Anda di halaman 1dari 4

Nama

: Meriatul Qibtiyah

NIM

: 125020302111004

KASUS 5 PRAKTIKUM AUDIT


Pertanyaan Diskusi
1. Menurut saya kualitas bukti lisan hasil wawancara sudah cukup bagus, hanya saja karena
hasil wawancaranya didapat dari sumber internal perusahaan, bisa saja ada kemungkinan
bahwa bukti tersebut bisa saja dimanipulasi oleh bagian internal perusahaan, harusnya ada
bukti dari eksternal perusahaan juga, ini seperti yang dijelaskan dalam PSA No. 7 seksi
326 paragraf 21 menyatakan bahwa, Apabila bukti dapat diperoleh dari pihak
independen di luar perusahaan, untuk tujuan audit auditor independen, bukti tersebut
memberikan jaminan keandalan yang lebih daripada bukti yang diperoleh dari dalam
perusahaan itu sendiri. Atau untuk terbaru terdapat dalam SA 500 tentang bukti audit
2. Kecurangan disebabkan karena belum adanya SOP terkait dengan pengelolaan piutang
yang kurang baik serta adanya insentif bonus atas laba yang dihasilkan dari penjualan
yang dilakukan, dan contoh kecurangan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Penjualan kredit fiktif untuk meningkatkan nilai penjualan agar mendapatkan insentif
bonus yang besar sehingga menyebabkan piutang usaha perusahaan besar yang tidak
mencerminkan kinerja aktual perusahaan.
b. Pembentukan cadangan piutang usaha yang besar dan penghapusan cadangan
kerugian piutang yang besar sehingga piutang usaha yang akan diakui dapat tertagih
semakin kecil menyebabkan hak perusahaan atas kas yang diterima dari penjualan
kredit semakin kecil dan akhirnya dapat merugikan perusahaan.
3. Kenaikan jumlah penjualan tidak diimbangi dengan pemisahan tugas divisi penjualan,
disamping itu adanya bonus/insentif yang diberikan perusahaan kepada divisi penjualan
berdasarkan nilai penjualannya. Dari kasus tersebut sangat dimungkinkan terjadinya
penjualan fiktif yang direkayasa oleh divisi penjualan untuk menaikan nilai penjualan
guna mendapatkan bonus tersebut. Pencatatan fiktif dapat terjadi dengan cara menaikkan
jumlah penjualan secara kredit sehingga piutang usaha pun meningkat. Terlebih terdapat
kebijakan pengggunaan persentase piutang tak tertagih 0,7 yang hanya didasarkan pada

kesepakatan bersama saja hal ini semakin meningkatkan dugaan kemungkinan terjadinya
penjualan fiktif yang dilakukan.
4. Informasi mengenai umur piutang dan Buku Besar Piutang yang dihitung hanya sekali
dalam 1 tahun, yang mengotorisasi kebijakan kredit hanya Langgeng dan Bagian
Penjualan, Komisi agen penjualan yang didasarkan atas penjualan yang telah dicapai &
Laporan kredit tidak di-review. Informasi yang gagal diberikan oleh Agus Kuncoro yang
dapat menjadi masalah bagi auditor :
a. Jika pelanggan pernah melakukan keterlambatan pembayaran dan melampaui jatuh
tempo kredit, permintaan dari pelanggan akan dihentikan, kecuali mendapat
persetujuan dari Langgeng Santoso. Dalam hal ini, Langgeng memiliki kuasa penuh
dan tidak ada yang tahu alasan Langgeng menyetujui penjualan pada pelanggan yang
bersangkutan.
b. Informasi mengenai kebijakan Penyisihan Piutang Tak Tertagih yang tidak didasarkan
pada analisis yang jelas. Agus Kuncoro tidak dapat menjelaskan secara jelas alasan
menggunakan tarif 0,7% dari total penjualan kredit bersih.
5. Jika dirasa integritas manajemen dari perusahaan tersebut rendah sehingga SPI
perusahaan buruk, maka auditor dapat mengabaikan ToC dan melakukan pengujian
substantif yang diperluas.
6. Apabila risiko inheren dan pengendalian tinggi maka risiko deteksi yang ditetapkan
auditor menjadi rendah (risiko inheren dan pengendalian berbanding terbalik dengan
risiko deteksi yang diharapkan). Agar salah saji material ada pada penyajian laporan
keuangan dapat terdeteksi oleh auditor, prosedur yang dapat dilakukan auditor adalah
meningkatkan pengujian substantif untuk menilai kewajaran laporan keuangan serta
saldo-saldo akun dalam laporan keuangan lebih terperinci.
7. Menurut SA 505 Terdapat dua bentuk permintaan konfirmasi :
a) Bentuk konfirmasi positif
Konfirmasi bentuk positif merupakan suatu permintaan konfirmasi kepada
pihak ketiga untuk merespons secara langsung kepada auditor yang menunjukkan
apakah pihak yang dikonfirmasikan tersebut setuju atau tidak setuju dengan informasi
yang terdapat dalam permintaan konfirmasi, atau menyediakan informasi yang
diminta. Bentuk konfirmasi positif lain tidak menyebutkan jumlah (atau informasi
lain) pada permintaan konfirmasi tetapi meminta responden untuk mengisi saldo atau

informasi lain pada ruang kosong yang disediakan dalam formulir permintaan
konfirmasi. Bentuk konfirmasi positif menyediakan bukti hanya jika jawaban diterima
oleh auditor dari penerima permintaan konfirmasi. Permintaan konfirmasi yang tidak
dijawab tidak memberikan bukti audit mengenai asersi laporan keuangan yang dituju
oleh prosedur konfirmasi. Konfirmasi positif digunakan ketika kondisi nilai piutang
perusahaan cukup tinggi dan jumlah debitur sedikit.
b) Bentuk konfirmasi negatif
Bentuk konfirmasi negatif merupakan suatu permintaan konfirmasi kepada
pihak ketiga untuk merespons secara langsung kepada auditor hanya jika pihak yang
dikonfirmasi tidak setuju dengan informasi yang terdapat dalam permintaan
konfirmasi. Permintaan konfirmasi negatif dapat digunakan untuk mengurangi risiko
audit ke tingkat yang dapat diterima jika (a) gabungan tingkat risiko bawaan dan
risiko pengendalian taksiran adalah rendah, (b) terdapat sejumlah besar saldo akun
piutang yang kecil, (c) auditor tidak yakin bahwa penerima permintaan konfirmasi
akan mempertimbangkan permintaan tersebut. Selain hal tersebut auditor harus
mempertimbangkan untuk melaksanakan prosedur substantif lain untuk melengkapi
penggunaan konfirmasi negatif.
8. Atribut yang menunjukkan bahwa suatu piutang harus dikonfimasi berdasarkan PSA No 7
antara lain :
a. Piutang usaha merupakan jumlah yang material dalam laporan keuangan
b. Penggunaan konfirmasi akan diharapkan efektif.
c. Gabungan tingkat risiko bawaan dan risiko pengendalian deteksi sedemikian tinggi,
sehingga saldo piutang tertentu harus dikonfirmasi
9. Tingkat kepercayaan auditor yang mengacu pada lampiran 4.c :
a. Faktur penjualan : menunjukkan bukti transaksi atas saldo piutang tersebut.
b. Buku besar pembantu piutang : menunujukkan saldo piutang debitur
c. Jurnal piutang : menunjukkan pencatatan transaksi penjualan kredit
d. Bill of lading : menunjukkan informasi mengenai pengiriman barang
e. Konfirmasi piutang : menunjukkan verifikasi piutang dari debitur
Menurut PSA No 7, tingkat kepercayaan atas item-item terkait piutang perusahaan untuk
empat item awal tidak terlalu baik karena item tersebut merupakan item yang didapat dari
internal perusahaan serta untuk item kelima, auditor dapat cukup meyakini karena item
tersebut berasal dari eksternal perusahaan.
10. Bila dilihat dari hasil wawancara antara auditor dengan agus kuncoro selaku pihak yang
dimintai keterangan, estimasi piutang tak tertagih pada kisaran 0, 7 % dari penjualan
tersebut diperoleh berdasarkan kesepakatan bersama hanya karena mereka sudah biasa
menggunakanya dan angka tersebut dijadikan kesepakatan bersama tanpa memalui

perhitungan yang rasional terhadap tarif estimasi piutang tak tertagih yang seharusnya
dan jelas metode ini tidak rasional karena perusahaan tidak memiliki dasar yang baik
dalam menentukan estimasi cadangan piutang. Taksiran akuntansi klien menimbulkan
permasalahan karena taksiran tersebut tidak mempertimbangkan umur piutang debitur.
Pengujian yang dapat dilakukan untuk menguatkan taksiran akuntansi adalah dengan
membuat skedul umur piutang untuk menguatkan taksiran akuntansi terkait dengan
pembentukan cadangan kerugian piutang.
11. Sebaiknya dilakukan per tanggal 31 Desember 2010, hal tersebut dikarenkan auditor yang
dapat melakukan pengujian cut off terlebih dahulu untuk memeriksa kebenaran
keberadaan piutang. Cut off adalah pemisahan catatan transaksi antara periode berjalan
dengan periode berikutnya.
12. Menurut saya kurang, karena agus kuncoro sendiri belum begitu paham, seperti dari mana
asal usul piutang tak tertagih akhir tahun 0,7% dari penjualan kredit bersih dimana tidak
ada dasar dalam menentukannya dan agus kuncoro sendiri memakai hal tersebut karena
hal tersebut selalu digunakan perusahaan. Dari satu hal tersebut terlihat bahwa agus
kuncoro belum paham betul mengenai sistem diperusahaan.

Anda mungkin juga menyukai