Anda di halaman 1dari 6

Skenario 6 : Apa Yang Terjadi Pada Toro?

Toro, usia 30 tahun datang ke puskesmas diantar isterinya dengan keluhan mulut
mencong ke kiri sejak dua hari yang lalu. Keluhan ini seiring dengan mata kanannya tidak
dapat tertutup rapat. Keluar cairan berbau busuk dari telinga kanan sejak satu bulan terakhir
terus menerus. Cairan di telinga kanan ini sudah diderita sejak kecil dan hilang timbul. Toro
mempunyai hobi berenang di sungai dekat rumahnya. Pada daerah belakang daun telinga
kanan tampak pus yang keluar dari lobang kecil (fistula) berwarna kuning kehijauan. Pus
dibelakang telinga ini sudah diderita sejak 1 minggu yang lalu. Pendengaran telinga kanan
berkurang sejak 12 tahun terakhir. Kadang-kadang ia juga mengalami vertigo disertai rasa
mual. Isteri Toro ingat tetangganya yang juga mencong mulutnya beberapa waktu yang lalu
dan disertai dengan tuli juga, sehingga ia membawa suaminya berobat ke puskesmas.
Dari pemeriksaan dokter didapatkan mulut mencong ke kiri dan mata kanan
lagoftalmus. Pada telinga luar tampak fistula retro aurikular kanan. Terdapat nyeri ketok
mastoid. Pada liang telinga kanan tampak sekret purulen berbau busuk, membran timpani
perforasi marginal, ada kolesteatom. Pada telinga kiri nyeri ketok mastoid (-), sekret (-),
membran timpani utuh. Pada pemeriksaan garpu tala (512 Hz) didapatkan Rinne telinga
kanan (-), telinga kiri (+), Weber lateralisasi ke kanan, Schwabach kanan memanjang, dan kiri
sama dengan pemeriksa. Berdasarkan diagnosisnya dokter Puskesmas memutuskan untuk
merujuk Toro ke RS.
Bagaimana anda menjelaskan apa yang terjadi pada Toro dan tetangganya ?

1.Pus : Nanah adalah hasil dari proses supurasi dalam bentuk cairan
radang yang berisi campuran antara jaringan nekrosis, neutrofil, dan
bakteri
2.Fistuka
: Fistula adalah hubungan abnormal yang berkembang
antara dua bagian tubuh yang terpisah dari satu sama lain. Fistula
adalah kata Latin yang bila diterjemahkan menjadi pipa atau tabung.
3.Vertigo
: Vertigo (dari bahasa Latin vert "gerakan berputar") adalah
salah satu bentuk sakit kepala di mana penderita mengalami persepsi
gerakan yang tidak semestinya (biasanya gerakan berputar atau
melayang) yang disebabkan oleh gangguan pada sistem vestibular.
4.Tuli
: uli, tunarungu, atau gangguan dengar dalam kedokteran adalah kondisi
fisik yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan seseorang untuk mendengarkan
suara.dibagi atas 3 jenis:
1. Tuli/Gangguan Dengar Konduktif adalah gangguan dengar yang
disebabkan kelainan di telinga bagian luar dan/atau telinga bagian
tengah, sedangkan saraf pendengarannya masih baik, dapat terjadi
pada orang dengan infeksi telinga tengah, infeksi telinga luar atau
adanya serumen di liang telinga.
2. Tuli/Gangguan Dengar Saraf atau Sensorineural yaitu gangguan
dengar akibat kerusakan saraf pendengaran, meskipun tidak ada
gangguan di telinga bagian luar atau tengah.
3. Tuli/Gangguan Dengar Campuran yaitu gangguan yang merupakan
campuran kedua jenis gangguan dengar di atas, selain mengalami

kelainan di telinga bagian luar dan tengah juga mengalami


gangguan pada saraf pendengaran.
5.Fistula retro aurikulas : Fistula dibelakang telinga, Fistula preaurikular
congenita
l adalah suatu traktus yang didasari oleh epitel skuamos yang
bermula di depan daun telinga. Ini disebabkan oleh kegagalan untuk bersatu dari
tuberkulum arkus
pertama ke tuberkulum-tuberkulum lainnya.
6.Mastoid : Mastoid merupakan rongga berisi udara yang terdapat di
dalam tulang temporal yang berhubungan dengan nasofaring melalui tuba
eustachius dan berhubungan dengan mastoid air cell (rongga mastoid)
melalui antrum timpanic (aditus ad antrum). Rongga timpanik dan
mastoid merupakan kelanjutan dari saluran pernafasan dan menjadi
tempat yang mengalami infeksi yang berasal dari saluran pernafasan
melalui tuba eustachius (Zarra, 2010)
7.Purulen : Eksudat purulen ialah eksudat yang terjadi daripada nanah.
Nanah ini terjadi pada radang akut yang mengandung banyak sel
polinukleus yang kemudian musnah dan mencair karena lisis. Sisa
jaringan nekrotik yang mengalami lisis bersama dengan sel polinukleus
yang musnah dan limfe radang menjadi cairan yang disebut nanah.
8.Membran timpani : Membran timpani adalah selaput atau membran
tipis yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah. Membran
timpani bentuknya mirip dengan gendang sehingga biasa disebut
gendang telinga. Fungsi membran ini sangat penting dalam proses
mendengar
9.Perforasi : Perforasi Gendang Telinga ( Eardrum Perforation) adalah
suatu keadaan dimana ditemukan lubang pada gendang telinga
10.Marginal : Pinggir / tepi, Perforasi marginal. Sebagian tepi perforasi
langsung berhubungan dengan anulus atau sulkus timpanikum.
11.Kolesteatom : Kolesteatoma. Sel epitel debris mengumpul dalam
telinga bagian tengah, membentuk kista yang merusak struktur telinga
dan mengurangi pendengaran, seperti pada mastoiditis
12.Garpu tala : Garpu tala adalah alat yang berbentuk seperti garpu
bergigi dua (atau berbentuk huruf y) dan beresonansi pada frekuensi
tertentu bila dihentakkan pada suatu benda. Garpu tala hanya bergetar
pada satu frekuensi, misalnya nada a' dengan frekuensi 440 Hertz.
13.Rinne telinga : Tujuan melakukan tes Rinne adalah untuk
membandingkan atara hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu
telinga pasien.
Ada 2 macam tes rinne , yaitu :
a. Garputal 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan
tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang

meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar


bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan didepan meatus
akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih
dapat mendengarnya. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien
tidak dapat mendengarnya
b. Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan
tangkainya secara tegak lurus pada planum mastoid pasien.
Segera

pindahkan

eksternus.

Kita

garputala

menanyakan

didepan
kepada

meatus

pasien

akustikus

apakah

bunyi

garputala didepan meatus akustikus eksternus lebih keras dari


pada dibelakang meatus skustikus eksternus (planum mastoid).
Tes rinne positif jika pasien mendengar didepan maetus akustikus
eksternus lebih keras. Sebaliknya tes rinne negatif jika pasien
mendengar didepan meatus akustikus eksternus lebih lemah
atau lebih keras dibelakang.
Ada 3 interpretasi dari hasil tes rinne :
1) Normal : tes rinne positif
2) Tuli konduksi: tes rine negatif (getaran dapat didengar melalui
tulang lebih lama)
3) Tuli persepsi, terdapat 3 kemungkinan :
a) Bila pada posisi II penderita masih mendengar bunyi
getaran garpu tala.
b) Jika posisi II penderita ragu-ragu mendengar atau tidak (tes
rinne: +/-)
c) Pseudo negatif: terjadi pada penderita telinga kanan tuli
persepsi pada posisi I yang mendengar justru telinga kiri
yang normal sehingga mula-mula timbul

14.Weber : Test Weber


Tujuan kita melakukan tes weber adalah untuk membandingkan
hantaran tulang antara kedua telinga pasien. Cara kita melakukan tes
weber yaitu: membunyikan garputala 512 Hz lalu tangkainya kita letakkan
tegak lurus pada garis horizontal. Menurut pasien, telinga mana yang
mendengar atau mendengar lebih keras. Jika telinga pasien mendengar
atau mendengar lebih keras 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi
telinga tersebut. Jika kedua pasien sama-sama tidak mendengar atau
sam-sama mendengaar maka berarti tidak ada lateralisasi.
Getaran melalui tulang akan dialirkan ke segala arah oleh tengkorak,
sehingga akan terdengar diseluruh bagian kepala. Pada keadaan ptologis
pada MAE atau cavum timpani missal:otitis media purulenta pada telinga
kanan. Juga adanya cairan atau pus di dalam cavum timpani ini akan
bergetar, biala ada bunyi segala getaran akan didengarkan di sebelah
kanan.
Interpretasi:
a. Bila pendengar mendengar lebih keras pada sisi di sebelah kanan
disebut lateralisai ke kanan, disebut normal bila antara sisi kanan
dan kiri sama kerasnya.
b. Pada lateralisai ke kanan terdapat kemungkinannya:
1) Tuli konduksi sebelah kanan, missal adanya ototis media
disebelah kanan.
2) Tuli konduksi pada kedua telinga, tetapi gangguannya pada
telinga kanan ebih hebat.
3) Tuli persepsi sebelah kiri sebab hantaran ke sebelah kiri
terganggu, maka di dengar sebelah kanan.

4) Tuli persepsi pada kedua teling, tetapi sebelah kiri lebih


hebaaaat dari pada sebelah kanan.
5) Tuli persepsi telinga dan tuli konduksi sebelah kana jarang
terdapat.

15.Schwabach : Test Swabach


Tujuan :
Membandingkan daya transport melalui tulang mastoid antara pemeriksa
(normal) dengan probandus.
Dasar :
Gelombang-gelombang dalam endolymphe dapat ditimbulkan oleh :
Getaran yang datang melalui udara. Getaran yang datang melalui
tengkorak, khususnya osteo temporale
Cara Kerja :
Penguji meletakkan pangkal garputala yang sudah digetarkan
pada puncak kepala probandus. Probandus akan mendengar suara
garputala itu makin lama makin melemah dan akhirnya tidak
mendengar
mendengar

suara

garputala

suara

lagi.

garputala,

Pada

maka

saat

garputala

penguji

akan

tidak
segera

memindahkan garputala itu, ke puncak kepala orang yang diketahui


normal

ketajaman

pendengarannya

(pembanding).

Bagi

pembanding dua kemungkinan dapat terjadi : akan mendengar


suara, atau tidak mendengar suara.
Analisis masalah :
1. Apa penyebab mulut mencong ke kiri sejak dua hari yang lalu ?
2. Mengapa mata kanan tidak dapat tertutup rapat ?
3. Mengapa keluar cairang dari telinga kanan sejak 1 bulan terakhir selama terus
menerus?
4. Mengapa cairan ini diderita sejak kecil dan hilang timbul>
5. Apa hubungan keadaan dengan hobi berenang ?

6. Hubungan usia dan jenis kelamin dengan keluhan ?


7. Apa penyebab keluarnya pus dari fistula berwarna kuning kehijauan ?
8. Apa penyebab terbentuknya fistula?
9. Apa penyebab berkurangnya pendengaran ?
10. Mengapa dia mengalami vertigo dan mual >
11. Apa yang terjadi pada tetangganya ? Apakah sama dengan toro ?
12. Apa interpretasi pemeriksaan dokter didapatkan mulut mencong ke kiri dan mata
kanan lagoftalmus. Pada telinga luar tampak fistula retro aurikular kanan. Terdapat
nyeri ketok mastoid. Pada liang telinga kanan tampak sekret purulen berbau busuk,
membran timpani perforasi marginal, ada kolesteatom. Pada telinga kiri nyeri ketok
mastoid (-), sekret (-), membran timpani utuh. Pada pemeriksaan garpu tala (512 Hz)
didapatkan Rinne telinga kanan (-), telinga kiri (+), Weber lateralisasi ke kanan,
Schwabach kanan memanjang, dan kiri sama dengan pemeriksa. ?
13. Apa diagnosis pak toro ?
14. Mengapa dirujuk ?
15. Bagaimana tatalaksana awal dan tatalaksana lanjutan ?
16. Apa pemeriksaan penunjang ?

Anda mungkin juga menyukai