PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evaluasi hasil belajar ilmu pengetahuan social bertalian dengan tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan ilmu pengetahuan sosial, seperti halnya dengan tujuan pendidikan pada umumnya bersifat
komplek, karena itu penilaiannya pun tidak mungkin sederhana, ada tujuan jangka panjang seperti
mendidik anak menjadi warga negara yang baik tak dapat dinilai dengan satu tes saja. Tujuan itu
dicapai melalui sejumlah tujuan jangka pendek yang harus dirumuskan sejelas-jelasnya.
Dalam menilai ilmu pengetahuan social harus memperhatikan aspek-aspek berikut:
1. Hasil belajar merupakan pengetahuan dan pengertian.
2. Hasil belajar dalam bentuk sikap dan kelakuan sebagai warga negara yang baik.
3. Hasil belajar dalam bentuk dalam bentuk kemampuan untuk menggunakan metode ilmiah
dalam pemecahan masalah-masalah social.
4. Hasil belajar dalam bentuk keterampilan dalam menggunakan alat-alat ilmu pengetahuan
seperti peta, grafk, table dan lain sebagainya.
Bentuk menilai hasil belajar yang beraneka ragam itu diperlukan berbagai macam alat
evaluasi. Evaluasi harus kontinu dan tidak hanya pada akhir suatu unit. Evaluasi merupakan
bagian yang tak terpisah dari proses mengajar dan belajar. Antara tujuan, proses mengajarbelajar dan evaluasi terdapat hubungan yang erat. Oleh karena itu apa saja yang diajarkan
harus segera dinilai untuk mengetahui sampai manakah hasil yang diperoleh sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
Dengan evaluasi yang kontinu guru segera dapat menemukan kekurangan dalam prosedur
belajar mengajar dan berusaha mengadakan perbaikan, bilamana anda menginginkan hasil
prestasi belajar yang baik hendaklah menyiapkan tujuan, proses pembelajaran dan alat ukur
yang primer.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana menjelaskan pemberian nilai dan tehnik non-test?
2. Bagaimana tindak lanjut hasil penilaian portofolio di Sekolah Dasar?
3. Bagaimana memanfaatkan hasil non-test?
4. Bagaimana pemanfaatan hasil tes untuk meningkatkan proses pembelajaran?
1.3 Tujuan Masalah
1. Dapat mengetahui teknik penilaian non test
2. Dapat mengetahui penilaian formatif dan sumatif
3. Dapat mengetahui penyajian portofolio (show-case)
4. Dapat mengetahui kriteria dan format penilaian
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemberian Nilai Dan Tehnik Non-Test
Dalam bahan belajar mandiri telah diuraikan ada bermacam-macam tes yang masing-masing
memiliki peran tertentu contohnya tes formatif atau sumatit, tes formatif yang di tujukan untuk
memperbaiki proses belajar mengajar, yang dikembangkan untuk menentukan sejauh mana bahanbahan yang telah dikuasai oleh peserta didik, bilamana tingkat penguasaan tersebut belum memadai,
pendidik berkewajiban untuk mengulangi proses pembelajaran sehingga tingkat penguasaan peserta
didik menjadi lebih baik. Dengan kata lain peran tes formatif adalah untuk membantu pendidik dalam
meningkatkan penguasaan materi pembelajaran. Sedangkan tes sumatif berperan untuk meningkatkan
tingkat prestasi yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran atau ditujukan
untuk keperluan menentukan angka kemajuan/hasil belajar peserta didik.
Apakah yang membedakan kedua jenis penilaian tersebut? Dari perumusan Bloom ot al dalam buku
yang disebut dimuka seperti berikut:
The main purpose of formative observation (there are other useful ways observing behavior besides
testing) is to determine the degree of mastery of a given learning task and to pintpoint the part of the
task not mastered.
.on the other hand summative evalution is directed to ward a much more general
assessment of the degree to which the larger outcomes have been attained over the entire course or
some substantial part of it.
Selain itu Bloom dkk mengemukakan juga perbedaan lain dalam hal tining. Penilaian formatif
cenderung dilaksanakan dengan frekuensi yang sangat tinggi dari penilaian sumatif dalam suatu
periode tertentu, mungkin sekali dalam suatu tahun ajaran, seorang guru IPS memberikan test formatif
sampai 6-8 kali, tetapi untuk keperluan penentuan kenaikan kulas cukup dilaksanakan sekali tes
sumatif, karena tes sumatif hanya diberikan sekali saja, lazimnya lingkup bahayanya jauh lebih luas
dari padatest-test formaatif yang mendahului.
Sehubungan dengan ini, secara ekslisip mereka kemukakan juga bahwa perbedaan tingkat
keumuman (level of generalization) kedua jenis penilaian tersebut nampaknya lebih tajam dari pada
perbedaan yang terdahulu, jika dalam evaluasi formatif dilakukan test terhadap ospek prilaku tertentu
sebagai prasaraf, mungkin dalam evaluasi sumatif test dilakukan terhadap berbagai aspek kemampuan
yang menjadi tujuan instruksional dalam pelajaran IPS diberikan test formatif berisi pengetahuan
(fakta) tentang orang (badan) penyusun undang-undang dasar 1945, tempat, waktu dan situasi
penyusunannya, sedangkan dalam evaluasi sumatif diharapkan siswa dapat menganalisa beberapa
pasal undang-undang dasar 1945.
Bagaimanakah hubungan antara hasil penialain formatif dan penialian sumatif? Karena tujuan
kedua penilaian tersebut tidak sama, maka hasil keduanya tidak dapat begitu saja. Boobt setiap test
dari kedua jenis evaluasi tersebut tidak sama, lebih-lebih jika diperhatikan perbedaan-perbedaan
lainnya. Guna penentuan nilai akhir (dalam laporan kepada orang tua misalnya).
Jika seorang peserta didik, Ani dalam suatu semester mengikuti 6 kali test formatif dengan hasil: 6, 7,
5, 8, 7 dan 6 kemudian sewaktu menempuh test sama ia mendapat nilai 10, maka nilai akhirnya
menjadi:
6 +7+5+8+ 7+6
: 2=
6
+10
39
6 :2=( 6,5+10 ) .2=8,5
+10
Dan bukannya
6 +7+5+8+ 7+6+10
7
49
= =7,00
7
Sehingga penilai terhadap masing-masing aspek perlu dilakukan dengan menggunakan tehnik yang
cocok.
Penilaian terhadap pengetahuan dan aspek kognitif lainnya dapat mudah dilakukan dengan test
tertulis atau lisan. Berbagai jenis dan bentuk testini sudah kita kenal pada bab yang lalu.
Terhadap aspek keterampilan mengemudi dan mengendalikan kendaraan perlu dilakukan
penilaian melalui test perbuatan, misalnya praktek mengemudi dijalan raya. Dapat juga sicalon
pengemudi evaluasi dalam suasana tiruan (simulasi), dengan mobil tiruan, jalan tiruan, yang
menggambarkan seolah-olah dia mengendarai mobil dijalan raya.
Yang paling sulit ialah penilaian terhadap aspek efektif, sikap pengemudi sewaktu mengendarai
mobil. Jika pengetahuan dapat dievaluasi dengan test dan demikian juga keterampilan dapat diamati
proses dan hasilnya, maka sikap seringkali tidak terungkapkan dan tetap tersembunyi sampai waktu
lama. Baru setelah beberapa kali mengendarai mobil dijalan raya bersama pengendara lain bias
diketahui apakah dia bersikap tenang, teliti, ataukah termasuk pengemudi yang ceroboh dan mudah
naik darah.
2. Penilaian Keterampilan
Pada dasarnya penilaian terhadap aspek keterampilan harus lebih dari pada sekedar
menilai pengetahuan tentang bagaimana melakukan keterampilan itu. Dari uraian diatas kita
ketahui bahwa pengetahuan mengendarai mobil tidak cukup member petunjuk tentang
kemampuan dan kemahiran mengendarai mobil di jalan umum. Demikian pula siswa yang
hafal diluar kepala tentang tehnik diskusi belum menjamin bahwa dia mampu berdiskusi
dalam kelompok: siswa yangmahir menyebutkan persyaratan guru IPS yang baik belum tentu
mahir juga mengajarkan IPS dimuka kelas.
Untuk mengetahui keterampilan seseorang melakukan sesuatu, diperlukan test perbuatan
(performance test). Dalam melaksanakan test perbuatan perbuatan ini perlu diperhatikan dan
dibedakan antara hasil perbuatan dan proses pelaksanaan perbuatan itu sendiri, yang masingmasing perlu dievaluasi . dalam mengerjakan soal matematika contohnya, bias terjadi
hasilnya benar tetapi proses (cara) pengerjaannya salah ataupun sebaliknya.
Pada umumnya menilai hasil pekerjaan lebih mudah karena sifatnya yang relative
permanen. Hasil kerja magnetik (surat). Hasil kerja diskusi (keputusan, kesimpulan), hasil
kerja mengarang (cerita pendek) bisa disimpan, direkam, diteliti, dikoreksi, ataupun
dibandingkan dengan hasil kerja orang lain, sehingga dapat dievaluasi cukup cermat.
Sebagaimana telah disebut dimuka, juga dalam melakukan evaluasi terhadap hasil perbuatan
(keterampilan) perlu ditetapkan kriterianya. Sewaktu menetapkankriteria tersebut harus
dibekali unsure-unsur yang sensual yang bisa dijadikan ukuranapakah produk perbuatan
tersebut memenuhi syarat ataupun tidak. Misalnya dalam penyusunan laporan tertulis
ditentukan unsure-unsur esensialnya meliputi keaslian pendapat, format dan sistematika
penyusunan, data penunjang, logika penganalisaan dan penyimpulannya dll.
Bagaimanakah penlaian terhadap proses perbuatannya sendiri? Banyak keterampilan
harus dinilai sewaktu perbuatan berlangsung, mungkin karena hasil perbuatannya tidak ada
(tidakjelas) ataupun karena penilaian terhadap produk tidak memajukan aspek terpenting dari
tugas yang dilakukan murid. Proses perbuatan dapat dilakukan dapat dievaluasi dalam situasi
sebenarnya atapun dalam situasi tiruan, sewaktu testing, dan lainnya. Mealui observasi,
keterampilan berceramah dapat dinilai sewaktu didepan murid-murid sewaktu praktek
keguruan, atau sewaktu latihan dimuka teman-teman sekelas calon guru (poor teaching).
Lazimnya dalam penilaian proses perbuatan, selain kriteria keberhasilan juga perlu ditentukan
tatacara, prosedur ataupun aturan main pelaksanaannya. Misalnya dalam diskusi kelompok
tersebut diatur hal-hal seperti pemilihan ketua (pemimpin) diskusi, pencatat, peserta dengan
semua hak dan kewajiban masing-masing, demikian pula mengenai cara pengembalian
kesimpulan hasil diskusi.
3. Aspek Afektif
4
Selain pengetahuan dan keterampilan, ilmu pengetahuan social juga memiliki tujan
efektif. Aspek ini bersangkutan dengan perasaan dan sikap seseorang terhadap sesuatu
stimulus, seperti mata pelajaran disekolah, jenis pekerjaan, perbuatan teman sekelompok,
kesenian, idea, bahasa, dan lain sebagainya.
Stimulus, sesuatu yang menimbulkan perasaan dan sikap seseorang dinamakan objek
psikologi (psyohological) sedang perasaan seseorang sebagaai akibat stimulus dinamaakaan
sikap (attitudes), perhatian (interest), penghargaan (appremation), ataupun nilai (value).
Aspek tujuan afektif mempunyai kedudukan penting dalam pengajaran IPS, karena sering kali
cara dan alasan seseorang melakukan sesuatu perbuatan lebih penting diperhatikan dari pada
jenis perbuatan itu sendiri. Disamping itu banyak perilaku tidak ditentukan oleh kemampuan
seseorang untuk melakukannya, tetapi lebih erat berkaitan dengan kemauan, perasaan dan
pendapat terhadap perbuatan itu. Misalnya, seseorang murid IPS mampu menyelesaikan tugas
membuat peta dengan baik, tetapi hail pekerjaannya sering mengecewakan guru karena murid
tersebut tidak menyukai sikap dan cara guru mengajar.
Murid seringkali membolos dan purapura sakit, sehingga pokok masalahnya tidak terletak
pada aspek pengetahuan dan keterampilan, melainkan pada aspek pengetahuan dan
keterampilan, melainkan pada aspek kemauan, aspek efektif.
Taksonomi tujuan pengajaran karya benyamin Bloom mengenai aspek afektif ini
membedakan beberapa tingkatan. Yang paling rendah manusia bisa memulai dengan
kesadaran terhadap adanya suatu stimulus (receiving).
Bagaimanakah cara kita melakukan penilaian terhadap aspek afektif? Salah satu cara menilai
aspek afektif ialah dengan melakukan pengamatan langsung (direct observation).
Observasi (yang dilengkapi dengan skala penilaian (rating scale) dan daftar cek (checklist)
perlu dilengkapi dengan cara dan alat lai, seperti: laporan pribadi (self-report), wawancara
(interview), dan juga kwesiomer, baik yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur.
2.2 Memanfaatkan Hasil Penilaian Nontes
1. Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah
lakuya. Secara umum observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomenafenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi dapat dilakukan pada berbagi tempat
misalnya kelas pada waktu pelajaran, dihalaman sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada waktu
murid olah raga, upacara dan lain-lain.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah suatu tehnik penilain yang dilakukan dengan jalan percakapan (dialog) baik
secara langsung (face to pace relition), apabila wawancara itu dilakukan kepada orang lain misalnya
kepada orang tuannya atau kepada temanya. Keberhasilan wawancara sebagai alat penilaian sangat
dipengaruhi oleh beberapa hal :
1. Hubungan baik pewawancara dengan anak yang diwawancarai. Dalam hal ini hendaknya
pewawancara dapat menyesuikan diri dengan orang yang diwawancarai
2. Keterampilan pewawancara
Keterampilan pewawancara sangat besar pengaruhnya terhadap hasil wawancara yang dilakukan,
karena guru perlu melatih diri agar meiliki keterampilan dalam melaksanakan wawancara.
1.
Pedoman wawancara
Keberhasilan wawancara juga sangat dipengaruhi oleh pedoman yang dibuat oleh guru
sebelum guru melaksanakan wawancara harus membuat pedoman-pedoman secara terperinci,
tentang pertanyaan yang akan diajukan.
3. Angket (Questionave)
Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan anngket atau kuesioner dalam proses
pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai
salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka
2.3 Pemanfaatan Hasil Tes Untuk Meningkatkan Proses Pembelajaran
Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atausalah. Tes dapat
berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Testertulis adalah tes yang menuntut
peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupapilihan dan/atau isian. Tes yang jawabannya berupa
pilihan meliputi pilihan ganda,benar-salah, dan menjodohkan. Sedangkan tes yang jawabannya berupa
isian dapatberbentuk isian singkat dan/atau uraian. Tes lisan adalah tes yang dilaksanakanmelalui
komunikasi langsung (tatap muka) antara peserta didik dengan pendidik.Pertanyaan dan jawaban
diberikan secara lisan. Tes praktik (kinerja) adalah tes yangmeminta peserta didik melakukan
perbuatan/mendemonstasikan/ menampilkanketerampilan.
Dalam rancangan penilaian, tes dilakukan secara berkesinambungan melaluiberbagai macam
ulangan dan ujian. Ulangan meliputi ulangan harian, ulangan tengahsemester, ulangan akhir semester,
dan ulangan kenaikan kelas. Sedangkan ujianterdiri atas ujian nasional dan ujian sekolah. Ulangan
adalah proses yang dilakukanuntuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara
berkelanjutan dalamproses pembelajaran, untuk melakukan perbaikan pembelajaran, memantau
kemajuan dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik.
Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satukompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan
tengah semester adalah kegiatan yangdilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan
ulangan tengahsemester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada
periodetersebut. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester. Cakupanulangan akhir
semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KDpada semester tersebut.
Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik padaakhir
semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik padaakhir semester genap pada
satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket.Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikansemua KD pada semester genap. Ujian adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi
belajardan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Ujian nasional adalah kegiatanpengukuran
pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajarantertentu dalam kelompok mata
pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional
Pendidikan.
Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi pesertadidik yang
dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atasprestasi belajar dan merupakan
salah satu persyaratan kelulusan dari satuanpendidikan. Mata pelajaran yang diujikan pada ujian
sekolah adalah mata pelajaranpada kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang
tidak diujikanpada ujian nasional, dan aspek kognitif dan/atau psikomotoriK.
2. Persiapan
Hal-hal yang harus disiapkan sebelum show-case diadakan adalah portopolio itu sendiri,
penyajian lisan, tempat pelaksanaan, juri, dan moderator. Lima komponen tersebut harus sudah betulbetul disiapkan sebelum show-case dimulai, sebab jika slah satu komponen tersebut belum siap,
show-case tidak dapat diselenggarakan.
Komponen kedua dalah penyajian lisan. Para siswa hendaknya melakukan latihan menyajikan
lisan terlebih dahulu sebelum menyampaikan dihadapan hadirin dan dewan juri. Para siswa dapat
meminta bantuan atau petunjuk orang tua atau anggota masyarakat lainnya yang berpengalaman
dalam membuat penyajian public. Penyajian lisan hendaknya tidak dikuasai satu atau dua orang saja.
Penyajian lisan hendaknya memperlihatkan proses pembelajaran kooperatif.
Komponen lain yang harus disiapkan adalah tempat pelaksanaan pilihlah satu ruangan yang cukup
representatif, yaitu yang diperkirakan cukup menampung hadirin yang diundang, memiliki cukup
penerangan, bersih, dan jika perlu menggunakan pengeras suara.
Komponen ketiga yang harus disiapkan adalah juri. Undanglah tiga atau empat juri yang mewakili
sekolahan dan masyarakat. Jika memungkinkan sertai guru pembimbing.
Komponen terakhir yang dipersiapkan adalah moderator. Moderator dalam pelaksanaan showcase adalah guru kelas yang bersangkutan. Tugas moderator itu selain memimpin jalannya
pelaksanaan show-case, juga harus memberi pengetahuan kepada anggota dewan juri tentang tugastugas juri dan sistem penilaian yang dipergunakan.
3. Pembukaan
Pertama-tama pembukaan acara dilanjutkan dengan menginformasikan masalah yang dikaji oleh
kelas dan memperkenalkan nama-nama anggota dewan juri mengamati foto-foto kelas baik portopolio
seksi penanya maupun seksi pendokumentasi. Waktu yang disediakan fase ini sekitar 10 menit.
4. Penyajian Lisan Kelompok Portopolio Satu
Setelah pembukaan selesai, selanjutnya moderator memanggil kelompok portopolio satu untuk
memasuki ruangan. Moderator dapat meminta hadirin untuk memberikan tepuk tangan moderator
mempersiapkan juru bicara kelompok memperkenalkan diri dan mengenalkan nama-nama anggota
kelompok-kelompok untuk menjelaskan masalah yang menjadi kajian kelas dihadapkan dewan juri
selama 5 menit.
5. Tanya Jawab Kelompok Portopolio Saturday
Selesai juru bicara mempresentasikan tugasnya, moderator mempersilahkan ketua dewan juri
untuk mengatur tanya jawab dengan kelompok portopolio satu. Waktu yang disediakan sekitar 10
menit. Dan tidak harus juru bicara yang menjawab pertanyaan yang ada.
6. Penyajian Lisan Kelompok Portopolio Kedua
Moderator memanggil kelompok portopolio kedau masuk keruangan. Moderator dapat meminta
hadirin untuk memberikan tepuk tangan. Moderator mempersiapkan juru bicara kelompok
memperkenalkan diri dan mengenalkan nama-nama anggota kelompok-kelompok untuk menjelaskan
masalah yang menjadi kajian kelas dihadapkan dewan juri selama 5 menit.
8. Selingan
Setelah kedua kelompok portopolio selesai mempresentasikan tugasnya masing-masing, kelas
dapat menyajikan selingan berupa penyajian kreatif siswa. Tujuan dari kegiatan selingan tersebut
adalahuntuk menghindari kejenuhan dan sekaligus untuk meningkatkan daya tarik kegiatan show-case
ini sendiri.
9. Penyajian Lisan Kelompok Portopolio Tiga
Setelah selingan selesai, moderator memanggil kelompok portopolio tiga memasuki ruangan.
Moderator dapat meminta hadirin untuk memberikan tepuk tangan. Moderator mempersiapkan juru
bicara kelompok memperkenalkan diri dan mengenalkan nama-nama anggota kelompok-kelompok
untuk menjelaskan masalah yang menjadi kajian kelas dihadapkan dewan juri selama 5 menit.
10. Tanya Jawab Kelompok Tiga
Moderator mempersilahkan ketua dewan juri untuk mengatur Tanya jawab dengan kelompok
portofolio tiga tersebut. Waktu yang disediakan untuk Tanya jawab sekitar 10 menit. Moderator dapat
mempersilahakan anggota lainya untuk bertanya.
11. Penyajian Lisan Kelompok Portofolio Empat
Setelah kelompok portofolio tiga kembali ketempat, moderator memanggil kelompok portofolio
empat memasuki ruangan. Moderator mempersilahkan juru bicara memperkenalkan diri dan mengenal
nama-nama anggotanya. Setelah itu juru bicara mempersilahkan untuk mempresentasikan rencana
tindakan ( action plan) dihadapan dewan juri selama 5 menit.
12. Tanya Jawab Kelompok Portofolio Empat
Selesau juru bicara mempresentasikan tugasnya, moderator mempersilahkan juri untuk mengatur
tanya jawab dengan kelompok portofolio empat. Wktu yang disediakan hanyalaah 10 menit.
13. Tanggapan Hadirin
Setelah seluru kelompok portofolio selesai mempresentasikan tugasnya masing-masing,
moderator memberi kesempatan hadirin untuk menyampaikan tanggapan terhadap penampilan para
siswa. Pada saat hadirin menyampaikan tanggapan, waktu yang dapat dipergunakan dewan juri
9
menyelesaikan penilaian kelompok portofolio empat dan tiga sekitar 10 menit dalam acara tanggapan
ini.
14. Pengumuman Dewan Juri
Pada akhir acara show-case, dewan juri mengumumkan hasil penilaian mereka terhadap
penampilan siswa. Penilaian dewan juri didasarkan pada kualitas portofolio kelas, yang meliputi
portofolio seksi penayangan maupun seksi dokumentasi, dan penampilan kelompok, baik saat
penyajian lisan maupun saat tanya jawab. Nilai dari tiap komponen tersebut di jumlahakan menjadi
nilai kelas. Pada saat kompetensi antar kelas, jumlah nilai inilah yang dijadikan patokan untuk
menetukan juara. Mengeni kriteria dan format penelitian, dapat dipelajari pada bagian penilaian
portofolio. Sebagai satu cara memberikan penghargaan (reward) kepada siswa, sekolah dapat
memberikan piagam penghargaan atau pentuk penghargaan lainya sekiranya tidak terlalu membebani
sekolah.
Kelengkapan
Kejelasan
Informasi
Dukungan
Data grafis
Dokumentasi
Argumen kekonstitusional
Disamping itu portofolio untuk tiap kelompok. Portofolio keseluruhanya pun hendaknya memenuhi
sejumlah kriteria terentu. Adapun kriteria yang dimaksud ialaha sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
Persuasive
Kegunaan
Koordinasi
Refleksi
Signifikasi
Pemahaman
Argumentasi
Resfonsif
Kerjasama kelompok
10
Pesuasif
Kegunaan
Koordinasi
Refleksi
3. Format Penilaian
Format penilaian portofolio maupun penyajian lisan dikembangkan dengan mengacu pada kriteria
portofolio dan kriteria lisan. Format penilaian portofoilo terdiri atas penilaian tiap bagian dan seksi
portofolio. Tiap panel potofolio yaitu panel pertama yang dibuat oleh kelompok portofolio tiga, dan
panel keempat yang buat oleh kelompok portofolio empat. Tiap seksi portofolio adalah portofolio
seksi penayangan dan seksi dokumentasi.
Adapun format penilaian penyajian lisan terdiri atas penilainan terhadap penyajian liasan masingmasing kelompok, yaitu kelompok portofolio satu, dua, tiga, dan empat, serta penilaian terhadap
penyajian lisan keseluruhan.
a. Lembar Penilaian Portofolio Panel Satu
Menjelaskan Masalah
Untuk setiap kriteria, berikan skor kepada bagian portofolio dengan Skala 1- 5, dimana 5
adalah skor tertinggi dan 1 skor terendah 1= rendah; 2= cukup; 3= rata-rata; 4= diatas ratarata; 5= istimewa
N
O
1
KRITERIA
SKOR
CATATAN
KELENGKAPAN
Membuat deskripsi tentang :
Tingkatan keseriusan dan
keterbatasan masalah di
masyarakat, negara, dan bangsa.
Siapa yang bertanggung jawab
untuk menangani masalalu.
Memadai tindak kebijakan publik
saat ini untuk mengatasi masalah
ketidak sepakatan dalam
masyarakat, jika ada, tentang
masalah.
Individu dan kelompok utama yang
berpihak pada masalah dan analisis
posisinya
KEJELASAN
Tersusun dengan baik
Tertulis dengan baik
Mudah dipahami
INFORMASI
Akurat
Cukup memadai
Penting
11
DUKUNGAN
Memuat contoh untuk hak-hak
yang utama
Memuat alasan yang baik
DATA GRAFIS
Berkaitan dengan isi tiap bagian
Diber judul dengan tepat
Memberikan informasi
Meningkatkan pemaham
BAGIAN DOKUMENTASI
Cukup memadai
Dapat dipercaya
Berkaitan dengan tayangan
Selektif
JUMLAH
KRITERIA
SKOR
CATATAN
KELENGKAPAN
Membuat deskripsi tentang :
Tingkatan keseriusan dan
keterbatasan masalah di
masyarakat, negara, dan bangsa.
Siapa yang bertanggung jawab
untuk menangani masalalu.
Memadai tindak kebijakan publik
saat ini untuk mengatasi masalah
ketidak sepakatan dalam
masyarakat, jika ada, tentang
masalah.
Individu dan kelompok utama yang
berpihak pada masalah dan analisis
posisinya
KEJELASAN
Tersusun dengan baik
Tertulis dengan baik
Mudah dipahami
INFORMASI
Akurat
Cukup memadai
Penting
12
DUKUNGAN
Memuat contoh untuk hak-hak
yang utama
Memuat alasan yang baik
DATA GRAFIS
Berkaitan dengan isi tiap bagian
Diber judul dengan tepat
Memberikan informasi
Meningkatkan pemaham
BAGIAN DOKUMENTASI
Cukup memadai
Dapat dipercaya
Berkaitan dengan tayangan
Selektif
JUMLAH
KRITERIA
SKOR
CATATAN
KELENGKAPAN
Membuat deskripsi tentang :
Tingkatan keseriusan dan
keterbatasan masalah di
masyarakat, negara, dan bangsa.
Siapa yang bertanggung jawab
untuk menangani masalalu.
Memadai tindak kebijakan publik
saat ini untuk mengatasi masalah
ketidak sepakatan dalam
masyarakat, jika ada, tentang
masalah.
Individu dan kelompok utama yang
berpihak pada masalah dan analisis
posisinya
KEJELASAN
Tersusun dengan baik
Tertulis dengan baik
Mudah dipahami
INFORMASI
Akurat
Cukup memadai
Penting
13
DUKUNGAN
Memuat contoh untuk hak-hak
yang utama
Memuat alasan yang baik
DATA GRAFIS
Berkaitan dengan isi tiap bagian
Diber judul dengan tepat
Memberikan informasi
Meningkatkan pemaham
BAGIAN DOKUMENTASI
Cukup memadai
Dapat dipercaya
Berkaitan dengan tayangan
Selektif
JUMLAH
KRITERIA
SKOR
CATATAN
KELENGKAPAN
Membuat deskripsi tentang :
Tingkatan keseriusan dan
keterbatasan masalah di
masyarakat, negara, dan bangsa.
Siapa yang bertanggung jawab
untuk menangani masalalu.
Memadai tindak kebijakan publik
saat ini untuk mengatasi masalah
ketidak sepakatan dalam
masyarakat, jika ada, tentang
masalah.
Individu dan kelompok utama yang
berpihak pada masalah dan analisis
posisinya
KEJELASAN
Tersusun dengan baik
Tertulis dengan baik
Mudah dipahami
INFORMASI
Akurat
Cukup memadai
Penting
14
DUKUNGAN
Memuat contoh untuk hak-hak
yang utama
Memuat alasan yang baik
DATA GRAFIS
Berkaitan dengan isi tiap bagian
Diber judul dengan tepat
Memberikan informasi
Meningkatkan pemaham
BAGIAN DOKUMENTASI
Cukup memadai
Dapat dipercaya
Berkaitan dengan tayangan
Selektif
JUMLAH
KRITERIA
SKOR
CATATAN
PERSUASIF
Memberikan alasan yang meyakinkan
bahwa :
Masalah yang dikaji adalah penting
Kebijakan yang diusulkan
mengarah pada masalah
Kebijakan yang diusulkan adalah
konstitutional
KEGUNAAN
Kebijakan yang diusulakn bersifat
realitis
Pendekatan-pendekatan untuk
memperoleh dukungan adalah
realitis
Mempertimbangkan hambatanhambatan nyata
KOORDINASI
Bagian-bagian portofolio
Berkaitan dengan yang lain
Menghindari pengulangan
informasi
Refleksi
Mewnunjukan terjadinya refleksi
Menunjukan terjadinya proses
belajar
15
JUMLAH
PENILAI : .................................................................................. TANGGAL : ............................
Skor Total
( Skor bagian 1-4 ditambah skor portofolio keseluruhan)
Skor Bagian
Satu
Skor Bagian
Dua
Skor Bagian
Empat
Skor
Keseluruha
n
+
Skor Total
Keterangan Skor
90-100 = Istimewa
80-89 = Sangat Baik
70- 79 = Rata-rata
0 69 = Di Bawah Rata-rata
PENILAI : ......................................................................................... TANGGAL : .......................
f.
KRITERIA
SKOR
CATATAN
SEGNIFIKASI
Sebagaian besar tingkat
kebermaknaaninformasi yang dipilih
siswa berkaiatan dengan bagian
portofolio yang akan disajikan ?
PEMAHAMAN
Seberapa baik tingkat pemahaman siswa
terhadap hakekat dan ruang lingkup
masalah?
ARGUMENTASI
Seberapa baik alasan yang di berikan
siswa bbahwa masalah yang dipilihnya
signifikan?
RESPONSIF
Seberapa besar tingkatan kesesuaian
jawaban siswa dengan pertanyaan yang
diajukan oleh juri?
KERJASAMA KELOMPOK
Seberapa besar kontribusi para anggota
16
KRITERIA
SKOR
CATATAN
SEGNIFIKASI
Sebagaian besar tingkat
kebermaknaaninformasi yang dipilih
siswa berkaiatan dengan bagian
portofolio yang akan disajikan ?
PEMAHAMAN
Seberapa baik tingkat pemahaman siswa
terhadap hakekat dan ruang lingkup
masalah?
ARGUMENTASI
Seberapa baik alasan yang di berikan
siswa bbahwa masalah yang dipilihnya
signifikan?
RESPONSIF
Seberapa besar tingkatan kesesuaian
jawaban siswa dengan pertanyaan yang
diajukan oleh juri?
KERJASAMA KELOMPOK
Seberapa besar kontribusi para anggota
kelompok terhadap penyajian?
Adakah bukti tanggung jawab bersama ?
Apakah para penyaji menghargai
pendapat para siswa lainnya ?
JUMLAH
KRITERIA
SKOR
CATATAN
17
O
1
SEGNIFIKASI
Sebagaian besar tingkat
kebermaknaaninformasi yang dipilih
siswa berkaiatan dengan bagian
portofolio yang akan disajikan ?
PEMAHAMAN
Seberapa baik tingkat pemahaman siswa
terhadap hakekat dan ruang lingkup
masalah?
ARGUMENTASI
Seberapa baik alasan yang di berikan
siswa bbahwa masalah yang dipilihnya
signifikan?
RESPONSIF
Seberapa besar tingkatan kesesuaian
jawaban siswa dengan pertanyaan yang
diajukan oleh juri?
KERJASAMA KELOMPOK
Seberapa besar kontribusi para anggota
kelompok terhadap penyajian?
Adakah bukti tanggung jawab bersama ?
Apakah para penyaji menghargai
pendapat para siswa lainnya ?
JUMLAH
KRITERIA
SKOR
CATATAN
SEGNIFIKASI
Sebagaian besar tingkat
kebermaknaaninformasi yang dipilih
siswa berkaiatan dengan bagian
portofolio yang akan disajikan ?
PEMAHAMAN
Seberapa baik tingkat pemahaman siswa
terhadap hakekat dan ruang lingkup
masalah?
ARGUMENTASI
Seberapa baik alasan yang di berikan
siswa bbahwa masalah yang dipilihnya
signifikan?
18
RESPONSIF
Seberapa besar tingkatan kesesuaian
jawaban siswa dengan pertanyaan yang
diajukan oleh juri?
KERJASAMA KELOMPOK
Seberapa besar kontribusi para anggota
kelompok terhadap penyajian?
Adakah bukti tanggung jawab bersama ?
Apakah para penyaji menghargai
pendapat para siswa lainnya ?
JUMLAH
KRITERIA
SKOR
CATATAN
PERSUASIF
Memberikan alasan yang meyakinkan
bahwa :
Masalah yang dikaji adalah penting
Kebijakan yang diusulkan
mengarah pada masalah
Kebijakan yang diusulkan adalah
konstitutional
KEGUNAAN
Kebijakan yang diusulakn bersifat
realitis
Pendekatan-pendekatan untuk
memperoleh dukungan adalah
realitis
Mempertimbangkan hambatanhambatan nyata
KOORDINASI
Bagian-bagian portofolio
Berkaitan dengan yang lain
Menghindari pengulangan
informasi
Refleksi
Mewnunjukan terjadinya refleksi
Menunjukan terjadinya proses
belajar
JUMLAH
Skor Total
( Skor bagian 1-4 ditambah skor portofolio keseluruhan)
Skor Bagian
Satu
Skor Bagian
Dua
Skor Bagian
Empat
Skor
Keseluruha
n
+
Skor Total
Keterangan Skor
90-100 = Istimewa
80-89 = Sangat Baik
70- 79 = Rata-rata
0 69 = Di Bawah Rata-rata
PENILAI : ......................................................................................... TANGGAL : .......................
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penilaian formatif dan sumatif ditujukan untuk perluan berbaikan proses belajar
mengajar, sedangkan penilaian sumatif digunakan untuk penentuan kemajuan dan hasil
pembelajaran siswa. Secara eksplisir bahwa perbedaan tingkat keumuman kedua jenis
penilaian tersebut nampaknya lebih tajam dari pada perbedaan yang terdahulu. Jika dalam
evaluasi formatif dilakukan test terhadapt suatu aspek prilaku tertentu sebagai prasarat
mungkin dalam evaluasi sumatif test dilakukan terhadapat berbagai aspek kemampuan
yang jadi tujuan internasional. Sehubungan antara hasi penilaian formatif dan penilaian
sumatif, tujuan keduanya tidak sama maka hasil keduanya tidak dapat begitu saja.
Portofolio adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu
yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukakan. Portofolio dalam
pembelajaran IPS merupakan kumpulan informasi sampek yang tersusun dengan baik
yang menggambarkan rencana kelas siswa yang berkenaan dengan suatu isu kebijakan
publik yang telah diputuskan untuk dikaji mereka, baik dalam kelompok kecil maupun
kelas dalam keseluruhan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Supriatna, Nana dkk. 2007. Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS
22