Anda di halaman 1dari 12

METODE PEKERJAAN

Pekerjaan Atap dek Blok II Kantor Bupati


Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja
Tahun Anggaran 2015
I.

PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Mobilisasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan penyedia fasilitas- fasilitas yang berfungsi
dapat mendukung terlaksananya dan kelancaran kegiatan proyek mutlak
diperlukan. Oleh karena itu alat-alat digunakan sebagai salah satu fasilitas
dalam pekerjaan dapat menunjang kelancaran dan terlaksananya kegiatan
pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek, mulai dari tahap pelaksanaan
sampai akhir tahap pelaksanaan.
Oleh karena itu diperlukan pengankutan peralatan dan bahan yang
digunakan dalam melaksanakan kegiatan ini.
Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah :
1. Truck 1 (satu) Unit
2. Alat ukur dan Pertukangan 1 (satu) Set
3. Genset Las 5000 Watt 1 (satu) Set
4. Alat pengelasan baja 1 (satu) Set
Sedangkan bahan yang digunakan yakni bahan :
1.
2.
3.
4.
5.

II.

Baja profil untuk pekerjaan rangka atap


Atap Spandek 0,35 mm berwarna
Seng Plat 0,25 mm
Cat plafon Metrolite dan Sekelas
Dan alat bantu lainnya

PEKERJAAN RANGKA KAP DAN ATAP


2.1. Pek. Rangka Kuda-kuda dan Gording, Baja Profil :
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya
(kolom atau ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan cermat,
agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan
persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di
antaranya adalah:
a. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur
(dynabolt) pada kedua tumpuannya.
b. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.

c. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda


rata.
d. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
e. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
f. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan
pelaksanaan pekerjaan.
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.
Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin
harus dihindari, karena tumpuan dengan wall-plate hanya
ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak
rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt
yang tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang. Selain itu,
juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat
mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.

Gambar 1. Tumpuan dengan Wall-plate Gambar 2. Langsung ringbalk

Gambar 3. Contoh sistem tumpuan Wall-Plate Kuda-kuda ditumpukan


pada boxed C75.100 , diikat dengan grip segitiga
Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja
sebagai berikut:
a. Langkah 1: Persiapan kerja
1) Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda-kuda,
dan tidak diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai
panduan.
2) Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang
persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat
bagian keselamatan kerja).
3) Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kudakuda, antara lain: bor dan hexagonal socket, meteran, selang air
(waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu,
dan sebagainya.
b. Langkah 2: Leveling dan marking
1) Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan
rata dan siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan
penyiku sebagai alat bantu.

Gambar 3. Kontrol siku dan leveling ring balok

2) Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua


bagian bangunan dan tersambung secara benar (monolith)
dengan kolom yang ada di bawahnya.
3) Memberi t posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan
gambar rencana atap.
4) Mengukur jarak antar kuda-kuda

Gambar 4. Pemberian t posisi perletakan kuda-kuda dan pengukuran


jarak antar kuda- kuda
c. Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
1) Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan
kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit.

Gambar 5. Pengangkat kuda-kuda secara manual


2) Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok
atau wall-plate, berdasarkan gambar kerja.
3) Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik.
Sisi kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan
posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat
dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri,
sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.

4) Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan


ring
5) Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan
menggunakan 4 buah screw 12 14 x 20 HEX.
6) Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt,
dan menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kudakuda tidak berubah.

Gambar 6. Pengecangan kuda-kuda di atas ring balok


7) Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua
kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
8) Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum
1,2 meter).
9) Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex),
dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar).
10)
Memasang balok nok.
11)
Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja
beban angin. Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah
reng.
12)
Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang
terlebih dahulu di atas truss, jurai dan rafter

Gambar 7. Pemasangan screw pada reng (Roof Battens)


13)
Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan
jenis penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng
dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10-16x16
sebanyak 2 (dua) buah.

Gambar 8. Pemasangan screw pada reng (Roof Battens)

Gambar 9. Pemasangan outrigger overhang pada kuda-kuda pelana


terakhir

Gambar 10. Contoh hasil pemasangan outrigger dengan sistem


overhang
Catatan: Beban diterima oleh reng tunggal, dan pada bagian
tepi/ujung ditumpu oleh C.75x0.75
14)
Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing
ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada
permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.
Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri
bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt.
Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar
kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceilling
battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan
harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord
harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan
untuk menahan plafond dan penggantungnya.

Gambar 11. Pemasangan ceiling battens

Gambar 12. Sambungan ceilling battens atau top span overlap


sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4 buah screw

2.2.

Pek. Atap Spandek 0,35 mm, Berwarna :


1) Persiapan rangka dudukan
Dudukan harus memiliki ukuran yang tepat agar dapat
memberikan topangan diantara kaso-kaso. Set dudukan di titik
tengah kaso-kaso seperti ditunjukkan pada gambar di sebelah
kiri. Tempatkan rangka dudukan pengisi pada kaso-kaso yang
bersilangan dengan rangka dudukan hingga rangka dudukan
penuh berbentuk persegi
2) Pemotongan
T i lembaran dengan spidol, kemudian potong menggunakan
gergaji yang ujungnya diminyaki. Akan lebih baik jika dipotong
menggunakan gergaji mesin.

3) Layout lembaran
Mulai memasang lembaran
pada sisi yang terjauh dari
arah terpaan angin. Untuk
deretan atap berikutnya,
potong lembaran setengah
(secara
vertikal),
dan
gunakan potongan tersebut di
tepi agar deret membentuk
pola layout seperti memasang
batu bata (pada gambar
dikiri, bagian sisi deret kedua
lembaran 5 dan 6 tepat
berada di bagian tengah deret atap pertama lembaran.
4) Pemakuan
Paku ditancapkan di setiap
gelombang lembaran pada rangka
dudukan dan pada ujung-ujung
pertemuan dua sisi lembaran
yang saling bertumpuk (overlap),
serta pada salah satu sisi
pertemuan vertikal. Tancapkan
juga pada setiap gelombang yang
bertemu rangka dudukan.

2.3.

Pek. Nok Atap :


Tempatkan papan bubungan dan rangka dudukan penopang. Pasang
rangka dudukan penopang kedua, dengan posisi sesuai kerapatan
atap. Lembaran atap dan bubungan kemudian dapat dipasang

Mulai pasang bubungan pada bagian atap yang terjauh dari arah
terpaan angin dan buat tumpukan (overlap) 12.5cm. Gunakan benang
penggaris untuk meluruskan, kemudian paku pada setiap gelombang.

III. PEKERJAAN PENGECATAN PLAFON


1. Sediakan semua bahan kebutuhan
Daripada memakai kuas cat biasa, untuk pengecatan plafon lebih baik
gunakan kuas rol (roller) dari kain berbulu halus dan pendek serta
tebal (thick-nap roller) yang dilengkapi tongkat/galah penyambung.
Tipe roller demikian akan menjamin lapisan cat yang halus tanpa
benjolan ataupun gelembung. Sebagai tambahan, akan memerlukan:
Tangga
Baki/nampan cat dan pelapis
Kuas dinding untuk mengecat bagian tepi
Dempul dan pisau dempul untuk menangani lubang
Dempul dan peralatan dempul untuk menangani retak pada
bagian sudut

2. Pilih warna sesuai yang dipersyaratkan oleh direksi kegiatan

Sebagian besar plafon dilapis cat putih dengan alasan kualitas


pantulannya cenderung membuat ruangan terlihat lebih terang dan
lapang. Namun demikian, mungkin berniat mempertimbangkan corak
warna putih tertentu untuk dipilih; terutama yang akan tampil palling
menarik bersanding dengan warna dinding.
Warna putih cerah yang st r mungkin tidak memperkaya warna
dinding, menimbulkan perbedaan terlalu mencolok dan merusak
cita rasa ruangan. Jika merasa bahwa warna putih yang tegas
mungkin akan terlihat terlalu kontras maka carilah warna putih
yang lembut atau yang sewarna dengan cangkang/kulit telur.
Pengecatan mendatar adalah yang terbaik untuk bidang plafon
karena cat dapat merekat rata. Pengecatan mendatar akan
membantu menyembunyikan bagian-bagian plafon yang tidak
sempurna.

3. Pindahkan furnitur dan siapkan ruangan


Usahakan untuk memindahkan sebanyak mungkin furnitur keluar dari
area kerja. Hal ini bisa jadi tidak memungkinkan jika memiliki barangbarang yang sangat besar dan berat, seperti dipan, meja, ranjang, dan
berbagai furnitur lain yang tidak mudah dipindahkan ke ruang lain. Jika
kondisinya demikian maka yang harus dilakukan adalah menutupi
semua furnitur tersebut dengan plastik untuk melindunginya dari
tetesan cat.
Meskipun demikian, jangan gunakan plastik untuk menutup lantai,
karena akan menumpuk, mengerut dan mengalami perubahan, tidak
efektif untuk melindungi lantai dari cat. Lebih baik, bentangkan kain
tebal secara merata di atas lantai. Selain itu pastikan untuk melindungi
dengan baik bagian-bagian jendela, ambang pintu dan jendela, dan juga
lantai papan menggunakan plastik.

4. Gunakan plester atau lakban yang biasa dipakai tukang cat untuk
menutup area perbatasan (sudut), di mana dinding dan plafon
bertemu.
Namun, jika melakukan pengecatan dinding setelah pengecatan plafon
maka tidak perlu melakukan langkah ini. Namun demikian, menjaga
dengan menutupinya menggunakan lakban merupakan cara terbaik.

5. Kuaskan cat dasar sebelum melakukan pengecatan


Pemberian cat dasar menjamin nantinya hanya perlu mengecat plafon
dengan satu lapisan cat. Cat dasar membantu penempelan cat dan
penyerapan lapisan cat ke plafon, sebagaimana halnya spons
menyerap air.
Untuk hasil terbaik, gunakan cat dasar yang mengandung antinoda.
Penghambat noda tersebut berfungsi menutup noda/kotoran yang tak
sedap dip ng, seperti noda air, asap rokok dan nikotin, dan menjaga
plafon dari noda/kerusakan akibat aktivitas pengecatan setelah
pengaplikasian cat dasar
6. dahulukan mengecat sepanjang sudut dengan kuas dinding atau kuas
khusus untuk sudut
7. Sementara bagian sudut yang dicat lebih dulu masih basah, lakukan
pengecatan plafon dengan roller
8. Lakukan pengecatan per bagian hingga seluruh permukaan plafon
tertutup dengan bentuk zig-zag
9. Buatlah gerakan zig-zag membentuk garis lurus dengan roller
10. Perlakukan plafon berkubah seperti dinding
Makassar, 26 Mei 2015
CV. CAHAYA ALAM JAYA

Muh. Iqbal Rustam


Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai