Anda di halaman 1dari 31

1

GETARAN HARMONIS
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa sengaja kita telah melakukan gerakan-gerakan
yang merupakan fenomena getaran. Kegiatan menggosok gigi, menghapus papan tulis,
mengunyah makanan, dan sebagainya merupakan gerakan yang berulang-ulang yang
bersifat periodik. Gerakan ayunan jam dinding antik, gerakan bolak-balik piston pada
mesin, gerakan ke atas dan ke bawah benda di permukaan air yang bergelombang juga
merupakan fenomena gerakan yang periodik. Gerakan yang demikian disebut osilasi.
Suatu getaran akan terjadi bila suatu sistem diganggu dari posisi setimbang
stabilnya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak yang bersifat
periodik, yaitu berulang-ulang atau bolak-balik di sekitar titik setimbang. Sebagai contoh,
gerak pegas bolak-balik di sekitar titik setimbang sesaat setelah dilepas dari tarikan.
Sebelum membicarakan gelombang, kita perlu memahami getaran terlebih dahulu,
sebab getaran merupakan sumber gelombang. Sebagai contoh, gelombang bunyi
ditimbulkan oleh getaran benda yang menjadi sumber bunyi. Misalnya bunyi rebana, suara
manusia, bunyi seruling, bunyi petikan gitar dan sebagainya. Pada contoh-contoh tersebut
sistem yang bergetar menghasilkan osilasi pada molekul-molekul udara di sekitarnya.
Getaran ini akan menjalar melalui udara atau melalui medium lain, sehingga menghasilkan
gelombang bunyi yang diterima oleh pendengar. Jadi, gelombang akan muncul jika
terdapat obyek yang bergetar dalam suatu medium atau dengan kata lain gelombang adalah
getaran yang merambat.
Dalam bab ini akan dibahas tentang getaran sebagai sumber gelombang, baik yang
sederhana (tunggal) maupun yang lebih rumit (getaran bergandeng), yang meliputi getaran
mekanik dan elektromagnetik. Agar dapat menguasai konsep getaran ini dengan baik
diharapkan Anda sudah memahami konsep fungsi trigonometri.

1.

Getaran Harmonis Sederhana

Sistem Pegas Massa


m
m
m
k

Keadaan

Setimbang

x
FP

( + x)
Keadaan umum, bekerja gaya
Pemulih (FP)
FP
( - x)
Gambar 1.1. Getaran harmonis sederhana sistem pegas massa
Salah satu contoh dari sistem getaran mekanis sederhana adalah suatu pegas heliks
dengan konstanta pegas k, dengan sebuah massa m yang melekat pada ujungnya. Gambar
1.1 menunjukkan suatu sistem pegas massa yang terletak di atas bidang datar licin tanpa
gesekan. Jika massa disimpangkan sejauh x dari kedudukan setimbangnya, maka sesuai
dengan hukum Hooke pegas akan mengerjakan gaya sebesar kx. Gaya ini dinamakan gaya
pemulih.
Fp = -kx

(1.1)

Tanda minus menunjukkan bahwa arah gaya pemulih berlawanan dengan arah
simpangannya. Kecepatan sesaat massa tersebut adalah
(1.2)
Sedangkan percepatan sesaat dari massa tersebut adalah :
(1.3)
Menurut hukum kedua Newton, persamaan gerak untuk massa m dengan mengabaikan

gaya gesekan, adalah :


(1.4)
Jika k/m = 2, maka
(1.5)
Persamaan (1.5) ini merupakan persamaan getaran umum dengan frekuensi .
Persamaan getaran umum merupakan persamaan diferensial orde dua yang mempunyai
penyelesaian
atau

(1.6)

Salah satu dari kedua penyelesaian dapat digunakan tergantung dari posisi awalnya.
Bukti bahwa x (t) = A cos ( t + o) merupakan solusi (penyelesaian) dari
persamaan getaran umum (1.5) adalah sebagai berikut :
Jadi persamaan adalah salah satu bentuk persamaan getaran. Coba Anda buktikan bahwa x
(t) = A sin ( t + o) adalah salah satu penyelesaian dari persamaan (1.5) !
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa persamaan x (t) = A cos ( t + o)
dan x (t) = A sin ( t + o) disebut persamaan getaran harmonis, karena :
1. Dinyatakan dalam persamaan sinusoidal.
2. Selalu bekerja gaya yang menuju titik setimbang dan besarnya sebanding dengan
simpangannya.
Secara empiris, x fungsi t dapat digambarkan dengan cara menambatkan pensil
pada pegas vertikal, sehingga pensil dapat melukis di atas kertas. Ketika pegas berosilasi
dan kertas ditarik ke kiri dengan laju konstan, maka kurva yang dilukiskan dapat berupa
kurva sinusoidal. Kurva tersebut dapat dituliskan dengan persamaan x = A cos ( t + o)
dengan A, , o merupakan konstanta. Besarnya simpangan merupakan proyeksi dari
titik yang bergerak melingkar beraturan pada garis tengahnya.
y
t

0
2T/8

T/8
3T/8
4T/8
5T/8
6T/8
7T/8
T

Gambar 1.2. Getaran Harmonis Sederhana (GHS) sebagai proyeksi titik P yang
melakukan gerak melingkar beraturan pada salah satu garis tengahnya. Simpangan
getaran dinyatakan dengan x = A cos ( t + o), dengan 0 =0
Karena
cos ( t + o) = sin ( t + o + /2)

(1.7)

maka persamaan getaran dapat ditulis sebagai fungsi sinus atau kosinus tergantung dari
phase awalnya (besarnya sudut phase pada saat t = 0). Besarnya simpangan maksimum
disebut amplitudo, ( t + o) disebut phase getaran, dan o disebut konstanta phase.
Setelah bergetar satu kali, besarnya sudut phase bertambah 2 , dan pada saat itu,
benda memiliki posisi dan kecepatan yang sama dengan posisi awal, karena
cos ( t + o + 2) = cos ( t + o).
Dari kenyataan ini dapat ditentukan phase setiap satu periode getaran T, yaitu pada saat t =
T maka phasenya adalah
phase pada waktu t + 2
(t + T) + o = ( t + o) +

(1.8)

t + T + o = t + o + 2
T = 2

(1.9)

Jika , maka T = 2 atau


T = 2

(1.10)

dan f =

(1.11)

Contoh 1.1
Sebuah partikel disimpangkan sejauh x dari sistem pegas massa yang digantung vertikal.
Setelah dilepas, pegas berosilasi dengan persamaan x(t) = - 5 cos (2t + /5) dengan x
dalam meter dan t dalam sekon.
a.

Berapakah frekuensi, periode, amplitudo, frekuensi sudut, dan

konstanta phase getaran ?


b.
Dimanakah partikel pada saat t = 1 sekon ?

c.
d.

Carilah percepatan dan kecepatan pada setiap saat t !


Carilah posisi dan kecepatan awal partikel !

Penyelesaian
Dari persamaan x(t) = - 5 cos (2t + /5) dikonversi ke persamaan umum getaran
x (t) = A cos ( t + o), maka diperoleh :
a) Amplitudo A = 5 m (tanda menunjukkan bahwa simpangan awal dalam arah
negatip)
t = 2t, sehingga = 2 rad/s
Karena = 2f, maka f = 1/ = 1/(3,14) Hz dan T = 3,14 s
o = /5
b) Saat t = 1, posisi partikel, x = -5 cos {2(1) + /5} = -3,9400 m
c) kecepatan dan percepatan setiap saat t adalah
e.

Posisi dan kecepatan awal dapat dicari dengan menyulihkan t = 0 ke

dalam persamaan x dan v sehingga diperoleh :

Contoh 1.2.
Suatu pegas yang mempunyai panjang 2 m, digantung pada atap. Suatu benda dengan
massa 1,5 kg digantungkan pada ujung pegas, dan menyebabkan pegas bertambah panjang
30 cm dalam kesetimbangan. Kemudian massa ditarik kebawah 5 cm dan dilepas. Jika
massa pegas diabaikan, tentukan persamaan gerak getaran massa !
Penyelesaian
Konstanta pegas diperoleh dengan mengingat persamaan Hukum Hooke

Pada saat t = 0,

atau
Persamaan gerak getaran :
Atau

1.2. Perpindahan Energi dalam Getaran Mekanik


Pada persamaan getaran sistem pegas massa yang dinyatakan dengan
x(t) = xo cos t

(1.12)

artinya massa ditarik sejauh xo, dan pada t = 0 massa tersebut dilepas. Sebelum melepaskan
massa, pegas menyimpan energi potensial sebesar
kxo2

(1.13)

Setelah dilepas, massa bergerak ke arah negatif dan memperolah energi kinetik
mv2

(1.14)

Pada waktu yang sama, pegas kehilangan energi potensialnya karena simpangan menjadi
lebih kecil dari xo.Untuk sebarang kedudukan, energi potensial sistem adalah :
EP = kx2 = kxo2 cos 2 t

(1.15)

Adapun energi kinetik sistem adalah :


EK = mv2

(1.16)

EK = m 2 xo2 sin2 t

(1.17)

Karena
maka
Sehingga energi total sistem adalah
ET = Ep + EK = kxo2 cos 2 t + m 2 xo2 sin2 t
Untuk sistem pegas massa, sudah kita ketahui bahwa
maka energi total sistem menjadi
ET = kxo2 cos 2 t + mxo2 sin2 t
= kxo2 (cos 2 t + sin2 t)
= kxo2

t=
X maks
V =0

(1.18)

0
0
X0

T/8
X0V2

0
X=0
V maks

T/4

3T/8
0
T/2

5T/8
0
X=0
V maks

3T/4

7T/8
X maks
V =0

0
T
X0
X0V2

Gambar 1.3. Gambar skema posisi massa pada setiap saat yang berkaitan dengan
energi potensial dan energi kinetiknya

Dari uraian tersebut dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut

Jika pada posisi awal EK = 0 dan EP = kxo2 cos

t, Ep mencapai maksimum jika harga cos2 t = 1, sehingga energi total ET =

kxo2.
Jika pada posisi awal EP = 0 dan EK = m 2

xo2 sin2 t, Ek mencapai maksimum jika harga sin2 t =1, sehingga energi total ET
= m 2 xo2 = mxo2 = kxo2.
Dari dua kasus tersebut, tampak jumlah energi potensial dan energi kinetik pada setiap
kedudukan adalah konstan, yaitu ET = kxo2. Ini berarti bahwa sebenarnya dalam sistem
pegas massa yang berosilasi adalah energinya.
Besarnya energi total dari getaran sistem pegas-massa adalah konstan. Hal ini dapat
dibuktikan dengan memperhatikan persamaan gerak
(1.19)
Persamaan (1.19) kita kalikan dengan kecepatan v
(1.20)
Karena
Persamaan (1.20) dapat ditulis sebagai
atau
(1.21)

x (t)

v (t)

Energi

T
EK +

EP

= ET

Gambar 1.4. Grafik simpangan x(t), kecepatan v(t), dan energi dari suatu
getaran
Gambar 1.4. adalah grafik simpangan, kecepatan, dan energi dari suatu getaran.

Gambar

Contoh 1.3
Kita tinjau suatu sistem pegas massa, dalam keadaan setimbang massa dipukul dengan
cepat dengan energi 0,1 joule. Jika konstanta pegas 30 N/m dan massa yang dipasang
9

pada sistem pegas horisontal 0,5 kg, tentukan persamaan gerak yang menggambarkan
gerak osilasi massa.
Penyelesaian
Misal persamaan gerak umum sistem pegas massa
x (t) = xo cos (t +o)
k = 30 N/m; m = 0,5 kg; E = 0,1 joule.
= 7,746 rad/s
Energi pemukul
E = k xo 2
0,1 = . 30. xo2 sehingga xo2 = 6,666 dan xo = 0,082 m
Karena keadaan awal setimbang, maka pada t = 0, x (t) = 0.
x (t) = xo cos (t + o)
0 = 0,082 cos (7,7459 (0) + o )
0 = cos (0 + o)
o = /2
Jadi persamaan gerak sistem pegas massa tersebut adalah
x (t) = 0,082 cos (7,746 t + /2)
1.3. Contoh Getaran Harmonis Sederhana Lain
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, apabila gaya pemulih bekerja pada
suatu massa, maka akan terjadi getaran (osilasi). Seperti kita ketahui, dalam getaran
mekanik akan terjadi dua hal, yaitu kemampuan menyimpan energi potensial (oleh pegas)
dan kemampuan menyimpan energi kinetik (oleh massa). Di dalam getaran rotasi, torka
pemulih dan momen kelembaman menggantikan gaya pemulih dan gaya yang bekerja pada
massa. Di bawah ini adalah contoh getaran harmonis sederhana.
Bandul sederhana adalah benda ideal yang terdiri dari sebuah titik massa, yang
digantungkan pada tali ringan yang tidak dapat mulur. Jika bandul ditarik kesamping dari
posisi seimbangnya dan dilepaskan, maka bandul akan berayun dalam bidang vertikal,
karena pengaruh gravitasi.
1.3.1.Ayunan matematis ( Bandul sederhana)

10


l
T
P

M
Mg sin

Mg cos

Gambar 1.5. Ayunan Sederhana


Gerak bandul merupakan gerak osilasi dan periodik. Gambar 1.5 menunjukkan
sebuah bandul yang panjang talinya l dengan massa partikelnya M, membentuk sudut
dengan vertikal. Gaya yang bekerja pada M adalah Mg, yaitu gaya gravitasi, dan T gaya
tegang tali. Jika Mg diuraikan atas komponen radial sebesar Mg cos dan komponen
tangensial sebesar Mg sin . Komponen radial dari gaya tersebut memberi sumbangan
pada gaya sentripetal yang dibutuhkan agar benda tetap bergerak pada busur lingkaran.
Komponen tangensialnya berlaku sebagai gaya pemulih yang bekerja pada M, untuk
mengembalikan ke titik seimbang. Jadi gaya pemulihnya adalah
F = - Mg sin

(1. 22)

Sehingga persamaan gerak massa adalah


F = - Mg sin
M . a = - Mg sin
M . dv/dt = - Mg sin
Karena
maka
Untuk sudut kecil, sin , maka
(1.23)
jika , maka persamaan (1.23) menjadi
(1.24)

11

Persamaan (1.24) adalah persamaan getaran harmonis sederhana dengan frekuensi getaran
sebesar :

(1.25)

1.3.2.Bandul puntiran
O
R

P
Q
Penjepit
tetap

Gambar 1.6. Bandul Puntiran. Garis yang ditarik dari pusat P berosilasi diantara Q
dan R, menyapu sudut sebesar dengan adalah amplitudo sudut
Gambar 1.6 adalah sebuah piringan yang digantungkan pada ujung sebuah batang
kawat yang dipasang pada pusat massa piringan. Batang kawat dibuat tetap terhadap
sebuah penyangga yang kokoh dan terhadap piringan tersebut. Dari pusat piringan ditarik
sebuah garis OP (seperti gambar). Jika piringan dirotasikan dalam arah horisontal kearah
posisi radial Q, kawat akan terpuntir. Kawat yang terpuntir akan melakukan torka pada
piringan yang cenderung akan mengembalikannya ke posisi P. Torka ini disebut torka
pemulih. Untuk puntiran kecil, torka pemulih sebanding dengan pergeseran sudut (Hukum
Hooke), sehingga
(1.26)
adalah konstanta yang bergantung pada sifat kawat dan disebut konstanta puntiran
(torsional). Tanda negatip menunjukkan bahwa torka tersebut berlawanan arah dengan
simpangan sudut. Persamaan (1.26) adalah syarat untuk gerak harmonik sudut sederhana
(simple angular harmonic motion).

12

Persamaan gerak untuk sistem tersebut adalah

Dengan I adalah momen inertia (kelembaman rotasi) dan

percepatan sudut. Dengan

menerapkan persamaan (1.26) akan kita peroleh

atau
(1.27)
Persamaan (1.27) adalah persamaan getaran harmonik sudut sederhana, dengan
penyelesaian
(1.28)
dan dengan periode
(1.29)
Contoh 1.4
Sebuah batang kecil dengan massa 0,10 kg dan panjang 0,10 m digantungkan pada kawat
pada pusatnya dan tegak lurus pada panjangnya. Kawat dipuntir dan batang mulai
berosilasi dengan periode 2,0 s. Jika sebuah keping datar dengan bentuk sembarang
digantungkan pada kawat tersebut pada pusatnya, ternyata mempunyai periode 5,0 s.
Tentukan momen kelembaman keping tersebut terhadap sumbu.
Penyelesaian
Momen kelembaman batang adalah

atau

1.3.3. Bandul fisis


Sembarang benda tegar yang digantungkan sehingga benda dapat berayun dalam
bidang vertikal terhadap sumbu yang melalui benda tersebut dinamakan bandul fisis.
13

Bandul fisis merupakan perluasan dari bandul sederhana, yang hanya terdiri dari tali tak
bermassa yang digantungi sebuah partikel tunggal. Pada kenyataannya semua benda yang
berayun adalah bandul fisis.
Seperti Gambar 1.7, kita pilih sebagai bandul fisis adalah benda pipih dengan
bentuk tak beraturan dipasak pada sumbu tanpa gesekan yang melalui P. Benda dalam
posisi seimbang jika dalam keadaan pusat massa benda C terletak vertikal di bawah P.
Jarak dari pasak ke pusat massa adalah d. Momen kelembaman benda terhadap sumbu
yang melalui pasak adalah I. Massa benda adalah M. Jika benda disimpangkan dari posisi
seimbangnya sebesar sudut , maka torka pemulih dalam keadaan simpangan sudut
yang disebabkan oleh komponen tangensial gaya gravitasi adalah
P
P
C
d

Mg
(1.30)

Gambar 1.7. Bandul fisis yang berupa benda pipih dengan pusat massa C, dipasak di
P dan disimpangkan dengan sudut dari posisi seimbangnya. Torka pemulih
disebabkan oleh berat Mg.
Jika simpangan sudut kecil, maka berlaku pendekatan yang sangat baik , sehingga
untuk amplitudo kecil,

atau

14

dengan

Tetapi

Sehingga

Jadi periode bandul fisis yang berosilasi dengan amplitudo kecil adalah
(1.31)
Contoh 1.5
Sebuah piringan yang berjari-jari 10,2 cm yang dipasak di bagian tepinya, mengalami
osilasi kecil terhadap pasak tersebut. Periode osilasi adalah 0,784 s. Berapakah percepatan
gravitasi di tempat tersebut ?
Penyelesaian
Momen kelembaman piringan terhadap sumbu yang melalui pusatnya adalah

dengan r adalah jari-jari piringan dan M adalah massanya.

Momen kelembaman terhadap pasak di tepi piringan adalah

dengan d = r, periodenya adalah

1.4. Getaran Elektromagnetik


t=0
s
15

VC (t) C

VL(t)

+qo
-qo

i (t)

Gambar 1.8. Getaran Elektromagnetik


Kapasitor diberi muatan sebesar qo Coulomb, kemudian secara cepat dihubungkan dengan
induktor L. Muatan yang semula tersimpan di dalam kapasitor mengalir ke induktor dan
akan menimbulkan arus listrik dalam rangkaian.
Potensial induktor VL = L (di/dt)
Potensial kapasitor VC = q/C

Sesuai hukum Kirchoff, untuk rangkaian tertutup berlaku


VC + VL = 0
sehingga
q/C + L (di/dt) = 0 atau
q/C = - L (di/dt)

(1.32)

Jika i = dq/dt, maka di/dt = d2q/dt2, dengan demikian persamaan (1.32) dapat dituliskan
menjadi :

16

(1.33)
Jika , maka persamaan (1.33) merupakan persamaan getaran secara umum
yang mempunyai penyelesaian
q = qo sin ( t + o), atau

(1.34)

q = qo cos ( t + o).

(1.35)

Persamaan (1.34) dan (1.35) adalah persamaan getaran dengan frekuensi


(1.36)
Seperti dijelaskan di depan bahwa kapasitor diberi muatan awal sebesar q o. Persamaan
yang menyatakan besarnya muatan pada setiap saat misalnya
q = qo cos t

(1.37)

Sedangkan besarnya arus adalah


(1.38)
Sehingga energi listrik yang tersimpan di dalam kapasitor adalah
(1.40)
Sedang energi magnetik yang tersimpan di dalam induktor adalah
(1.41)
Mengingat , maka kita dapatkan bahwa jumlah energi listrik dan energi magnetik adalah
konstan
(1.42)
Jumlah kedua macam energi sama dengan besarnya energi listrik yang tersimpan di dalam
kapasitor. Kapasitor dan induktor selalu bertukar energi secara periodik, mirip dengan
pegas dan massa pada sistem energi mekanik.
Pada rangkaian LC seperti gambar di samping, saklar S ditutup untuk beberapa saat,
kemudian dibuka. pada t = 0, tentukan pernyataan untuk arus yang mengalir dalam
rangkaian LC tersebut dan tentukan besar muatan dalam kapasitor !
t=0
s
5 F
Contoh 1.6

17

2 mH

+
-

12 V

Penyelesaian
Besarnya arus mula-mula yang melewati induktor adalah
io = V/R = 6A
, maka
Jadi persamaan arus yang mengalir dalam rangkaian adalah
i (t) = 6 cos 104 t ampere
dq/dt = i, maka dq = i dt
Sehingga muatan dalam kapasitor adalah
Catatan : kondisi awal berbeda dengan keadaan pada Gambar 1.8
1.5. Getaran Teredam (Damped Oscillation)
Selama ini kita menganggap bahwa semua kasus pada getaran harmonis sederhana
adalah sesuatu yang ideal, yaitu energi yang terbuang selama sistem bergetar diabaikan.
Sebagai contoh, dalam sistem pegas massa horisontal antara massa beban dan lantai
dianggap tidak terjadi gesekan. Demikian pula dalam rangkaian LC, kita menganggap
bahwa tidak ada hambatan dalam rangkaian. Padahal pada kenyataannya, dalam peristiwa
getaran, sebagian energi getaran diubah menjadi energi panas yang dipancarkan melalui
medium di sekitarnya, sehingga getaran tidak terjadi secara terus menerus.
1.5.1. Getaran teredam pada kapasitor
Misal kapasitor dengan muatan qo dihubungkan secara cepat dengan induktor L melalui R,
maka menurut Hukum Kirchoff untuk rangkaian tertutup berlaku :
t=0

R
s

+qo
18

VC (t) C

VL(t)

-qo
i (t)

Gambar 1.9. Rangkaian LCR

Dengan mengingat
,
maka
Kita peroleh persamaan diferensial untuk muatan q(t), sebagai berikut
(1.43)
Jika besar tahanan R limit mendekati nol, maka , maka berlakulah persamaan getaran
harmonis
Penyelesaian dari persamaan (1.43) tidak ada, karena terdapat derivatif orde pertama. Jika
tidak ada L, maka muatan di dalam kapasitor teredam secara eksponensial
dengan = konstanta redaman, maka:
(1.44)
Dengan tanpa menuliskan qo e- t, dan menyulihkan persamaan (1.44) ke persamaan (1.43)
diperoleh :
(1.45)
yang berlaku setiap saat t, sehingga koefisien cos t dan sin t harus sama dengan nol
(1.46)

19

Dari persamaan (1.46) diperoleh


= R/2L, dan .
Fungsi q (t) = qo e- t cos t secara kualitatif diperlihatkan dalam grafik sebagai berikut :
+qo
qo e- t
v (t) = t / 2

0
- qo e- t
- qo

Gambar 1.10. Kelakuan muatan di dalam kapasitor dalam Gambar 1.9


Perlu ditekankan bahwa solusi ini hanya berlaku untuk kasus redaman kecil ( <<
atau sebanding dengan R<< .

1.5.2. Getaran teredam pada sistem pegas massa


Pada sistem ini, gaya gesek antara massa dengan lantai diperhitungkan.
m
x,v

FP

Fgesek
Besarnya gaya gesek sebanding dengan kecepatan
(1.47)
Dengan frekuensi redaman.
Di bawah pengaruh gaya gesek, maka persamaan gerak massa dinyatakan dengan
(1.48)
Persamaan (1.48) dikalikan dengan , kemudian ruas kanan dipindahkan ke kiri, sehingga
persamaan dapat diubah menjadi
(1.49)
atau

20

(1.50)
dengan yang merupakan frekuensi alamiah pengayun. Dengan peubah tak bebas baru ,
persamaan (1.50) merupakan persamaan getaran tak teredam untuk peubah x t yang
berbentuk
(1.51)
Persamaan (1.51) mempunyai penyelesaian
=
Sehingga

(1.51a)

Dan

(1.52)

Untuk t besar, perilaku penyelesaian ini ditentukan oleh nilai frekuensi redaman relatif
terhadap nilai .
a.

Getaran teredam kurang (underdamped oscillation) untuk

Pada getaran ini nilai adalah riil dan untuk maka sehingga
dan
(1.53)
Persamaan (1.53) dapat diartikan bahwa jika ada gesekan, frekuensinya menjadi lebih
kecil dan periodenya menjadi lebih panjang. Amplitudo semakin lama semakin kecil
mendekati nol
Gambar 1.11. Getaran teredam kurang
b.

Getaran teredam lampau ( Overdamped oscillation) untuk

Pada getaran ini nilai adalah imaginer = i, dengan


Persamaan (1.51) akan menjadi
(1.54)
Persamaan (1.54) mempunyai penyelesaian

Jadi
(1.55)

21

Karena , maka x(t) merupakan gabungan dua fungsi eksponen turun yang mengecil
dengan cepat dan lambat, jadi tidak terjadi getaran, x(t) menuju nol dalam waktu yang
cukup lama.
x
t

Gambar 1.12. Getaran teredam lampau


c.

Getaran teredam kritis (critically damped oscillation) untuk

Jika maka persamaan (1.51) menjadi


dengan penyelesaian , dengan A dan B adalah konstanta. Dengan demikian x(t)
merupakan suatu fungsi eksponen yang turun dengan cepat.
(1.56)
Gambar 1.13.Getaran teredam kritis
d. Getaran Harmonis Teredam Terpaksa (Forced Damped harmonic Oscillation)
Selama ini yang kita pelajari hanya getaran benda secara alamiah, yaitu getaran
yang terjadi jika benda disimpangkan dan kemudian dilepaskan. Untuk massa yang
digantung pada pegas, frekuensi sudut alamiahnya jika tidak ada gesekan adalah

Dan jika gaya gesekan (kecil) diperhitungkan, maka frekuensi sudutnya

22

Keadaan akan menjadi lain jika pada benda dikenai gaya luar yang bergetar. Biasanya
untuk mempertahankan suatu sistem agar tetap bergetar, energi harus tetap diberikan
kepada sistem tersebut. Bila hal ini dilakukan, penggetar atau osilator dikatakan
digerakkan atau dipaksa. Sebagai contoh :

Sebuah pegas vertikal dapat dipaksa dengan menggerakkan

titik gantung keatas-kebawah, atau bandul sederhana dapat dipaksa dengan


menggerakkan titik gantung maju-mundur.

Seorang anak yang duduk pada ayunan dan ingin


membuatnya tetap berayun dapat menggerakkan tubuh dan kakinya pada saatsaat tertentu. Pada saat itu sebenarnya dia sedang memaksa osilator.
Pada persamaan gerak getaran terpaksa, kita memperhitungkan gaya pemulih, gaya
peredam dan gaya lain yang bekerja yaitu gaya luar yang bergetar, yang diberikan kepada
massa yang digantungkan. Misal gaya luar dinyatakan dengan persamaan
(1.57)
Dengan Fm adalah harga maksimum gaya luar danadalah frekuensi sudut gaya luar.
Berdasarkan hukum kedua Newton

Kita peroleh
(1.58)
Persamaan (1.58) dibagi dengan m, dan mengingat bahwa serta maka dapat ditulis
(1.59)
Penyelesaian persamaan (1.59) adalah
(1.60)
adalah penyelesaian transient, yaitu penyelesaian getaran teredam tanpa gaya luar,
sedangkan adalah penyelesaian keadaan tunak yang tidak tergantung pada syarat-syarat

23

awal. Penyelesaian persamaan (1.59) tidak dibuktikan dalam buku ini, dan dapat ditulis
(Halliday Resnick, 1999)
(1.61)
Atau

(1.62)

adalah amplitudo getaran terpaksa dan adalah kostanta phase


Dengan

(1.63)

Dan

(1.64)
Dari persamaan (1.61) dapat dikatakan bahwa sistem bergetar dengan frekuensi

sudut gaya pemicunya , bukan dengan frekuensi sudut alamiahnya.

Jika tidak ada redaman maka b = 0, sehingga dari persamaan

(1.63) faktor G sama dengan . Jika frekuensi gaya pemicu jauh berbeda dengan
frekuensi alamiahnya, maka harga G sangat besar. Hal ini akan mengakibatkan
amplitudo getarannya kecil.

Jika harga frekuensi gaya pemicu mendekati harga frekuensi


alamiahnya, yaitu , maka harga G menjadi kecil mendekati nol, dan
amplitudonya

mendekati harga tak hingga. Tetapi karena dalam praktek

redaman selalu ada, sehingga amplitudo getarannya walaupun besar, tetap


terbatas.

frekuensi

Untuk getaran dengan redaman (, ada harga karakteristik

pemicu

yang

memberikan

harga

minimum,

sehingga

mengakibatkan amplitudo getaran maksimum. Keadaan ini disebut resonansi,


dan harga yang memberikan resonansi, disebut frekuensi resonan. Makin kecil
redaman pada suatu system, makin dekat pula frekuensi resonannya kepada
frekuensi alamiah tak teredam. Seringkali redaman cukup kecil (misal redaman
getaran pegas di udara) sehingga frekuensi resonannya dapat dianggap sama

24

dengan frekuensi alamiah tak teredam.


Persoalan getaran yang dipaksa dan resonansi adalah persoalan umum, solusinya sangat
bermanfaat dalam sistem akustik, mekanika, rangkaian arus bolak-balik maupun fisika
atom. Sebagai contoh gelas dengan redaman rendah, dapat pecah oleh gelombang bunyi
yang kuat pada frekuensi yang sama atau mendekati frekuensi alami getaran gelas. Derap
langkah barisan yang melalui jembatan dapat menggetarkan jembatan dengan amplitudo
yang cukup besar dan dapat merusakkannya. Oleh karena itu barisan tentara dibubarkan
jika melaui jembatan.

1.6. Sistem Getaran Dua Derajat Kebebasan (Getaran Tergandeng)


b
a
Kita tinjau getaran dengan gandengan pegas identik seperti ditunjukkan pada
Gambar 1.14. Berdasarkan gambar tersebut dapat dituliskan persamaan gerak untuk benda
a dan benda b secra terpisah, sebagai berikutm
m
k
k
k

xa

xb

Gambar 1.14. Getaran bergandeng dalam a). Kedudukan setimbang,


b). Kedudukan umum,

Benda a :

(1.65)

Benda b :

(1.66)

Persamaan diferensial (1.65) dan (1.66) tidak bebas satu dari yang lain. Dengan
menganggap

25

maka penjumlahan kedua persamaan tersebut adalah :


(1.67)
Penyelesaian persamaan (1.67) merupakan getaran pusat massa, sebagai berikut
x1(t) = xa (t)+ xb(t) = A1 cos (1t+1)

(1.68)

dengan 1 =, yang dikenal dengan mode 1 atau mode rendah. Gerak getarannya seperti
ditunjukkan pada Gambar (1.15). Tampak bahwa getaran pusat massa ini mempunyai
frekuensi yang sama dengan frekuensi getaran pegas tunggal, pegas penggandeng hanya
berfungsi sebagai penyelaras getaran. Perpindahan masing-masing benda mempunyai besar
dan arah yang sama.
xa

xa = xb

xb = xa

xb

Gambar 1.15. Getaran pusat massa


Jika persamaan (1.65) dan (1.66) dikurangkan, dan dengan menganggap bahwa
x2 = xa xb
Hasil pengurangannya adalah
(1.69)
Penyelesaian persamaan (1.69) merupakan getaran relatif, sebagai berikut
x2(t) = xa(t) xb(t) = A2 cos (2t + 2)

(1.70)

dengan 2 = , yang dikenal dengan mode 2 atau mode tinggi. Gerak getarannya
ditunjukkan seperti pada Gambar 1.16. Frekunsi getaran relatif ini lebih besar dari pada
frekuensi getaran pusat massa. Perpindahan benda mempunyai besar yang sama tetapi
arahnya berlawanan.
xa

26

xb = xa

xa = xb

xb

Gambar 1.16. Gerak getaran relatif


Sedangkan getaran seluruh sistem merupakan superposisi linier dari kedua getaran
harmonik pada persamaan (1.68) dan (1.70), yaitu
x(t) = A1 cos (1t+1) + A2 cos (2t+2)
Contoh 1.7
Sebuah benda bermassa m dan dua buah pegas dengan panjang asli l0 tetapi mempunyai
konstanta pegas yang berbeda disusun sebagai berikut
m
K2
K1

Dengan mengabaikan gaya gesek dan massa pegas, tentukan


a. Persamaan geraknya dalam bentuk persamaan diferensial.
b. Bentuk penyelesaian umum
Penyelesaian
Persamaan gerak massa dinyatakan
(1.71)
Persamaan (1.71) adalah persamaan gerak
benda, yang mempunyai penyelesaian
dan

1.7. Penjumlahan Getaran


1.7.1. Getaran segaris

27

Sudah kita ketahui bahwa grafik getaran yang mempunyai persamaan ataupun
dapat digambarkan dengan simpangan sebagai fungsi waktu , seperti Gambar 1.2. Jika kita
akan menjumlahkan dua buah getaran yang arah geraknya segaris, maka untuk
memperoleh hasil penjumlahan dua getaran tersebut dengan cara melukiskan grafik untuk
tiap getaran lebih dulu.
Misal lengkungan 1 melukiskan getaran dengan persamaan
Kemudian lukiskan lengkungan 2 untuk getaran dengan persamaan
Maka lengkungan 3 diperoleh dengan menjumlahkan simpangan y1 dan simpangan y2 , jadi

Gambar 1.17. Hasil dua getaran segaris


1.7.2. Dua getaran yang arah geraknya tegak lurus satu sama lain
Jika dua getaran harmonis dengan frekuensi sama tetapi memiliki simpangan dalam
arah yang saling tegak lurus, maka gangguan masing-masing getaran pada suatu titik dapat
dinyatakan

dan

y =

a1 sin ( t - 1 )

(1.72)

z =

a2 sin ( t - 2 )

(1.73)

sin t cos 1 cos t sin 1

(1.74)

sin t cos 2 cos t sin 2

(1.75)

Persamaan (1.74) dikalikan dengan sin 2 dan persamaan (1.75) dikalikan dengan sin 1
kemudian digabungkan, maka akan menghasilkan
- sin 2 + sin 1 = sin t ( cos 2 sin 1 cos 1 sin 2 )
............(1.76)
Persamaan (1.74) dikalikan dengan cos 2 dan persamaan (1.75) dikalikan dengan
28

cos 1 kemudian digabungkan, maka diperoleh


cos 2 - cos 1 = cos t ( cos 2 sin 1 cos 1 sin 2 )
........... (1.77)
Selanjutnya kita akan mengeliminasi t dari persamaan (1.76) dan (1.77) dengan
mengkuadratkan dan menjumlahkan kedua persamaan tersebut, maka diperoleh :
sin2 ( 1 - 2 ) = cos ( 1 - 2 )
.............(1.78)
Persamaan (1.78) menunjukkan resultan dari superposisi kedua getaran, dan dari
persamaan (1.78) tersebut tampak bahwa bentuk kurva getaran resultan bergantung kepada
beda phase kedua getaran

=0
= /4
= /2
=3/4
Gambar 1.18. Superposisi dua getaran yang arah getarnya saling tegak lurus

SOAL-SOAL
1.1. Sebuah partikel bermassa m, mulai dari keadaan diam pada x = + 25 cm dan berosilasi
di sekitar posisi kesetimbangannya dengan periode 1,5 sekon. Tentukan persamaan
gerak untuk :
a.

posisi x terhadap waktu tkecepatan v terhadap waktu

t
percepatan a terhadap waktu t
Carilah (a) laju maksimum dan (b) percepatan maksimum dari soal nomor
b.

2.

(1). Kapan partikel pertama kali berada di x = 0 dan bergerak ke kanan ?

29

1.3 Pada sebuah pegas digantungkan beban 200 gram, ternyata pegas bertambah panjang 1
cm. Pegas kemudian ditarik 5 cm lalu dilepaskan. Tentukan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Konstanta pegas
Kecepatan sudut
Periode dan frekuensi getaran
Kecepatan maksimum gerakan massa
Persamaan getaran gerak benda
Percepatan maksimum gerakan massa
Energi total getaran.

1.4. Berapakah simpangan getaran harmonis agar pada saat itu energi potensialnya sama
dengan energi kinetiknya ?
1.5. Buktikan bahwa kuat arus yang mengalir dalam rangkaian tertutup adalah sebesar
i = io sin ( t + o) atau i = io cos ( t + o) ! Gunakan i = dq/dt
1.6. Rencanakan suatu kegiatan laboratorium untuk menentukan momen kelembaman
suatu benda yang berbentuk sembarang terhadap suatu sumbu rotasi (sumbu rotasi
tidak melalui pusat massa). Rencanakan pula bagaimana cara menentukan pusat
massa suatu benda !
1.7. Sebuah kelereng dilepaskan kedalam cekungan sebuah mangkok, sehingga kelereng
tersebut mempunyai gerak getaran. Anggap bahwa cekungan mangkok tersebut
mempunyai bentuk parabolik (y = ax2). Dengan mengabaikan besarnya gesekan,
buktikan bahwa frekuensi getarannya adalah (dengan a mempunyai dimensi m- 1).
1.8. Tunjukkan bahwa fungsi-fungsi di bawah ini adalah penyelesaian dari persamaan
gerak getaran, dengan frekuensi
a.
b.
c.
1.9. Dua buah massa yang berbeda m1 dan m2 dikaitkan dengan tiga pegas yang memiliki
konstanta pegas sama k. Tentukan persamaan geraknya dan tentukan pula bentuk
penyelesaiannya !
1.10. Pada rangkaian LC seperti Gambar 1.8.
a. Tunjukkan bahwa besarnya arus dinyatakan dengan
dengan V0 = q0/C merupakan tegangan awal dalam kapasitor
30

b. Tunjukkan bahwa mempunyai dimensi ohm


1.11. Dua getaran yang berarah sama bekerja pada suatu titik. Gangguan pada titik
tersebut dinyatakan dengan persamaan
dan
Gambarkan getaran resultannya !

1.12. Dua getaran yang saling tegak lurus bekerja pada suatu titik. Gangguan pada titik
tersebut dinyatakan dengan persamaan
dan
Gambarkan getaran resultannya !

DAFTAR PUSTAKA
Allonso-Finn. 1986. Fundamental University Physics. Washington, D.C: Addison-Wesley
Publishing Company
Halliday David and Resnick Robert. 1978. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Hirose, K and K.E Longren . 1985. Introduction to Wave Phenomena. Singapore: John
Wiley and Sons.
Crawford, F.S..1968. Waves. New York:McGraw-hill Book Company
Tjia, M.O. 1994. Gelombang. Jakarta: Dabara Publisher
Pain, H.J.

1989 . The Physics of Vibrations and Waves.. Singapore: McGraw-Hill

Publishing Company.

31

Anda mungkin juga menyukai