Tbk, pengembangan modul TOT orientasi promosi kesehatan di sekolah (HPS) serta pengembangan
modul TOT promosi kesehatan bagi petugas puskesmas.
Keberhasilan yang dicapai oleh Pusat Promosi Kesehatan pada tahun 2013 didukung oleh hal-hal berikut:
1. Penetapan dokumen pelaksanaan kegiatan (DIPA) Satuan Kerja Pusat Promosi Kesehatan.
2. Adanya koordinasi dan kerjasama yang baik dari seluruh pejabat struktural, pejabat fungsional PKM,
dan jabatan fungsional umum di Pusat Promosi Kesehatan.
3. Kepemimpinan di Pusat Promosi Kesehatan yang memberikan dukungan secara penuh terhadap
kelancaran pelaksanaan tugas.
4. Adanya koordinasi dan dukungan komitmen dari pemangku kepentingan, baik dari lintas program dan
lintas sektor di pusat dan daerah.
5. Adanya koordinasi dan dukungan dari organisasi kemasyarakatan dan sektor swasta.
Tantangan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di Pusat Promosi Kesehatan adalah
masih kurangnya komitmen lintas sektor di pemerintah daerah dalam mendukung capaian target
khususnya dalam peningkatan PHBS di masyarakat dan peningkatan poskesdes yang beroperasi,
kurangnya kapasitas tenaga kesehatan di daerah dalam pelaksanaan dan pembinaan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi
masukan dalam penyusunan perencanaan tahunan, bahan evaluasi pelaksanaan program,
penyempurnaan pelaksanaan kegiatan yang akan datang, serta penyempurnaan kebijakan yang
diperlukan.
ii
KATA PENGANTAR
Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas unit organisasi yang lebih berdayaguna, bersih, dan
bertanggungjawab, serta sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja tahunan Pusat Promosi
Kesehatan, disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja setiap tahun.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2013 menggambarkan pencapaian
kinerja atas pelaksanaan tugas Pusat Promosi Kesehatan pada tahun anggaran 2013 berdasarkan
rencana strategis, penetapan kinerja, dan janji kinerja yang telah disepakati sebelumnya. Substansi
laporan mencerminkan hasil capaian sasaran strategis pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat dan Promosi Kesehatan untuk mendukung pencapaian visi Kementerian Kesehatan.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2013. Semoga laporan ini
bermanfaat sebagai bahan evaluasi bagi para pelaksanan kegiatan untuk merealisaskan seluruh
kegiatan degan lebih baik pada tahun berikutnya.
Jakarta, 30 Januari 2013
Kepala Pusat Promosi Kesehatan
iii
DAFTAR ISI
IKHTISAR EKSEKUTIF
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
i
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.3 TUGAS POKOK DAN FUNGSI
1.4 SISTEMATIKA PENULISAN
1
1
2
2
2
BAB II
4
4
4
5
6
9
SUMBER DAYA
A. Sumber Daya Manusia
B. Sumber Daya Anggaran
C. Sumberdaya Sarana dan Prasarana
10
10
10
11
20
22
24
25
BAB IV SIMPULAN
30
LAMPIRAN
iv
LAMPIRAN:
1. Pernyataan Penetapan Kinerja
2. Form Penetapan Kinerja
3. Form Rencana Kinerja Tahunan
4. Form Pengukuran Kinerja
5. Data Pendukung
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Amanat Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa
pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Pusat Promosi Kesehatan menyampaikan laporan
dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja selama tahun anggaran 2013 untuk
mempertanggungjawabkan kesesuaian pelaksanaan program yang dilaksanakan dengan
tujuan dan sasaran program dalam mencapai hasil yang diharapkan. Penyusunan Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Pusat
Promosi
Kesehatan
merujuk
pada
Rencana
Strategis
Kementerian Kesehatan 2010 2014 dan Penetapan Kinerja Kementerian Kesehatan tahun
2014.
1.2
Akuntabilitas
Kinerja
Pusat
Promosi
Kesehatan
merupakan
bentuk
1.4
SISTEMATIKA PENULISAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan tahun 2013 ini menjelaskan
pencapaian kinerja Pusat Promosi Kesehatan selama tahun 2013. Capaian kinerja tersebut
dibandingkan
dengan
capaian
kinerja
tahun
sebelumnya
untuk
mengukur
keberhasilan/kegagalan kinerja Pusat Promosi Kesehatan. Selain itu, capaian kinerja tahun
2013 juga dapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pada tahun-tahun
berikutnya.
Adapun sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan
adalah sebagai berikut:
Ikhtisar Eksekutif Berisi rangkuman dari isi Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi
Kesehatan tahun 2013.
Bab I
Pendahuluan
berisi
penjelasan
singkat
tentang
latar
belakang
1.
Perencanaan Kinerja
Uraian singkat tentang rencana stratejik organisasi, mulai dari visi,
misi, tujuan, sasaran serta kebijakan dan program instansi.
2. Perjanjian Kinerja
Disajikan
perjanjian
kinerja
antara
Kepala
Pusat
Promosi
dengan
program
pada
tahun
2013
dan
indikator
keberhasilan pencapaiannya.
Bab III
Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan
analisis akuntabilitas kinerja, termasuk di dalamnya menguraikan secara
sistematis
keberhasilan/kegagalan,
hambatan/kendala,
dan
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1
PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian dari Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional sebagaimana yang diatur dalam UU Nomor 25 tahun 2004. Selain
itu, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah ditetapkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor : 32/Menkes/SK/1/2013 tentang Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan tahun 2010 2014. Rensta merupakan dokumen perencanaan yang memuat
program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan
maupun untuk mendorong peran aktif masyarakat dalam kurun waktu 2010 2014. Renstra
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun.
Penetapan kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai
antara
pimpinan
instansi
amanah/tanggungjawab/kinerja
pemerintah/unit
dengan
kerja
pihak
yang
yang
menerima
memberikan
dengan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
2.
3.
4.
Manajemen
dan
Pelaksanaan
Tugas
Teknis
Lainnya
yaitu
kegiatan
1)
Tujuan
Tujuan Pusat Promosi Kesehatan adalah meningkatkan pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat dan promosi kesehatan kepada masyarakat.
2) Strategi
Adapun strategi Promosi Kesehatan dalam penyelenggaraan pemberdayaan dan
promosi kesehatan kepada masyarakat adalah:
a. Meningkatkan komitmen dan dukungan stakeholder, pembuat kebijakan, dan
pengambil
keputusan
untuk
mendukung
pencapaian
tujuan
pembangunan
kesehatan;
b. Meningkatkan koordinasi dan kolaborasi lintas program dan lintas sektor;
c.
Keputusan
Sekretaris
Jenderal
Kementerian
Kesehatan
Nomor
KEGIATAN
SASARAN
STRATEGIS
Pemberdayaan
Meningkatnya
1.
Masyarakat dan
pelaksanaan
2.
Promosi Kesehatan
pemberdayaan dan
3.
Jumlah
promosi kesehatan
Pos
Kesehatan
Desa
yang
Beroperasi
kepada masyarakat
Indikator Pusat Promosi Kesehatan yang masuk dalam indikator Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu Presentase Rumah Tangga yang melaksanakan
PHBS dan Jumlah Pos Kesehatan Beroperasi. Sedangkan dalam Renstra Kementerian
Kesehatan Tahun 2010 - 2014, indikator Pusat Promosi Kesehatan adalah Presentase
Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS, Persentase Desa Siaga Aktif, dan Jumlah
Poskesdes Beroperasi.
Definisi operasional Indikator Kinerja Utama (IKU) Pusat Promosi Kesehatan:
1) Rumah Tangga Ber-PHBS
Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku
hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator yaitu persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air
bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah ibu bersalin yang mendapatkan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
(dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum dan bidan).
2. Memberi bayi ASI Eksklusif adalah bayi usia 0 6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir
sampai usia 6 bulan.
3. Menimbang balita setiap bulan adalah balita (12-59 bulan) ditimbang setiap bulan
dantercatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA.
4. Menggunakan air bersih adalah anggota rumah tangga yang menggunakan air bersih
untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air dalam kemasan, air ledeng, air
pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan penampungan air hujan dan
memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna.
Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari
sumber pencemar seperti tempat penampung kotoran atau limbah.
5. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun adalah penduduk 5 tahun
keatas mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun sebelum makan
dan sesudah buang air besar, sebelum memegangbayi, setelah menceboki anak dan
sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan menggunkakan
sabun.
6. Menggunakan jamban sehat adalah rumah tangga yang memiliki dan menggunakan
jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampung kotoran sebagai
pembuangan akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air dapat
menggunakan jamban cemplung atau jamban plengsengan
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu adalah
pemberantasan sarang nyamuk di dalam rumah atau di luar rumah seminggu sekali
dengan cara 3M plus/larvanisasi/ikanisasi atau cara lain yang dianjurkandalam
seminggu agar bebas dari jentik.
8. Makan sayur dan buah setiap hari adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun ke
atas yang mengonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap
hari.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari adalah penduduk/anggota keluarga umur 10 tahun
ke atas yang melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.
10. Tidak merokok di dalam rumah adalah penduduk/anggota rumah tangga umur 10 tahun
ke atas tidak merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga lainnya.
Rumah Tangga Ber-PHBS dihitung dari nilai komposit 10 indikator. Apabila dalam rumah
tangga tersebut tidak ada ibu melahirkan, tidak ada bayi, dan tidak ada balita, maka
Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator.
kesehatan,
(b)
survailans
berbasis
masyarakat,
(c)
penyehatan
lingkungan.
5) Tercakupnya (terakomodasikannya) pendanaan untuk pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan serta dari
masyarakat dan dunia usaha.
6) Peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan
kesehatan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
7) Peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi dan mengatur tentang
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
8) Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga di desa atau
kelurahan.
Untuk menghitung presentase Desa atau Kelurahan Siaga Aktif digunakan formula
sebagai berikut:
% Desa dan Kelurahan =
Siaga Aktif
X 100%
2)
Untuk menghitung jumlah Poskesdes yang beroperasi digunakan formula sebagai berikut :
Jumlah Poskesdes yang beroperasi di satu wilayah
Keterangan:
Satu wilayah: Kecamatan/Kabupaten/Kota/Provinsi
2.2
PERJANJIAN KINERJA
Tekad dan janji kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan unit kerja yang menerima
amanah/tanggung jawab/kinerja dengan pihak yang memberikannya sebagaimana ditetapkan
dalam dokumen penetapan kinerja. Dengan demikian, penetapan kinerja merupakan suatu
janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan
langsungnya.
Pada tahun 2013 telah ditetapkan target capaian indikator kegiatan yang mendukung
tercapainya sasaran hasil program, sebagai berikut:
Tabel 2.2
NO
1
SASARAN STRATEGIS
Meningkatnya
pelaksanaan
INDIKATOR
1.
TARGET 2013
65%
3.
Pos
Kesehatan
Desa
yang
67%
57.000 Poskesdes
Beroperasi
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1
Sesuai dengan dokumen Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2013, Indikator Kinerja
Utama Pusat Promosi Kesehatan, dan Penetapan Kinerja Pusat Promosi Kesehatan Tahun
2013, telah ditetapkan 3 indikator dalam mencapai sasaran hasil program :
1. Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS
2. Persentase Desa Siaga Aktif
3. Jumlah Pos Kesehatan Desa Beroperasi
10
Tabel 3.1 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan
Promosi Kesehatan Tahun 2013
No
Sasaran Strategis
IKU
Menurunnya
disparitas
status
Desa
Target
Realisa
2013
si 2013
Capaian
57.000
54.731
96%
65%
55,06
84,7%
67%
67,1%
100%
(Poskesdes)
beroperasi
tingkat
sosial
Meningkatnya
Persentase
Tangga
dan
(PHBS)
melaksanakan Perilaku
Tangga
(PHBS)
Sehat
Rumah
yang
Tabel 3.2 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan
Promosi Kesehatan tahun 2010 sampai tahun 2013
Indikator
1.
Poskesdes
2010
2011
C
2012
C
2013
70.000
52.279
74,7%
72.000
52.850
73,4%
55.500
54.142
97,6%
57.000
54.731
96%
50%
50,1%
100%
55%
53,9%
98%
60%
56,5%
94,2%
65%
55%
84,7%
15%
16%
100%
25%
32,3%
100%
40%
65,3%
100%
67%
67,1
100%
yang
Beroperasi
2.
Persentase
Rumah Tangga
Ber-PHBS
3.
Desa Siaga
Aktif
11
Persentase Rumah Tangga yang Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
Rumah Tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan upaya untuk
memberdayakan anggota keluarga agar tahu, mau, dan mampu melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Rumah Tangga Ber-PHBS didapatkan dari rumah tangga yang seluruh anggotanya
berperilaku hidup bersih dan sehat. Indikator ini merupakan indikator komposit dari 10
indikator, yaitu 1) pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, 2) bayi diberi ASI
eksklusif, 3) balita ditimbang setiap bulan, 4) menggunakan air bersih, 5) mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun, 6) menggunakan jamban sehat, 7) memberantas
jentik di rumah sekali seminggu, 8) makan sayur dan buah setiap hari, 9) melakukan
aktivitas fisik setiap hari, dan 10) tidak merokok di dalam rumah. Apabila dalam Rumah
Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak ada balita,
maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7
indikator.
Gambar 3 Target dan Capaian Rumah Tangga Ber-PHBS
Tahun 2010 sampai Tahun 2013
12
Presentase Rumah tangga Ber-PHBS tahun 2013 sebesar 55,06%. Persentase capaian
sebesar 84,71% dari target yang ditetapkan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa target
60% rumah tangga yang Ber-PHBS pada tahun 2012 belum tercapai serta terjadi
penurunan capaian pada tahun 2013 sebesar 1,44% dibandingkan tahun 2012 serta ada
kenaikan 4,96% dari capaian tahun 2010. Capaian Rumah Tangga ber-PHBS tahun
2013 sebesar 78,6% dari target akhir Renstra di tahun 2014. Jumlah rumah tangga yang
ber-PHBS tahun 2013 sebanyak 11.650.412 rumah tangga dari 21.158.026 rumah
tangga yang dipantau. Jumlah ini turun dari jumlah rumah tangga yang ber-PHBS pada
tahun 2012 yang sebanyak 12.787.421 rumah tangga dari 22.641.983 rumah tangga
yang dipantau. Penurunan angka capaian ini disebabkan karena adanya kemampuan
variasi daerah dalam melakukan pendataan PHBS.
Berikut adalah persentase Rumah Tangga Ber-PHBS tiap provinsi berdasarkan laporan
capaian kinerja dari provinsi tahun 2013 :
Gambar 4 Capaian Kinerja Rumah Tangga Ber-PHBS per Provinsi Tahun 2013
Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa sebanyak 13 provinsi telah melebihi angka
nasional. Presentase Rumah Tangga Ber-PHBS tertinggi adalah provinsi Kalimantan
Timur (75,3%), Jawa Tengah (75,1%) dan Sulawesi Utara (70,7%). Sedangkan
presentase rumah tangga yang ber-PHBS terendah adalah Papua Barat (25,5%), Nusa
Tenggara Barat (28,9%), dan Aceh (33,1%).
Hal-hal yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS
adalah:
13
a)
Melakukan koordinasi secara intensif dan rutin setiap semester kepada lintas
program dan lintas sektor melalui Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Bidang
PHBS.
b)
c)
d)
e)
f)
Melakukan koordinasi secara intensif dan rutin setiap semester kepada lintas
program dan sektor melalui Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Bidang
PHBS.
g)
h)
i)
j)
k)
Melakukan
pengembangan
modul
TOT
promosi
kesehatan
bagi
petugas
puskesmas yang akan digunakan pada waktu TOT dan pelatihan promosi
kesehatan.
l)
Melakukan pendampingan pada ormas secara insentif baik secara teknis maupun
administratif untuk membantu pelaksanaan peningkatan RT ber-PHBS.
m) Memasukkan survei Rumah tangga Ber-PHBS dalam salah satu menu di Petunjuk
Teknis penggunaan dana BOK, dan mengirimkan surat ke Provinsi tentang
penggunaan dana tersebut untuk ditindaklanjuti ke jajarannya.
Faktor yang mendukung terlaksananya kegiatan dalam mendukung Rumah Tangga BerPHBS adalah:
a)
14
b)
Telah
dilakukan
mendukung
kerjasama
melaksanakan
dengan
upaya
22
Organisasi
promosi
Kemasyarakatan
kesehatan
dan
yang
pemberdayaan
Telah dilakukan kerjasama dengan 31 Dunia Usaha tentang Program CSR untuk
mempercepat pencapaian target MDGs bidang Kesehatan dan perilaku hidup bersih
dan sehat.
d)
Adanya kerjasama dengan Lembaga Internasional yaitu GAVI CSO, SurfAID, WHO,
UNICEF untuk mendukung peningkatan Rumah Tangga Ber-PHBS.
e)
Adanya Kelompok Kerja Operasional Desa Siaga Bidang PHBS sebagai koordinasi
lintas program dan sektor dalam pencapaian Rumah Tangga Ber-PHBS
f)
Adapun berbagai masalah yang dihadapi dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga
Ber-PHBS adalah:
a)
b)
c)
d)
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Pusat Promosi Kesehatan telah melakukan
berbagai upaya diantaranya:
a)
b)
Menggalang kerjasama dengan lebih banyak dunia usaha, NGO, dan ormas untuk
berperan aktif dalam mencapai indikator PHBS yang spesifik
c)
d)
2.
15
Poskesdes
yang
beroperasi
adalah
jumlah
Poskesdes
(Upaya
Kesehatan
Jumah Poskesdes yang beroperasi pada tahun 2013 mencapai 54.731 Poskesdes.
Persentase capaian sebesar 96% dari target yang ditetapkan. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa target 57.000 Poskesdes yang Beroperasi pada tahun 2013 belum
tercapai. Namun dari tahun ke tahun, jumlah Poskesdes yang Beroperasi meningkat.
Jumlah target 57.000 Poskesdes adalah dari 69.249 desa sesuai dengan jumlah desa
menurut Permendagri Nomor 18 Tahun 2013. Perubahan target terjadi pada tahun 2012
dengan ditetapkannya Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2012 melalui Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2011. Menindaklanjuti hal tersebut, berdasarkan hasil
Midterm Review Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2012 telah dilakukan revisi
target indikator akhir Renstra tahun 2014 yang semula 78.000 menjadi 58.500
Poskesdes. Capaian tahun 2013 sebesar 93,5% dari target akhir Renstra di tahun 2014.
Pada tahun 2013 pertambahan jumlah Poskesdes yang Beroperasi mencapai 589 unit
Poskesdes dari capaian tahun 2012, dan bertambah 2.452 unit dari capaian tahun 2010.
16
Provinsi dengan jumlah Poskesdes yang beroperasi terbanyak adalah Jawa Timur
(8.598 Poskesdes), Jawa Tengah (7.670 Poskesdes), Jawa Barat (5.490 Poskesdes).
Sedangkan provinsi yang memiliki Poskesdes yang beroperasi paling sedikit adalah
Papua Barat (79 Poskesdes), Sulawesi Barat (107 Poskesdes), dan Kepulauan Riau
(198 Poskesdes).
Hal-hal yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan jumlah Poskesdes yang
Beroperasi adalah:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
Monitoring pembangunan Poskesdes yang dibangun melalui dana DAK, DAU serta
APBD
h)
Pengolahan dan Analisa Data Pelaksanaan Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK)
Poskesdes
17
Masuknya Pos Kesehatan Desa dalam menu Dana Alokasi Khusus Bidang
Kesehatan Kabupaten/Kota
b)
Adapun berbagai masalah yang dihadapi dalam Poskesdes yang beroperasi adalah:
a)
b)
c)
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Pusat Promosi Kesehatan telah melakukan
berbagai upaya diantaranya:
a)
b)
c)
Melakukan advokasi kepada pimpinan daerah melalui Pokjanal Desa Siaga Aktif
Bidang Pelayanan Kesehatan Dasar
3.
setiap
hari,
4)
Keberadaan
UKBM
yang
dapat
melaksanakan
18
Persentase Desa Siaga Aktif tahun 2013 sebesar 67,1%. Persentase capaian sebesar
100% dari target yang ditetapkan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa target 67% Desa
Siaga Aktif pada tahun 2013 tercapai. Pada tahun 2013 kenaikan mencapai 1,8% dari
capaian tahun 2012 dan 51,1% dari capaian tahun 2010. Capaian Desa Siaga Aktif
tahun 2013 sebesar 95,8% dari target akhir Renstra di tahun 2014. Jumlah Desa Siaga
Aktif tahun 2013 sebanyak 54.482 desa dan kelurahan dari 81.253 desa dan kelurahan
yang ada sesuai Permendagri Nomor 18 Tahun 2013. Pada tahun 2013 terdapat
penambahan 3.898 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Meskipun demikian, peningkatan
persentase Desa Siaga Aktif tidak signifikan dikarenakan terjadi perubahan jumlah desa
dan kelurahan yang ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri. Sebelumnya, acuan
jumlah desa dan kelurahan di Indonesia adalah Permendagri Nomor 66 Tahun 2011
yang menetapkan jumlah desa dan kelurahan di Indonesia sebanyak 77.465 desa dan
kelurahan.
Gambar 6 Capaian Kinerja Desa Siaga Aktif per Provinsi Tahun 2013
19
Berdasarkan grafik di atas, terdapat 20 provinsi yang melebihi capaian nasional. Provinsi
dengan capaian Desa Siaga Aktif terbanyak adalah Jawa Tengah (100%), Bali (97,8%),
dan DKI Jakarta (96,7%). Sedangkan provinsi yang perlu mendapatkan perhatian
khusus dalam pengembangan Desa Siaga Aktif dalah Papua Barat (2%), Aceh (8,9%),
dan NTT (15,7%).
Hal-hal yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan Desa Siaga Aktif adalah:
a) Melakukan koordinasi secara intensif dan rutin setiap semester kepada lintas
program dan lintas sektor melalui Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di
tingkat pusat dan daerah.
b)
c)
Melakukan pelatihan bagi fasilitator pelatihan kader posyandu. Sampai saat ini telah
dilatih 30 orang fasilitator pemberdayaan kader posyandu.
d)
e) Memasukkan survei Rumah tangga Ber-PHBS dalam salah satu menu di petunjuk
teknis penggunaan dana BOK, dan mengirimkan surat ke Provinsi tentang
penggunaan dana tersebut untuk ditindaklanjuti ke jajarannya.
f)
Adapun berbagai masalah yang dihadapi dalam Desa Siaga Aktif adalah:
a)
Terdapat pemekaran desa dan kelurahan di berbagai daerah, sehingga desa dan
kelurahan baru belum menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
b)
Pengembangan Desa Siaga Aktif dari tahap Pratama ke Madya berjalan lambat
c)
Monitong yang dilakukan belum melihat kelestarian Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
akan tetapi masih menitikberatkan pada ada tidaknya Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif
d)
Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang telah terbentuk belum semua
berperan aktif dalam melakukan pembinaan terhadap Desa Siaga Aktif
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Pusat Promosi Kesehatan telah melakukan
berbagai upaya diantaranya:
a)
20
b)
c)
d)
Memasukkan variable kelestararian Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (massif aktif
atau tidak) kedalam instrument monitoring
3.2
SUMBER DAYA
Pencapaian kinerja Pusat Promosi Kesehatan didukung oleh adanya sumber daya antara lain
Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Anggaran, maupun Sumber Daya Sarana dan
Prasarana.
a. Sumber Daya Manusia
Pegawai Pusat Promosi Kesehatan tahun 2013 sampai tanggal 31 Desember 2013
sejumlah 80 orang dengan komposisi sebagai berikut:
Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa pegawai di Pusat Promosi Kesehatan
berdsarkan jenis kelamin perempuan sebanyak 58,75% atau 47 orang dan laki-laki
sebanyak 41,25% atau 33 orang.
21
Tabel 3.1
NO
A.
B.
JENIS KELAMIN
JUMLAH
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
STRUKTURAL
10
14
1. Eselon II
2. Eselon III
3. Eselon IV
FUNGSIONAL
20
35
55
1. PKM Ahli
2. PKM Terampil
3. Arsiparis
4. Analis Kepegawaian
5. Umum
13
26
39
NON PNS
11
Jumlah
33
47
80
Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa pejabat struktural ada 14 orang (17,50%), terdiri
dari perempuan sebanyak 10 orang dan laki-laki 4 orang. Selain itu, di Pusat Promosi
Kesehatan terdapat 4 (empat) jabatan fungsional, terbanyak yaitu Jabatan Fungsional
Umum sebanyak 39 orang (48,75%), Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM) Ahli
berjumlah 9 orang (11,25%), sementara PKM Terampil berjumlah 6 orang (7,50%), dan
Analis Kepegawaian sebanyak 1 orang (1,25%). Sementara pegawai Non PNS di Pusat
Promosi Kesehatan sebanyak 11 orang (13,75%).
Tahun 2013 terjadi pengurangan pegawai Pusat Promosi Kesehatan, yang disebabkan
karena :
1. Pegawai yang meninggal dunia sebanyak 1 orang.
2. Pegawai yang purnabakti sebanyak 2 orang.
22
Adapun Sumber Daya Manusia menurut jabatan di Promosi Kesehatan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2
No
1.
IV D
Perempuan
1
IV B
3.
IV A
III D
12
5.
III C
13
6.
III B
11
7.
III A
13
8.
II D
9.
II C
10.
II B
11.
II A
12.
Non PNS
11
Jumlah
80
Dari data di atas, dapat dilihat sebagaian besar pegawai pusat promosi kesehatan berada
pada golongan III C dan III A masing-masing sebanyak 13 orang dan paling sedikit berada
pada golongan IV D, IV B, dan II A masing-masing sebanyak 1 orang serta tidak ada
pegawai pada golongan II B.
b. Sumber Daya Anggaran
Sumber Daya Anggaran yang termuat di DIPA Pusat Promosi Kesehatan pada tahun 2013
adalah sebesar Rp 103.910.314.000,-
88.210.005.000,- dan Hibah Luar Negeri (WHO, UNICEF, GAVI, dan Astellas) sebesar
Rp 15.700.309.000,- Secara keseluruhan dari total anggaran yang terealisasi di Pusat
Promosi Kesehatan tahun 2013 sebesar Rp 87.477.335.409,-
23
SASARAN
Peningkatan
REALISASI
APBN
PHLN
APBN
PHLN
53.709.527.000
15.700.309.000
49.259.547.477
10.867.737.740
86,63
rumah
tangga berPHBS
2
Peningkatan
1.595.360.000
957.275.000
60,00
29.805.118.000
24.500.118.421
82,20
3.100.000.000
2.813.330.000
90,75
desa siaga
aktif dan
Poskesdes
3
Kegiatan
pendukung
promosi
kesehatan
Layanan
Perkantoran
Jumlah
c.
88.210.005.000
15.700.309.000
77.530.271.725
10.867.737.740
Nilai BMN yang menjadi saldo awal pada Laporan Barang Kuasa Pengguna
Tahun
Anggaran
2013
per
Januari
2013
adalah
sebesar
Rp. 40.517.213.852,- yang terdiri dari nilai Neraca (intrakomptabel) sebesar Rp.
40.496.413.852,- dan nilai BMN ekstrakomptabel sebesar Rp. 20.800.000,-
24
85,07
Kesehatan
RI
per
31
Desember
2013
sebesar
Saldo Akhir
(Rp)
117111
Barang Konsumsi
2.586.196.637
JUMLAH
2.586.196.637
terdapat
penambahan
mutasi
di
tahun
2013
sebesar
Rp.
2)
Aset Lain-lain
Saldo Aset Lain-lain pada Pusat Promosi Kesehatan Sekretariat
Jenderal Kementerian Kesehatan RI per 31 Desember 2013 sebesar
Rp. 26.150.970.900,-.
25
Uraian Neraca
Intrakomptabel
Rp
Aset Lancar
Persediaan
II
Aset Tetap
Tanah
Gedung dan
Ekstrakomptabel
%
Rp
Gabungan
Rp
0,00%
2.586.196.637
3,83%
0,00%
2.586.196.637
3,83%
33.748.634.152
51,94%
41.392.000
100,00%
33.790.026.152
49,98%
14.500.000
0,02%
0,00%
14.500.000
0,02%
33.763.134.152
51,96%
100.00%
33.804.526.152
50,00%
Bangunan
4
KDP
III
Aset Lainnya
Aset Lain-lain
Kemitraan dg pihak
41.392.000
5.055.368.470
7,78%
0,00%
5.055.368.470
7,48%
26.150.970.900
40,26%
0,00%
26.150.970.900
38,69%
ketiga
Sub Jumlah ( 3 )
Total
31.206.339.370
48,04%
0,00%
31.206.339.370
46,17%
64.969.473.522
100%
41.392.000
100%
67.597.062.159
100%
II.
26
Periode Laporan
Nilai BMN
Perkembangan
(Rp)
Rupiah
Persen
31 Desember 2012
41.931.482.579
5.025.440.881
14%
31 Desember 2013
67.597.062.159
25.665.579.580
67%
Uraian
11
1171
13
Setelah
Penyusutan
Penyusutan
(Rp)
Saldo Akhir
Akumulasi
Penyusutan
(Rp)
(Rp)
INTRAKOMPTABEL
ASET LANCAR
Persediaan
ASET TETAP
1311
Tanah
1321
Peralatan dan
2.586.196.637
2.586.196.637
2.586.196.637
2.586.196.637
33.763.134.152
15.244.802.861
18.518.331.291
33.748.634.152
15.244.802.861
18.503.831.291
14.500.000
14.500.000
Mesin
1331
Gedung &
Bangunan
1341
1351
Aset Tetap
Lainnya
1361
Konstruksi Dalam
Pengerjaan
16
ASET LAINNYA
31.206.339.370
22.840.424.510
8.365.914.860
1621
5.055.368.470
5.055.368.470
1661
Aset Lain-lain
26.150.970.900
22.840.424.510
3.310.546.390
67.555.670.159
38.085.227.371
29.470.442.788
41.392.000
26.713.600
14.678.400
67.597.062.159
38.111.940.971
29.485.121.188
SUB TOTAL
II
EKSTRA
KOMPTABEL
TOTAL (I + II)
27
BAB IV
KESIMPULAN
Dari seluruh uraian yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa secara
umum Pusat Promosi Kesehatan telah memperlihatkan pencapaian sasaran sesuai dengan sasaran
yang telah ditetapkan dalam rencana strategisnya. Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari
pelaksanaan program kerja tahun anggaran 2013 adalah sebagai berikut :
1.
Pencapaian kinerja kegiatan dari masing-masing indikator kegiatan secara umum menunjukkan
kinerja yang baik, walaupun ada penurunan angka capaian Persentase Rumah Tangga yang
melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi 55,06%. Namun untuk kedua
Indikator Kinerja Utama yang lainnya meningkat yaitu menjadi 67,1% untuk Persentase Desa
Siaga Aktif dan menjadi 54.731 untuk Pos Kesehatan Dasar yang Beroperasi.
2.
Dari 3 (tiga) indikator kinerja yang telah ditetapkan, terdapat 1 indikator yang telah memenuhi
target yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu persentase Desa Siaga Aktif. Sedangkan
indikator yang belum memenuhi target adalah persentase Rumah Tangga yang melaksanakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta jumlah Pos Kesehatan Dasar yang Beroperasi.
3.
Hambatan yang ditemukan dalam pencapaian sasaran, antara lain kurangnya komitmen lintas
lintas sektor di tingkat pemerintah daerah dalam mendukung capaian target, kurangnya
kapasitas tenaga kesehatan di daerah dalam pelaksanaan dan pembinaan kegiatan
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
Berdasarkan hasil analisis dari capaian kinerja, selanjutnya dirumuskan beberapa langkah penting
sebagai upaya peningkatan kinerja pada tahun berikutnya, antara lain:
1.
Koordinasi kegiatan yang dilakukan secara berkesinambungan dan bersinergi antara pusat dan
daerah dalam perencanaan, penyusunan instrumen, pelaksanaan, monitoring, pencatatan, dan
pelaporan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan untuk mencapai target
RPJMN, Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dan Renstra Kemenkes 2010-2014.
2.
Peningkatan komitmen stakeholder baik di lintas program, lintas sektor di pusat maupun daerah
dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
3.
Peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha/swasta, LSM/NGO dari
dalam dan luar negeri untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat dan
promosi kesehatan.
4.
Peningkatan kualitas sumber daya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan di pusat
dan daerah, baik melalui pelatihan maupun pembinaan.
5.
Pelaksanaan koordinasi yang baik dan berkesinambungan dengan pengelola promosi kesehatan
di daerah.
28
DEFINISI OPERASIONAL
INDIKATOR KINERJA UTAMA PUSAT PROMOSI KESEHATAN
A. PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
1. Pengertian
Pengertian Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
Definisi Operasional
Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku
hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator yaitu persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan
air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari,
melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah.
1.
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah ibu bersalin yang mendapatkan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan ( dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum dan bidan).
2.
Memberi bayi ASI Eksklusif adalah bayi usia 0 6 bulan mendapat ASI saja sejak
lahir sampai usia 6 bulan.
3.
Menimbang balita setiap bulan adalah balita (12-59 bulan) ditimbang setiap bulan
dantercatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA.
4.
Menggunakan air bersih adalah anggota rumah tangga yang menggunakan air
bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air dalam kemasan, air
ledeng, air pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan penampungan air
hujan dan memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak
berwarna. Sumber air pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10
meter dari sumber pencemar seperti tempat penampung kotoran atau limbah.
5.
Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun adalah penduduk 5
tahun keatas mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun sebelum
makan dan sesudah buang air besar, sebelum memegangbayi, setelah menceboki
anak dan sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan
menggunkakan sabun.
6.
Menggunakan
jamban
sehat
adalah
rumah
tangga
yang
memiliki
dan
menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampung
8.
Makan sayur dan buah setiap hari adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun ke
atas yang mengonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya
setiap hari.
9.
10. Tidak merokok di dalam rumah adalah penduduk/anggota rumah tangga umur 10
tahun ke atas tidak merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga
lainnya.
3.
Cara Penghitungan
Rumah Tangga Ber-PHBS dihitung dari nilai komposit 10 indikator. Apabila dalam rumah
tangga tersebut tidak ada ibu melahirkan, tidak ada bayi, dan tidak ada balita, maka
Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator.
Untuk menghitung persentase Rumah Tangga ber-PHBS digunakan formula sebagai
berikut:
% Rumah Tangga
ber-PHBS
4.
RT/RW
Kabupaten/Kota
Kecamatan
: ..
Desa/Kelurahan
Tahun
No
Nama
Hub.
deng
an
Jeni
kepal
s
a
Umur
kela
ruma
-min
h
tangg
a
INDIKATOR PHBS RT
Tingk
Apaat
Akti
Tim
Penghasilan sebulan
kah
Pe Sayu
penvita
Air
ban
PerASI
beke
(Rp.)
Jam CT mb r &
didik
s
salin Eks- g Bersi
r-ja?
ban PS Jent Bua
an
Fisi
an klusif Bali h
ik
h
k
ta
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
Nilai Rumah Tangga
Klasifikasi
PHBS RT
Tida Ber
Tid k ak mero PH
Me- kok BS
rok dlm
ok ruma
h
Tidak
BerPHBS
RUMAH
TANGGA
TIDAK
BER-PHBS
1
2
3
4
5
6
7
8
dst.
Jml
%
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
dst.
Jml
%
NAMA KECAMATAN
JUMLAH
DESA/
KELURAHAN
RUMAH
TANGGA
BERPHBS
RUMAH
TANGGA
YANG
DIPANTAU
RUMAH
TANGGA
TIDAK
BERPHBS
Provinsi
Tahun
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
dst.
Jml
%
:
:
NAMA
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH
KECAMATAN
RUMAH
TANGGA
BERPHBS
RUMAH
TANGGA
YANG
DIPANTAU
RUMAH
TANGGA
TIDAK
BER-PHBS
Pengertian
Desa atau Kelurahan Siaga Aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain atau
kelurahan, yang:\ penduduknya dapat menagkses dengan mudah pelayanan kesehatan
dasar yang memberikan pelayanan keeehatan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, Pusat
Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehtaan Masyarakat (Puskesmas),
atau sarana kesehatan lainnya; mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveilans
berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi,
lingkungan, dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta
penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidupo Bersih
dan Sehat (PHBS).
2.
Definisi Operasional
Persentase Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah Persentase desa dan kelurahan yang
penduduknya dapat
8) Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga di desa atau
kelurahan.
Berdasarkan kriteria tersebut,pentahapan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah:
3.
Cara Penghitungan
Untuk menghitung presentase Desa atau Kelurahan Siaga Aktif digunakan formula
sebagai berikut:
% Desa dan Kelurahan =
Siaga Aktif
4.
X 100%
Dengan menggunakan formulir Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, petugas dan
anggota forum desa dan kelurahan melakukan verifikasi kondisi
desa/kelurahan berdasarkan kriteria pentahapan.
Verifikasi juga dilakukan dengan cara penulusuran dokumen, pengamatan
desa atau kelurahan dan wawancara kepada anggota forum dan masyarakat
Kemudian petugas dan anggota forum desa dan kelurahan menentukan
tahapan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif (Pratama, Madya,
Purnama dan Mandiri) yang diverifikasi.
2) Pengolahan Data
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan data Desa dan Kelurahan Siaga
Aktif adalah sebagai berikut :
Dalam menentukan tahapan atau klasifikasi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif
harus dilakukan verifikasi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.
Setiap desa atau kelurahan akan diklasifikasikan sebagai Desa atau Kelurahan
Siaga Aktif berdasarkan kriteria tahap pencapaian (Pratama, Madya, Purnama
dan Mandiri) atau bukan Desa atau Kelurahan Siaga Aktif.
Hasil diserahkan (1) kepada camat selaku ketua Forum Kecamatan kemudian
diteruskan menjadi laporan forum kecamatan ke Pokjanal Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif tingkat kabupaten (2) Puskesmas dengan mengintegrasikan
laporan program lainnya ke dinas kabupaten/kota, sebagai laporan program
kesehatan.
Data Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di Provinsi dikompilasi berdasarkan data
kabupaten/kota dan menjadi laporan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Provinsi.
Format Pelaporan Data Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kecamatan
Kecamatan
:
Kabupaten/Kota
:
Provinsi
:
Tahun
:
No
Nama
Desa/Kelurahan
1
2
3
4
5
6
7
8
dst
Total
Presentase
Format Pelaporan Data Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Kabupaten/Kota
Kabupaten/Kota
Provinsi
Tahun
Nama
No
Kecamatan
1
2
3
4
5
6
7
8
dst
Total
Presentase
:
:
:
Jumlah
Desa/
Kelurahan
Pratama
Jml %
Madya
Jml %
Purnama
Jml %
Mandiri
Jml %
Total Desa
dan
Kelurahan
Siaga Aktif
Jml
%
Format Pelaporan Data Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Provinsi
Provinsi
Tahun
No
Nama
Kab/Kota
1
2
3
4
5
6
7
8
dst
Total
Presentase
:
:
Jumlah
Kec
Jumlah
Desa/
Kelurahan
Pratama
Jml %
Madya
Jml %
Purnama
Jml %
Mandiri
Jml %
Total Desa
dan
Kelurahan
Siaga Aktif
Jml
%
Pos
Kesehatan
Desa
(Poskesdes)
adalah
upaya
kesehatan
2)
3. Cara Penghitungan
Untuk menghitung jumlah Poskesdes yang beroperasi digunakan formula sebagai
berikut :
2) Pengolahan Data
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolah data Poskesdes adalah sebagai
berikut:
Setiap Poskesdes akan diklasifikasikan sebagai Poskesdes yang beroperasi
berdasarkan kriteria yang ditetapkan.
Hasil pengumpulan data tingkat kecamatan selanjutnya diolah secara manual
oleh tenaga pengumpul data tingkat kecamatan.
Tenaga pengumpul data tingkat kecamatan menyampaikan laporan Poskesdes
tersebut ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
Format Pelaporan Pos Kesehatan Desa yang Beroperasi Tingkat Kecamatan
Kecamatan
Kabupaten/Kota
Provinsi
Tahun
No
1
2
3
4
5
6
7
8
dst
Jml
:
:
:
:
Nama Desa/Kelurahan
Jumlah Desa
1
2
3
4
5
6
7
8
dst
Jml
1
2
3
4
5
6
7
8
dst
Jml
:
:
Nama
Jumlah
Kabupaten/Kota
Kecamatan
Jumlah Desa
Jumlah Poskesdes
yang Beroperasi
DATA PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TAHUN 2013
NO
PROVINSI
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Jumlah Rumah
Tangga
Jumlah Rumah
Tangga Yang
Dipantau
Rumah Tangga
Ber - PHBS
Pencapaian (%)
(3)
(4)
(5)
(6)
208.157
950.436
752.580
286.214
316.950
1.121.582
318.074
939.164
41.170
129.526
930.463
5.405.403
3.154.402
387.889
1.995.195
661.027
192.217
72.551
242.617
131.556
30.933
202.554
264.645
170.117
34.923
1.085.701
253.922
57.610
90.165
183.048
26.066
22.275
498.894
68.844
596.005
523.419
118.760
196.941
702.184
208.097
488.291
22.946
55.554
588.262
2.613.893
2.370.336
137.743
898.271
233.590
133.388
20.999
118.942
65.799
15.861
121.713
199.184
120.280
12.992
544.952
111.225
39.965
48.354
70.268
10.883
5.681
186.790
33,1
62,7
69,5
41,5
62,1
62,6
65,4
52,0
55,7
42,9
63,2
48,4
75,1
35,5
45,0
35,3
69,4
28,9
49,0
50,0
51,3
60,1
75,3
70,7
37,2
50,2
43,8
69,4
53,6
38,4
41,8
25,5
37,4
21.158.026
11.650.412
55,06
(2)
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
17 Bali
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
INDONESIA
Data laporan Provinsi per 17 Januari 2014
1.066.346
3.037.306
1.152.378
1.328.461
770.610
1.813.436
432.867
1.934.431
311.144
441.750
2.508.869
11.493.124
8.703.499
1.037.852
10.379.484
2.596.432
1.028.171
1.252.516
1.013.882
1.022.980
572.790
975.168
870.912
581.872
620.404
1.847.825
502.047
243.981
258.559
316.597
214.316
168.076
658.584
61.156.669
No
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
Provinsi
Jumlah
Desa
Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa dan
Kelurahan
(2)
(3)
(4)
(5)
6.464
5.281
886
1.594
1.391
2.768
1.356
2.375
313
274
5.295
7.809
392
7.722
1.273
634
941
2.881
1.897
1.420
1.866
1.268
1.458
1.767
2.240
1.772
657
533
1.135
1.039
1.477
4.766
72.944
664
259
241
162
376
168
205
67
141
267
639
769
46
783
278
80
139
319
89
138
143
224
332
169
784
370
72
71
34
112
77
91
8.309
6.464
5.945
1.145
1.835
1.553
3.144
1.524
2.580
380
415
267
5.934
8.578
438
8.505
1.551
714
1.080
3.200
1.986
1.558
2.009
1.492
1.790
1.936
3.024
2.142
729
604
1.169
1.151
1.554
4.857
81.253
Madya
Purnama
Mandiri
Jumlah
Persentase
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
578
200
470
704
2789
961
1.359
354
326
325
331
598
350
119
118
140
225
110
68
150
6
30
264
534
58
549
17
598
12
325
3.386
176
4.674
974
698
667
3.247
158
2.519
350
193
1.507
66
689
7
65
437
13
86
5
832
629
1.255
630
368
1.180
1.767
833
246
133
780
583
186
159
126
112
655
118
84
83
12
197
28
139
192
15
413
35
26
62
112
20
3
6
83
15
1
16
17
4.811
1.515
1.016
28.686
10.740
578
2.956
1.014
983
1.297
2.789
1.438
2.212
296
351
2.006
4.945
8.577
413
7.968
1.331
698
930
502
832
629
1.581
948
689
1.313
2.918
1.001
357
216
808
859
31
1.016
54.482
Keterangan :
Jumlah
Poskesd
yang
Beropera
(12)
9
50
89
53,6
83,5
88,7
94,4
85,7
77,9
84,6
96,7
83,3
100,0
94,3
93,7
85,8
97,8
86,1
15,7
41,9
40,4
78,7
63,5
38,5
67,8
96,5
46,7
49,0
35,8
69,1
74,6
2,0
20,9
67,1
2
3
2
1
2
1
1
1
5
7
1
1
2
1
54
2.075
Jumlah Desa dan Kelurahan berasal dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2013
Jumlah desa siaga di Provinsi DKI Jakarta merupakan jumlah RW Siaga Aktif (jumlah RW di DKI Jakarta 2075 RW) dan jumlah Desa Siaga Aktif di Provinsi Sumatera Barat merupakan jumlah Desa Siaga Aktif ditambah
Data Poskesdes yang Beroperasi merupakan data gabungan dari Dirjen Bina Gizi dan KIA tahun 2009 ,laporan DAK Kab/Kota Tahun 2012 dan konfirmasi DAK 2013 Dinkes Kab/Kota