Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama
: Aji Setiawan
Npm
: 14020087
Dosen
Assisten
Grup
: 2K4
TEORI PENDAHULUAN
Wol merupakan serat yang dihasilkan dari rambut biri-biri yang merupakan
serat yang halus, biasanya keriting dan tumbuh terus menerus dan dipotong tiap
tahunnya. Struktur kimia wol tersusun dari asam amino dan keratin, diantara rantai
utama terdapat ikatan silang berupa ikatan sistina/jembatan belerang (hal ini tidak
dimiliki oleh sutera).
Komposisi serat wol :
Komposisi
Wol/serat
Air
Lilin
Keringat
Debu/kotoran
Merino
49 %
10 %
16 %
6%
19 %
Cross bed
61 %
12 %
11 %
8%
8%
mudah rusak oleh alkali. Di dalam larutan natrium hidroksida 5 % mendidih wol segera
larut.
Wol peka terhadap zat-zat oksidator. Zat-zat oksidator kuat akan merusak serat,
karena putusnya ikatan lintang sistina. Dibanding dengan serat lain, wol paling tahan
terhadap serangan jamur dan bakteri.
Seperti serat protein lain, struktur dasar serat ini merupakan pengulangan unit
CHR-NH-CO-R bervariasi dari rantai samping. Analisa wol menunjukkan bahwa
komposisinya adalah 50% karbon, 22-25% oksigen, 16-17% nitrogen, 7% hidrogen,
dan 3-4% belerang.
Kerusakan wol lebih kompleks daripada selulosa. seperti telah diketahui wol
mempunyai jembatan cystine, jembatan garam dan rantai polipeptida. wol dapat
diserang oleh alkali, oksidator, chlor, reduktor, hama dan jamur. Kerusakan dapat
terjadi pada sifat clastis, cystine, jembatan garam, dan rantai poli peptida.
a.
Bahan menjadi lebih mudah diserang asam dan lebih mudah dicelup.
Sisik-sisik melekat satu sama lain dan mudah hilang karena gesekan sehingga
merugikan sifat pemakaian wol.
b.
Oksidasi.
R-S-S-R R SO-S-R R SO2 SR R SO-SO R disulfoksida
R SO2 SOR R SO2SO2R disulfon.
Disulfoksida dapat bereaksi dengan Pb-asetat membentuk Pb.S yang coklat tua.
sedangkan tingkat terakhir dari dioksidasi (R SO2SO2R) tidak dapat bereaksi. Hal
ini terjadi pada oksidasi dengan H2O2.
Hydrolisa.
R-S-S-R R S H+
Hasil akhir (RSOH) larut dalam alkali sehingga kerusakan karena alkali
bertambah tinggi. H2S yang terjadi dapat bereaksi dengan Pb asetat membentuk
PbS. Hal ini dapat terjadi karena hidrolisa oleh uap air atau air mendidih, atau
oleh alkali. Kerusakan oleh sinar matahari merupakan campuran oksidasi dan
hidrolisa.
-
Reduksi.
Na2SO3
R-S-S-R RSNa + R-S-SO3Na
Hal ini terjadi selama pengerjaan dengan Na-sulfit atau bisulfit.
Oksidasi mengurangi total belerangyang bereaksi seperti belerang bebas dan
(dalam beberapa hal) belerang yang bereaksi sebagai H2S. Oksidasi juga
menaikkan kadar sulfat, belerang yang larut dalam alkali dan total zat yang larut
dalam alkali.
c.
d.
pada gugus amino dan jembatan garam. Penggunaan viskositas untuk mengetahui
pemecahan rantai molekul ternyata tidak membawa hasil.
e.
f.
2.
Stalin penetration.
Total sulfur.
2.
3.
4.
Sulfur
yang
bereaksi
sebagai
H2S
(dengan
membentuk PbS).
5.
-
Total nitrogen.
2.
3.
Nilai jodium.
4.
2.
nihydrin test.
Pb-asetat
1.
2.
3.
2.
Supercontraction.
3.
Permanent set.
Bentuk
H2SO4
3. Asam
Wol tahan terhadap asam (larutan asam 5% mendidih selam 2 jam karena belum
membentuk hidrolisa), tapi akan rusak dalam waktu lama dan dengan pH yang
sangat pekat.(terjadi hidrolisa pada kerati membentuk asam asam amino).
4. Air
Air dapat menghidrolisa jembatan sulfida terutama bila air berupa uap panas, dalam
air mendidih ditambah dengan tekanan maka wol akan rusak permanen
5. Reduktor
Reduktor (NaHSO4) dapat menyerang jembatan sistina dengan oksidasi terbentuk
sistin kembali.
R + NaHSO 3
Na
H +R
S
S
SO 3H atau
SO 3Na
R' + 2H
6.
RSH +R'SH
OH
R + H2O
Serangga
Wol mudah/tidak tahan serangga karena sebagian besar wol terdiri dari keratin yang
dapat digunakan sebagai sumber makanan. Kerusakannya berupa lubang-lubang
kecil, kadang menempel pada setiap lipatan bahan. Untuk menghindari kerusakan,
ikatan disulfida diubah menjadi beslio eter.
reduksi
oksidasi
HBr
[CH2]n S
Beberapa cara pengujian kerusakan wol yang penting atau sederhana, yaitu sebagai
berikut :
Indigo Carmine
Larutan jenuh indigo carmine yang diasamkan dengan asam sulfat 1N 40 ml/L,
akan mewarnai wol yang rusak karena asam, alkali, hipoklorit asam atau peroksida,
dengan warna biru yang jelas. Pengamtan akan lebih jelas apabila diamati dibawah
mikroskop dengan penyinaran sudut lebar yang menggunakan medium gliserol pekat.
Penggelembungan dengan kalium hidroksida amoniakal
Wol yang rusak karena asam dengan cepat menggelembung dengan
gelembung yang sangat besar, dan gelembung-gelembung tersebut segera timbul
disepanjang serat. Seluruh reaksi tersebut berlangsung dalam 2-5 menit. Wol yang tidak
rusak hanya menggelembung dan setelah 5 menit akan tampak garis-garis memanjang
dari lapisan fibrilnya. Setelah 10 menit timbul beberapa gelembung didalam serat, dan
dalam waktu 20 menit berkembang menjadi blister.
Berdasarkan keadaan dari kerusakan kimia, maka dapat dibedakan tiga jenis hasil
pengujian :
Serat tidak berubah, tetapi kelihatan seperti kaca dan sisik-sisiknya lebih jelas:
kerusakan serat disebabkan karena alkali atau panas.
I.
II.
III.
IV.
Data Percobaan
Penggelembungan KOH Amoniakal
Asam
Baik
Baik Air
H2O2
Panas
Kaporit
Hipoklorit asam
Hipoklorit Basa
Alkali
V.
VI.
Diskusi
Pada percobaan penggelembungan dengan KOH wol yang rusak karena asam akan
menggelembung dengan cepat dan sangat besar, sehingga pada serat wol mengalami
kerusakan yaitu terlihat bersisik, terjadi blister, transformasi dan seperti kaca . Serat
yang terjadi blister adalah serat wool yang rusak karena asam, hipoklorit basa. Serat
yang terlihat bersisik yaitu serat rusak karena asam, baik, H2O2, alkali, panas,
hipoklorit basa, hipoklorit asam dan kaporit, serat yang bersisik pada umumnya
semua serat mengalami kerusakan. Serat yang rusak dan terjadi tertransformasi serat
wool hipoklorit basa, asam dan H2O2. , Apabila serat tidak berubah, tetapi terlihat
seperti kaca dan sisiknya jelas menunjukkan kerusakan oleh alkali atau panas. Pada
percobaan ini kerusakan karena asam terjadi blister dan terjadi penggelembungan
.
Kesimpulan
Pada uji penggelembungan KOH amoniakal wol yang paling rusak terdapat pada wol
yag rusak karena asam dapat dilihat dengan adanya penggelembugan yang sangat
besar dan adanya blister. Sedangkan wol yang baik terdapat pada wol baik, wol yang
rusak karena H2O2 dan kaporit, dapat dilihat setelah didiamkan tampak garis
membujur.
.
Daftar Pustaka
Pedoman Jurnal Praktikum Evaluasi Kimia 1