Disusun Oleh:
1. Erviana Agustin
2. Fitri Andriani
(13620836)
(13620840)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan.........................................................................................................2
1.4 Manfaat.......................................................................................................2
BAB 11 PEMBAHASAN
2.1 SENAM DIABETES MELLITUS
2.1.1 pengertian senam diabetes mellitus......................................................... 3
2.1.2 manfaat senam diabetes mellitus.............................................................4
2.1.3 Keadaan Yang Perlu Diwaspadai Akibat Senam..........................................5
2.1.4 Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Melakukan Senam Diabetes..........5
2.1.5 Langkah langkah dalam Senam Diabetes..............................................6
2.2 SENAM KAKI DIABETES MELLITUS
2.2.1 Definisi Senam Kaki................................................................................7
2.2.2 Tujuan Senam dikaki...............................................................................8
2.2.3 Manfaat senam kaki.................................................................................8
2.2.4 Indikasi dan Kontraindikasi.....................................................................8
2.2.5 Langkah-langkah Senam Kaki Diabetes Mellitus...................................8
2.2.6 Sirkulasi Darah pada Kaki Pasien Diabetes Melitus...............................12
BAB 111 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................14
3.2 Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
15
BAB I
PENDAHULUAN
melakukan senam kaki sampai dengan penderita dapat melakukan senam kaki
secara mandiri
Gerakan-gerakan senam kaki ini dapat memperlancar peredaran darah di
kaki, memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot kaki dan mempermudah
gerakansendi kaki. Dengan demikian diharapkan kaki penderita diabetes dapat
terawat baik dan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes
(Anneahira, 2011).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SENAM DIABETES MELLITUS
2.1.1
gula darah dalam rentang normal, dapat dilakukan dengan terapi farmakologis dan
terapi nonfarmakologis. Pengelolaan nonfarmakologis meliputi pengendalian
berat badan, diet, olahraga, sedangkan terapi farmakologisnya yaitu dengan
pemberian insulin dan obat anti diabetik oral. Terapi ini diberikan jika terapi
nonfarmakologis tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah dan dijalankan
dengan tidak meninggalkan terapi nonfarmakologis yang sudah diterapkan (Yunir
& Soebardi, 2007).
Latihan jasmani merupakan langkah awal dalam mencegah, mengontrol
dan mengatasi diabetes. Latihan jasmani secara langsung dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif dan lebih banyak
jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak tersedia reseptor insulin dan
reseptor insulin menjadi lebih aktif yang akan berpengaruh pada penurunan kadar
glukosa darah pada pasien diabetes (Ilyas, 2007). Latihan olahraga berdasarkan
teori keperawatan merupakan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi dalam
mengatasi masalah keperawatan yang timbul akibat dari diabetes (Potter & Pery,
2005). Mengatasi masalah keperawatan pasien diabetes dengan latihan jasmani
atau olahraga merupakan hal penting. Perawat dalam melakukan perannya
dituntut agar latihan jasmani bisa dilakukan pasien dengan baik. Hal ini sesuai
dengan peran perawat spesialisasi medikal bedah yaitu sebagai koordinator,
pemberi layanan, perencana keperawatan berkelanjutan, edukator, advokat, dan
agen perubahan (Ignativicus & Workman).
Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status
fisik dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (PERSADIA,
2000).Pada waktu latihan jasmani otot-otot tubuh, sistem jantung dan sirkulasi
darah serta pernafasan diaktifkan. Oleh sebab itu metabolisme tubuh,
keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam basa harus menyesuaikan diri. Otot
otot akan menggunakan asam lemak bebas dan glukosa sebagaisumber tenaga
atau energi. Bila latihan jasmani dimulai glukosa yang berasal dari glikogen di
otot-otot pada waktu latihan jasmani mulai dipakai sebagai sumber tenaga.
Apabila latihan jasmani terus ditingkatkan maka sumber tenaga dan glikogen otot
berkurang, selanjutnya akan terjadi pemakaian glukosa darah dan asam lemak
bebas. Makin ditingkatkan porsi olahraga makin meningkat pula pemakaian
glukosa yang berasal dari cadangan glikogen hepar. Apabila latihan ditingkatkan
lagi, maka sumber tenaga terutama berasal dari asam lemak bebas dan lipolisis
jaringan lemak (PERSADIA, 2000).
Pada saat latihan jasmani ringan, pemakaian asam lemak bebas dan
glukosa tidak tergantung insulin, apabila olahraga ditingkatkan menjadi
berintensitas sedang maka insulin akan menurun dan adrenalin akan meningkat.
Selanjutkan bila latihan jasmani dalam intensitas yang lebih berat maka non
adrenalin akan meningkat dan menghambat sekresi insulin dan bersaman dengan
itu terjadi peningkatan glucagon (PERSADIA, 2000).
Perubahan-perubahan metabolik dan sistem hormonal selama latihan
tersebut adalah reaksi fisiologis tubuh untuk penyediaan energi yang dibutuhkan
oleh otot-otot dari glukosa dan asam lemak bebas dan penyesuaian sistem
kardiovaskular serta sistem respirasi (PERSADIA, 2000).
2.1.2 Manfaat Senam Diabetes Mellitus
Manfaat senam diabetes yaitu meningkatkan kepekaan insulin pada otototot dan hati yang bisa menyebabkan penurunan pada dosis obat-obat hipoglikemi
oral atau insulin yang dibutuhkan orang tersebut, profil lipid juga cendurung
diperbaiki. Selain itu kadar kolestrol HDL yang sangat membantu makin
bertambah dan mungkin penurunan trigliserida sehingga menurunkan resiko
aterosklerosis. Diduga bahwa kurangnya olahraga dapat mengakibatkan resiko
langsung bagi perkembangan resistensi terhadap insulin pada diabetes tipe 2, dan
kemampuan fisik yang tetap aktif selama hidup merupakan salah satu sarana bagi
perlindungan dan pencegahan penyakit (McWright, 2008 dalam Nugrahini, 2010).
Latihan jasmani pada diabetes mellitus tipe 2 berperan utama dalam pengaturan
kadar glukosa darah. Pada tipe ini produksi insulin umumnya tidak terganggu
terutama pada awal menyandang penyakit ini. Masalah utama adalah kurangnya
respon reseptor insulin terhadap insulin sehingga insulin tidak dapat dapat masuk
ke dalam sel-sel tubuh kecuali otak. Otot yang terkontraksi atau aktif tidak
memerlukan insulin untuk memasukkan glukosa ke dalam sel karena pada otot
yang aktif sensitivitas reseptor insulin meningkat. Oleh karena itu latihan jasmani
pada diabetes mellitus tipe 2 akan menyebabkan berkurangnya kebutuhan insulin
eksogen. Selain bermanfaat dalam mengontrol kadar glukosa darah, latihan
jasmani pada diabetes mellitus tipe 2 diharapkan dapat menurunkan berat badan
dan ini merupakan salah satu sasaran yang ingin dicapai, bahkan sebagian ahli
menganggap bahwa
2.1.3 Keadaan Yang Perlu Diwaspadai Akibat Senam
Ada beberapa keadaan yang perlu diwaspadai akibat senam diabetes antara
lain berhubungan dengan metabolisme, gula darah malah meninggi dan adanya
ketosis, dan terjadinya hipoglikomi pada penderita yang mendapat suntikan
insulin atau minum obat oral anti diabetik. Berhubungan dengan mikrovaskular,
dapat terjadi perdarahan retina meningkatnya proteinuria, dan perdarahan jaringan
lunak setelah latihan.
Keadaan lain yang perlu diwaspadai yaitu berhubungan dengan sistem
kardiovaskular, dekompensasi jantung dan aritmia disebabkan oleh PJK, tekanan
darah meningkat dalam latihan, hipotensi orthostatik setelah latihan Berhubungan
dengan trauma, ulkus pada kaki, penyakit-penyakit sendi terutama pada orang tua,
trauma tulang dan otot sehubungan dengan adanya neuropati, osteoporosis, dan
osteoarthritis ( Ilyas, 2005 ).
2.1.4 Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Melakukan Senam Diabetes
Pada penyandang diabetes yang mendapat terapi insulin, keadaan
hipoglikemia disertai kadar insulin yang berlebihan merupakan keadaan yang
perlu mendapat perhatian ketika melakukan latihan jasmani terutama pada waktu
tahap pemulihan. Kemungkinan hipoglikemia lebih besar bila insulin disuntikkan
pada lengan atau kaki sebelum melakukan latihan jasmani, sebagai akibat
meningkatnya hantaran insulin melalui darah karena efek pemompaan otot pada
waktu berkontraksi Oleh karena itu dianjurkan agar penyuntikan insulin sebelum
melakukan latihan jasmani dilakukan didaerah abdomen, juga dianjurkan agar
latihan jasmani dilakukan setelah makan ketika kadar glukosa darah pada
puncaknya. Pagi hari merupakan saat yang paling baik untuk melakukan latihan
jasm
5
Latihan jasmani dengan durasi yang lama pada penyandang diabetes yang
mengalami defisiensi insulin disertai kadar gula darah yang tidak terkendali akan
menyebabkan peningkatan penglepasan bahan berbahaya yaitu benda-benda
keton, berbagai hal ini membutuhkan pengawasan yang ketat bila penyandang
diabetes melakukan latihan jasmani. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk
melakukan latihan jasmani secara berkelompok (Ilyas, 2005 ).
2.1.5 Langkah langkah dalam Senam Diabetes
Dalam melaksanakan senam diabetes ada beberapa langkah yang harus dilakukan,
menurut Sumarni (2008) langkah-langkah tersebut antara lain:
1) Pemanasan 1
Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke atas seluruh bahu, kedua tangan
bertautan, lakukan bergantian dengan posisi kedua tangan di depan tubuh.
2) Pemanasan 2
Berdiri di tempat, angkat kedua tangan ke depan tubuh hingga lurus bahu,
kemudian gerakkan kedua jari seperti hendak meremas, lalu buka lebar. Lakukan
secara bergantian namun tangan di angkat ke kanan kiri tubuh hingga lurus bahu.
3) Inti 1
Posisi tegap berdiri, kaki kanan maju selangkah ke depan, kaki kiri tetap di
tempat. Tangan kanan diangkat ke kanan tubuh selurus bahu, sedangkan tangan
kiri ditekuk sampai telapak tangan mendekati dada. Lakukan secara bergantian.
4) Inti 2
Posisi berdiri tegap, kaki kanan diangkat hingga paha dn betis membentuk sudut
900. Kaki kiri tetap di tempat. Tangan kanan diangkat kekanan tubuh selurus
bahu, sedangkan tangan kanan ditekuk hingga telapak tangan mendekati dada.
Lakukan secara bergantian.
5) Pendinginan 1
Kaki kanan agak menekuk, kaki kiri lurus. Tangan kiri lurus ke depan selurus
bahu, tangan kanan ditekuk ke dalam. Lakukan secara bergantian.
6) Pendinginan 2
Posisi kaki berbentuk huruf V terbalik, kedua tangan direntangkan ke atas
membentuk huruf V.
4. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki dilantai, angkat telapak kaki ke atas.
Pada kaki lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dengan tumit kaki
diangkatkan ke atas. Dilakukan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian
dan diulangi sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur, menggerakkan jari dan tumit
kaki secara bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan sebanyak 10 kali.
5. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10
kali. Pada posisi tidur, kaki lurus ke atas dan buat gerakan memutar dengan
pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali
6. Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar
dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali. Pada posisi tidur
kaki harus diangkat sedikit agar dapat melakukan gerakan memutar pada
pergelangan kaki sebanyak 10 kali.
10
11
12
kewaspadaan proteksi kaki terhadap rangsang dari luar. Akibatnya, kaki lebih
rentan terhadap luka meskipun terhadap benturan kecil. Bila sudah terjadi luka,
akan memudahkan kuman masuk yang menyebabkan infeksi. Bila infeksi ini tidak
diatasi dengan baik, hal itu akan berlanjut menjadi pembusukan (gangren) bahkan
dapat diamputasi (Prabowo, 2007).
Gangguan pada serabut saraf motorik (serabut saraf yang menuju otot)
dapat mengakibatkan pengecilan atrofi otot interosseus pada kaki. Akibat lanjut
dari keadaan ini terjadi ketidakseimbangan otot kaki, terjadi perubahan bentuk
deformitas pada kaki seperti jari menekuk cock up toes, bergesernya sendi luksasi
pada sendi kaki depan metatarsofalangeal dan terjadi penipisan bantalan lemak di
bawah daerah pangkal jari kaki kaput metatarsal. Hal ini menyebabkan adanya
perluasan daerah yang mengalami penekanan, terutama di bawah kaput metatarsal
(Prabowo,2007).
Selain itu, terjadi perubahan daya membesar-mengecil pembuluh darah
vasodilatasi-vasokonstriksi di daerah tungkai bawah, akibatnya sendi menjadi
kaku. Keadaan lebih lanjut terjadi perubahan bentuk kaki Charchot, yang
menyebabkan perubahan daerah tekanan kaki yang baru dan berisiko terjadinya
luka (Prabowo, 2007).
Kelainan pembuluh darah berakibat tersumbatnya pembuluh darah
sehingga menghambat aliran darah, mengganggu suplai oksigen, bahan makanan
atau obat antibiotika yang dapat menggagu proses penyembuhan luka. Bila
pengobatan infeksi ini tidak sempurna dapat menyebabkan pembusukan gangren.
Gangren yang luas dapat pula terjadi akibat sumbatan pembuluh darah yang luas
sehingga kemungkinannya dilakukan amputasi kaki di atas lutut (Igra, 2009).
Dari beberapa kasus di atas pasien Diabetes Melitus perlu melakukan
senam ini untuk membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki,
memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya
kelainan bentuk kaki, meningkatkan kekuatan otot betis dan paha, dan mengatasi
keterbatasan gerak sendi.
BAB III
PENUTUP
13
3.1 Kesimpulan
Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan status
fisik dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (PERSADIA,
2000).Pada waktu latihan jasmani otot-otot tubuh, sistem jantung dan sirkulasi
darah serta pernafasan diaktifkan
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan
peredaran darah bagian kaki. Pasien Diabetes Melitus perlu melakukan senam ini
untuk membantu melancarkan peredaran darah bagian kaki, memperbaiki sirkulasi
darah, memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki,
meningkatkan kekuatan otot betis dan paha, dan mengatasi keterbatasan gerak
sendi.
3.2 Saran
Mengatasi masalah keperawatan pasien diabetes dengan latihan jasmani
atau olahraga merupakan hal penting. Perawat dalam melakukan perannya
dituntut agar latihan jasmani bisa dilakukan pasien dengan baik. Hal ini sesuai
dengan peran perawat yaitu sebagai koordinator, pemberi layanan, perencana
keperawatan berkelanjutan, edukator, advokat, dan agen perubahan.
DAFTAR PUSTAKA
14
15