Oleh :
1.
2.
3.
4.
(P278340100)
(P278340100)
(P27834010102)
(P27834010104)
Dosen:
Tujuan
Identifikasi
:
Parasetamol dan panasetin merupakan senyawa turunan para amino fenol,
termasuk obat golongan analgetika. Senyawa tersebut memiliki inti benzen, karena itu
memberi serapan di daerah spektrum ultra violet-visibel pada panjang gelombang
diatas 200nm. Sifat serapan yang dinyatakan dengan kurva yang terbentuk antara
serapan (A) dan panjang gelombang () amat speksitif, sehingga dapat digunakan
sebagai dasar identifikasi kualitatif secara spektrofotometri. Polaritas pelarut dan pH
larutan berpengaruh terhadap sifat serapan, karena itu pada analisa kualitatif pelarut
yang digunakan untuk melarutkan zat uji dan zat pembanding tidak boleh berbeda.
Larutan parasetamol dalam air memenuhi hukum Beer, dimana serapan (A)
berbanding lurus dengan konsentrasi (C) dan tebal larutan (t)
A
C.t
............................................
.......... (1)
Besarnya harga k, dapat dihitung dengan menyusun kembali persamaan (1) menjadi:
k=A/C.t
bila C dalam satuan mg/100ml dan t dalam satuan cm, maka k adalah serapan jenis
E(1%,1cm) yang besarnya tidak tergantung pada konsentrasi C. Bila kuvet yang
digunakan 1cm, maka serapan jenis adalah:
E=A/C
...................................................(2)
Dengan menata ulang persamaan (2) kadar zat dapat dihitung dengan rumus:
C=A/E mg/100ml
=10.A/E mg/ml
.........................................
(3)
Peralatan
1,000cm
Pereaksi
Identifikasi kualitatif
1. Larutan pembanding
Menimbang 15mg Parasetamol baku pembanding, memasukkan ka labu takar
1. Melakukan scanning larutan uji terhadap blanko pada panjang gelombang 200nm
hingga 400nm
2. Melakukan scanning larutan pembanding terhadap blanko pada panjang gelombang
200nm hingga 400nm
Interpretasi
Bentuk kurva serapan dan panjang gelombang serapan maksimal yang sama berasal
dari zat yang sama
Penetapan kadar
1. Larutan uji
Mengambil dan menimbang 10 tablet yang diambil secara acak, kemudian
diserbuk
Menghitung bobot rata-rata tablet(BR) lalu menimbang dengan seksama
serbuk tablet yang setara dengan 75mg parasetamol(B)
15menit
Mengencerkan dengan aquadest hingga tanda. Mencampur , menyaring, dan
da kemudian mencampurnya.
2. Larutan Blanko
Memipet 10ml larutan 0,1N NaOH ke dalam labu takar 100ml, kemudian
mengencerkan dengan air hingga tanda lalu mencampurkannya.
Prosedur
Perhitungan
= 715
10
10 mg
= 715
10
10
B mg
Hasil Pemeriksaan :
10. A
100 100 BR
1
100
100
715
10
10
B 500
Serapan jenis parasetamol pada 257 nm adalah 715, maka kadar parasetamol
dalam larutan yang di ukur:
10. A
C = 715 mg/ml
=
10. 0,46146
715
= 0,00645 mg/ml
Kadar parasetamol yang terkandung dalam serbuk B mg adalah:
10. A
100 100
100
= 715
10
10 mg
10. 0,46146
=
715
100
100 100
10
10
mg
= 64,5 mg
Kadar parasetamol rata-rata per tablet:
10. A
100 100 BR
100
= 715
10
10
B mg
=
mg/ml
10. 0,46146
100 100 583,58
100
715
10
10
88,1 mg
= 427,2521 mg
Terhadap kadar yang tercantum di etiket: tiap tablet mengandung 500mg
parasetamol:
=
10. A
100 100 BR
1
100
100
715
10
10
B 500
10. 0,46146
100 100 583,58
1
100
100
715
10
10
88,1
500
= 85,5%
Tujuan
Dasar Teori
Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tabung reaksi
Pipet pasteur
Plat tetesan
Beaker glass
Pembakar spiritus
Matt pipet
Reagensia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
HCl encer
FeCl3
HNO3 pekat
K-bikromat
Metanol
Asam sulfat
NaOH
Bahan
: Obat B-2
Prosedur
Hari/ tanggal
Tujuan
Dasar Teori
:
Asetosal atau asam asetil salisilat adalah senyawa turunan salisilat yang telah
lama dikenal sebagai obat pereda nyeri, atau analgetika. Asetosal merupakan senyawa
ester, mudah terhidrolisa, terlebih dalam suasana alkalis, menjadi asam salisilat dan
asam asetat.
Asetosal merupakan asam yang cukup kuat, sehingga dapat dititrasi langsung
dengan standar NaOH. Tetapi karena sifatnya yang tidak stabil itu, titrasi tersebut
mudah memberi hasil yang ketepatannya rendah. Dalam sediaan tablet, menurut
Farmakope Indonesia edisi ke III, asetosal mempunyai persyaratan kadar tidak boleh
kurang dari 95,0% dan tidak boleh lebih dari 105,0% dari kadar yang tertera di
etiketnya.
Alat dan Bahan
Alat:
1.
2.
3.
4.
5.
Buret 50 ml
Labu erlenmeyer 250 ml
Beaker glass
Neraca analitik
Pipet volume 25 ml.
Pereaksi
- Metanol
- Asam sulfat pekat
- Larutan FeCl3 5%
- Larutan NaOH 5%
Bahan : Tablet asetosal 500 mg.
Prosedur
:
A. Pembuatan Larutan Standar Primer Na2B4O7
1. Menyiapkan semua alat dan bahan.
2. Menimbang Na2B4O7 yang dibutuhkan.
1 ml H2SO4 0,5 N 95,34 mg boraks.
Hasil Pemeriksaan :
Kadar asetosal =
( V 1V 2 ) xN H 2 SO 4
0,5
( 32,619,5 ) x 0,3085
0,5
BR
C
596,32
499,9
45,04
500
45,04
500
x 100%
x 100%