Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya

ekonomi

global

membuat

pertumbuhan ekonomi di

Indonesia perlahan mengalami kemajuan. Meningkatnya volume perdagangan dunia


setiap tahunnya yang mendorong pesatnya pertumbuhan ekonomi di negara
negara berkembang seperti negara Indonesia. Pada saat ini hampir setiap negara
menganut perkenomian terbuka yang mana perkenomian terbuka itu membuka
negaranya untuk ikut dalam sistem perdagangan

dan sistem keuangan

internasional. Perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk


meningkatkan pendapatan atau pertumbuhan ekonomi suatu negara. Selain itu,
Salah satu indikator perdagangan internasional adalah ekspor. Ekspor
berperan penting dalam menjaga stabilitas perekonomian suatu negara. Ekspor
terjadi ketika permintaan luar negeri tidak diiimbangi oleh supply luar negeri,
Besarnya net ekspor suatu negara itu dipengaruhi oleh nilai tukar negara tersebut.
Pemerintah harus menjaga kestabilan nilai tukar untuk mengurangi risiko kerugian
akibat dari perbedaan nilai tukar yang mana risiko nilai tukar tersebut dicerminkan
oleh volatilitas nilai tukar. Volatilitas nilai tukar penting untuk dipahami oleh eksportir
dan importir sebagaimana untuk menjadi acuan bagi pembuat kebijakan. Setiap
negara selalu berusaha mengembangkan nilai ekspor dari komoditi ekspor
unggulannya. Perkembangan ekspor menjadi sangat penting untuk meningkatkan
pendapatan negara dan juga dapat meningkatkan ekonomi nasional.

Menurut Kementerian Perdagangan Indonesia terdapat 5 negara mitra


dagang utama ekspor Indonesia. Negara negara tersebut adalah Jepang, Amerika
Serikat, Singapura, Cina, dan India. Berikut perkembangan ekspor Indonesia pada 5
negara mitra dagang utama akan dijelaskan pada gambar 1.1 dan gambar 1.2 :

Gambar 1.1 Perkembangan Ekspor Indonesia ke 5 negara mitra dagang


utama tahun 2008 2015

$3,500,000,000
$3,000,000,000
$2,500,000,000
$2,000,000,000

Amerika
Cina

$1,500,000,000

India
Jepang

$1,000,000,000

Singapura

$500,000,000
$0

Sumber : bps.go.id,diolah (2016)

Dari gambar 1.1 Dapat dilihat bahwa diakhir tahun 2008, ekspor indonesia ke
semua negara mengalami penurunan yang tajam. Akan tetapi di tahun 2009 hingga
pertengahan 2011, ekspor indonesia mengalami peningkatan yang cukup besar,
khususnya ekspor yang dilakukan ke negara Jepang. Setelah itu pada tahun 2012,
ekspor Indonesia mengalami penurunan. Penurunan paling tajam yaitu ekspor
Indonesia ke Jepang sampai pada akhir tahun 2015, sedangkan negara lain sampai
pada akhir 2015 mengalami perubahan yang stagnan dan cenderung ada yang
menurun dan meningkat sedikit.
Gambar 1.1 mengungkapkan bahwa perkembangan ekonomi internasional
berjalan semakin berfluktuatif dan hal itu berdampak pada peningkatan arus
perdagangan barang maupun uang serta modal antarnegara sehingga menjadikan
nilai tukar semakin penting karena nilai tukar merupakan kunci harga relatif dalam
keuangan internasional (Wibowo dan Hidayat Amir, 2005; Chinn, 2006).
Menurut Outlook Economic Indonesia 2009-2014 (Bank Indonesia, 2009),
krisis perekonomian global 2008 memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah. Krisis
perekonomian global tersebut muncul sejak Agustus 2007, yakni pada saat salah
satu bank terbesar Perancis, BNP Paribas, mengumumkan pembekuan beberapa
sekuritas yang terkait dengan kredit perumahan beresiko tinggi Amerika Serikat.
Pembekuan ini memicu gejolak di pasar finansial dan merambat ke seluruh dunia.
Dampak dari krisis global mengakibatkan nilai tukar rupiah terdepresiasi pada akhir
2008 sampai pertengahan 2009 meskipun tidak terlalu besar dan tidak membuat
Indonesia menjadi krisis. Setelah era krisis global di tahun 2008, Nilai tukar rupiah
kembali terdepresiasi pada pertengahan 2013 hingga akhir 2015. Penyebab dari
melemahnya nilai tukar rupiah ini adalah perbaikan ekonomi di amerika serikat.
kebijakan The Fed menetapkan Quantitative Easing yang mana menyuntikkan dana

stimulus untuk perbaikan ekonomi amerika. Hal itu berdampak pada penguatan
ekonomi indonesia di tahun 2011 yang mana banyak investor menanamkan modal di
Indonesia. Setelah itu The Fed menetapkan kebijakan tapering off yang dilakukan
untuk memotong dana stimulus tersebut agar jumlah uang beredar di Amerika dapat
teredam. Dan itu berdampak pada melemahnya nilai tukar rupiah karena investor
kembali ke amerika serikat dan ketersediaan uang dollar dalam negeri semakin
sedikit. Berikut pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar amerika serikat dapat
dilihat pada gambar 1.2 :

Gambar 1.2 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika


Serikat Tahun 2008 - 2015

Rp16,000
Rp14,000
Rp12,000
Rp10,000
Rp8,000
Rp6,000

Nilai Tukar

Rp4,000
Rp2,000
Rp-

Sumber : bi.go.id, diolah (2016)

Dapat dilihat pada gambar 1.2 bahwa setelah era krisis global pada tahun
2008, meninmbulkan gejolak yang mana rupiah melemah ditahun 2009. Akan tetapi
setelah itu rupiah kembali menguat di tahun berikutnya. Pada tahun 2011 sampai
akhir 2015 rupiah kembali terdepreiasi. Perubahan nilai tukar ini dapat mengubah
harga relatif suatu produk menjadi lebih mahal atau lebih murah, sehingga nilai tukar
terkadang digunakan sebagai alat untuk meningkatkan daya saing atau mendorong
ekspor (Ari Mulianta,2013)
Melihat perkembangan nilai tukar rupiah yang semakin melemah, maka
seharusnya akan diikuti peningkatan ekspor, karena barang-barang ekspor dalam
negeri di pasar luar negeri menjadi lebih murah. Arus perdagangan internasional
dipengaruhi oleh kebijakan nilai tukar dalam upaya menjaga daya saing ekspor.
Dalam perkembangan kinerja perdagangan Indonesia, indikator nilai tukar masih
digunakan sebagai instrumen otoritas moneter untuk mendorong ekspor Indonesia.
Pengaruh pelemahan nilai tukar rupiah akan membuat harga relatif beberapa
komoditas ekspor Indonesia di pasar dunia menjadi rendah. Hal tersebut seharusnya
menyebabkan volume ekspor dan pendapatan ekspor meningkat (Adella,2010).
Melihat hal tersebut, penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul
Analisis Pengaruh Volatilitas Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekspor (Studi Pada
Negara-Negara Mitra Dagang Utama Indonesia). Ada 5 negara tujuan ekspor
Indonesia dalam penelitian ini, Negara -

negara mitra dagang tersebut adalah

Jepang, Amerika Serikat, China, India, dan Singapura.

Penelitian sebelumnya sudah pernah dilakukan di beberapa negara lain,


Nodir Bakhromov (2010) meneliti tentang pengaruh volatilitas terhadap neraca
perdagangan di Uzbekistan. Dengan menggunakan metode analisis ARCH/GARCH.
Hasil dari penelitian ini adalah volatilitas nilai tukar Uzbekistan berpengaruh
signifikan negatif terhadap impor dan ekspor riil Uzbekistan.
Penelitian dilakukan Zukarnain zakaria (2013) dengan menggunakan metode
analisis GARCH. Meneliti tentang Hubungan antara volatilitas nilai tukar dan ekspor
Malaysia , studi dilakukan pada negara negara mitra dagang utama Malaysia. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan volatilitas nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap
ekspor Malaysia ke Amerika Serikat dan Jepang dan Pengaruh dari volatilitas nilai
tukar dari Malaysia ekspor ke Amerika Serikat berpengaruh negatif; sedangkan
untuk Jepang, diketahui volatilitas nilai tukar berpengaruh positif. Pengaruh
volatilitas nilai tukar terhadap ekspor Malaysia ke Inggris dan Singapura tidak
berpengaruh signifikan.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Dimitrios Serenis dan Nicholas Tsounis
(2014) yang meneliti tentang Hubungan Volatilitas Nilai tukar dan ekspor agregat di
kedua negara yaitu siprus dan kroasia. Penelitian ini menggunakan metode analisis
Auto Regressive Distributed Lag atau ARDL. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa volatilitas nilai tukar memiliki pengaruh signifikan terhadap ekspor agregat
bagi masing masing kedua negara yaitu siprus dan kroasia. Volatilitas nilai tukar
memiliki pengaruh positif terhadap ekspor agregat bagi masing masing kedua
negara yaitu siprus dan kroasia.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penelitian sebelumnya adalah


studi pada penelitian ini meneliti tentang volatilitas nilai tukar yang ada di Indonesia
terhadap ekspor pada negara negara mitra dagang utama di Indonesia.
Perbedaan lain dari penelitian sebelumnya adalah periode penelitian ini
dilakukan pada triwulan - I tahun 2008 hinggan triwulan - IV tahun 2015.
Pentingnya kestabilan nilai tukar dalam mencapai stabilitas harga dan sistem
keuangan mendorong penulis untuk mengadakan penelitian ini. Dengan demikian,
dapat dirumuskan kebijakan yang sebaiknya dilakukan oleh Bank Indonesia untuk
menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah yang stabil akan mendorong
tercapainya kestabilan harga dan sistem keuangan seperti yang diamanatkan dalam
UU Nomor 3 Tahun 2004 Pasal 7 tentang Bank Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
ditentukan bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
Bagaimana pengaruh volatilitas nilai tukar rupiah indonesia terhadap dolar amerika
serikat terhadap ekspor Indonesia pada negara Jepang, Amerika Serikat, Cina,
Singapura dan India, periode triwulan I-2008 hingga triwulan-IV 2015?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang di atas, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut: Untuk mengetahui bagaimana pengaruh volatilitas nilai tukar rupiah
indonesia terhadap dolar amerika serikat terhadap ekspor Indonesia pada negara
Jepang, Amerika Serikat, Cina, Singapura dan India, periode triwulan I-2008 hingga
triwulan-IV 2015

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang
telah dikemukakan di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui perbedaan dan persamaan antara teori dengan praktek yang terjadi
di lapangan.
2. Penelitian ini dapat menjadi dasar bagi para pengambil kebijakan eksportir dan
Pemerintah dalam merumuskan kebijakan untuk menanggulangi risiko yang
akan dihadapi.
3. Menambah bahan pustaka bagi penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai