Anda di halaman 1dari 2

DIAGNOSIS PSIKIATRI

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang bermakna serta
menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam pekerjaan dan
kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan
jiwa.
a. Aksis I
Berdasarkan data-data yang didapat melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan rekam
medik, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau kejang sebelumnya
ataupun kelainan organik. Tidak pernah ada riwayat penggunaan zat psikoaktif. Hal ini
dapat menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.0)
dan penggunaan zat psikoaktif (F.1).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dengan pasien dan keluarga (sepupu pasien).
Pada pasien didapatkan riwayat halusinasi auditorik dan waham kebesaran ( pasien
memiliki keyaninan bahwa ia memiliki kekuatan dari gurunya saat dipesantren berupa
amalan syeikh Abul Qodir Jaelani yang diberikan Allah kepadanya untuk membela
kebenaran. Pada pasien kadang timbul gejala-gejala negatif seperti mengamuk,penarikan
diri dari sosial, sering berbicara sendiri dan menyendiri juga dialami pasien sejak 2 tahun
yang lalu.
Pasien saat disinggung mengenai anak dan istrinya merasa sedih dan menangis, kehilangan
gairah saat bekerja,pasien menjadi pesimis akan kehidupannya, ingin kembali kepada
istrinya namun ditolak, menjadi kurang konsentrasi, tidur terganggu, dan merasa bersalah
dengan temannya.
Dari data ini menjadi dasar untuk mendiagnosis bahwa pasien menderita skizoafektif tipe
depresi (F25.1)
b. Aksis II
Aksis II tidak ada diagnosis dikarenakan pada pasien mampu menyelesaikan pendidikan
hingga tamat SMP, selain itu pasien tidak memiliki masalah selama bersekolah. Hal ini
menyingkirkan diagnosis retardasi mental (F.70).
c. Aksis III
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik. Oleh karena
itu aksis III tidak ada diagnosis.
d. Aksis IV

Pada pasien memiliki masalah perceraian dengan istrinya. Pasien sangat mencintai istrinya
dan ingin rujuk kembali namun mantan istri menolak untuk rujuk. Pasien juga memiliki
satu orang anak yang masih berusia 2,5 tahun namun tidak diperbolehkan tinggal
bersamanya oleh mertua pasien.Sehingga hal ini yang memunculkan stressor dalam diri
pasien hingga akhirnya membuat pasien mudah marah dan gampang tersinggung (masalah
keluarga).
e. Aksis V
Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya menggunakan
skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada saat dilakukan wawancara, skor GAF
60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).
I. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : F 25.1 Skizoafektif tipe Depresi
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV: Perceraian dengan istri dan masalah dengan hak asuh anak
Aksis V : GAF 60 51 (saat ini)

Anda mungkin juga menyukai