Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
dikarenakan bahwa gejala mosaik diinduksi oleh beberapa jenis virus yaitu CMV,
TMV dan ChiVMV (Sukada et al., 2014).
Penyakit utama yang disebabkan oleh virus pada tanaman cabai
menimbulkan gejala mosaik dan kuning. Dibeberapa sentra pertanaman cabai di
Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ditemukan
gejala yang unik seperti tulang daun menebal, tepi daun menggulung ke atas dan
helaian daun bewarna kuning cerah (Sulandari et al., 2006). Jamsari et al. (2008)
menemukan gejala belang, mosaik, daun menguning, tulang daun menebal dan
terjadinya malformasi pada tanaman cabai yang terserang penyakit. Trisno (2010)
juga menemukan gejala yang kompleks seperti mosaik, kuning, keriting, cupping,
daun kecil-kecil, tulang daun menebal dan tanaman menjadi kerdil pada tanaman
cabai di Sumatera Barat. Di daerah sentra pertanaman cabai Desa Kerta Payangan,
Bali ditemukan gejala mosaik, kuning dan klorosis yang ditimbulkan akibat
serangan virus (Sukada et al., 2014).
Adanya variasi gejala yang ditemukan di lapangan dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti konsentrasi virus, faktor lingkungan dan faktor genetik
tanaman (Matthews, 1992). Sebelumnya juga telah dikemukankan bahwa variasi
gejala yang ditimbulkan dikarenakan adanya strains virus yang berbeda,
pengolahan dan perawatan areal pertanaman serta kondisi lingkungan (Polston
dan Anderson, 1997). Jamsari et al. (2008) menjelaskan bahwa gejala penyakit
yang disebabkan oleh virus di lapangan sulit dibedakan karena gejala yang
muncul hampir sama. Sering juga dijumpai serangan beberapa virus secara
bersamaan sehingga sulit dibedakan antara yang satu dan lainnya.
3
Variasi gejala juga sangat dipengaruhi oleh umur tanaman saat diserang,
pola tanam dan penggunaan mulsa plastik. Tanaman dengan pola tumpang sari
dengan tanaman jagung, buncis, kacang panjang dan lain-lain akan memiliki
tingkat serangan yang lebih ringan dibandingkan dengan tanaman dengan pola
monokultur. Begitu juga dengan tanaman yang ditanam menggunkan mulsa
plastik sebagai penutup lahan akan memiliki tingkat serangan yang lebih ringan
dibandingkan lahan yang ditanami tanpa mulsa plastik. Tanaman yang terserang
sejak tanaman masih muda (vegetatif) akan lebih merugikan petani dibandingkan
tanaman yang terserang ketika telah masuk pada fase generatif (Sudiono et al.,
2005).
Perbedaan kondisi geografis areal pertanaman sangat mempengaruhi
perkembangan gejala penyakit di lapangan. Tanaman cabai yang ditanam di
dataran rendah, dataran menengah dan dataran tinggi akan menunjukkan
kompleksitas
gejala
yang
berbeda.
Perbedaan
ketinggian
tempat
akan
1. Apakah penyakit yang disebabkan oleh virus pada tanaman cabai memiliki
karakteristik
gejala
yang
berbeda
berdasarkan
kondisi
geografis