Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan berikut:
1. Apa pengertian dari penelitian pengembangan?
2. Bagaimana karakteristik penelitian pengembangan?
3. Apa saja yang termasuk jenis-jenis penelitian pengembangan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada dapat dirumuskan beberapa
tujuan makalah berikut:
1. Mengetahui pengertian penelitian pengembangan
2. Mengetahui karakteristik penelitian pengembangan
3. Mengetahui jenis-jenis penelitian pengembangan
D. Manfaat penelitian
1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang penelitian pengembangan
2. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang karakteristik penelitian
pengembangan.
3. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang jenis-jenis penelitian
pengembangan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Pengembangan
1

Penelitian merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis,


dan penyajian data secara sistematiks dan objektif untuk memecahkan suatu
masalah. Pengembangan adalah suatu proses atau cara yang dilakukan untuk
mengembangkan suatu hal menjadi lebih baik atau sempurna (Munawaroh,
2015). Penelitian pengembangan merupakan salah satu jenis metode
penelitian. Menurut Sugiyono (2015) metode penelitian pengembangan
merupakan jenis metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan
produk tertentu, dan menguji keefektifan produk yang dihasilkan. Borg dan
Gall (1983) menambahkan bahwa selain mengembangkan suatu produk,
penelitian pengembangan sekaligus juga dilakukan validasi terhadap produk
yang dihasilkan. Secara umum penelitian pengembangan merupakan kajian
sistematik untuk merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi programprogram, proses, dan hasil pembelajaran yang harus memenuhi kriteria
konsistensi dan keefektifan secara internal (Setyosari, 2015).
Menurut Borg dan Gall untuk dapat menghasilkan produk tertentu
digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan yaitu berupa penelitian
dasar melalui observasi secara kualitatif dan menguji keefektifan produk yang
dihasilkan dapat dilakukan dengan penelitian eksperimen atau penelitian
tindakan kelas (dalam Sugiono, 2015 ). Pelaksanaan analisis kebutuhan dan
efektifitas produk dilakukan dengan tujuan agar produk yang dihasilkan
benar-benar dibutuhkan dan dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya
dalam bidang pendidikan.
Produk yang dhasilkan dalam penelitian pengambangan merupakan suatu
produk baru atau hasil penyempurnaan produk lama, bisa berupa software
atau hardware (Sukmadinata, 2008). Lebih lanjut Sugiyono (2015)
menjelaskan bahwa produk penelitian pengembangan khusunya dalam hal
pendidikan berupa metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul,
kompetensi tenagakependidikan, sistem evaluasi, model uji kompetensi,
penataan ruang kelas yang terintegrasi dengan model pembelajaran tertentu,
model unit produksi, model manajemen sistem pembianaan pegawai, sistem
penggajian, dan sebagainya.

B. Karakteristik Penelitian Pengembangan


Prinsip dari setiap kegiatan penelitian adalah sama, yaitu melalui
kegiatan mengumpulkan, menganalisis, menyajikan data secara sistematis
untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Perbedaan dasar antara penelitian
pengembangan dengan peneltian lainnya adalah dalam hal metodologi.
Metodologi dari penelitian pengembangan diawali dari analisis kebutuhan
sampai dihasilkan produk akhir yang telah diuji keefektifitasannya. Lebih
lanjut menurut Steel dan Richey (dalam Setyosari, 281) dalam bentuk paling
sederhana penelitian pengambangan khususnya dalam bidang pendidikan
dapat berupa:
1) Kajian tentang proses dan dampak ranangan pengembangan dan upayaupaya pengembangan tertentu
2) Suatu situasi dimana seseoang melakukan rancangan, pengembangan
pembelajaran, atau kegiatan evaluasi dan mengkaji proses pada saat yang
sama.
3) Kajian

tentang

rancangan,

pengembangan,

dan

proses

evaluasi

pemelajaran baikyang melibakan komponen proses menyeluruh maupun


tertentu saja.
Penelitian Pengembangan bukan merupakan suatu strategi penelitian
pengganti penelitian dasar dan terapan, namun pada dasarnya keduanya
memiliki misi yang sama yaitu diperlukan untuk mengupayakan perbaikan
dalam

bidang

pendidikan

(Setyosari,

2015).

Penerapan

penelitian

pengembangan didasarkan pada suatu tujuan tertentu.


Tujuan penelitian pengembanan adalah untuk menilai perubahan yang
terjadi dalam kurun waktu tertentu. Contohnya yaitu pada fenomena
perbedaan akademik dan sosial anak ditinjau dari latar belakang ekonomi
keluarga berpendapatan rendah dan tinggi. Untuk melakukan penelitian pada
kasus ini biasanya dilakukan melalui metode-metode, misalnya longitudinal,
cross sectional, dan cross sequential. Kajian longitudinal merupakan suatu
bentuk kajian untuk menilai perubahan-perubahan yang terjadi dalam kurun
waktu tertentu dengan cara mengamati sekelompok subjek selama beberapa

waktu, misalnya bulan atau tahun. Kajian cross sectional yaitu suatu cara
untuk mengurangi waktu dan tingkat mortalitas dalam penelitian. Kajian
cross sectional merupakan kombinasi kedua metode di atas yang berusaha
memperpendek

lamanya

wakktu

dan

meminimalisasi

asumsi-asumsi

pengembangan (Setyosari, 2015).


C. Jenis Penelitian Pengembangan
1) Penelitian pengembangan ADDIE
Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik
adalah model ADDIE ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design,
Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations.
Menurut langkah-langkah pengembangan produk, model ini dapat digunakan
untuk berbagai macam bentuk pengembangan produk seperti model, strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, media dan bahan ajar.

Salah satu

fungsinya ADIDE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan


infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri (Wiyani, 2013). Model penelitian ini menggunakan
tahapan yang teridiri dari lima tahap pengembangan. Tahapan pelaksanaan
penelitian pengembangan model ADDIE terdiri dari tahapan analisis, desain
atau perancangan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi.

2)
3)
4)

Penelitian pengembangan Dick & Carey


Penelitian pengembangan 4D
Penelitian pengembangan Borg & Gall
Pengertian
Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall (1983)

adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi


produk pendidikan. Produk pendidikan yang dikembangkan adalah strategi
atau

skenario

pelaksanaan

pembelajaran

untuk

mencapai

tujuan

pembelajaran yang optimal (Ardi, 2013). Penelitian ini mengikuti langkah-

langkah secara siklus. Ciri utama dari penelitian dan pengembangan terdiri
dari:
1. Studying research findings pertinent to the product to be develop
Melakukan studi atau penelitian awal untuk mencari temuan-temuan
penelitian terkait dengan produk yang akan dikembangkan.
2. Developing the product base on this findings
Mengembangkan produk berdasarkan temuan penelitian tersebut.
3. Field testing it in the setting where it will be used eventually
Dilakukanya uji lapangan dalam seting atau situasi senyatanya di mana
produk tersebut nantinya digunakan
4. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage.
Melakukan revisi untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
ditemukan dalam tahap-tahap uji lapangan.
Langkah Pelaksanaan strategi R & D menurut Borg & Gall
Langkah pelaksanaan penelitian pengembangan menurut Borg dan
Gall terdiri dari:
a. Penelitian dan pengumpulan data awal
Tahap penelitian dan pengumpulan data ini merupakan tahap
analisis kebutuhan, studi literatur, dan penelitian skala kecil. Kegiatan
yang dilakukan pada tahap ini antaralain: mengumpulkan sumber
rujukan atau kajian pustaka, observasi atau pengamatan kelas,
identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran serta
merangkum permasalahan. Langkah pertama ini meliputi analisis
kebutuhan, studi pustaka, studi literatur, penelitian skala kecil dan
standar laporan yang dibutuhkan.
a) Analisis kebutuhan, kriteria untuk melakukan analisis kebutuhan
ditinjau dari beberapa hal yaitu: urgensi pengembangan produk,
ketersediaan sumber daya manusia yang berkompeten, ketersediaan
sarana prasarana pendukung, ketersediaan biaya, dan pertimbangan
waktu.
b) Studi literatur
Kegiatan ini dilakukan untuk pengenalan sementara terhadap
produk yang akan dikembangkan melalui kegiatan mengkaji
literatur. Studi literatur ini dilakukan untuk mengumpulkan temuan

riset dan informasi lain yang berhubungan dengan produk yang


akan dikembangkan.
c) Riset skala kecil
Riset skala kecil dilakukan untuk mengetahui beberapa hal tentang
produk yang akan dikembangkan.
b. Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan merupakan tahapan identifikasi kemampuan
yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian yang meliputi kegiatan
merumuskan tujuan penelitian, memperkirakan dana, tenaga dan waktu,
merumuskan kualifikasi peneliti dan bentuk-bentuk partisipasinya dalam
penelitian.
c. Pengembangan produk awal atau draft (Develop preliminary form of
product)
Pengembangan produk ini meliputi tahap persiapan bahan ajar,
proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi. Langkah ini meliputi:

Menentukan desain produk yang akan dikembangkan


Menentukan sarana dan prasarana penelitian yang dibutuhkan selama

proses penelitian dan pengembangan


Menentukan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di lapangan;
Menentukan deskripsi tugas pihak-pihakyang terlibat dalam
penelitian.

d. Uji coba lapangan awal (Preliminary field testing)


Tahapan ini merupakan tahapan uji lapangan awal yang hanya
melibatkan beberapa subjek penelitian saja. Setelah dilakukan uji lapangan
terbatas dilakukan revisi yang dimaksudkan agar produk penelitian yang
dikembangkan layak untuk di uji kembali pada uji lapangan yang lebih
luas. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap ujicoba awal antara lain:
observasi, wawancara, dan pengedaran angket. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan evaluasi kualitatif terhadap produk yang dikembangkan.
e. Perbaikan produk utama (Main product revision)
Tahap ini merupakan langkah perbaikan terhadap produk awal
yang dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal. Perbaikan ini sangat

mungkin dilakukan lebih dari satu kali, sesuai dengan hasil yang
ditunjukkan dalam uji coba terbatas, sehingga diperoleh drat produk
(model) utamayang diap diuji coba lebih luas.
f. Uji coba produk utama (Main field testing)
Tahap ini merupakan tahap uji lapangan terhadap produk yang
melibatkan lebih banyak subjek penelitian. Langkah dari tahapan uji
terhadap produk meliputi uji efektivitas desain produk. Berdasarkan
pelaksanaan uji hasil uji lapangan adalah diperoleh desain yang efektif,
baik dari sisi substansi maupun metodologi. Hasil yang diperoleh dari
ujicoba ini dalam bentuk evaluasi terhadap pencapaian hasil uji coba
(desain model) yang dibandingkan dengan kelompok kontrol. Langkah ini
biasanya menggunakan penelitian eksperimen.
g. Perbaikan produk akhir dan desiminasi produk (Operational product
revision)
Tahapan ini merupakan langkah perbaikan atau penyempurnaan
terhadap hasil uji coba lebih luas, sehingga produk yang dikembangkan
sudah merupakan desain model operasional yang siap divalidasi.
h. Ujicoba lapangan operasional (Operatinal field testing)
Merupakan uji produk yang melibatkan lebih banyak lagi subjek
penelitian. Uji opersional diharapkan dapat menghasilkan model desain
yang siap diterapkan, baik dilihat dari substansi maupun metodologi.
Dalam tahapan ini dilakukan uji efektivitas desain produk terhadap subjek
yang merupakan calon pemakai produk. Pengujian dilakukan melalui
angket, wawancara, observasi, dan kuesioner. Hasil dari uji lapangan ini
berupa desain produk yang siap untuk diterapkan baik dari sisi substansi
maupun metodologi.
i. Penyempurnaan produk akhir (Final product revision)
Tahapan ini merupakan tahapan perbaikan akhir terhadap model
yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir yang mantap.
j. Deseminasi dan implementasi (Dissemination and implementation

Tahapan ini merupakan tahap penyebarluasan produk yang


dikembangkan kepada masyarakat. Langkah pokok dalam fase ini adalah
mengkomunikasikan dan mensosialisasikan temuan kepada para pengguna
yang professional melalui forum pertemuan atau menuliskan dalam jurnal
atau dalam bentuk buku atau handbook. Sementara itu, produk dari
penelitian

yang

telah

dilakukan

dapat

didistribusikan

melalui

perpustakaan, dinas-dinas terkait ataupun melalui toko buku setelah


melalui quality control.
Dalam keperluan penelitian dan pengembangan, seorang peneliti
harus memenuhi langkah-langkah prosedural. Langkah-langkah umum
dalam penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut Menurut Borg
& Gall secara lebih rinci ditunjukkan pada Gambar 3.
ya
Pengembangan materi

Identifikasi kebutuhan

Penulisan alat ukur keberhasilan

revisi

tidak

Naskah siap produksi

Perumusan tujuan
Penulisan naskah media

Tes uji coba

Gambar 3. Desain Pembelajaran Model Borg and Gall 1983


5) Penelitian pengembangan Lee & Owens
Salah satu jenis model penelitian pengembangan adalah yang
dikembangkan oleh Lee dan Owens. Model penelitian ini biasaditerapkan
pada penelitian pengembangan multimedia yang mana diawali dari tahapan
analisis kebutuhan, analisis karakteristik siswa, analisis tujuan, analisis materi
dan analisis media. Analisis kebutuhan adalah proses sistematis untuk
menentukan tujuan ,mengidentifikasi perbedaan antara kondisi aktual dan

yang diinginkan ,dan menetapkan prioritas untuk tindakan ( Lee & Roadman ,
1991).
Model pengembangan berbasis multimedia menurut Lee dan Owens
(2004)

terdiri

tahap

yaitu

analysis,

design,

development

and

implementation, dan evaluation yang ditunjukan dalam alur pada Gambar 4.


Tahapan pengembangan instruksional berbasis multimedia terdiri dari:
a. Analysis ( analisis)
Tahap ini terdiri atas need assessment dan front-end analysis. Need
assestment

merupakan

tahap

penentuan

tujuan,

mengidentifikasi

perbedaan antara kondisi nyata dengan kondisi yang diinginkan, dan


menentukan prioritas tindakan yang akan dilakukan. Front-end analysis
adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menghubungkan
kesenjangan yang ada antara kenyataan dan harapan untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
b. Design (Desain/ perancangan)
Desain merupakan tahapan perencanaan projek multimedia. Perencanaan
adalah faktor penting dalam keberhasilan sebuah projek multimedia. Hasil
dari tahapan ini berbentuk dokumen course design specification (CDS)
yang didalamnya memuat jadwal kegiatan, tim proyek,spesifikasi media,
struktur pelajaran, susunan kendali,dan siklus media.
c. Development implementation
Tahap ini merupakan tahapan implementasi CDS selama tahap
pengembangan. Multimedia dapat dikembangkan dalam tiga bentuk
multimedia berbasis komputer, multimedia berbasis web dan multimedia
jarak jauh interaktif. Prinsip dasar pengembangan adalah (1) menyusun
kerangka pengembangan,spesifikasi pengembangan dan standar, (2)
mengembangkan elemen media sesuai dengan kerangka, (3) meninjau dan
merevisi produk, dan (4) mengimplementasikan produk akhir.
d. Evaluation
Tahapan evaluasi merupakan tahapan untuk menyusun strategi evaluasi,
mengembangkan

rencana

evaluasi,

mengembangkan

instrumen

pengukuran dan menggunakan perhitungan statistika terhadap instrumen


untuk menganalisis hasil.

10

Gambar 4. Tahap Pengembangan Model Lee and Owens


6) Penelitian pengembangan Kemp
Model desain pembelajaran yang dikembangkan oleh Kemp
merupakan model pembelajaran yang membentuk siklus. Siklus dalam
tahap pengembangan menunjukkan bahwa tidak ada titik awal tertentu,
sehingga dapat memulai perancangan secara bebas, Bentuk siklus
menunjukkan adanya saling ketergantungan di antara unsur-unsur yang
terlibat. Dalam setiap unsur ada kemungkinan untuk dilakukan revisi,
sehingga memungkinkan terjadinya sejumlah perubahan dari segi isi
maupun perlakuan terhadap semua unsur tersebut selama pelaksanaan
program. Model pembelajaran berbentuk siklus selengkapnya disajikan
pada Gambar 5.

Gambar 5. Model Pengembangan Kemp

11

Model

pengembangan

sistem

pembelajaran

ini

memuat

pengembangan perangkat pembelajaran. Terdapat sepuluh unsur rencana


perancangan pembelajaran. Kesepuluh unsur tersebut adalah:
1. Identifikasi masalah pembelajaran.
Tahap identifikasi antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku
dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model,
pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru.
2. Analisis Siswa.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan
karateristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan dan pengalaman.
3. Analisis Tugas
Analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu
pengajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan
analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman
dan penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran
yang dituangkan dalam bentuk Rencana Program Pembelajaran (RPP)
dan lembar kegiatan siswa (LKS).
4. Merumuskan Indikator.
Analisis ini berfungsi sebagai alat untuk mendesain kegiatan
pembelajaran,

kerangka kerja dalam merencanakan mengevaluasi

hasil belajar siswa, dan panduan siswa dalam belajar.


5. Penyusunan Instrumen Evaluasi.
Bertujuan untuk menilai hasil belajar, kriteria penilaian yang
digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini dimaksudkan untuk
mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang telah
dirumuskan.
6. Penentuan Strategi Pembelajaran.
Pada tahap ini pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan
tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan, metode,
pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman
yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.
7. Pemilihan media atau sumber belajar.
Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada penggunaan
sumber pembelajaran atau media yang dipilih, jika sumber-sumber
pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat
memenuhi tujuan pembelajaran.

12

8. Merinci pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan


dan melaksanakan semua kegiatan
9. Mengadakan evaluasi hasil belajar yang disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran dan materi pembelajaran yang telah dipelajari peserta
didik.
10. Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran.
Setiap langkah rancangan pembelajaran selalu dihubungkan dengan
revisi.

Kegiatan

ini

dimaksudkan

untuk

mengevaluasi

dan

memperbaiki rancangan yang dibuat Kemp (dalam Trianto, 2007).


7) Penelitian Pengembangan Plomp
Menurut

Plomp

(2007)

Design

research

atau

penelitian

pengembangan merupakan suatu kajian sistematis tentang merancang ,


mengembangkan dan mengevaluasi intervensi pendidikan sebagai solusi
untuk memecahkan masalah yang kompleks dalam praktik pendidikan, yang
juga bertujuan untuk memajukan pengetahuan karakteristikdari intervensi
tersebut serta proses perancangan dan pengembangannya. Dalam penelitian
pengembangan, generalisasi hasil penelitian dilakukan bukan dari sampel ke
populasi tetapi menggeneralisasikan prinsip rancangan sebagai hasil
penelitian kepada teori yang lebih luas. Tahap penelitian pengembangan
menurut Plomp (2007) terdiri dari:
a. Preliminary research
Analisis kebutuhan dan konteks, kajian literatur, mengembangkan
kerangka konseptual dan teoritis untuk penelitian. Kegiatan yang dilakukan
pada fase ini antara lain: 1) mengidentifikasi informasi, 2) analisis informasi,
3) mengkaji teori-teori, 4) mendefinisikan atau membatasi masalah, dan 5)
merencanakan kegiatan selanjutnya.
b. Prototyping phase
Proses perancangan secara siklikal dan berurutan dalam bentuk
proses penelitian yang lebih mikro serta menggunakan evaluasi formatif
untuk

meningkatkan dan memperbaiki model intervensi. Tahapan

difokuskan pada perancangan solusi berdasarkan informasi awal yang telah


diperoleh kemudian dilanjutkan dengan fase produksi. Hasilnya berupa

13

dokumen desain yang didalamnya memuat masalah yang telah dibagi dan
solusi penyelesaian yang disusun secara struktural.
Desain yang telah disusun selanjutnya digunakan sebagai pedoman
untuk menghasilkan produk pengembangan. Produk pengembangan yang
dihasilkan bisa berupa buku model, perangkat pembelajaran meliputi RPP,
buku siswa, lembar kerja siswa (LKS), buku pegangan guru, serta instrumen
penelitian.
c. Assessment phase
Semi evaluasi sumatif untuk menyimpulkan kesesuaian antara solusi
atau intervensi dengan harapan awal serta pengajuan rekomendasi
pengembangan

dari

model

intervensi.

Evaluasi

merupakan

proses

mengumpulkan, memproses, dan menganalisis informasi secara sistematis


untuk menilai solusi yang telah dibuat. Tahapan ini merupakan tahap
penarikan kesimpulan sementara terhadap kualitas solusi yang telah
dikembangkan serta penentuan suatu keputusan lanjutan terhadap hasil
sementara yang telah diperoleh. Secara umum dapat dikatakan bahwa
tahapan ini merupakan tahap penentuan apakah spesifikasi desain yang telah
disusun telah terpenuhi atau tidak. Apabila hasil yang diharapkan belum
terpenuhi, maka dilakukan revisi dan dilanjutkan pada tahapan merancang
kembali. Tahapan ini berupa suatu siklus yang akan berhenti setelah
diperoleh solusi yang diharapkan.

14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Karakteristik yang dimiliki oleh ilmu kealaman antaralain: konkret,
empiris, sistematik, objektif dan universal, analisis, verifikatif dan
falsifikasi, serta communicable.
2. Anatomi ilmu kealaman dibagi menjadi beberapa komponen yaitu:
Hukum, teori, postulat, prinsip atau azas.
3. Nilai-nilai ilmu kealaman terdiri dari nilai pendidikan berupa inspirasi atau
ide untuk pemenuhan kebutuhan manusia, nilai religius yang berhubungan
dengan kesadaran akan kekuasaan Tuhan, nilai intelektual berkaitan
dengan kecerdasan seseorang dalam penggunaaan, nilai praktis yang
berhubungan dengan aspek-aspek manfaat sains utuk kehidupan, dan nilai
sosio politik ekonomi sebagai petunjuk untuk dijadikan pelajaran bagi
hubungan interaksi manusia di bidang sosial, politik, dan eknomi, serta
nilai-nilai lain berupa nilai sosial, etika, estetika, Moral, nilai ekonomi,
dan psikologi
B. Saran
1. Kepada pembaca agar menambah wawasan mengenai ilmu kealaman.
2. Kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang dapat membantu
dan membangun penulisan maklah ini menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

15

Ali, L.U., Suastra, I.W., & Sudiatmika, A.A.I.A.R. (2013). Pengelolaan


Pembelajaran IPA Ditinjau dari Hakikat Sains pada SMP di Kabupaten
Lombok Timur. Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan
Ganesha, 3.
Chalmer, A.F. (1999). What is this thing Called Science. Australia: University of
Queensland Press.
Djatun, R., Sutijan, & Sukirno. (2009). Pengantar Ilmu Pendidikan. Surakarta:
UNS Press.
Harmoni, Ati. (1992). Pengantar Ilmu Alamiah Dasar. Depok: Universitas
Gunadarma.
Jasin, M. (2012). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rajawali Press.
McFarlane, D.A. (2013). Understanding the Challenges of Science Education in
the 21st Century: New Opportunities for Scientific Literacy. International
Letters of Social and Humanistic Sciences.4, 35-44.
Mulyana, R. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta
CV.Supriyanto, S. (2013). Filsafat Ilmu. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sumaji dkk. (1998).Pendidikan Sains yang Humanis. Yogyakarta: Kanisius.


Suriasumantri, J.S. (2010). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Popular. Jakarta: Sinar
Harapan.
Sutomo, H. (2013). Filsafat Ilmu Kealaman dan Etika Lingkungan. Malang: IKIP
Malang
Tafsir, A. (2015). Filsafat Ilmu. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yudianto, S.A. (2010). Pendidikan Nilai Melalui Sains. Diktat Kuliah Bandung:
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
www.Dictionary.com (diakses 5 September 2016, Pukul 17.00WIB)

Anda mungkin juga menyukai