Anda di halaman 1dari 2

Presentasi bahasa indonesia

pencemaran, antara lain limbah industri, limbah pemukiman, limbah pertanian, limbah rumah sakit, dan
limbah pertambangan.

Latar belakang
Dampak Pencemaran Sungai
Sungai citarum yang mengalir dari gunung wayang dan bermuara di laut jawa dan melewati karawang,
bekasi, jakarta, purwakarta dan bandung. Dewasa ini, air sungai citarum sedang mengalami krisis. Air yang
mengalir melalui citarum telah tercemari oleh bahaya limbah, yang paling berbahaya adalah limbah kimia
b3 dari industri. Di daerah hulu citarum sendiri, 500 pabrik berdiri dan hanya 20% saja yang mengelola
limbah mereka dan sisanya dibuang langsung ke sungai tanpa pengawasan dan tindakan dari pihak
pemerintah. Badan pengendalian dampak lingkuangn daerah jabar pada tahun 2008 memberi hasil
pemantauan bahwa pada umumnya status sungai di jabar mutu airnya sudah tercemar berat.
Kualitas air menurun dan lebih dari 70% warga indonesia mengonsumsi air yang terkontaminasi. Akibatnya
penyakit berdatangan dan setiap tahunnys 300 dari 100 orang indonesia harus menderita berbagai penyakit
akibat mengonsumsi air yang tidak bersih dan aman.

1.
2.
3.

Dampat Terhadap Kehidupan Biota Air


Dampak Terhadap Kualitas Air
Dampak Terhadap Kesehatan

Pencemaran sungai dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum. Pencemaran sungai
menjadi penyebab ketidakseimbangan ekosistem sungai, pengrusakan hutan akibat hujan asam dan
sebagainya.

Inti
Cara Mencegah Agar Kadar Arsenik di Sungai Citarum Tidak Bertambah

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:
1.
2.

Bagaimana cara mencegah agar kadar arsenik di Sungai Citarum tidak semakin bertambah?
Bagaimana cara menanggulangi kadar arsenik di Sungai Citarum yang sudah ada agar berkurang?

Tujuan Penulisan

Pada dasarnya pencegahan pencemaran sungai dapat dilakukan dengan berbagai carai, meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Penggunaan detergen secukupnya


Tidak membuang sampah ke sungai
Penggunaan pupuk dan pestisida secukupnya
Setiap industri atau pabrik menyediakan Intalasi pengelolaan Air Limbah (IPAL)
Reboisasi
Pengomposan sampah organik
Pendaurulangan sampah anorganik (Hikmatullah, 2014)

Sesuai permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penulisan ini adalah:

Cara Menanggulangi kadar arsenik di sungai citarum yang sudah ada agar berkurang

Mendeskripsikan cara pencegahan agar kadar arsenik di Sungai Citarum tidak semakin bertambah.
Mendeskripsikan cara penanggulangan kadar arsenik di Sungai Citarum yang sudah ada agar berkurang.

Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan Pemerintah


Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal
ini meliputi pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya serius yang telah
dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air adalah melalui Program Kali Bersih
(PROKASIH). Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair khususnya yang berasal
dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban
pencemaran dari sumber-sumber lainnya. Program ini juga berusaha untuk menata pemukiman di bantaran
sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).

Pencemaran sungai
Menurut UU RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan
pencemaran lingkungan hidup yaitu masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke
tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya.
Demikian pula dengan lingkungan air yang terdapat di sungai yang dapat tercemar karena masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup atau zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan. Air sungai dikatakan
tercemar apabila kualitas airnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa
digunakan sesuai peruntukkannya.

Penyebab Terjadinya Pencemaran Sungai


Pencemaran air sungai dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu pencemaran sungai yang disebabkan oleh
alam dan pencemaran sungai yang disebabkan oleh ulah manusia. Pencemaran sungai yang disebabkan oleh
alam antara lain akibat desposisi asam, kebakaran hutan, meletusnya gunung berapi, serta endapan hasil
erosi. Sementara pencemaran sungai yang disebabkan oleh ulah manusia terbagi menjdai beberapa sumber

Salah satu cara penanggulangan kadar arsenik yang sudah ada di Sungai Citarum bisa dilakukan metode
Fitoremediasi. Fitoremediasi adalah proses bioremediasi yang menggunakan berbagai tanaman untuk
menghilangkan, memindahkan, dan atau menghancurkan kontaminan dalam tanah dan air bawah tanah.
Fitoremediasi dapat dilakukan secara in situ maupun ex situ. Tanaman dapat digunakan secara langsung
dalam bentuk alaminya lengkap terdiri bagian akar, batang, dan daun, maupun dalam bentuk kultur jaringan
tanaman. Adanya batas konsentrasi polutan yang dapat ditolelir oleh tanaman, menyebabkan teknik
fitoremediasi biasanya menggunakan jenis-jenis tanaman yang toleran terhadap polutan tertentu.
Konsentrasi polutan yang tinggi melebihi batas toleran menyebabkan tanaman mengalami stres dan
akhirnya mati, pada kondisi seperti ini diperlukan pengenceran atau dikombinasikan dengan metode lain.
Tanaman secara umum hanya dapat hidup pada limbah dengan BOD kurang dari 300 miligram per liter.
Tanaman dapat membersihkan polutan dari tanah, air maupun udara, dengan berbagai cara. Tanaman dapat
merusak atau merombak polutan organik, maupun menyerap dan menstabilisasi logam polutan. Dalam hal
ini polutan organik dapat dibersihkan oleh tanaman melalui satu mekanisme atau kombinasi proses-proses

fitodegradasi, rizodegradasi, dan fitovolatilisasi. Polutan organik seperti crude oil, pelarut, dan
polyaromatic hydrocarbons (PAHs) telah dibuktikan dapat diatasi dengan teknik ini. Sedang polutan logam
berat dan unsur radioaktif dapat dibersihkan oleh tanaman melalui proses fitoekstraksi/fitoakumulasi,
rizofiltrasi, dan atau fitostabilisasi. Tanaman untuk menyerap, mengendapkan dan mengakumulasi logam
berat tersebut dari aliran limbah, tumbuhan tersebut adalah tumbuhan hiperakumulator. Salah satu macam
tumbuhan hiperakumulator dalam metode fitoremediasi yang dapat menyerap arsenik yang mencemari
sungai yaitu Pteris vittata dan Pityrogramma calomelanos yang mampu menyerap lebih dari 10.000 ppm As
di pucuk tanaman.
Teknologi untuk mengambil atau memekatkan logam dari tanaman yang telah dipanen dapat melalui proses
pemanasan, pelindihan mikrobial, secara kimia maupun fisik. Cara-cara pembakaran, pengabuan,
peleburan, dan pelindihan sering digunakan untuk memproses logam yang akan diambil kembali dari
biomassa tanaman. Tahap yang dilalui untuk aplikasi fitoremediasi adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Memilih tanaman yang toleran dan dapat mengakumulasi bahan pencemar dengan memanfaatkan
keanekaragaman hayati
Merancang proses fitoremediasi, setelah tanaman terpilih, menetapkan metode
menumbuhkannya, komposisi media pertumbuhan dan parameter teknis yang diperlukan
Pemeliharaan tanaman, dan menetapkan pola pertumbuhan serta kecepatan pertumbuhan dan
pertambahan biomassanya
Penetapan pola penyerapan logam berat dan atau transformasi bahan organik dari tanaman yang
digunakan dalam proses fitoremediasi
Penetapan parameter rekayasa (debit dan waktu tinggal limbah) untuk rancangan pengolah
limbah skala bangku.

Simpulan
Pencemaran sungai yang terjadi di sungai Citarum karena logam berat arsenik dapat diatasi dengan cara
metode fitoremediasi. Metode ini merupakan metode yang sangat ramah lingkungan karena menggunakan
tumbuhan untuk menyerap, mengendapkan dan mengakumulasi logam berat tersebut dari aliran limbah,
tumbuhan tersebut adalah tumbuhan hiperakumulator. Salah satu macam tumbuhan hiperakumulator dalam
metode fitoremediasi yang dapat menyerap arsenik yang mencemari sungai yaitu Pohon Phreatophyte
dengan transpirasi tinggi (kontrol hidrolis) untuk menyerap kontaminan. Pencemaran sungai karena logam
berat juga sebelumnya dapat dicegah dengan melakukan pengolahan limbah terlebih dahulu didalam
industri sebelum limbah tersebut dibuang.

Saran
Penulis menyarankan kepada seluruh perusahaan industri agar tetap menjaga kualitas air dengan tidak
membuang limbah tanpa pengolahan ke aliran air termasuk sungai. Selain itu, penulis menyarankan agar
pemerintah bersikap tegas terhadap perusahaan yang melanggar peraturan membuang limbah ke sungai dan
kepada masyarakat agar tetap menjaga kualitas air sungai dengan tidak membuang limbah rumah tangga ke
sungai tersebut, khususnya sungai Citarum yang sudah tercemar.

Anda mungkin juga menyukai