Anda di halaman 1dari 8

Dendam Si Solihin

Solihin, pemuda yang terkenal baik dan ramah pada orang-orang didesanya sekarang
telah berubah menjadi seorang pribadi yang keji dan berbahaya. Semua kisahnya berawal dari
terbunuhnya seorang gadis yang sangat ia kasihi, Sekar. Para prajurit kegelapan telah merebut
nyawa Sekar saat mereka menyerang Desa Sinergi tempat dimana Solihin dibesarkan.
Desa Sinergi adalah sebuah desa yang sangat terkenal dengan perguruan bela diri
Wuju, sebuah teknik bela diri yang sangat kuat dengan tombak sebagai senjatanya. Solihin
adalah anak dari sang guru Wuju yang kehebatannya hampir setara dengan ayahnya, Herman.
Solihin tidak pernah kalah dalam duel melawan murid-murid seperguruannya, ia adalah yang
terbaik di perguruan. Sarimin, adik yang sangat disayang oleh Solihin memiliki rasa iri
dengan kakaknya yang selalu lebih darinya dalam segala hal.
Solihin dan Sarimin sangat akur, mereka selalu menghabiskan waktu berdua. Solihin
sangat menyayanginya. Tetapi Sarimin, dia selalu berpura-pura seolah menyayangi kakaknya.
Sebenarnya dia sangat benci dan kesal karena kakaknya selalu lebih hebat darinya dalam
segala hal, termasuk dalam kisah percintaannya yang sempurna, kakaknya adalah pria paling
populer didesanya, Sarimin sangat membenci itu.
Pada suatu hari, Solihin dan Sekar sedang menghabiskan waktu berdua disebuah
taman. Hey, babe, aku mulai berpikir tentang masa depan kita ujar Solihin kepada Sekar.
Masa depan? Maksudmu? jawab Sekar bingung. Pernahkah kau berpikir untuk menikah
denganku? Kita sudah bersama selama 4tahun dan aku sangat mencintaimu Sekar, aku ingin
kita bisa bersama. Sekar hanya tersenyum malu. Hahaha kenapa senyum? Apakah itu
artinya iya?. Tentu sajaa! Aku sudah lama menuggu pertanyaan itu Solihin. Solihin sangat
senang dan langung memeluk Sekar dengan erat.
Setibanya dirumah, Solihin langsung dengan gembira memberi tahu adik dan
ayahnya. Yah! Min! Sekar setuju menikah denganku! Kalian tentu merestuiku bukan?
Benarkah?! Aku turut senang kak, akhirnya kakakku yang ganteng dan hebat ini akan
menikahi Sekar si kembang desa jawab Sarimin dengan senang. Tentu saja anakku, aku
akan segera menemui keluarga Sekar dan membicarakan tentang acara pertunangan sekaligus
pesta pernikahan kalian jawab Herman. Terimakasih ayah! Terimakasih Min! Aku sangat
menyayangi kalian! Solihin dengan bahagia memeluk ayah dan adik tercintanya.

Keesokan harinya, mereka bertiga berangkat menuju kediaman Sekar. Kedatangan


mereka disambut baik oleh keluarga Sekar. Aroma makanan khas desa Sinergi menyambut

mereka dengan hangat. Ketika Herman dan Solihin sedang asyik berbincang bincang dengan
keluarga Sekar, Sarimin pergi keluar untuk ketoilet.
Saat Sarimin selesai dari toilet dan sedang menuju ke rumah Sekar, sesuatu yang aneh
terjadi, sosok bayangan hitam dengan wujud seperti manusia terlihat jelas dibawah pohon
beringin tua yang ada dihalaman rumah Sekar. Hey kau yang disana... suara bayangan yang
menyeramkan terdengar oleh Sarimin. Apa? Sepertinya aku mendengar seuatu Sarimin
bingung sembari melihat sekitarnya. Ya, kau yang anak muda Bayangan itu seolah
memanggil Sarimin. Ya Tuhan! S..s..siapa kau??! Kau ini apa?! Sarimin merinding
ketakutan, kakinya tidak bisa bergerak seperti ada yang mengikatnya.
Bayangan itu mendekati Sarimin dan berkata Kau Sarimin dari perguruan Wuju
bukan? Selama ini aku selalu mengikuti dan memperhatikanmu Sarimin, kau anak yang hebat
dan kuat. Aku tau kau adalah seoarang pribadi yang memiliki jiwa pemimpin, selalu ingin
menjadi yang terkuat diantara semua, kau selalu membenci orang-orang yang lebih kuat
darimu, termasuk ayahmu. Dengar baik-baik, dengan fisik dan keahlianmu, aku bisa
memberimu kekuatan yang tak akan bisa dikalahkan oleh apapun, kekuatan yang dapat
menguasai desa ini bahkan dunia, datanglah besok ke gunung, temui aku saat sebelum
matahari terbit, bawakan aku telor asin dan aku akan menampakan diriku, sampai jumpa
Sarimin, hahaha Bayangan itu lenyap begitu saja setelah berbicara dengan Sarimin.
Sarimin terdiam ketakutan, kakinya mulai bisa digerakkan kembali, pandangannya
menjadi kosong, keringat dingin terus keluar dari seluruh tubuhnya. Saat Sarimin kembali ke
rumah Sekar, seisi rumah sangat kebingungan melihat Sarimin yang tiba-tiba terdiam seperti
itu. Sarimin, ada apa denganmu? Kenapa pucat sekali? tanya Herman. Ya, kau kenapa
adikku? Ada yang terjadi dan kenapa lama sekali? Tanya Solihin dengan heran. Aku tidak
apa-apa, sepertinya aku melihat hantu dibawah pohon beringin Hahahaha seisi rumah
tertawa terbahak-bahak. Yaampunn Min, aku kira kenapa. Yasudalah mungkin itu hanya
halusinasimu saja, mari santap makanan ini, kamu semua menunggumu Jawab Sekar.
Setelah selesai berbincang-bincang dan makan, mereka bertiga pulang ke rumah.
Malam harinya, Sarimin tidak bisa tidur dan terus memikirkan perkataan bayangan
itu. Sarimin ketakutan dan heran, mengapa bayangan itu bisa mengetahui semua tentang
dirinya, bahkan pribadinya yang membenci kakaknya sendiri. Dia penasaran kekuatan apa
yang kira-kira dapat menguasai dunia ini. Karena penasaran, Pagi-pagi sekali Sarimin
mengendap keluar rumah dan menuju ke gunung.
Sesuai persyaratan yang diminta oleh bayangan itu, Sarimin membawa telor asin.
Setelah menempuh perjalanan salama 2jam dengan jalan kaki, akhirnya Sarimin tiba
digunung. Gunung yang nampak menyeramkan dan tidak berpenghuni, bahkan hewan
kecilpun tidak ada. Sarimin merasa ada yang tidak beres dengan gunung itu.
Dia terus berjalan sambil berteriak Keluar kau bayangan hitam! Aku sudah datang
sesuai dengan persyaratan yang kau minta, aku membawa telor asin terbaik dari desa kami!.
Tetapi bayangan misterius itu belum juga menampakan dirinya. Hampir satu jam Sarimin

mencari bayangan tersebut dan belum menemukannya juga. Akhirnya Sarimin menyerah dan
memutuskan untuk pulang saja.
Tetapi saat dia menuju jalan pulang, dia melihat sesuatu yang aneh, seperti mayat
korban perang yang sudah menjadi tengkorak lengkap dengan baju zirahnya. Sarimin sangat
terkejut dan penasaran, dia memasuki hutan lebih dalam lagi. Dan semakin banyak mayatmayat yang dia temukan. Sarimin ketakutan dan dia segera melarikan diri. Saat dia ingin
melarikan diri bayangan itu muncul dihadapannya, tidak hanya satu, tetapi sangat banyak,
bayangan itu ada disetiap ranting pohon seolah melarang Sarimin untuk pulang.
Selamat datang Sarimin kata bayangan itu dengan suara yang menyeramkan. Aku
sudah datang dan membawa telor asin seperti yang kau minta! Sekarang jelaskan padaku
kekuatan macam apa yang akan kau berikan padaku dan ada mengapa banyak mayat disini?!
jawab Sarimin. Fufufu, aku hanya bercanda soal telor asin itu, kau makan saja sendiri, kami
para pasukan bayangan yang tidak tenang, kamilah roh-roh dari mayat-mayat itu! Dahulu,
ketika terjadi perebutan kekuasaan atas desa ini, kami bertempur melawan pasukan ayahmu
Herman. Ayahmu berhasil menghabisi kita semua dan merampas senjata kami. Dia
menyembunyikan senjata itu didalam goa, jika kau bisa mengambil senjata itu, kami akan
memberimu kekuatan kami dan senjata itu, kau akan menjadi ahli bayangan, pasukanmu
abadi dan tak akan bisa musnah! Semua yang kau perlu lakukan hanyalah mengambil senjata
itu dan kita akan menjadi kuat bersama, kau, kau akan bisa mengalahkan kakakmu dan
menguasai seluruh dunia! Bujuk bayangan itu
B..Benarkah aku bisa memiliki kekuatan kalian? Dan benarkan ayahku yang telah
berbuat semua ini? Sarimin terkejut dan masih tidak percaya. Ya benar Sarimin, pilihan ada
ditanganmu sekarang, kau ingin menjadi kuat? Percayalah pada kami, kami berjanji akan
memberimu kekuatan kami yang tidak tertandingi oleh apapun! Bayangan itu meyakinkan
Sarimin. Baiklah, aku mempercayai kalian, tunjukan jalannya padaku!
Bayangan itu menunjukkan jalan kepada Sarimin, tepat dikaki gunung terdapat goa
yang besar dan bayangan itu menyuruh Sarimin untuk memasuki goa itu. Tanpa berpikir
panjang Sarimin langsung memasuki goa itu dan setelah berjalan selama kurang lebih 30
menit, ia menemukan sebuah kotak yang sudah berdebu dan terbungkus oleh sarang laba-laba
yang sangat tebal. Senyum iblis tampak diwajah Sarimin, ia tidak sabar menerima kekuatan
yang dijanjikan oleh bayangan itu. Sarimin keluar goa dengan membawa kotak besar.
Apakah ini kotak yang kalian maksud? tanya Sarimin. Fufufu... Bukalah kotak itu
Sarimin, dan kami akan memberikan seluruh kekuatan kami padamu. Sarimin langsung
membuka kotak itu dan ia sangat terkejut, terdapat sebuah senjata yang sangat antik, mata
pisaunya yang tajam dan berlumuran bercak darah, bentuknya yang sangat aneh dan terlihat
kuat.
Pakailah pedang itu dan rasakan kekuatan kami! suruh bayangan itu. Luar biasa...
Pedang ini sangat tajam dan mematikan ujar Sarimin sambil menebas pohon tua yang
langsung tumbang dengan sekali tebasan. Tiba-tiba langit menjadi gelap seperti ditutup oleh
awan hitam, suara gemuruh terdengar sangat kencang, bayangan-bayangan itu bergabung

menjadi sosok bayangan yang sangat besar dan mengerikan. Sarimin mulai takut melihatnya.
Jangan takut Sarimin, ini adalah kekuatan yang akan segera kau dapatkan, berdiri disitu dan
angkatlah pedangmu! bayangan itu berusaha menenangkan Sarimin. Baiklah! Aku siap!
ujar Sarimin.
Bayangan besar itu masuk kedalam pedang yang dipegang Sarimin, dia menjerit
kesakitan ketika bayangan itu masuki pedang dan mejalar kedalam tubuhnya. Apa apaan
inii?!! Sakit sekalii.. aaaarrgghhh!!. Setelah itu Sarimin pingsan. Keesokan harinya ada
seorang petani tua yang hendak mengambil kayu bakar dihutan itu dan beliau terkejut melihat
sosok Sarimin yang terbaring lemah. Hey nak... Kau tidak apa-apa? Petani itu bertanya
sambil membangunkan Sarimin dengan menendangnya karena beliau pikir Sarimin sudah tak
bernyawa. Setelah sekian kali petani tua itu mencoba membangunkan, Sarimin terbangun
dengan warna merah dibola matanya.
Tanpa pikir panjang petani itu langsung melarikan diri. Belum sempat lari sejauh satu
meter, tiba-tiba Sarimin sudah berdiri didepan petani itu. Ampun anak muda, saya
mempunyai 2 orang anak dan satu istri, tolong jangan bunuh saya, saya hanya berniat
menolong anda tadi petani itu merengek minta ampun. Hahaha... tetapi pedang ini harus
dites terlebih dahulu, dan kau adalah manusia pertama yang akan mencicipi tajamnya pedang
ini Sarimin tidak memiliki belas kasihan lagi, dia langung menebas petani itu hingga tewas.
Bayangan itu berbisik dari dalam tubuh Sarimin, Lihatlah petani yang baru kau
bunuh itu, liat darahnya mengalir masuk kedalam pedangmu, semakin banyak orang yang kau
bunuh, semakin tak tertandingi kekuatan pedang ini, dan kau akan segera menguasai teknik
bayangan, bunuhlah 5 orang lagi dan teknik bayangan akan segera menjadi milikmu, pedang
ini haus akan darah manusia!. Kalau begitu tidak lama lagi aku akan meguasai teknik
bayangan.. Hahaha! Sarimin berniat untuk pergi ke desa dan menghabisi warga-warga desa.
Sementara itu Solihin dan ayahnya sangat panik melihat kepergian Sarimin selama
satu hari, ayahnya sudah menyuruh bawahannya untuk mencarinya tetapi belum ditemukan
juga. Pada siang hari Solihin sedang membeli bahan makanan untuk makan malam dan tanpa
sengaja mendengar jeritan seorang gadis dan warga desa bergegas menuju tempat asal jeritan
itu, melihat itu Solihin langung mengikuti warga lainnya ketempat itu. Tolooonnggg! Ada
orang gila yang mencoba membunuh gadis inii, gadis ini sekarang sedang pendarahan hebat!
Cepat panggil medis!. Solihin berusaha untuk menerobos kerumunan itu untuk melihat siapa
gadis yang berteriak itu.
Tidak mungkin... Sekaaaarrrr! Siapa yang melakukan hal ini padamu??!! Cepat kau
harus dibawa kerumah sakit, jika tidak segera dihentikan kau bisa tak tertolong Ternyata
gadis yang berteriak itu adalah Sekar, tunangan Solihin, melihat itu Solihin sangat histeris.
S...Sarimin...Dia....Yang melakukannya..... Belum sempat menjelaskan dengan jelas, Sekar
sudah tak bernyawa lagi. Solihin hanya bisa menangis, rasa sedih dan marah menyelimuti
dirinya, dia tidak tahu harus berbuat apa, yang terlintas dipikirannya hanya dendam dan
Sarimin. Dia masih tidak percaya kalau adik kesayangannya yang melakukan semua ini. Pada
saat itu, adik dari Sekar, Parto yang masih sangat kecil berada didekatnnya, ia menjerit

ketakutan melihat kondisi kakaknya yang berlumuran darah tak bernyawa. Ia sangat sedih
dan marah, tetapi ia tak sanggup berbuat apa-apa.
Malam harinya setelah usai pemakaman Sekar, Solihin sedang duduk diteras rumah,
merenungkan apa yang telah terjadi pada Sekar dan dia terus berpikir apakah mungkin
Sarimin yang melakukannya. Tiba-tiba Sarimin muncul dihadapan Solihin. Solihin sangat
terkejut Sarimin! Bagaimana kau bisa ada disitu? Dan apa benar kau yang membunuh
Sekar?! Kemana saja kau selama ini?! Jelaskan semuanya padaku!. Benar aku yang
melakukannya, dan kau berikutnya, aku akan menghabisi seluruh desa ini, termasuk kau dan
ayah! Setelah berkata seperti itu Sarimin langsung menghilang.
Hanya itu yang didapat oleh Solihin, sekarang dia yakin bahwa adiknya yang
melakukan semua ini, Solihin sangat marah. Dia segera menceritakan semua yang telah ia
lihat tadi. Ayahnya sangat sedih dan terkejut mendengarnya. Apa benar itu? Kau bilang mata
Sarimin merah dan tubuhnya diselimuti oleh bayang-bayang gelap?. Ya ayah! Tidak salah
lagi.. bisa kau jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi pada Sarimin? Dia tidak terlihat
seperti Sarimin yang dulu lagi, pandangan matanya dipenuhi dengan hawa pembunuh yang
aneh! jelas Solihin dengan yakin. Ya, tidak salah lagi Sarimin telah merangkul ilmu
terlarang yang diberikan oleh pasukan bayangan. Dahulu aku pernah bertempur melawan
pasukan bayangan, mereka menamain kelompok mereka begitu. Lalu aku berhasil
memenangkan pertermpuran itu. Mereka mempunyai seorang pemimpin yang kuat dan
menguasai teknik bayangan, teknik bayangan itu hanya dapat digunakan dengan sempurna
jika ia menggunakan pedang iblis . Aku sudah berhasil mengalahkan mereka dan memnbuang
pedang itu didalam goa dikaki gunung, selama ini itu adalah tempat yang berbaya dan jarang
dikunjungi oleh warga. Konon katanya jika seseorang telah berhasil menemukan pedang itu,
maka dia akan dapat menguasai teknik bayangan dan kepribadian orang itu akan berubah
menjadi pribadi yang kejam dan haus darah. Biasanya orang yang dapat mengambil atau
membuka segel yang terdapat dikotak itu adalah orang yang memiliki rasa dendam yang
besar. Dam aku masih tidak percaya bahwa Sarimin memliki sifat seperti itu, dan siapa orang
yang dia benci? Hanya ada satu cara untuk mengalahkan dan mendapatkan Sarimin kembali,
kau akan kuberikan busur panah suci yang sudah puluhan tahun tidak aku gunakan, tembakan
busur itu tepat dijantung Sarimin dan kau akan menyembuhkannya, tetapi, jika kau tidak
berhasil mengenai jantungnya, kau akan kehilangan Sarimin untuk selamanya. Mulai besok,
kau akan kulatih menggunakan busur ini. Jelas Herman.
Keesokan harinya Herman langung melatih Solihin menggunakan busur suci itu.
Solihin belajar dengan cepat, ia dapat membidik dengan akurat. Tetapi tidak hanya itu, dia
harus mendalami teknik Wuju yang diajarkan ayahnya karena kali ini dia harus bertempur
melawan teknik terlarang yaitu teknik bayangan, terlebih dia harus menghadapi adik
kesayangannya sendiri. Setiap hari, setiap saat Solihin selalu berlatih dengan giat.
Sementara itu Sarimin juga terus memperdalam teknik bayangan yang telah ia dapat,
setiap harinya dia selalu membunuh satu warga Desa Sinergi. Hal ini membuat warga
semakin ketakutan. Hal ini membuat Solihin marah dan langsung bergegas pergi mencari
informasi kepada warga. Setelah mencari informasi ternyata Sarimin dapat mengeluarkan

bayangan bayangan mematikan yang dapat membunuh tanpa kehadiran Sarimin, ini berarti
Sarimin dapat mengendalikan bayangannya dari kejauhan untuk membunuh warga.
Dengan bertambah kuatnya Sarimin, Solihin harus selalu siap didesa karena hanya dia
yang dapat menghentikan semua ini. Setiap malam Solihin selalu berjaga diluar rumah. Mulai
hari itu Solihin sering menemukan bayangan-bayangan Sarimin berkeliaran dengan
membawa pedang yang haus akan darah. Solihin mulai berburu bayangan, dengan busur suci
yang diberikan oleh ayahnya , Solihin membasmi para bayangan itu dengan gagah berani.
Warga menjadi merasa aman dengan adanya kehadiran Solihin yang hebat. Semakin
banyak bayangan yang dibunuh oleh Solihin, semakin melemahnya kekuatan Sarimin.
Dengan adanya busur panah suci milik Solihin, Sarimin menjadi resah dan takut akan
dikalahkan lagi oleh kakaknya. Ulah Sarimin semakin jadi, ia mulai membunuh warga dari
desa-desa lain. Sejak kejadian itu, nama Solihin menjadi lebih terkenal, dan pemburu
bayangan adalah julukan sekaligus pekerjaan barunya. Solihin menjadi makin kuat setiap
harinya, begitu juga Sarimin karena ia dapat membunuh warga dari desa lain yang jauh dari
pantauan Solihin.
Pertempuran antara Solihin dan Sarimin terus berlanjut. Hingga pada akhirnya
Sarimin merasa kesal dan ingin menghadapi Solihin secara langung. Agar menjadi lebih kuat
sebelum melawan Solihin, Sarimin nekat untuk membunuh ayah kandungnya sendiri. Tepat
pukul 12 malam, Sarimin datang langsung menuju rumahnya dengan mengluarkan 12
bayangan dari tubuhnya untuk menyibukkan Solihin. Solihin yang baru menguasai busur suci
itu tidak akan sanggup melawan bayangan sebanyak itu.
12 bayangan milik Sarimin menyerang langsung lewat pintu depan. Sementara dirinya
yang asli menyelinap lewat belakang dan langsung memasuki kamar ayahnya yang sedang
tertidur. Tanpa ragu dan basa basi, Sarimin memenggal kepala ayahnya yang sedang tidur
pulas, dirinya sudah dipenuhi oleh keinginan membunuh yang kuat, bayangan-bayangan itu
menguasai dirinya, ia bahkan tak ingat lagi siapa dirinya, yang dia tahu hanyalah membunuh.
Saat Solihin sedang kewalahan dan sekarat menghadapi 12 bayangan milik Sarimin,
tiba-tiba kedua belas bayangan itu hilang begitu saja. Sarimin yang asli menampakkan
dirinya diatas genteng rumah dengan menenteng kepala ayahnya yang berlumuran darah.
Apakah ini cukup membuatmu marah, Pemburu bayangan? Sarimin mencoba
memancing amarah Solihin. Ayaaaaahhhh!!! Tidaaaakk!!!!! Kau keterlaluan Sarimin! Kau
sudah mengambil wanita yang paling berharga dalam hidupku, sekarang kau mengambil
nyawa ayah! Apa maumu sebenarnya?! Cepat turun dan hadapi aku! Solihin sangat marah
dan kesal, dia menarik busurnya dan membidik jantuk Sarimin, berkali-kali dia mencoba
menembaknya tetapi meleset. Gerak Sarimin yang sudah sangat cepat dan bayangan yang
dapat ia gunakan untuk mengelabui Solihin.
Kau sudah tidak ada apa-apanya Solihin! Kekuatanku sudah berkembang jauh dari
sebelumnya, busur murahan itu tidak akan bisa mengenai jantungku!. Diam kau! Aku akan
membunuhmu ! Takkan kuampuni kau bedebah! Solihin menjadi sangat marah, bidikannya

menjadi tak terkendali karena amarahnya itu. Dengan cepat Sarimin berdiri dibelakang tubuh
Solihin. Tanpa sadar Solihin terus menembaki bayangan Sarimin. Sarimin menusuk Solihin
tepat diperutnya. Solihin lemas tak berdaya, darah terus keluar membasahi tanah dan bajunya.
Dia sudah putus asa dan merasa gagal menyelamatkan desa dari ancaman.
Waktumu sudah tiba Solihin, aku akan menjadi manusia terkuat yang pernah ada!
Hahahaha Sarimin sudah yakin telah membunuh kakaknya itu. Semua ini sudah berakhir,
kau kalah! Solihin ternyata masih bisa bergerak, dengan cepat dia membidik jantuk Sarimin
dan mengenainya. Tidak mungkin, bagaimana kau bisa..... Sariminpun terjatuh lemas.
Senyum nampak diwajah Solihin, dia senang berhasil membunuh adikknya dan
menyelamatkan warga desa. Dengan cepat seluruh warga desa yang menyaksikan
pertarungan hebat itu langsung menolong dan menyoraki kemenagan Solihin. Tiba-tiba
terjadi sesuatu yang aneh. Tubuh Sarimin yang tergeletak lemas itu menghilang dan berubah
menjadi abu.
Hei, ada yang tak beres. Dimana tubuh pembunuh itu? Mengapa berubah menjadi
abu? Para warga heran. Tidakkk! Itu hanyalah bayangan, Sarimin yang asli masih hi....
Belum selesai berbicara, Wujud Sarimin yang asli menerjang dari langit dan turun
menghabisi kerumunan warga itu dengan sekali tebasan. Suasa berubah menjadi hujan darah.
Kau..... Aku akan.... Solihin dan semua warga yang menolongnya tewas. Hahahaha.. Kau
pikir aku sebodoh itu Solihin??! Aku tak terkalahkan! Desa ini akan hancur dengan tanganku
sendiri!
Sarimin memang pintar, tetapi dia melupakan satu hal, yaitu busur suci milik Solihin.
Dia meninggalkannya begitu saja setelah berhasil membunuh Solihin. Sampai suatu saat
datanglah seorang anak muda yang dendam karena kakaknya terbunuh oleh Sarimin, yaitu
Parto, adik dari Sekar. Setelah melihat pertempuran hebat itu dan meliha Sarimin telah pergi
meninggalkan tempat itu, Parto langung mengambil busur suci milik Solihin dan berlatih
menggunakannya setiap hari.
Seiring berjalannya waktu, Parto bertumbuh besar dan kuat dengan busurnya. Dan
dengan keadaan Parto yang memegang busur suci, Pertempuran baru antara Sarimin dan
Pemburu bayangan akan segera dimulai...

Kevin
XIIS2

Anda mungkin juga menyukai