Filosofis Pendidikan
Filosofis Pendidikan
FILOSOFIS PENDIDIKAN
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik
baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan
dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan
universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis,
harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai
akar-akarnya mengenai pendidikan (Pidarta,2001). Landasan filosofi pendidikan adalah
seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Landasan filosofis
pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem gagasan tentang pendidikan dan dedukasi
atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat umum yang diajurkan oleh suatu aliran
filsafat tertentu. Terdapat hubungan implikasi antara gagasan-gagasan dalam cabang-cabang
filsafat umum tehadap gagasan-agasan pendidikan. Landasan filosofis pendidikan tidak berisi
konsep-konsep tentang pendidikan apa adanya, melainkan berisi tentang konsep-konsep
pendidikan yang seharusnya atau yang dicita-citakan.
Dalam landasan filosofis pendidikan juga terdapat berbagai aliran pemikiran. Hal ini
muncul sebagai implikasi dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat. Sehingga dalam
landasan filosofi pendidikan pun dikenal adanya landasan filosofis pendidikan Idealisme,
Realisme, dan Pragmatisme.
1. Isu-isu filosofis dalam pendidikan sekarang ini adalah berhubungan dengan
profesionalisme guru, sekolah berstandar internasional (SBI), kurikulum, dan peserta
didik.
2. Dari isu-isu filosofis dalam pendidikan perlu dievaluasi dengan kritis.
SBI harus dilaksanakan dengan baik tanpa ada diskriminasi terhadap peserta yang tidak
mampu. Selain itu SBI jangan sampai kehilangan identitas bangsa Indonesia. Seharusnya
yang dilakukan adalah think global, act local. Berfikir global, dan berperilaku lokal
(memperhatikan kearifan lokal).
Kurikulum yang dipakai di sekolah hendaknya mengacu pada empat pilar yang
direkomendasikan UNESCO, yakni learning to know, learning to do, learning live together,
dan learning to be. Selain itu juga perlu mengintegrasikan pendidikan multikultural dan
karakter dalam kurikulum.
Peserta didik dalam pendidikan seharusnya membantu peserta didik membangun power
to, yaitu daya kekuatan yang kreatif, yang membuat seseorang mampu melakukan sesuatu.
Dalam dataran praktis seringkali peserta didik terbelenggu dengan sistem yang ada di
lembaga pendidikan tertentu. Akibatnya peserta didik terbelenggu.
langsung dengan hidup dan kehiupan manusia. Pendidikan merupakan usaha dari manusia
dewasa yang telah sadar akan kemanusiannya, dalam membimbing, melatih, mengajar dan
menanamkan nilai-nilai serta dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar
nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya
sebagai manusia, sesuai dengan sifat hakikat dan ciri-ciri kemanusianya dan pendidikan
formal disekolah hanya bagian kecil saja daripadanya. Tetapi merupakan inti dan bisa lepas
kaitanya dengan proses pendidikan secara keseluruhannya.