Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan masalah

penting saat ini karena selain mempunyai faktor resiko penyakit-penyakit tertentu,
juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan
tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan
mempertahankan berat badan yang ideal atau normal (Supariasa, Fajar, dan Bakri,
2012).
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan cara sederhana untuk melihat status gizi
orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan. Indeks massa tubuh ini ditemukan oleh Quetelet ahli statistik Belgia dari
perhitungan secara konvensional yaitu dengan membagi berat badan (dalam
kilogram) dengan kuadrat dari tinggi badan (dalam meter). Indeks massa tubuh
diklasifikasikan menjadi underweight, normal, overweight dan obesitas. Overweight
menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) adalah jika
kelebihan berat badan pada laki-laki dengan IMT 23-27 kg/m2 dan perempuan 25-27
kg/m2, sedangkan obesitas diklasifikasikan sama pada laki-laki dan perempuan
dengan IMT >27 kg/m2 (Depkes, 2006).
1

Obesitas adalah kelebihan berat badan yang banyak dialami oleh masyarakat
karena kurangnya kontrol pada masalah makanan dan kurangnya budaya olahraga.
Obesitas sendiri akan berdampak pada berbagai komplikasi kesehatan seperti
gangguan sistem muskuloskeletal, kardiovaskuler, gangguan kemampuan fisik dan
lain-lain (Mutadin, 2007). Dengan kata lain penyebab utama overweight dan obesitas
adalah ketidakseimbangan antara asupan energi dan pengeluaran energi (Stunkard,
1980).
Indeks Massa Tubuh khususnya overweight dan obesitas pada penduduk dunia
terus mengalami peningkatan. Jumlah penduduk dunia yang berusia di atas 20 tahun
menderita overweight mencapai lebih dari satu miliar orang pada tahun 2008. Sekitar
200 juta laki-laki dan 300 juta perempuan termasuk dalam kategori obesitas (WHO,
2008).
Jumlah penduduk Indonesia yang menderita obesitas tahun 2010 mencapai
11,7% dan di Kalimantan Barat diketahui mencapai 9,5%. Jumlah penderita
overweight di Indonesia lebih banyak terjadi pada perempuan daripada laki-laki,
diperkirakan tahun 2015 persentase overweight pada perempuan akan mencapai 38%
dan jumlah ini akan meningkat jika dibandingkan tahun 2005 yang hanya 28%, untuk
laki-laki diperkirakan akan mengalami peningkatan dari 12% menjadi 13%.
Sedangkan di Kalimantan Barat pada tahun 2010 penderita overweight mencapai
8,6%. (Depkes,2011 ; WHO,2005).

Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk seseorang mempertahankan atau


menurunkan Indeks Massa Tubuh mereka yaitu salah satunya dengan melakukan diet.
Diet ini tidak hanya berlaku bagi orang orang yang obesitas, namun bagi orang
orang yang telah memiliki IMT normal pun boleh melakukan upaya diet untuk
menjaga IMT mereka agar terhindar dari berbagai komplikasi kesehatan. Banyak
sekali jenis diet yang berkembang akhir akhir ini dimulai dari diet mengatur pola
makan sesuai perhitungan kebutuhan kalori, diet sesuai golongan darah, diet sesuai
penyakit yang diderita, pengaturan olahraga, dan adapula diet yang dilakukan secara
instan dengan menggunakan suplemen (Chang ; Chiou, 2014).
Menurut Blank HM, Khan LK, dan Serdula MK (Chang ; Chiou, 2014) untuk
mencapai dan mempertahankan berat badan dibutuhkan perubahan gaya hidup yang
signifikan dan modifikasi dari perilaku individu. Oleh karena itu, penggunaan
suplemen penurun berat badan merupakan suatu alternatif yang menarik atau
tambahan bagi mereka yang mencoba mengelola berat badan.
Banyak sekali zat yang digunakan sebagai komposisi utama dalam suplemen
penurun berat badan seperti Leptin, Ephedrin, Chitosan, Kromium, Capsaisin dan lain
lain. Namun pada penelitian terbaru, banyak suplemen penurun berat badan yang
menggunakan Kafein sebagai bahan dasar (Hursel ; Westerterp, 2010)
Kafein telah digunakan selama ribuan tahun dan merupakan salah satu bahan
makanan yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Senyawa ini ditemukan

dalam minuman termasuk kopi, teh, minuman soda, makanan yang mengandung
kakao atau cokelat dan terdapat pula pada suplemen suplemen makanan (Andrews
et al, 2007).
Sumber kafein yang lebih sering dikonsumsi oleh kebayakan orang adalah kopi.
Kopi merupakan spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam family
Rubiaceaedan genus coffea, tumbuh tegak, bercabang dan bila dibiarkan dapat
tumbuh mencapai tinggi 12 meter. Di dunia perdagangan dikenal beberapa golongan
kopi, akan tetapi yang paling sering dibudidayakan adalah kopi Arabika (Coffea
Arabica) dan Robusta (Coffea Canephora) (Danarti dan Najiyati, 2004). Tiap jenis
kopi memiliki kadar kafein yang berbeda beda seperti pada kopi Arabica yang
mengandung kafein sebanyak 1,994% dan kopi Robusta yang mengandung kafein
sebanyak 2,473% (Erlina, 2009).
Selain kedua jenis kopi tersebut, di Indonesia juga terdapat jenis kopi lain yaitu
kopi luwak. Kopi luwak tidak berasal dari spesies kopi khusus, namun berasal dari
buah kopi robusta atau kopi arabika yang dimakan oleh hewan luwak. Buah kopi
tersebut diproses melalui sistem pencernaan dan kemudian biji kopi tersebut
dikeluarkan dalam bentuk kotoran hewan luwak. Kotoran tersebut diambil biji
kopinya, dibersihkan, dikeringkan dengan sinar matahari sehingga menjadi biji kopi
luwak (Megah, Syakbaniah, dan Ratnawulan, 2013).

Manusia merupakan makhluk Allah yang paling mulia (akmal), paling utama
(afdhal), yang terbaik (khairukum), dan sebagainya. Manusia diciptakan dalam
bentuk dan rupa terbaik, desain dan perawakan yang proporsional dan sempurna
(Zuhroni, 2012).
Islam merupakan agama yang sangat peduli terhadap pentingnya kesehatan.
Itulah sebabnya, Allah SWT memerintahkan kepada para hamba-Nya untuk
mengonsumsi makanan atau minuman yang baik (halalan thayyiban) (Fadilah, 2013).
Makanan dan minuman berpengaruh pada pembentukan 4 daya yang
diberikan Allah SWT yaitu daya tubuh, daya hidup, daya akal dan daya kalbu, yang
semuanya berkaitan dengan fungsi organ tubuh, panca indera, pengembangan potensi
hidup dan kemampuan mempertahankannya. Apabila ke 4 daya ini berfungsi dengan
baik maka kita akan mencapai kehidupan yang thoyibah atau kehidupan berkualitas
(Fadilah, 2013).
Kesehatan adalah rahmat Tuhan yang sangat besar, karena itu, agama Islam
sangat menekankan agar manusia menjaga kesehatannya, juga menjaga setiap
penyebab yang dapat menjadikannya menderita sakit (Zuhroni, 2010). Salah satu hal
yang berkontribusi dalam hal menjaga kesehatan tubuh adalah makanan. Seperti yang
telah disebutkan di atas bahwa Allah SWT memerintahkan para hamba-Nya untuk
mengonsumsi makanan dan minuman yang baik (halal) yang disebutkan dalam ayat :

Artinya :
5

Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah (QS. An-Nahl (16): 114)

Selain itu dari sudut pandang yang lain, berhias, berpenampilan indah, dan
berobat dianjurkan dalam Islam. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh manusia
untuk memperoleh keindahan, misalnya dengan cara terapi khusus, mengkonsumsi
obat atau ramuan tertentu, latihan fisik, mengtatur pola makan atau diet dan lain-lain .
Selain untuk menjaga kesehatan adanya keinginan yang kuat untuk tampil lebih indah
menjadi alasan mengapa banyak orang melakukan upaya-upaya apa saja agar
mendapatkan kecantikan yang ideal. Dalam batasan syari, kebolehan dan
ketidakbolehan melakukan sesuatu mesti didasarkan pada alasan kuat dan ada dalil
yang menegaskannya.
Oleh karena biji kopi luwak berasal dari biji kopi yang telah dimakan dan
bercampur dalam pencernaan hewan luwak dan keluar bersama tinja hewan tersebut,
maka perlu adanya tinjauan kembali mengenai hukum dari biji kopi tersebut dan
hukum untuk mengonsumsinya. Perlu adanya tinjauan yang baik mengenai upaya
manusia dalam menurunkan berat badan dalam pandangan Islam.
Berdasarkan hal tersebut, penulis berharap skripsi ini dapat membantu untuk
memahami tentang pengaruh konsumsi kafein dalam kopi luwak terhadap penurunan
indeks massa tubuh. Tidak hanya dalam sudut pandang medis, juga dalam sudut
pandang Islam.

1.2

Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas maka timbul beberapa permasalahan, yaitu:

1. Apa hubungan kadar lemak atau adipositas tubuh dengan Indeks Massa Tubuh?
2. Bagaimana proses metabolisme lemak pada manusia?
3. Bagaimana pengaruh konsumsi kafein dalam kopi luwak terhadap penurunan
Indeks Massa Tubuh?
4. Bagaimana pandangan Islam mengenai pengaruh konsumsi kafein dalam kopi
luwak terhadap penurunan Indeks Massa Tubuh?
1.3

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari skripsi ini adalah:

1.3.1 Tujuan Umum


Mendapatkan pengetahuan tentang pengaruh konsumsi kafein dalam kopi luwak
terhadap penurunan Indeks Massa Tubuh ditinjau dari kedokteran dan Islam.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui, memahami, dan mampu menjelaskan tentang Indeks Massa Tubuh.
2. Mengetahui proses metabolisme lemak pada manusia.
3. Mengetahui pengaruh konsumsi kafein dalam kopi luwak terhadap penurunan
Indeks Massa Tubuh.
4. Mengetahui pandangan Islam mengenai pengaruh konsumsi kafein dalam kopi
luwak terhadap penurunan Indeks Massa Tubuh.
1.4

Manfaat Penulisan

Adapun beberapa hal yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah:
1.

Bagi Penulis
a. Memenuhi salah satu persyaratan kelulusan sebagai dokter muslim di Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
b. Mempelajari cara penulisan makalah ilmiah yang baik dan benar.
c. Menambah pengetahuan mengenai pengaruh konsumsi kafein dalam kopi
luwak terhadap penurunan Indeks Massa Tubuh.
d. Menambah pengetahuan mengenai hukum Islam dalam penerapannya di
bidang kedokteran sehingga mendukung terciptanya dokter muslim yang baik.

2.

Bagi Masyarakat
a. Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh konsumsi kafein
dalam kopi luwak terhadap penurunan Indeks Massa Tubuh yang ditinjau dari
kedokteran dan Islam.
b. Diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai pengaruh konsumsi kafein
dalam kopi luwak terhadap penurunan Indeks Massa Tubuh sehingga dapat
membantu memperbaiki status gizi pada masyarakat.

3.

Bagi Universitas YARSI


Diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi civitas akademika universitas
YARSI dan memperkaya khasanah ilmu di Universitas YARSI.

Anda mungkin juga menyukai