Anda di halaman 1dari 7

Perangkat Pembelajaran

(Silabus dan RPP)

Oleh

Nurul Ilmi R.H


1314040007
Pendidikan Biologi

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016

PENELITIAN KORELASI
A. Pengertian Korelasi
Studi korelasi adalah penelitian deskriptif yang paling popular digunakan untuk
menetapkan besaran hubungan antar variabel. Studi ini memungkinkan seorang
peneliti memastikan sejauh mana perbedaan di salah satu variable terdapat hubungan
dengan variabel yang lain. Menurut Faenkel dan Wallen (2008)

korelasi atau

korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat


hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi
variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel. Menurut Gay (Sukardi,
2008) penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena
biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung
mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan
dalam koefisien korelasi.
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini dilakukan, ketika kita ingin mengetahui
tentang ada tidaknya dan kuat lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu
objek atau subjek yang diteliti. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting,
karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Penelitian korelasional bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan,
kearah mana hubungan tersebut (positif/negatif), dan seberapa jauh hubungan ada
antara dua variabel atau lebih (yang dapat diukur). Misalnya hubungan antara
kecerdasan dengan kreativitas, semangat dengan pencapaian, tinggi badan dengan
umur, nilai bahasa Inggris dengan nilai statistika, dan sebagainya. Tujuan dari suatu
penyelidikan korelasi adalah untuk menetapkan atau mengungkapkan suatu
hubungan atau menggunakan hubungan-hubungan dalam membuat prediksi
(prakiraan).
Di bidang pendidikan, studi korelasi biasanya digunakan untuk melakukan
penelitian terhadap sejumlah variabel yang diperkirakan mempunyai peranan yang
signifikan dalam mencapai proses pembelajaran. Sebagai contoh, misalnya tentang
pencapaian hasil belajar dengan motivasi internal, belajar strategi, intensitas

kehadiran mengikuti kuliah, dan lain sebagainya. Teknik korelasi merupakan teknik
analisis yang melihat kecenderungan pola dalam satu variabel berdasarkan
kecenderungan pola dalam variabel yang lain. Maksudnya, ketika satu variabel
memiliki kecenderungan untuk naik maka kita melihat kecenderungan dalam
variabel yang lain apakah juga naik atau turun atau tidak menentu. Jika
kecenderungan dalam satu variabel selalu diikuti oleh kecenderungan dalam variabel
lain, kita dapat mengatakan bahwa kedua variabel ini memiliki hubungan atau
korelasi.
B. Karakteristik Penelitian Korelasi
Menurut Sukardi (2004) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik
penting untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik
tersebut adalah sebagai berikut.
1.

Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian
eksperimen.

2.

Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.

3.

Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.


Ciri-ciri penelitian korelasi adalah sebagai berikut ;

1.

Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel tak dapat diteliti
dengan eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.

2.

Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling


hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.

3.

Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan

4.

Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel


bebas.

C. Tujuan Penelitian Korelasi


Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya
berhubungan dengan suatu variabel, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak
mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya. Penelitian
kolerasi umumnya dilakukan oleh seorang peneliti dengan alasan sebagai berikut:

1.

Ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antar variabel dimana

2.

koefisien kolerasi dapat mencapainya


Penelitian kolerasi perlu diperhitungkan kegunaannya apabila variabel
yang muncul itu kompleks, dan peneliti tidak mungkin dapat melakukan kontrol

3.

dan memanipulasi variabel-variabel tersebut


Dalam penelitian dimungkinkan pengukuran beberapa variabel dan
hubungan yang ada dalam setting yang realistis.
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk

mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasivariasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
Sedangkan menurut Gay dalam Emzir (2007:38); Tujuan penelitian korelasional
adalah untuk menentukan hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan
hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
D. Langkah-langkah Penelitian Korelasi
Pada dasarnya, penelitian korelasi baik relasional, prediktif, maupun
multivariat, melibatkan perhitungan korelasii antara variabel yang kompleks
(variabel kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan
(variabel prediktor). Untuk menguji hubungan tersebut, langkah-langkah yang
ditempuh sama meski detail masing-masing langkah untuk keduanya berbeda,
terutama dalam pengumpulan dan analisis data.
1. Penentuan masalah
Sebagaimana dalam setiap penelitian, langkah awal yang harus dilakukan
peneliti adalahmenentukan masalah penelitian yang akan menjadi fokus
studinya. Dalam penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai
nilai yang berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang
memrlukan pemahaman. Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam
penelitian harus didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun
nalar, bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan tertentu. Hal ini biasanya
dapat diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang terdahulu atau terdahulu.
2. Penentuan subyek
Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam
variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif
homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat
mempengaruhi variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai

perbedaan yang berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang
diteliti menjadi kabur.
Untuk
mengurangi

heterogenitas

tersebut,

peneliti

dapat

mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat


faktor tertentu dan, kemudian menguji hubungan antar variabel penelitian untuk
masing-masing kelompok.
3. Pengumpulan data
Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan
mengumpulkan data masing-masing variabel, seperti angket, tes, pedoman
interview dan pedoman observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Data
yang dikumpulkan dengan instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk
angka. Dalam penelitian relasional, pengukuran variabel dapat dilakukan dalam
waktu yang relatif sama.
4. Analisis data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan
cara mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran
variabel lain. Dalam penelitian relasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan
jenis datanya, digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara vaiabel
yang satu dngan yang lain.
Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya
melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk
menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk
memprediksi variabel kriteria lebih baik daripada bila digunakan secara sendirisendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik
dapat digunakan. Hasil analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai
koefisien korelasi atau koefisien regresi serta tingkat signifikansinya, disamping
proporsi variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel
terikat.
E. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional
1. Kelebihan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional juga mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain:
a. Kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara
bersama-sama (simultan)
b. Mampu memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti.

c. Menyelidiki beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif dan penelitian


ini dapat melakukan analisis prediksi.
2. Kekurangan Penelitian Korelasi
Selain memiliki kelebihan, penelitian korelasi juga memiliki beberapa
kelemahan, yaitu:
a. Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu
kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabelvariabel bebas
b. Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur
c. Sering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach,
yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap
interpretasi yang berguna atau bermakna.
F. Contoh Jurnal Penelitian Korelasi
Jurnal Penelitian Korelasi
KORELASI HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH
STRUKTUR HEWAN DENGAN PERKEMBANGAN HEWAN DI PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FKIP UR 2012/2013

DAFTAR PUSTAKA

Arnetis, dkk. 2013. Korelasi Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah Struktur
Hewan dengan Perkembangan Hewan di Program Studi Pendidikan Biologi
FKIP UR 2012/2013. Jurnal Biogenesis.10 (1): 34-43.
Kasmadi dan Nia Sitti Sunariah. 2012. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif.
Bandung : Alfabeta.
Merdekawati, Eka. Metode Peneltian Korelasional. Diunduh pada 14 Oktober 2015 dari
http://eka-merdekawati.blogspot.co.id/2011/11/metode-penelitiankorelasional.html.
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai