Paper Manajemen Mutu New
Paper Manajemen Mutu New
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Telah disebutkan bahwa salah satu subsistem yang terdapat dalam Sistem Kesehatan ialah
Subsistem Pelayanan kesehatan. Untuk dapat memahami Sistem Kesehtan dengan baik, perlu
pula dipahami tentang Subsistem Pelayanan Masyarakat. Terwujudnya keadaan sehat adalah
kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh orang perorang, tetapi juga keluarga, kelompok dan
bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut banyak hal yang perlu
dilakukan. Salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan (Blum, 1974).
Pada saat ini berkat perkembangan ilmu dan teknologi, dan juga kehidupan masyarakat, tampak
bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang dapat diselenggarakan banyak macamnya. Bentuk
dan jenis pelayana kesehatan tersebut, ternyata tidaklah sama antara satu negara dengan negara
lainnya. Setiap negara, tergantung dari ilmu dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan kesehtan,
tingkat sosial ekonomi serta latar belakang politik, dapat memiliki bentuk dan pelayanan
kesehatan yang agak berbeda. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di
negara-negara
sama dengan
yang
upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakn secara terpadu dengan upaya peningkatan
dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
Pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari uraian latar belang diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Quality Assurance Program?
2. Bagaimana sasaran dari Quality Assurance Progam (QA)?
3. Bagaimana Standar dari Quality Assurance Progam (QA)?
4. Bagaimakah bentuk Program menjaga mutu?
C.
1.
2.
3.
4.
TUJUAN MASALAH
Agar dapat mengetahui
Agar dapat mengetahui
Agar dapat mengetahui
Agar dapat mengetahui
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dr. Donabedian, A, seorang ahli dalam Quality Assurance memberikan definisi QA dari
aspek kesehatan sebagai menjaga kualitas termasuk kegiatan- kegiatan yang secara periodik
atau kontinyu menggambarkan keadaan dimana pelayanan disediakan. Pelayanan sendiri
dimonitor dan hasil pelayanannya diikuti jejaknya. Dengan demikian kekurangan-kekurangan
dapat dicatat, sebab- sebab dari kekurangan itu dikemukakan, dan dimuatkan koreksi yang
diperlukan, menghasilkan perbaikan kesehatan dan kesejahteraan. QA dalam hal ini adalah
proses siklus. QA adalah suatu penataan-penataan dan kegiatan-kehiatan yang dimaksudkan
untuk menjaga keselamatan, memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan .
Quality Assurance adalah suatu proses pengukuran mutu, menganalisis kekurangan yang
pengukuran mutu kembali untuk menentukan apakah peningkatan telah dicapai. Ia adalah satusatunya kegiatan yang sistematis, suatu siklus kegiatan yang mempergunakan standar
pengukuran ( Palmer, H, 1983 ).
Lori Di Prete Brown, mengemukakan bahwa " Intinya, Quality Assurance adalah suatu
susunan kegiatan - kegiatan yang dilaksanakan untuk menyusun standar - standar dan untuk
4
Quality Assurance Program adalah suatu proses untuk memprkecil kesenjangan anatara
penampilan yang ditemukan dengan keluaran yang diinginkan dari suatu sistem, sesuai dengan
batas-batas teknologi yang dimilki oleh sistem tersebut (Ruels dan Frank, 1988).
Quality Assurance Program adalah suatu upaya yang terencana dan sistematis yang
dipandang perlu untuk dilakukan dalam rangka dapat dihasilkannya keluaran yang meyakinkan
(Crout, 1974).
Standar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang
Standar adalah kisaran variasi yang masih dapat diterima (Clinical Pratice
Guideline,1990).
Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana
pelayanan agar pemakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari
pelayanan yang diselenggarakan (Rowland, 1983).
Standar adalah tujuan produksi yang numerik lazimnya ditetapkan secara sendiri namun
bersfat mengikat, yang dipakai sebagai pedoman untuk memisahkan yang tidak dapat diterima
atau buruk dengan yang dapat diterima atau baiak (Brent James, 1986).
6
Untuk mengukur tercapai atau tidaknya standar yang telah ditetapkan, dipergunakan indikator.
Indikator (tolok ukur) adalah ukuran kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan. Makin
sesuai sesuatu yang diukur dengan indikator, makin sesuai pula keadaanya dengan standar yang
telah ditetapkan.
Sesuai dengan peranan yang dimiliki oleh masing-masing unsur pelayanan kesehatan , standar
dalam Program Menjaga Mutu secara umum dapat dibedakan atas dua macam, yakni:
1. Standar Persyaratan Minimal
Yang dimaksud dengan standar persyaratan minimal adalah yang menunjuk pada keadaan
minimal yang harus dipenuhi untuk dapat menjamin terselenggaranya pelayanan
kesehatan yang bermutu.
Standar persyaratan minimal dibedakan atas tiga macam, yakni:
a. Standar Masukan
Dalam standar masukan ditetapkan persyaratan minimal unsur masukan yang
diprlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu. yakni
jenis, jumlah dan kualifikasi tenaga pelaksana, jenis , jumlah dan spesifikasi sarana
serta jumlah dana (modal). Jika standar masukan tersebut menunjuk pada tenaga
pelaksana disebut dengan nama standar ketenagaan (standard of personnel).
Sedangkan jika standar masukan tersebut menunjuk pada sarana dikenal dengan nama
standar sarana (standard of facilities). Untuk dapat menjamin terselenggaranya
pelayanan kesehatan yang bermutu, standar masukan tersebut harus dapat ditetapkan.
b. Standar Lingkungan
Dalam standar lingungan ditetapkan persyaratan minimal unsur lingkungan yang
diperlukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni
garis-garis besar kebijakan, pola organisasai serta sistem manajemen yang harus
dipatuhi oleh setiap pelaksana pelayannan kesehatan. Standar lingkungan ini populer
dengan sebutan standar organisasi dan manajemen (standard of organization and
management). Sama halnya dengan masukan, untuk dapat menjamin terselenggaranya
7
pelayanan kesehatan yang bermutu, maka standar lingkungan ini harus dapat pula
ditetapkan.
c. Standar Proses
Dalam standar proses ditetapkan persyaratan minimal unsur prosesyang harus
dilakukan untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, yakni
tindakan medis dan tindakan non-medis pelayanan kesehatan. Standar proses ini
dikenal dengan nama standar tindakan (standard of conduct). Karena baik atau
tidaknya mutu pelayanan sangat ditentukan oelh kesesuaian tindakan dengan standar
proses, maka harus dapat diupayakan tersusunnya standar proses tersebut.
Jika yang ingin diketahui adalah tentang mutu pelayanan (masalah) maka yang diukur
adalah indikator keluaran, tetapi jika yang ingin diketahui adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi mutu pelayanan (penyebab), maka yang diukur adalah indikator masukan,
proses serta lingkungan.
Standardisasi
Perizinan
Sertifikasi
Akreditasi
Menjaga Mutu
Retrospektif adalah review rekam medis, review jaringan dan review klien.
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Quality Assurance sering diartikan sebagai menjamin mutu atau memastikan mutu. Seperti
dalam kata to assure (= to convince, to make sure or certain, to ensure, to scure ) artinya
menyakinkan orang, mengusahakan sebaik - baiknya, mengamankan atau menjaga.
10
Penerjemahannya sering dirancukan dalam bahasa belanda " assurantie ", yang pandangan
Inggrisnya adalah Insurance = menjamin ( bukan to assurance ).
Quality Assurance Program adalah suatu proses mencakup kegiatan mengukur mutu pelayanan
yang diselenggarakan, menganalisis berbagai kekurangan, menetapkan dan melaksanakan
tindakan perbaikan serta menilai hasil yang dicapai yang dilaksanakan secara sistematis, berdaur
ulang serta berdasaran standar yang telah ditetapan (Palmer, 1983).
Quality Assurance Program adalah suatu upaya yang terencana dan sistematis yang dipandang
perlu untuk dilakukan dalam rangka dapat dihasilkannya keluaran yang meyakinkan (Crout,
1974).
B. SARAN
Untuk itu di dalam penerapan manajemen itu sendiri diperlukan kepemimpinan dan
pengambilan keputusan yang efektif. Namun demikian perlu diidentifikasi faktor
penghambat perubahan dan pengembangan organisasi sekolah, misalnya apakah para
guru dan staf akan mendapat keuntungan dari penerapan manajemen tersebut. Selain itu
untuk mengukur keberhasilannya harus dilihat dari perspektif yang lebih luas baik dari
prestasi akademik maupun non akademik.
DAFTAR PUSTAKA
http://nartyubo.blogspot.co.id/2014/07/makalah-program-menjaga-mutu.html
https://www.scribd.com
https://www.rekayasasipil.ub.ac.id
11