi kesehatan di sekolah.

k)

Melakukan

pengembangan

modul

TOT

promosi

kesehatan

bagi

petugas

puskesmas yang akan digunakan pada waktu TOT dan pelatihan promosi
kesehatan.
l)

Melakukan pendampingan pada ormas secara insentif baik secara teknis maupun
administratif untuk membantu pelaksanaan peningkatan RT ber-PHBS.

m) Memasukkan survei Rumah tangga Ber-PHBS dalam salah satu menu di Petunjuk
Teknis penggunaan dana BOK, dan mengirimkan surat ke Provinsi tentang
penggunaan dana tersebut untuk ditindaklanjuti ke jajarannya.
Faktor yang mendukung terlaksananya kegiatan dalam mendukung Rumah Tangga BerPHBS adalah:
a)

Telah dilakukan advokasi ke pemerintah daerah bersama Komisi IX DPR RI dan


LSM ke 77 kabupaten/kota.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

14

b)

Telah

dilakukan

mendukung

kerjasama

melaksanakan

dengan
upaya

22

Organisasi

promosi

Kemasyarakatan

kesehatan

dan

yang

pemberdayaan

masyarakat dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat.


c)

Telah dilakukan kerjasama dengan 31 Dunia Usaha tentang Program CSR untuk
mempercepat pencapaian target MDGs bidang Kesehatan dan perilaku hidup bersih
dan sehat.

d)

Adanya kerjasama dengan Lembaga Internasional yaitu GAVI CSO, SurfAID, WHO,
UNICEF untuk mendukung peningkatan Rumah Tangga Ber-PHBS.

e)

Adanya Kelompok Kerja Operasional Desa Siaga Bidang PHBS sebagai koordinasi
lintas program dan sektor dalam pencapaian Rumah Tangga Ber-PHBS

f)

Adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang mendukung upaya promotif


dan preventif di Puskesmas dalam pelaksanaan survei dan pembinaan RT berPHBS.

Adapun berbagai masalah yang dihadapi dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga
Ber-PHBS adalah:
a)

Indikator PHBS terlalu banyak dan sulit diukur

b)

Terbatasnya sumber daya (anggaran dan kapasitas) Pusat Promosi Kesehatan


sehingga belum dapat mendorong secara langsung kenaikan PHBS Rumah Tangga

c)

Kurangnya kemampuan advokasi dan kemitraan petugas promosi kesehatan di


daerah.

d)

Belum adanya sistem pengumpulan data PHBS.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Pusat Promosi Kesehatan telah melakukan
berbagai upaya diantaranya:
a)

Melakukan revisi indikator PHBS untuk tahun 2015-2019

b)

Menggalang kerjasama dengan lebih banyak dunia usaha, NGO, dan ormas untuk
berperan aktif dalam mencapai indikator PHBS yang spesifik

c)

Melakukan pelatihan advokasi dan kemitraan bagi petugas promkes provinsi,


kabupaten/kota, dan puskesmas secara berjenjang

d)

2.

Menyusun atau mengembangkan sistem pengumpulan data PHBS.

Jumlah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Beroperasi


Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) merupakan upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes diselenggarakan oleh
tenaga kesehatan (minimal seorang bidan) dengan dibantu sekurang-kurangnya 2 (dua)
orang kader.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

15

Poskesdes

yang

beroperasi

adalah

jumlah

Poskesdes

(Upaya

Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar) buka setiap


hari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah tersebut. Poskesdes
diharapkan dapat melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa
sekurang-kurangnya :
1. Melaksanakan pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kompetensinya, berupa :
(a) Pelayanan kesehatan ibu hamil, (b) Pelayanan kesehatan ibu menyusui, (c)
Pelayanan kesehatan anak, (d) Penemuan dan penanganan penderita penyakit.
2. Membina dan menumbuhkembangkan UKBM yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Gambar 1 Target dan Capaian Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Beroperasi
Tahun 2010 sampai Tahun 2013

Jumah Poskesdes yang beroperasi pada tahun 2013 mencapai 54.731 Poskesdes.
Persentase capaian sebesar 96% dari target yang ditetapkan. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa target 57.000 Poskesdes yang Beroperasi pada tahun 2013 belum
tercapai. Namun dari tahun ke tahun, jumlah Poskesdes yang Beroperasi meningkat.
Jumlah target 57.000 Poskesdes adalah dari 69.249 desa sesuai dengan jumlah desa
menurut Permendagri Nomor 18 Tahun 2013. Perubahan target terjadi pada tahun 2012
dengan ditetapkannya Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2012 melalui Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2011. Menindaklanjuti hal tersebut, berdasarkan hasil
Midterm Review Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2012 telah dilakukan revisi
target indikator akhir Renstra tahun 2014 yang semula 78.000 menjadi 58.500
Poskesdes. Capaian tahun 2013 sebesar 93,5% dari target akhir Renstra di tahun 2014.
Pada tahun 2013 pertambahan jumlah Poskesdes yang Beroperasi mencapai 589 unit
Poskesdes dari capaian tahun 2012, dan bertambah 2.452 unit dari capaian tahun 2010.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

16

Gambar 2 Capaian Kinerja Poskesdes Beroperasi per Provinsi Tahun 2013

Provinsi dengan jumlah Poskesdes yang beroperasi terbanyak adalah Jawa Timur
(8.598 Poskesdes), Jawa Tengah (7.670 Poskesdes), Jawa Barat (5.490 Poskesdes).
Sedangkan provinsi yang memiliki Poskesdes yang beroperasi paling sedikit adalah
Papua Barat (79 Poskesdes), Sulawesi Barat (107 Poskesdes), dan Kepulauan Riau
(198 Poskesdes).
Hal-hal yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan jumlah Poskesdes yang
Beroperasi adalah:
a)

Melakukan koordinasi dengan PPSDM dan advokasi ke pemerintah daerah untuk


menyediakan tenaga bidan di Poskesdes.

b)

Melakukan review Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Poskesdes dan


mengirimkannya ke daerah sebagai pedoman bagi petugas kesehatan dalam
pelaksanaan dan membina poskesdes.

c)

Memasukkan Pembangunan Poskesdes berserta peralatan kesehatan dan alat


promosi kesehatan sebagai salah satu menu DAK Kabupaten/Kota Bidang
Kesehatan pada tahun 2012 dan 2013, dan mengirimkan surat kepada provinsi
untuk melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap pembangunan Poskesdes.

d)

Melakukan koordinasi dalam upaya meningkatkan keterpaduan dalam pembinaan


Poskesdes dengan lintas program dan sektor melalui Pokjanal Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif Bidang Pelayanan Kesehatan setiap 6 bulan sekali.

e)

Sosialisasi Petunjuk Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Poskesdes

f)

Pengembangan Material Informasi Poskesdes

g)

Monitoring pembangunan Poskesdes yang dibangun melalui dana DAK, DAU serta
APBD

h)

Pengolahan dan Analisa Data Pelaksanaan Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK)
Poskesdes

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

17

Faktor yang mendukung tercapainya target yang ditetapkan adalah:


a)

Masuknya Pos Kesehatan Desa dalam menu Dana Alokasi Khusus Bidang
Kesehatan Kabupaten/Kota

b)

Adanya Kelompok Kerja Operasional Desa Siaga Bidang Pelayanan Kesehatan


sebagai koordinasi lintas program dan sektor dalam pencapaian Pos Kesehatan
Desa yang Beroperasi

Adapun berbagai masalah yang dihadapi dalam Poskesdes yang beroperasi adalah:
a)

Terdapat perubahan dalam rencana pembangunan Poskesdes melalui DAK oleh


Dinas Kesehatan Kab/Kota

b)

Terdapat perbedaan data pembangunan Poskesdes antar unit di Kemenkes

c)

Kurangnya kesadaran pemerintah daerah terhadap operasional Poskesdes

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Pusat Promosi Kesehatan telah melakukan
berbagai upaya diantaranya:
a)

Menyusun peraturan yang mengikat terkait DAK pembangunan poskesdes

b)

Melakukan pertemuan untuk sinkronisasi data Poskesdes yang dibangun

c)

Melakukan advokasi kepada pimpinan daerah melalui Pokjanal Desa Siaga Aktif
Bidang Pelayanan Kesehatan Dasar

3.

Desa Siaga Aktif


Desa Siaga Aktif adalah desa dan kelurahan yang penduduknya dapat mengakses
pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM). Kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif meliputi : 1) Keberadaan
dan keaktifan Forum Desa dan Kelurahan, 2) Keberadaan Kader Pemberdayaan
Masyarakat/kader teknis Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, 3) Kemudahan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang buka atau memberikan
pelayanan

setiap

hari,

4)

Keberadaan

UKBM

yang

dapat

melaksanakan

penanggulangan bencana dan kedaruratan kesehatan, survailans berbasis masyarakat,


dan penyehatan lingkungan, 5) Terakomodasinya pendanaan untuk pengembangan
Desa/Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa/kelurahan, dari
masyarakat dan dunia usaha, 6) Adanya peran serta aktif masyarakat dan organisasi
kemasyarakatan dalam kegiatan kesehatan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, 7)
Adanya Peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi dan mengatur tentang
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, 8) Pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga di desa atau kelurahan.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

18

Gambar 5 Target dan Capaian Desa Siaga Aktif


Tahun 2010 sampai Tahun 2013

Persentase Desa Siaga Aktif tahun 2013 sebesar 67,1%. Persentase capaian sebesar
100% dari target yang ditetapkan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa target 67% Desa
Siaga Aktif pada tahun 2013 tercapai. Pada tahun 2013 kenaikan mencapai 1,8% dari
capaian tahun 2012 dan 51,1% dari capaian tahun 2010. Capaian Desa Siaga Aktif
tahun 2013 sebesar 95,8% dari target akhir Renstra di tahun 2014. Jumlah Desa Siaga
Aktif tahun 2013 sebanyak 54.482 desa dan kelurahan dari 81.253 desa dan kelurahan
yang ada sesuai Permendagri Nomor 18 Tahun 2013. Pada tahun 2013 terdapat
penambahan 3.898 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Meskipun demikian, peningkatan
persentase Desa Siaga Aktif tidak signifikan dikarenakan terjadi perubahan jumlah desa
dan kelurahan yang ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri. Sebelumnya, acuan
jumlah desa dan kelurahan di Indonesia adalah Permendagri Nomor 66 Tahun 2011
yang menetapkan jumlah desa dan kelurahan di Indonesia sebanyak 77.465 desa dan
kelurahan.
Gambar 6 Capaian Kinerja Desa Siaga Aktif per Provinsi Tahun 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

19

Berdasarkan grafik di atas, terdapat 20 provinsi yang melebihi capaian nasional. Provinsi
dengan capaian Desa Siaga Aktif terbanyak adalah Jawa Tengah (100%), Bali (97,8%),
dan DKI Jakarta (96,7%). Sedangkan provinsi yang perlu mendapatkan perhatian
khusus dalam pengembangan Desa Siaga Aktif dalah Papua Barat (2%), Aceh (8,9%),
dan NTT (15,7%).

Hal-hal yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan Desa Siaga Aktif adalah:
a) Melakukan koordinasi secara intensif dan rutin setiap semester kepada lintas
program dan lintas sektor melalui Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di
tingkat pusat dan daerah.
b)

Melakukan pelatihan fasilitator pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan NTB,


NTT, Maluku (bekerjasama dengan AAOF) bagi 59 orang fasilitator pemberdayaan
masyarakat.

c)

Melakukan pelatihan bagi fasilitator pelatihan kader posyandu. Sampai saat ini telah
dilatih 30 orang fasilitator pemberdayaan kader posyandu.

d)

TOT penggerakan dan pengorganisasian masyarakat dan pembentukan Pokjanal


Desa Siaga Aktif tingkat Pusat dan daerah.

e) Memasukkan survei Rumah tangga Ber-PHBS dalam salah satu menu di petunjuk
teknis penggunaan dana BOK, dan mengirimkan surat ke Provinsi tentang
penggunaan dana tersebut untuk ditindaklanjuti ke jajarannya.
f)

Melakukan advokasi dan koordinasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan


komitmen seluruh provinsi agar membentuk dan mengaktifkan Pokjanal Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif

Adapun berbagai masalah yang dihadapi dalam Desa Siaga Aktif adalah:
a)

Terdapat pemekaran desa dan kelurahan di berbagai daerah, sehingga desa dan
kelurahan baru belum menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

b)

Pengembangan Desa Siaga Aktif dari tahap Pratama ke Madya berjalan lambat

c)

Monitong yang dilakukan belum melihat kelestarian Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
akan tetapi masih menitikberatkan pada ada tidaknya Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif

d)

Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang telah terbentuk belum semua
berperan aktif dalam melakukan pembinaan terhadap Desa Siaga Aktif

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Pusat Promosi Kesehatan telah melakukan
berbagai upaya diantaranya:
a)

Melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk melakukan sosialisasi,


pelatihan, dan pembinaan khusus pada daerah pemekaran.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

20

b)

Melakukan koordinasi dan pembinaan Pokjanal berperan aktif melakukan


pembinaan terhadap Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

c)

Melakukan advokasi dan koordinasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan


komitmen seluruh provinsi meningkatkan tahapan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

d)

Memasukkan variable kelestararian Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (massif aktif
atau tidak) kedalam instrument monitoring

3.2

SUMBER DAYA
Pencapaian kinerja Pusat Promosi Kesehatan didukung oleh adanya sumber daya antara lain
Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Anggaran, maupun Sumber Daya Sarana dan
Prasarana.
a. Sumber Daya Manusia
Pegawai Pusat Promosi Kesehatan tahun 2013 sampai tanggal 31 Desember 2013
sejumlah 80 orang dengan komposisi sebagai berikut:

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa pegawai di Pusat Promosi Kesehatan
berdsarkan jenis kelamin perempuan sebanyak 58,75% atau 47 orang dan laki-laki
sebanyak 41,25% atau 33 orang.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

21

Tabel 3.1
NO

A.

B.

Jumlah Pegawai Pusat Promosi Kesehatan Berdasarkan Jabatan


JABATAN

JENIS KELAMIN

JUMLAH

LAKI-LAKI

PEREMPUAN

STRUKTURAL

10

14

1. Eselon II

2. Eselon III

3. Eselon IV

FUNGSIONAL

20

35

55

1. PKM Ahli

2. PKM Terampil

3. Arsiparis

4. Analis Kepegawaian

5. Umum

13

26

39

NON PNS

11

Jumlah

33

47

80

Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa pejabat struktural ada 14 orang (17,50%), terdiri
dari perempuan sebanyak 10 orang dan laki-laki 4 orang. Selain itu, di Pusat Promosi
Kesehatan terdapat 4 (empat) jabatan fungsional, terbanyak yaitu Jabatan Fungsional
Umum sebanyak 39 orang (48,75%), Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM) Ahli
berjumlah 9 orang (11,25%), sementara PKM Terampil berjumlah 6 orang (7,50%), dan
Analis Kepegawaian sebanyak 1 orang (1,25%). Sementara pegawai Non PNS di Pusat
Promosi Kesehatan sebanyak 11 orang (13,75%).
Tahun 2013 terjadi pengurangan pegawai Pusat Promosi Kesehatan, yang disebabkan
karena :
1. Pegawai yang meninggal dunia sebanyak 1 orang.
2. Pegawai yang purnabakti sebanyak 2 orang.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

22

Adapun Sumber Daya Manusia menurut jabatan di Promosi Kesehatan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2
No

Jumlah Pegawai Pusat Promosi Kesehatan Berdasarkan Golongan


Golongan
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki

1.

IV D

Perempuan
1

IV B

3.

IV A

III D

12

5.

III C

13

6.

III B

11

7.

III A

13

8.

II D

9.

II C

10.

II B

11.

II A

12.

Non PNS

11

Jumlah

80

Dari data di atas, dapat dilihat sebagaian besar pegawai pusat promosi kesehatan berada
pada golongan III C dan III A masing-masing sebanyak 13 orang dan paling sedikit berada
pada golongan IV D, IV B, dan II A masing-masing sebanyak 1 orang serta tidak ada
pegawai pada golongan II B.
b. Sumber Daya Anggaran
Sumber Daya Anggaran yang termuat di DIPA Pusat Promosi Kesehatan pada tahun 2013
adalah sebesar Rp 103.910.314.000,-

yang berasal dari APBN sebesar Rp.

88.210.005.000,- dan Hibah Luar Negeri (WHO, UNICEF, GAVI, dan Astellas) sebesar
Rp 15.700.309.000,- Secara keseluruhan dari total anggaran yang terealisasi di Pusat
Promosi Kesehatan tahun 2013 sebesar Rp 87.477.335.409,-

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

23

Tabel 3.3 Realisasi Anggaran Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2013


ANGGARAN
NO

SASARAN

Peningkatan

REALISASI

APBN

PHLN

APBN

PHLN

53.709.527.000

15.700.309.000

49.259.547.477

10.867.737.740

86,63

rumah
tangga berPHBS
2

Peningkatan

1.595.360.000

957.275.000

60,00

29.805.118.000

24.500.118.421

82,20

3.100.000.000

2.813.330.000

90,75

desa siaga
aktif dan
Poskesdes
3

Kegiatan
pendukung
promosi
kesehatan

Layanan
Perkantoran
Jumlah

c.

88.210.005.000

15.700.309.000

77.530.271.725

10.867.737.740

Sumber Daya Sarana dan Prasarana


Laporan Barang Milik Negara pada Pusat Promosi Kesehatan pada Tahun 2013 sebesar
Rp. 67.597.062.159,- berupa nilai Saldo Awal Laporan per 1 Januari 2013 sebesar Rp.
40.517.213.852,- dan mutasi di Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp. 24.493.651.670,I.

RINGKASAN BARANG MILIK NEGARA PER TAHUN ANGGARAN 2013


1. Saldo Awal Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahun Anggaran 2013 pada
Pusat Promosi Kesehatan
Nilai BMN per 31 Desember 2012 menurut Laporan Barang Kuasa Pengguna
Tahun 2012 adalah sebesar Rp. 40.517.213.852,- yang terdiri dari nilai Neraca
(intrakomptabel) sebesar Rp. 40.496.413.852,- dan nilai BMN ekstrakomptabel
sebesar Rp.20.800.000,-.

Nilai BMN yang menjadi saldo awal pada Laporan Barang Kuasa Pengguna
Tahun

Anggaran

2013

per

Januari

2013

adalah

sebesar

Rp. 40.517.213.852,- yang terdiri dari nilai Neraca (intrakomptabel) sebesar Rp.
40.496.413.852,- dan nilai BMN ekstrakomptabel sebesar Rp. 20.800.000,-

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

24

85,07

2. Ringkasan Mutasi Barang Milik Negara Tahun Anggaran 2013


Ringkasan Mutasi BMN pada Laporan Barang Kuasa Pengguna tahun Anggaran
2013 pada Pusat Promosi Kesehatan adalah sebagai berikut:
a. Barang Persediaan
Saldo Persediaan pada Pusat Promosi Kesehatan Sekretariat Jenderal
Kementerian

Kesehatan

RI

per

31

Desember

2013

sebesar

Rp. 2.586.196.637,-, jumlah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:


Tabel 3.4 Saldo Barang Persediaan Pusat Promosi Kesehatan
per 31 Desember Tahun 2013
Uraian

Saldo Akhir
(Rp)

117111

Barang Konsumsi

2.586.196.637

JUMLAH

2.586.196.637

b. Peralatan dan Mesin


Saldo Peralatan dan Mesin pada Pusat Promosi Kesehatan Sekretariat
Jenderal Kementerian Kesehatan RI per 31 Desember 2013 sebesar
Rp. 33.748.634.152,- terdiri dari saldo awal sebesar Rp. 11.269.333.152,dan

terdapat

penambahan

mutasi

di

tahun

2013

sebesar

Rp.

22.479.301.000,c. Aset Tetap Lainnya


Saldo Aset Tetap Lainnya pada Pusat Promosi Kesehatan Sekretariat
Jenderal Kementerian Kesehatan RI per 31 Desember 2013 sebesar Rp.
14.500.000,-.
d. Aset Lainnya
1)

Aset Tak Berwujud


Saldo Aset Tak Berwujud pada Pusat Promosi Kesehatan Sekretariat
Jenderal Kementerian Kesehatan RI per 31 Desember 2013 sebesar
Rp. 5.055.368.470,-.

2)

Aset Lain-lain
Saldo Aset Lain-lain pada Pusat Promosi Kesehatan Sekretariat
Jenderal Kementerian Kesehatan RI per 31 Desember 2013 sebesar
Rp. 26.150.970.900,-.

3. Barang Milik Negara pada Pusat Promosi Kesehatan Sekretariat Jenderal


Kementerian Kesehatan RI Per 31 Desember 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

25

a. BMN per akun neraca


Nilai BMN dapat diklasifikasikan ke dalam pos-pos perkiraan Neraca yaitu
Persediaan, Tanah, Peralatan & Mesin, Gedung & Bangunan, Jalan, Irigasi
dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya, Konstruksi Dalam Pengerjaan, dan Aset
Lainnya. Nilai BMN berdasarkan pos perkiraan Neraca adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.5 BMN Pusat Promosi Kesehatan tahun 2013 Berdasarkan Akun Neraca
No

Uraian Neraca

Intrakomptabel
Rp

Aset Lancar

Persediaan

II

Aset Tetap

Tanah

Peralatan dan Mesin

Gedung dan

Sub Jumlah (1)

Ekstrakomptabel
%

Rp

Gabungan

Rp

0,00%

2.586.196.637

3,83%

0,00%

2.586.196.637

3,83%

33.748.634.152

51,94%

41.392.000

100,00%

33.790.026.152

49,98%

14.500.000

0,02%

0,00%

14.500.000

0,02%

33.763.134.152

51,96%

100.00%

33.804.526.152

50,00%

Bangunan
4

Jalan, Irigasi dan


Jaringan

Aset Tetap Lainnya

KDP

III

Aset Lainnya

Aset Tak Berwujud

Aset Lain-lain

Kemitraan dg pihak

Sub Jumlah (2)

41.392.000

5.055.368.470

7,78%

0,00%

5.055.368.470

7,48%

26.150.970.900

40,26%

0,00%

26.150.970.900

38,69%

ketiga
Sub Jumlah ( 3 )
Total

31.206.339.370

48,04%

0,00%

31.206.339.370

46,17%

64.969.473.522

100%

41.392.000

100%

67.597.062.159

100%

*catatan nilai persentase perbandingan dengan nilai total BMN

II.

INFORMASI BMN LAINNYA


1. Perkembangan Nilai BMN
Perkembangan nilai BMN secara keseluruhan pada Satuan Kerja Pusat Promosi
Kesehatan yaitu intrakomptabel (aset lancar, aset tetap, aset lainnya) dan
ekstrakomptabel selama tiga periode laporan terakhir dengan saldo akhir tahun
2010 sebesar Rp. 30.581.728.025,- dapat disajikan sebagai berikut :

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

26

Tabel 3.6 Perkembangan Nilai BMN Pusat Promosi Kesehatan


Tahun 2012 dan Tahun 2013
No

Periode Laporan

Nilai BMN

Perkembangan

(Rp)

Rupiah

Persen

31 Desember 2012

41.931.482.579

5.025.440.881

14%

31 Desember 2013

67.597.062.159

25.665.579.580

67%

2. Informasi Pengelolaan BMN


a.

Status Nilai BMN Setelah Penyusutan


Nilai BMN yang sudah ditetapkan akumulasi penyusunannya pada satuan
kerja Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2013 adalah sebagai
berikut:
Saldo Akhir
Sebelum
No

Uraian

11
1171

13

Setelah

Penyusutan

Penyusutan
(Rp)

Saldo Akhir

Akumulasi

Penyusutan
(Rp)

(Rp)

INTRAKOMPTABEL
ASET LANCAR
Persediaan

ASET TETAP

1311

Tanah

1321

Peralatan dan

2.586.196.637

2.586.196.637

2.586.196.637

2.586.196.637

33.763.134.152

15.244.802.861

18.518.331.291

33.748.634.152

15.244.802.861

18.503.831.291

14.500.000

14.500.000

Mesin
1331

Gedung &
Bangunan

1341

Jalan, Irigasi dan


Jaringan

1351

Aset Tetap
Lainnya

1361

Konstruksi Dalam
Pengerjaan

16

ASET LAINNYA

31.206.339.370

22.840.424.510

8.365.914.860

1621

Aset Tak Berwujud

5.055.368.470

5.055.368.470

1661

Aset Lain-lain

26.150.970.900

22.840.424.510

3.310.546.390

67.555.670.159

38.085.227.371

29.470.442.788

41.392.000

26.713.600

14.678.400

67.597.062.159

38.111.940.971

29.485.121.188

SUB TOTAL
II

EKSTRA
KOMPTABEL
TOTAL (I + II)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

27

BAB IV
KESIMPULAN

Dari seluruh uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa secara
umum Pusat Promosi Kesehatan telah memperlihatkan pencapaian sasaran sesuai dengan sasaran
yang telah ditetapkan dalam rencana strategisnya. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari
pelaksanaan program kerja tahun anggaran 2013 adalah sebagai berikut :
1.

Pencapaian kinerja kegiatan dari masing-masing indikator kegiatan secara umum menunjukkan
kinerja yang baik, walaupun ada penurunan angka capaian Persentase Rumah Tangga yang
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi 55,06%. Namun untuk kedua
Indikator Kinerja Utama yang lainnya meningkat yaitu menjadi 67,1% untuk Persentase Desa
Siaga Aktif dan menjadi 54.731 untuk Pos Kesehatan Dasar yang Beroperasi.

2.

Dari 3 (tiga) indikator kinerja yang telah ditetapkan, terdapat 1 indikator yang telah memenuhi
target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu persentase Desa Siaga Aktif. Sedangkan
indikator yang belum memenuhi target adalah persentase Rumah Tangga yang melaksanakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta jumlah Pos Kesehatan Dasar yang Beroperasi.

3.

Hambatan yang ditemukan dalam pencapaian sasaran, antara lain kurangnya komitmen lintas
lintas sektor di tingkat pemerintah daerah dalam mendukung capaian target, kurangnya
kapasitas tenaga kesehatan di daerah dalam pelaksanaan dan pembinaan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.

Berdasarkan hasil analisis dari capaian kinerja, selanjutnya dirumuskan beberapa langkah penting
sebagai upaya peningkatan kinerja pada tahun berikutnya, antara lain:
1.

Koordinasi kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan dan bersinergi antara pusat dan
daerah dalam perencanaan, penyusunan instrumen, pelaksanaan, monitoring, pencatatan, dan
pelaporan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan untuk mencapai target
RPJMN, Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dan Renstra Kemenkes 2010-2014.

2.

Peningkatan komitmen stakeholder baik di lintas program, lintas sektor di pusat maupun daerah
dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.

3.

Peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha/swasta, LSM/NGO dari
dalam dan luar negeri untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan
promosi kesehatan.

4.

Peningkatan kualitas sumber daya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan di pusat
dan daerah, baik melalui pelatihan maupun pembinaan.

5.

Pelaksanaan koordinasi yang baik dan berkesinambungan dengan pengelola promosi kesehatan
di daerah.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN


TAHUN 2013

28

DEFINISI OPERASIONAL
INDIKATOR KINERJA UTAMA PUSAT PROMOSI KESEHATAN
A. PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
1. Pengertian
Pengertian Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, yang menjadikan

seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di


bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
2.

Definisi Operasional
Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku
hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator yaitu persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan
air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.
1.

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah ibu bersalin yang mendapatkan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan ( dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum dan bidan).

2.

Memberi bayi ASI Eksklusif adalah bayi usia 0 6 bulan mendapat ASI saja sejak
lahir sampai usia 6 bulan.

3.

Menimbang balita setiap bulan adalah balita (12-59 bulan) ditimbang setiap bulan
dantercatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA.

4.

Menggunakan air bersih adalah anggota rumah tangga yang menggunakan air
bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air dalam kemasan, air
ledeng, air pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan penampungan air
hujan dan memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak
berwarna. Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10
meter dari sumber pencemar seperti tempat penampung kotoran atau limbah.

5.

Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun adalah penduduk 5
tahun keatas mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun sebelum
makan dan sesudah buang air besar, sebelum memegangbayi, setelah menceboki
anak dan sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan
menggunkakan sabun.

6.

Menggunakan

jamban

sehat

adalah

rumah

tangga

yang

memiliki

dan

menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampung

kotoran sebagai pembuangan akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk daerah


yang sulit air dapat menggunakan jamban cemplung atau jamban plengsengan
7.

Memberantas jentik di rumah sekali seminggu adalah rumah tangga melakukan


pemberantasan sarang nyamuk di dalam rumah atau di luar rumah seminggu sekali
dengan cara 3M plus/larvanisasi/ikanisasi atau cara lain yang dianjurkandalam
seminggu agar bebas dari jentik.

8.

Makan sayur dan buah setiap hari adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun ke
atas yang mengonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya
setiap hari.

9.

Melakukan aktivitas fisik setiap hari adalah penduduk/anggota keluarga umur 10


tahun ke atas yang melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.

10. Tidak merokok di dalam rumah adalah penduduk/anggota rumah tangga umur 10
tahun ke atas tidak merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga
lainnya.
3.

Cara Penghitungan
Rumah Tangga Ber-PHBS dihitung dari nilai komposit 10 indikator. Apabila dalam rumah
tangga tersebut tidak ada ibu melahirkan, tidak ada bayi, dan tidak ada balita, maka
Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator.
Untuk menghitung persentase Rumah Tangga ber-PHBS digunakan formula sebagai
berikut:
% Rumah Tangga
ber-PHBS

4.

Jumlah Rumah Tangga yang ber-PHBS X 100%


Jumlah Rumah Tangga yang dipantau

Cara Pengambilan Data


1) Pengumpulan Data
Langkah pengumpulan data Rumah Tangga Ber-PHBS adalah:
Perlu diketahui jumlah rumah tangga yang ada di desa/kelurahan.
Menyiapkan formulir PHBS di Rumah Tangga sesuai dengan jumlah rumah
tangga yang ada.
Menyiapkan tenaga pengumpul data, disarankan ketua kelompok dasawisma.
Ketua kelompok dasawisma mengumpulkan data 10 indikator PHBS di masingmasing rumah tangga yang ada di desa/kelurahan dengan menggunakan
formulir PHBS di Rumah Tangga.

Ketua Kelompok Dasawisma melakukan pengamatan di sekitar lingkungan


rumah pada saat pengumpulan data untuk mendukung kebenaran jawaban
masing-masing rumah tangga.
Ketua kelompok Dasawisma menggali informasi lebih dalam tentang
kebiasaan, kepercayaan, sikap, norma, budaya, hambatan, dan potensi yang
ada untuk melaksanakan PHBS di Rumah Tangga melalui diskusi kelompok
terarah pada anggota dasawisma.
Ketua dasawisma menyerahkan hasil pengumpulan data PHBS kepada Ketua
PKK tingkat RT.
Ketua PKK tingkat RT selanjutnya mengirimkan hasil pengumpulan data PHBS
tingkat RT ke Ketua TP-PKK RW untuk diteruskan secara berjenjang kePKK
dusun, lingkungan dan ke ketua TP PKK tingkat Desa/Kelurahan.
Setiap rumah tangga akan diklasifikasikan sebagai Rumah Tangga Ber-PHBS
atau Rumah Tangga Tidak Ber-PHBS.
Klasifikasi Rumah Tangga Ber-PHBS, apabila rumah tangga tersebut
memenuhi 10 indikator PHBS. Namun, bila dalam rumah tangga tidak ada
balita, maka pengertian Rumah Tangga Ber-PHBS adalah yang memenuhi 7
indikator PHBS.
Hasil presentase yang diperoleh merupakan hasil pemetaan Rumah Tangga
Ber-PHBS.
Petugas Puskesmas mengambil data hasil pengumpulan data PHBS tingkat
desa/ kelurahan dari Ketua Tim Penggerak PKK Desa/Kelurahan.
2) Pengolahan Data
Hasil pengumpulan data di tingkat dasawisma dan RT selanjutnya diolah secara
manual oleh TP-PKK Tingkat Desa/Kelurahan.
Hasil pengumpulan data tingkat desa/kelurahan selanjutnya diolah secara
manual oleh petugas Puskesmas dan Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif tingkat kecamatan.
Data Rumah Tangga ber-PHBS tingkat kecamatan selanjutnya dikompilasi dan
dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota dan Pokjanal Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif kabupaten/kota.
Data Rumah Tangga ber-PHBS tingkat kabupaten/kota selanjutnya dikompilasi
dan dilaporkan ke dinas kesehatan provinsi dan Pokjanal Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif provinsi.

KARTU RUMAH TANGGA BER-PHBS


Provinsi

RT/RW

Kabupaten/Kota

No. ID Rumah Tangga

Kecamatan

Nama Kepala Keluarga

: ..

Desa/Kelurahan

Tahun

No

Nama

Hub.
deng
an
Jeni
kepal
s
a
Umur
kela
ruma
-min
h
tangg
a

INDIKATOR PHBS RT
Tingk
Apaat
Akti
Tim
Penghasilan sebulan
kah
Pe Sayu
penvita
Air
ban
PerASI
beke
(Rp.)
Jam CT mb r &
didik
s
salin Eks- g Bersi
r-ja?
ban PS Jent Bua
an
Fisi
an klusif Bali h
ik
h
k
ta

01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
Nilai Rumah Tangga

Klasifikasi
PHBS RT
Tida Ber
Tid k ak mero PH
Me- kok BS
rok dlm
ok ruma
h

Tidak
BerPHBS

Format Pelaporan Data Rumah Tangga ber-PHBS


Tingkat Kecamatan
Kecamatan
:
Kabupaten/Kota :
Provinsi
:
Tahun
:
RUMAH
RUMAH
TANGGA
JUMLAH
TANGGA
NAMA
YANG
NO
RUMAH
BER-PHBS
DESA/KELURAHAN
DIPANTAU
TANGGA

RUMAH
TANGGA
TIDAK
BER-PHBS

1
2
3
4
5
6
7
8
dst.
Jml
%

Format Pelaporan Data Rumah Tangga ber-PHBS


Tingkat Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota :
Provinsi
:
Tahun
:

NO

1
2
3
4
5
6
7
8
dst.
Jml
%

NAMA KECAMATAN

JUMLAH
DESA/
KELURAHAN

RUMAH
TANGGA
BERPHBS

RUMAH
TANGGA
YANG
DIPANTAU

RUMAH
TANGGA
TIDAK
BERPHBS

Format Pelaporan Data Rumah Tangga ber-PHBS


Tingkat Provinsi

Provinsi
Tahun

NO

1
2
3
4
5
6
7
8
dst.
Jml
%

:
:

NAMA
KABUPATEN/KOTA

JUMLAH
KECAMATAN

RUMAH
TANGGA
BERPHBS

RUMAH
TANGGA
YANG
DIPANTAU

RUMAH
TANGGA
TIDAK
BER-PHBS

B. PERSENTASE DESA DAN KELURAHAN SIAGA AKTIF


1.

Pengertian
Desa atau Kelurahan Siaga Aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain atau
kelurahan, yang:\ penduduknya dapat menagkses dengan mudah pelayanan kesehatan
dasar yang memberikan pelayanan keeehatan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, Pusat
Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehtaan Masyarakat (Puskesmas),
atau sarana kesehatan lainnya; mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveilans
berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi,
lingkungan, dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta
penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidupo Bersih
dan Sehat (PHBS).

2.

Definisi Operasional
Persentase Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah Persentase desa dan kelurahan yang
penduduknya dapat

mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan Upaya

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

Kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif meliputi :


1) Kepedulian Pemerintahan Desa atau Kelurahan dan pemuka masyarakat terhadap
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang tercermin dari keberadaan dan keaktifan
Forum Desa dan Kelurahan.
2) Keberadaan Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif.
3) Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang buka atau
memberikan pelayanan setiap hari.
4) Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan (a) penanggulangan bencana dan
kedaruratan kesehatan, (b) survailans berbasis masyarakat, (c) penyehatan
lingkungan.
5) Tercakupnya (terakomodasikannya) pendanaan untuk pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan serta dari
masyarakat dan dunia usaha.
6) Peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan
kesehatan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
7) Peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi dan mengatur tentang
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

8) Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga di desa atau
kelurahan.
Berdasarkan kriteria tersebut,pentahapan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah:

3.

Cara Penghitungan
Untuk menghitung presentase Desa atau Kelurahan Siaga Aktif digunakan formula
sebagai berikut:
% Desa dan Kelurahan =
Siaga Aktif

4.

Jumlah Desa dan Kelurahan Siaga Aktif


(Pratama + Madya + Purnama + Mandiri)
Jumlah Desa dan Kelurahan

X 100%

Cara Pengambilan Data


1) Pengumpulan Data
Data dikumpulkan di tingkat kecamatan menggunakan Formulir Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif.
Tenaga pengumpul data adalah Petugas Puskemas bersama anggota Forum
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif tingkat Kecamatan.

Dengan menggunakan formulir Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, petugas dan
anggota forum desa dan kelurahan melakukan verifikasi kondisi
desa/kelurahan berdasarkan kriteria pentahapan.
Verifikasi juga dilakukan dengan cara penulusuran dokumen, pengamatan
desa atau kelurahan dan wawancara kepada anggota forum dan masyarakat
Kemudian petugas dan anggota forum desa dan kelurahan menentukan
tahapan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (Pratama, Madya,
Purnama dan Mandiri) yang diverifikasi.
2) Pengolahan Data
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan data Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif adalah sebagai berikut :

Dalam menentukan tahapan atau klasifikasi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
harus dilakukan verifikasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Setiap desa atau kelurahan akan diklasifikasikan sebagai Desa atau Kelurahan
Siaga Aktif berdasarkan kriteria tahap pencapaian (Pratama, Madya, Purnama
dan Mandiri) atau bukan Desa atau Kelurahan Siaga Aktif.

Hasil diserahkan (1) kepada camat selaku ketua Forum Kecamatan kemudian
diteruskan menjadi laporan forum kecamatan ke Pokjanal Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif tingkat kabupaten (2) Puskesmas dengan mengintegrasikan
laporan program lainnya ke dinas kabupaten/kota, sebagai laporan program
kesehatan.

Data Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di kabupaten/kota dikompilasi


berdasarkan data kecamatan dan menjadi laporan Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif kabupaten/kota.

Data Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di Provinsi dikompilasi berdasarkan data
kabupaten/kota dan menjadi laporan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Provinsi.

Format Pelaporan Data Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan
Kecamatan
:
Kabupaten/Kota
:
Provinsi
:
Tahun
:
No
Nama
Desa/Kelurahan
1
2
3
4
5
6
7
8
dst
Total
Presentase

Kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif


Pratama
Madya
Purnama
Mandiri

Format Pelaporan Data Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota
Provinsi
Tahun
Nama
No
Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
dst
Total
Presentase

:
:
:
Jumlah
Desa/
Kelurahan

Kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Pratama
Jml %

Madya
Jml %

Purnama
Jml %

Mandiri
Jml %

Total Desa
dan
Kelurahan
Siaga Aktif
Jml
%

Format Pelaporan Data Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Provinsi
Provinsi
Tahun
No
Nama
Kab/Kota

1
2
3
4
5
6
7
8
dst
Total
Presentase

:
:
Jumlah
Kec

Jumlah
Desa/
Kelurahan

Kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Pratama
Jml %

Madya
Jml %

Purnama
Jml %

Mandiri
Jml %

Total Desa
dan
Kelurahan
Siaga Aktif
Jml
%

C. JUMLAH POS KESEHATAN DESA YANG BEROPERASI


1. Pengertian
Pengertian

Pos

Kesehatan

Desa

(Poskesdes)

adalah

upaya

kesehatan

bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka


mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Poskesdes diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang bidan) dengan
dibantu sekurang-kurangnya 2 (dua) orang kader.
2. Definisi Operasional
Definisi operasional Poskesdes yang beroperasi adalah Jumlah Poskesdes (Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan
dasar) buka setiap hari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah
tersebut.
Poskesdes diharapkan dapat melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat desa sekurang-kurangnya :
1)

Melaksanakan pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan kompetensinya,


berupa: (a) Pelayanan kesehatan ibu hamil, (b) Pelayanan kesehatan ibu
menyusui, (c) Pelayanan kesehatan anak, (d) Penemuan dan penanganan
penderita penyakit.

2)

Membina dan menumbuhkembangkan UKBM yang dibutuhkan oleh masyarakat.

3. Cara Penghitungan
Untuk menghitung jumlah Poskesdes yang beroperasi digunakan formula sebagai
berikut :

Jumlah Poskesdes yang beroperasi di satu wilayah


Keterangan:
Satu wilayah: Kecamatan/Kabupaten/Kota/Provinsi

4. Cara Pengambilan Data


1) Pengumpulan Data
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam kegiatan pengumpulan data adalah sebagai
berikut:
Data dikumpulkan di tingkat kecamatan dengan menggunakan formulir
Poskesdes tingkat kecamatan.
Tenaga pengumpul data adalah Petugas Puskemas bersama anggota Forum
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan.

2) Pengolahan Data
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolah data Poskesdes adalah sebagai
berikut:
Setiap Poskesdes akan diklasifikasikan sebagai Poskesdes yang beroperasi
berdasarkan kriteria yang ditetapkan.
Hasil pengumpulan data tingkat kecamatan selanjutnya diolah secara manual
oleh tenaga pengumpul data tingkat kecamatan.
Tenaga pengumpul data tingkat kecamatan menyampaikan laporan Poskesdes
tersebut ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
Format Pelaporan Pos Kesehatan Desa yang Beroperasi Tingkat Kecamatan
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Provinsi
Tahun
No
1
2
3
4
5
6
7
8
dst
Jml

:
:
:
:

Nama Desa/Kelurahan

Jumlah Poskesdes yang Beroperasi

Format Pelaporan Pos Kesehatan Desa yang Beroperasi Tingkat Kabupaten/Kota


Kabupaten/Kota
:
Provinsi
:
Tahun
:
No
Nama Kecamatan

Jumlah Desa

Jumlah Poskesdes yang


Beroperasi

1
2
3
4
5
6
7
8
dst
Jml

Format Pelaporan Pos Kesehatan Desa yang Beroperasi Tingkat Provinsi


Provinsi
Tahun
No

1
2
3
4
5
6
7
8
dst
Jml

:
:
Nama

Jumlah

Kabupaten/Kota

Kecamatan

Jumlah Desa

Jumlah Poskesdes
yang Beroperasi

DATA PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TAHUN 2013

NO

PROVINSI

(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Jumlah Rumah
Tangga

Jumlah Rumah
Tangga Yang
Dipantau

Rumah Tangga
Ber - PHBS

Pencapaian (%)

(3)

(4)

(5)

(6)

208.157
950.436
752.580
286.214
316.950
1.121.582
318.074
939.164
41.170
129.526
930.463
5.405.403
3.154.402
387.889
1.995.195
661.027
192.217
72.551
242.617
131.556
30.933
202.554
264.645
170.117
34.923
1.085.701
253.922
57.610
90.165
183.048
26.066
22.275
498.894

68.844
596.005
523.419
118.760
196.941
702.184
208.097
488.291
22.946
55.554
588.262
2.613.893
2.370.336
137.743
898.271
233.590
133.388
20.999
118.942
65.799
15.861
121.713
199.184
120.280
12.992
544.952
111.225
39.965
48.354
70.268
10.883
5.681
186.790

33,1
62,7
69,5
41,5
62,1
62,6
65,4
52,0
55,7
42,9
63,2
48,4
75,1
35,5
45,0
35,3
69,4
28,9
49,0
50,0
51,3
60,1
75,3
70,7
37,2
50,2
43,8
69,4
53,6
38,4
41,8
25,5
37,4

21.158.026

11.650.412

55,06

(2)

Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten

17 Bali
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Nusa Tenggara Barat


Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua

INDONESIA
Data laporan Provinsi per 17 Januari 2014

1.066.346
3.037.306
1.152.378
1.328.461
770.610
1.813.436
432.867
1.934.431
311.144
441.750
2.508.869
11.493.124
8.703.499
1.037.852
10.379.484
2.596.432
1.028.171
1.252.516
1.013.882
1.022.980
572.790
975.168
870.912
581.872
620.404
1.847.825
502.047
243.981
258.559
316.597
214.316
168.076
658.584

61.156.669

DATA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAHUN 2013

No

(1)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Provinsi

Jumlah
Desa

Jumlah
Kelurahan

Jumlah
Desa dan
Kelurahan

(2)

(3)

(4)

(5)

Nanggoe Aceh Darussalam


Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Papua
Indonesia

6.464
5.281
886
1.594
1.391
2.768
1.356
2.375
313
274
5.295
7.809
392
7.722
1.273
634
941
2.881
1.897
1.420
1.866
1.268
1.458
1.767
2.240
1.772
657
533
1.135
1.039
1.477
4.766
72.944

664
259
241
162
376
168
205
67
141
267
639
769
46
783
278
80
139
319
89
138
143
224
332
169
784
370
72
71
34
112
77
91
8.309

6.464
5.945
1.145
1.835
1.553
3.144
1.524
2.580
380
415
267
5.934
8.578
438
8.505
1.551
714
1.080
3.200
1.986
1.558
2.009
1.492
1.790
1.936
3.024
2.142
729
604
1.169
1.151
1.554
4.857
81.253

RW, Desa dan Kelurahan Siaga Aktif


Pratama

Madya

Purnama

Mandiri

Jumlah

Persentase

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

578
200
470
704
2789
961
1.359

354
326
325
331
598

350
119
118
140
225

110
68
150
6
30

264
534

58
549

17
598

12
325

3.386
176
4.674
974
698
667

3.247
158
2.519
350
193

1.507
66
689
7
65

437
13
86
5

832
629
1.255
630
368
1.180
1.767
833
246
133
780
583

186
159
126
112
655
118
84
83
12
197

28
139
192
15
413
35
26
62

112
20
3
6
83
15
1
16
17

4.811

1.515

1.016
28.686

10.740

578
2.956
1.014
983
1.297
2.789
1.438
2.212
296
351
2.006
4.945
8.577
413
7.968
1.331
698
930
502
832
629
1.581
948
689
1.313
2.918
1.001
357
216
808
859
31
1.016
54.482

Keterangan :

Jumlah
Poskesd
yang
Beropera
(12)

9
50
89
53,6
83,5
88,7
94,4
85,7
77,9
84,6
96,7
83,3
100,0
94,3
93,7
85,8
97,8
86,1
15,7
41,9
40,4
78,7
63,5
38,5
67,8
96,5
46,7
49,0
35,8
69,1
74,6
2,0
20,9
67,1

2
3
2
1

2
1
1

1
5
7

1
1
2
1

54

2.075

Jumlah Desa dan Kelurahan berasal dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2013
Jumlah desa siaga di Provinsi DKI Jakarta merupakan jumlah RW Siaga Aktif (jumlah RW di DKI Jakarta 2075 RW) dan jumlah Desa Siaga Aktif di Provinsi Sumatera Barat merupakan jumlah Desa Siaga Aktif ditambah
Data Poskesdes yang Beroperasi merupakan data gabungan dari Dirjen Bina Gizi dan KIA tahun 2009 ,laporan DAK Kab/Kota Tahun 2012 dan konfirmasi DAK 2013 Dinkes Kab/Kota

Anda mungkin juga menyukai