ABSTRAK
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada industri Pertambangan akhirakhir ini terus berkembang seiring dengan teknologi dalam bidang industri
pertambangan. Kemajuan tersebut telah mengakibatkan munculnya berbagai persoalan
dan dampak industri pertambangan yang semakin komplek dan telah mengundang
perhatian banyak orang. Hal ini terbukti dari banyaknya tekanan yang datang dari
masyarakat luas terhadap pengelolaan dan kehadiran industri pertambangan di
tengah-tengah kehidupan mereka. Munculnya persaingan yang ketat antar industri
pertambangan, sering dikaitkan dengan berbagai isu masalah Keselamatan dan
Kesehatan Kerja yang dapat digunakan sebagai alat dalam memasuki pasar dunia.
Keadaan tersebut diatas telah merubah pandangan masyarakat khususnya
masyarakat industri pertambangan terhadap pentingnya penerapan manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara sungguh-sungguh dalam industri
pertambangan. Akan tetapi pada kenyataannya memberikan pengertian Keselamatan
dan Kesehatan Kerja tidaklah mudah apabila ditinjau dari luasnya ruang lingkup yang
harus ditangani dan ragam persoalan yang ada serta dampak terkait yang dapat
menimbulkan kecelakaan akibat dari suatu kegiatan penambangan.
Sesuai dengan uraian singkat tersebut, penulis berusaha untuk mengkaji manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang diterapkan di PT. Freeport Indonesia, dalam
hal ini penulis memilih lokasi penambangan bawah tanah dengan pertimbangan lokasi
penambangan bawah tanah lebih mempunyai tingkat resiko yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan lokasi penambangan di permukaan.
Kesehatan kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja
karyawan dan pada kinerja perusahaan.fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja
semakin sedikit kemungkinan terjadi kecelakaan kerja untuk dapat meningkatkan
produktivitas kerja .
Keyword : kesehatan dan keselamatan kerja, PT.FREEPOT Indonesia, K3
Pertambangan
A.PENDAHULUAN
Keselamatan dan Kesehatan kerja dalam industri pertambangan sebagai suatu
konsep dan pekerjaan mempunyai tujuan akhir meniadakan kecelakaan dan sekaligus
menekan seminimal mungkin biaya yang dikeluarkan sebagai akibat dari adanya
kecelakaan. Apapun program yang dicanangkan akan bermuara pada tujuan tersebut.
Kecelakaan, bagaimanapun tingkat keparahannya akan tetap merugikan, tidak hanya
bagi yang mengalaminya, namun perusahaan akan menanggung dampaknya.
Kecelakaan, apalagi yang mengakibatkan cacat tetap atau kematian pasti menyisakan
penderitaan bagi sanak keluarganya.
Bagi industri pertambangan, kecelakaan kerja berarti kerugian finansial, moral,
dan citra. Terlebih lagi jika kecelakaan kerja tersebut mempengaruhi nilai sahamnya.
Karena begitu besar pengaruh kecelakaan kerja terhadap citra perusahaan, sehingga
perusahaan-perusahaan tambang harus menyisihkan paling tidak 25 % dari keuntungan
bersihnya untuk dana resiko, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar premi
asuransi, kerugian yang tidak diasuransikan, dan usaha-usaha pencegahan.
Begitu besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu kecelakaan kerja dan
juga dampaknya terhadap citra perusahaan tambang, sehingga usaha pencegahan
merupakan prioritas utama. Studi dan penelitian tentang sistem kecelakaan dan
kesehatan kerja tambang menjadi program yang wajib dilakukan. Dan hal yang tidak
bisa ditawar adalah dengan mengikutkan jajaran manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja pada perusahaan tambang tersebut.
http://howtowriteskripsi.blogspot.co.id/2015/11/contoh-proposal-skripsi-k3kesehatan.html.
https://evynurhidayah.wordpress.com/2012/06/01/kesehatan-dan-keselamatankerja-di-pertambangan/
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang merupakan bagian dari proses
manajemen keseluruhan mempunyai peranan penting di dalam pencapaian tujuan
perusahaan melalui pengendalian rugi perusahaan tersebut. Alasan ini adalah tepat
mengingat penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu perusahaan
betujuan mencegah, mengurangi dan menanggulangi setiap bentuk kecelakaan yang
dapat menimbulkan kerugian-kerugian yang tidak dikehendaki.
Keberhasilan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam suatu industri
sangat bergantung pada pandangan manajemen terhadap Keselamatan dan Kesehatan
Kerja itu sendiri. Ungkapan ini didasarkan pada kenyataan dimana masih banyak
terdapat perusahaan yang berpandangan bahwa penerapan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja dalam kegiatannya akan mengurangi perolehan keuntungan perusahaan.
Pandangan ini sama sekali tidak dapat dibenarkan, karena pada hakekatnya penerapan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja justru akan melipatgandakan keuntungan melalui
pencegahan kecelakaan yang dapat menimbulkan kerugian dan peningkatan
produktifitas. Bahkan tidaklah berlebihan kiranya apabila suatu industri yang memiliki
resiko tinggi seperti industri pertambangan berpandangan bahwa pelaksanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan tanggung jawab seluruh karyawan dan
tidak semata-mata tanggung jawab suatu bagian atau pimpinan perusahaan.
Hal ini dimungkinkan mengingat adanya pernyataan manajemen yang
mengidentikkan masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan produk yang
dihasilkan. Oleh karena itu segala perlakuan terhadap produk tidak dapat dibedakan
dengan perlakuan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Kerangka dasar manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat disusun
sebagai berikut :
a. Fungsi utama manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Contoh dari kelima fungsi ini
ditentukan oleh konsep dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang dianut
industri tersebut.
b. Kegiatan utama manajemen yang meliputi pembiayaan dan pelaporannya,
pengoperasian, produk pemasaran dan penjualan serta sistem komunikasi dan
informasi. Kegiatan-kegiatan ini merupakan sasaran dan tujuan yang ingin
dicapai oleh perusahaan.
c. Sumber daya dan pembatas yang meliputi manusia, materialisme dan
peralatan,kebutuhan konsumen, kondisi ekonomi, masyarakat dan lingkungan
kerja serta peraturan pemerintah dapat merupakan masukan kegiatan manajemen
dan fungsi manajemen.
D. KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan artikel ini adalah :
Kesehatan dan keselamatan kerja pada tambang bawah tanah di PT. Freeport
Indonesia memilih lokasi penambangan bawah tanah dengan pertimbangan lokasi
penambangan bawah tanah lebih mempunyai tingkat resiko yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan lokasi penambangan di permukaan. Dengan dipilihnya metode
tambang bawah tanah ini maka PT.freeport lebih memperhatikan keselamatan dan
kesehataan kerjanya dan menerapkan Keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik
dalam perusahaan .Apabila k3 tidak diterapkan dengan baik maka banyak kecelakaan
kerja,penyakit akibat kerja (PAK),kebakaran,peledakan,dan pencemaraan lingkungan
dan kecelakaan kerja dapat menyebabkan kerugian finansial, moral, dan citra. Terlebih
lagi jika kecelakaan kerja tersebut mempengaruhi nilai sahamnya. Karena begitu besar
pengaruh kecelakaan kerja terhadap citra perusahaan, sehingga perusahaan-perusahaan
tambang harus menyisihkan paling tidak 25 % dari keuntungan bersihnya untuk dana
resiko, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar premi asuransi, kerugian yang
tidak diasuransikan, dan usaha-usaha pencegahan.(Evi Nurhidayah, 2012)
Maka dari itu Penerapaan keselamatan dan kesehatan kerja melalui peraturan
yang jelas dan sanksi yang tegas tentang perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
dapat ditegakan dan peraturan perundang- undangan yang mengatur tentang
keselamatan dan kersehatan kerja oleh perusahaan dan pemerintah .
E.DAFTAR PUSTAKA
Nurhidayah,Evi.Kesehatan dan keselamatan Kerja di Pertambangan.2012
https://evynurhidayah.wordpress.com/2012/06/01/kesehatan-dankeselamatan-kerja-di-pertambangan/
Yunianto, Lukman. Proposal Skripsi K3.2014
http://howtowriteskripsi.blogspot.co.id/2015/11/contoh-proposal-skripsik3-kesehatan.html