Anda di halaman 1dari 1

Apakah cinta sejati itu?

Maka jawabannya, dalam kasus kau ini, cinta sejati


adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau
melepaskannya...Aku tahu kau akan protes, bagaimana mungkin? Kita bilang
cinta itu sejati, tapi kita justru melepaskannya? Tapi inilah rumus terbalik yang
tidak pernah dipahami oleh pecinta. Mereka tidak pernah mau mencoba
memahami penjelasannya.
Tere Liye, Rindu
Perjalanan kita mungkin masih jauh sekali. Tentu saja bukan perjalanan
kapal ini yang kumaksud. Meski memang perjalanan ke Pelabuhan Jeddah
masih berminggu-minggu. Melainkan perjalanan hidup kita. Kau masih
muda. Perjalanan hidupmu boleh jadi jauh sekali, Nak. Hari demi hari,
hanyalah pemberhentian kecil. Bulan demi bulan, itu pun sekedar
pelabuhan sedang. Pun tahun demi tahun, mungkin itu bisa kita sebut
dermaga transit besar. Tapi itu semua sifatnya adalah pemberhentian
semua. Dengan segera kapal kita berangkat kembali, menuju tujuan
paling hakiki.
Maka jangan pernah merusak diri sendiri. Kita boleh benci atas kehidupan
ini. Boleh kecewa. Boleh marah. Tapi ingatlah nasihat lama, tidak pernah
ada pelaut yang merusak kapalnya sendiri. Akan dia rawat kapalnya,
hingga dia bisa tiba di pelabuhan terakhir. Maka, jangan rusak kapal
kehidupan milik kita, hingga dia tiba di pelabuhan terakhirnya.
Tere Liye, Rindu
Kau tidak harus minta maaf. Meskipun seharusnya kau tahu, sehari
setelah kau memutuskan pergi, aku telah membujuk hatiku agar tegar.
Tetapi percuma. Menyakitkan. Semua itu membuat sesak. Kalimat itu
mungkin benar, ada seseorang dalam hidupmu yang ketika ia pergi, maka
ia juga membawa sepotong hatimu. Alysa, kau pergi. Dan kau bahkan
membawa lebih dari separuh hatiku.
Tere Liye, Sepotong Hati Yang Baru
Ada seseorang dalam hidupmu yang ketika ia pergi, maka ia juga
membawa sepotong hatimu.
Tere Liye, Sepotong Hati Yang Baru

Tidak ada yang pergi daripada hati. Tidak ada yang hilang dari sebuah kenangan

Anda mungkin juga menyukai