Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
karunia-Nya sehingga Makalah mengenai Golongan IV A pada matakuliah Kimia Anorganik I
berhasil diselesaikan.
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca atau mempermudah
para pembaca dalam mempelajari Kimia Anorganik terutama dalam Bab Golongan IV A.
Pembuatan makalah juga diharapkan juga semakin menambah wawasan bagi semua , agar
tujuan pembuatan dan target yang diharapkan tercapai .
Kami berharap makalah yang penulis susun ini dapat diterapkan dan diaplikasikan oleh
pembaca dalam kehidupan sehari-hari . Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan
memohon maaf bila ada salah kata atau penulisan dalam makalah ini.
Mohon kiranya dapat memberi saran dan kritik kepada penulis agar makalah ini bisa
menjadi lebih baik lagi . Semoga makalah pada mata kuliah Kimia Anorganik I ini bermanfaat,
khususnya bagi mahasiswa jurusan pendidikan kimia
Palembang ,
juni 2016
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unsur-unsur golongan IVA merupakan salah satu unsur-unsur yang paling esensial yang sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya karbon (C) yang merupakan unsur yang paling
sering dikunjungi dalam kehidupan dalam bentuk arang, abu, bahkan karbon dioksida yang
merupakan gas yang makhluk hidup keluarkan pada proses respirasi.
Begitu pula dengan silikon (Si) yang juga tidak kalah pentingnya dalam susunan kehidupan di
bumi yang sering digunakan dalam bentuk keramik yang digunakan sebagai bahan yang sangat
penting dalam pembangunan rumah ataupun gedung-gedung bertingkat.
Dalam golongan IVA, tidak hanya unsur karbon dan silikon saja yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari, terdapat pula unsur lain seperti Germanium (Ge), Timah (Sn), dan Timbal
(Pb) yang juga memiliki kegunaan tersendiri yang sering digunakan dalam kehidupan dan
tentunya memiliki sifat/ karakteristik masing-masing. Oleh karena itulah hendaknya unsur-unsur
golongan IVA ini diketahui dan dipelajari agar lebih dapat memahami karakteristik dan kegunaan
unsur-unsur didalamnya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini diantaranya adalah:
a. Bagaimana sejarah ditemukannya unsur-unsur golongan IVA?
b. Apa saja sifat-sifat unsur golongan IVA?
c. Apa saja kegunaan dari unsur golongan IVA?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui sejarah ditemukannya unsur-unsur golongan IVA
b. Mengetahui sifat-sifat unsur golongan IVA
c. Mengetahui kegunaan dari unsur-unsur golongan IVA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karbon (C)
A.Sejarah Karbon
Karbon adalah salah satu unsur golongan IVA yang merupakan unsur nonlogam dan
merupakan unsur penyusun senyawa-senyawa organik. Nama karbon berasal dari bahasa latin
carbo yang berarti coal (charcoal) yang artinya arang. Karbon pertama kali ditemukan sebagai
arang di zaman prasejarah, bahkan nama penemunya tidak diketahui. Karbon tidak diakui
sebagai unsur hingga abad ke-17 setelah Robert Boyle menyatakan bahwa unsur adalah zat yang
tidak dapat didekomposisi menjadi zat yang lebih sederhana. Sementara itu, Antoine Laurent
Lavoisier, perintis buku kimia Trait lmentaire de Chimie yang diterbitkan tahun 1789,
menyatakan karbon sebagai unsur yang dapat teroksidasi dan dapat diasamkan.
Karbon terjadi secara alami dalam beberapa bentuk. Berlian, grafit, dan amorf karbon
telah dikenal sepanjang sejarah tertulis, tapi tidak diketahui bahwa ketiganya adalah bentuk yang
berbeda dari substansi yang sama sampai pada akhir abad ke-18. Lavoisier menunjukkan bahwa
berlian adalah bentuk karbon pada tahun 1772. Dia membakar berlian yang sudah ditimbang
dengan sampel karbon dan menunjukkan bahwa kedua zat tidak menghasilkan uap air dan
menghasilkan jumlah yang sama dari gas karbon dioksida per gram.
B. Sifat-sifat Karbon
Adapun sifat fisis dari karbon adalah sebagai berikut:
Lambang
:C
Nomor Atom : 6
Golongan
: IVA
Periode
:2
Blok
:s
Massa atom standar : 12,001 sma
Konfigurasi elektron: 1s2 2s22p2
Massa jenis
: 2,26 gcm3
Titik lebur
: 3825 K
Titik didih
: 5100 K
Entalpi penguapan
: -715 kJmol1
Kapasitas kalor
: 0.709 J .g-1. K-1
Elektronegativitas
: 2,55
Potensial ionisasi
: 11,260 volt
Jari-jari atom : 0,91
Adapun sifat khas dari atom karbon diantaranya adalah sebagai berikut:
a.
atom lain.
b. Atom - atom karbon dapat mengadakan katenasi yaitu kemampuan untuk membentuk rantai
karbon. Ada dua bentuk rantai karbon, yaitu terbuka (alifatik, yang terdiri atas rantai lurus dan
rantai bercabang) dan tertutup (siklik). Akibat dari katenasi itu adalah timbulnya peristiwa
isomeri, yaitu zat - zat kimia yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi rumus
strukturnya berbeda.
c. Unsur karbon dapat membentuk ikatan-ikatan kimia yang kuat, baik sebagai ikatan tunggal,
ikatan rangkap atau sebagai ganda tiga. Ini terbukti dari besarnya energi ikatan yang dapat kita
lihat di bawah ini :
Ikatan tunggal : C - C dengan enegi ikatan : + 356 kJ 1/mol
Ikatan rangkap: C=C dengan energi ikatan + 598kJ 1/mol
Ikatan ganda tiga: C=C dengan energi ikatan: + 813 kJ 1/mol
Ikatan tunggal: C - H dengan energi ikatan : + 416 kJ 1/mol
C. Keberadaan Unsur Karbon di Alam
Keberadaan karbon di alam terjadi dalam dua wujud, yang pertama dalam wujud mineral
dan yang kedua dalam wujud grafit. Intan merupakan wujud mineral dari karbon. Ini disebabkan
satu atom karbon berikatan kovalen dengan empat atom karbon lain sehingga membentuk
geometri molekul tetrahedral, molekul berkembang ke segala arah menjadi molekul yang sangat
keras. Arang, wujud grafit dari karbon, juga terikat dengan empat atom kabon yang lain, tetapi
geometri molekulnya tidak membentuk tetrahedral, karena hanya ada tiga ikatan yang berikatan
kovalen tetap sedangkan yang satu ikatan lagi membentuk ikatan kovalen sesaat dengan atom
karbon lapisan atas dan bawah secara bergantian.
Selain itu, unsur karbon di alam juga terdapat di dalam kerak bumi dalam bentuk unsur
bebas dan senyawa. Senyawa alamiah karbon yang utama adalah zat-zat organik, misalnya
senyawa organik dalam jaringan tubuh makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan. Selain itu,
dalam bahan yang berasal dari benda hidup seperti arang dan minyak bumi. Juga terdapat dalam
senyawa organik komersial, misalnya senyawa asam asetat (CH 3COOH) dan freon (CFC).
Senyawa karbon lainnya adalah senyawa karbon anorganik, yaitu senyawa karbondioksida (CO 2)
dan batuan karbonat (CO3) yang dikenal sebagai mineral seperti karbonat dari unsur IIA
(MgCO3, SrCO3, dan BaCO3). Juga kebanyakan terdapat dalam senyawa karbonat dan
bikarbonat, misalnya senyawa natrium karbonat (Na2CO3) dan natrium bikarbonat (NaHCO3).
D. Reaksi karbon dengan senyawa lain
Karbon monoksida(CO)
Karbon monoksida dapat dibuat secara komersil dengan hidrogen melalui pembentukan
uap kembali atau pembakaran sebagian hidrokarbon dengan reaksi:
CO2 + H2 CO + H2O
Gas ini tidak berwarna dan mempunyai titik didih -190. Dapat digunakan sebagai bahan
bakar industri melalui reaksi:
2CO(g) +O2(g)2CO2(g)
Gas CO juga dapat trjadi sebagai hasil samping pembakaran senyawa organik dalam
ruang kurang oksigen.
C8H18 +6O2(g) 8CO +4H2O
Secara besar-besaran dapat dibuat dengan reaksi:
C(S) + H2O CO +H2
2.
Karbon Dioksida(CO2)
Karbon dioksida mempunyai struktur molekul linier dan bersifat non polar. Gas ini larut
dalam air.terdapat diudara dan sangat penting bagi tumbuhan sebagai bahan fotosintesis serta
merupakan komponen nafas yang dikeluarkan oleh hewan ataupun manusia, karena dihasilkan
dari oksidasi makanan dalam tubuh.
CO2 dapat dibuat dengan membakar karbon senyawa hidrokarbon, atau gas CO dengan
oksigen yang cukup.
C + O2 CO2
CH4 + 2O2 CO2 + H2O
2CO + O2 2CO2
Dilaboratorium gas CO2 dapat dibuat dengan mereaksikan garam karbonat dengan asam
seperti :
CaCO3 + 2HCl CaCl2 + H2O + CO2
Gas CO2 tidak beracun,tetapi konsentrasi yang terlalu tinggi dalam udara adalah tidak
sehat, karena merendahkan konsentrasi O2 dan menimbulkan efek fisikologis yang
membahayakan.
Jumlah CO2 yang sangat besar sekali. dihasilkan oleh aktifitas manusia, meningkatnya
gas CO2 dikhawatirkan atmosfer mungkin menjadi begitu panas, sehingga akan muncul
perubahan suhu yang serius yang sering juga disebut efek rumah kaca.
3.
4.
Karbon Disulfida(CS2)
CS2 adalah cairan yang mudah terbakar dan dapat dipakai sebagai bahan pembuat CCl 4,dengan
reaksi:
CS2 + 3Cl2 CCl4 +S2Cl2
Digunakan dalam bidang industri baja, plastik, cat, karet dan lain-lain
Dalam bentuk intan dapat digunakan sebagai perhiasan dan untuk membuat alat pemotong,
serta dalam air tebu pada pengolahan gula, selain sebagai obat sakit perut.
Asam karbonat (H2CO3), digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan garam-garam
karbonat.
Glukosa (C6H12O6), yang bermanfaat sebagai sumber energi yang digunakan untuk proses
respirasi
Kuarsa
merupakan
bentuk
umum
untuk
silika
namun,
: 1,412
: 2,680
: 2,84
: 8,2 eV/atm atau kJ/mol
: 1,18
: 0,41 (Si4+)
: 1,8
metasilikat, H2SiO3. Kedua senyawa ini praktis dan larut dalam air, tetapi mereka memang bereaksi
dengan basa.
Contohnya:
H4SiO4(s) + 4 NaOH(aq) Na4SiO4(aq) + H2O(aq)
(nartium ortosilikat)
Bila kering seBagian (parsial) asam silikat disebut gel silika (suatu asam yang agak mirip dengan
garam buatan, NaCl). Dalam bentuk ini ia mempunyai kapasitas menyerap yang besar terhadap uap
air, belerang dioksida, asam sitrat, benzena dan zat-zat lain, ia digunakan secara luas sebagai bahan
untuk menghilangkan kelembaban dalam wadah-wadah kecil yang tertutup.
Garam-garam asam oksi dari kedua asam silikat tadi meliputi;
Na2SiO3 natrium metasilikat
Na4SiO4 natrium ortosilikat
Mg2SiO4 magnesium ortosilikat
LiAl(SiO3)2 litium alumunium metasilikat
Semua silikat ini kecuali silikat dari Na+, K+, Rb+, Cs+, dan NH4+, praktis tidak larut dalam air.
Semua silikat yang larut, membentuk larutan yang berasifat basa bila dilarutkan dalam air. Ion
SiO32-, bertindak sebagai basa dengan menghilangkan proton dari air.
SiO32-(aq) + H2O(aq) HSiO3-(aq) + OH-(aq)
Suatu sifat kimia yang penting dari silikon adalah kecenderungan yang membentuk molekul yang
signifikan besar. Silikon cenderung membentuk ikatan tunggal (masing-masing membentuk 4 dan 3
ikatan tunggal). Silikon membentuk molekul-molekul dan ion-ion raksasa, atom oksigen
membentuk kedudukan yang berselang-seling.
D. Pembuatan Silikon
Silikon dibuat dengan mereduksi kuarsa (quartz) atau sering disebut juga dengan silika ataupun
silikon dioksida dengan kokas (C). Proses reduksi ini dilangsungkan di dalam tungku listrik pada
suhu 3000 C. Reaksi yang terjadi adalah:
SiO2(l) + 2C(s) Si(l) + 2CO2
Silikon yang diperoleh kemudian didinginkan sehingga diperoleh padatan silikon. Namun silikon
yang diperoleh dengan cara ini belum dalam keadaan murni. Agar diperoleh silikon dalam bentuk
murni diawali dengan mereaksikan padatan silikon yang diperoleh melalui cara di atas direaksikan
dengan gas klorin (Cl2), sesuai reaksi berikut:
Si(s) + Cl2(g) SiCl4(g)
Gas SiCl4 ini mememiliki titik didih 58 C. Uap yang terbentuk kemudian dilewatkan melalui
sebuah tabung panas berisi gas H2 sehingga terbentuk Si, berikut reaksinya:
SiCl4(g) + 2H2(g) Si(s) + 4HCl(g)
Padatan Si yang terbentuk berupa batangan yang perlu dimurnikan lebih lanjut denan cara
pemurnian zona (zona refining).
Massa atom
Bilangan oksidasi
Nomor atom
Titik didih
:72,59
:4
:32
:2830 c
Titik leleh
:937,4 c
Massa jenis
:5,32 g/ml
Kerapatan
:1,88 gr/ml
Sifat fisik pada suhu kamar :abu-abu putih
Jumlah ikatan dalam senyawa
:4
Rumus klorida
:GeCl4
Titik didih kloridanya
:84
Bentuknya
:kristal dan rapuh
Bersifat
: semikonduktor dengan kemurnian yang sangat tinggi
C. Reaksi germanium
Pemanasan germanium dioksida dengan germanium serbuk pada 1000 C membentuk germanium
monoksida (GeO).
Heksagonal (d = 4,29 gr/cm3) membentuk germanium dioksida yang lebih stabil dari bentuk rutile
(d = 6,27 g/cm3) dan larut membentuk asam germanat, H4GeO4 atau Ge(OH)4. GeO2 hanya sedikit
larut dalam asam tetapi lebih mudah larut dalam basa yang menghasilkan germanat.
Sebaliknya dengan asam klorida yang melepaskan germanium tetraklorida yang volatil dan korosif.
D. Pembuatan Germanium
Unsur ini diambil secara komersil dari debu-debu pabrik pengolahan bijih-bijih seng, dan
sebagai produk sampingan beberapa pembakaran batubara. Germanium dapat dipisahkan dari
logam-logam lainnya dengan cara distilasi fraksi tetrakloridanya yang sangat reaktif. Tehnik ini
dapat memproduksi germanium dengan kemurnian yang tinggi.
E. Kegunaan Germanium
Ketika germanium didoping dengan arsenik, galium atau unsur-unsur lainnya digunakan
Index refraksi yang tinggi dan sifat dispersi oksidanya telah membuat germanium sangat
berguna sebagai lensa kamera wide-angle dan microscope objectives. Bidang studi kimia
organogermanium berkembang menjadi bidang yang penting.
2.4 Timah (Sn)
A. Sejarah Timah
Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin dengan symbol kimia Sn. Nama latin dari timah
adalah Stannum dimana kata ini berhubungan dengan kata stagnum yang dalam bahasa inggris
bersinonim dengan kata dripping yang artinya menjadi cair / basah, penggunaan kata ini
dihubungkan dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah putih merupakan salah satu logam yang dikenal dan digunakan paling awal. Ditemukan
pada masa sebelum Masehi dan tidak diketahui siapa orang yang pertama kali menemukan Timah.
Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya dibumi, akan tetapi diperoleh dari senyawaannya
yaitu SnO2. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau tinstone. Cassiterite adalah
mineral timah oksida dengan rumus SnO2. Berbentuk kristal dengan banyak permukaan mengkilap
sehingga tampak seperti batu perhiasan. Kristal tipis Cassiterite tampak translusen. Cassiterite
adalah sumber mineral untuk menghasilkan logam timah yang utama Cassiterite banyak ditemukan
dalam deposit alluvial/alluvium yaitu tanah atau sediment yang tidak berkonsolidasi membentuk
bongkahan batu dimana dapat dapat mengendap di dasar laut, sungai, atau danau.
B. Sifat Fisika Timah
Fasa
: padatan
Densitas
: 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (Sn abu-abu)
Titik didih
: 231,93 C
Titik didih
: 2602 C
Panas fusi
: 7,03 kJ/mol
Kalor jenis
: 27,112 J/molK
C. Sifat Kimia Timah
Bilangan oksidasi
: 4,2, -4
Nomor atom
: 50
Nomor massa
: 118,71
Elektronegatifitas
: 1,96 (skala pauli)
Energi ionisasi 1
: 708,6 kJ/mol
Jari-jari atom
: 140 pm
Jari-jari ikatan kovalen: 139 pm
D. Reaksi Timah
Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut organic seperti asam asetat,
asam oksalat dan asam sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat seperti NaOH dan KOH.
Timah (II) cenderung memiliki sifat logam dan mudah diperoleh dari pelarutan Sn dalam HCl pekat
panas. Berikut adalah reaksi timah dengan unsur/senyawa lain.
1. Hidrida
Hidrida
timah
yang
stabil
Sn(s) + 2H2 SnH4
2.
Reaksi
hanya
dengan
SnH 4.
Halogen
Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO 2, oksida dari timah yang
paling stabil. Sebenarnya SnO ada tetapi sifatnya tidak mantap dan jika dipanaskan di udara akan
berubah menjadi SnO2.
Sn(s) + O2(g)
SnO2(S)
E. Pembuatan timah
Cara pembuatannya yaitu:
1. bijih dicuci dan dipekatkan dengan cara megnetik
2. dipanggang untuk menghilangkan arsen dan belerang
3. reduksi dengan antrasit atau kokas
SnO2 (s) + 2 C (s)
Sn (c) + 2 CO(g)
Timah (Sn) dapat dibuat dari SnO2 yang terdapat dalam bijih logam yang disebut kaseteril. Bila
bijih itu dipanaskan kuat di udara akan menguap oksida dan zat lainnya. Kemudian SnO 2 direduksi
dengan karbon
SnO2 (s) + C (s)
Sn (c) + CO2(g)
Logam timah dapat juga dimurnikan dengan cara elektrolisis dan akan didapat timah pada
katoda.
Berbagai macam metode dipakai untuk membuat timah dari biji timah tergantung dari jenis biji
dan kandungan impuritas dari biji timah
F. Kegunaan Timah
Timah merupakan logam ramah lingkungan, penggunaan untuk kaleng makanan tidak
berbahaya
terhadap
kesehatan
manusia.
Kebanyakan
penggunaan
timah
putih
untuk
pelapis/pelindung, dan paduan logam dengan logam lainnya seperti timah hitam dan seng.
Logam timah banyak dipergunakan untuk solder(52%).Timah dipakai dalam bentuk solder
merupakan campuran antara 5-70% timah dengan timbale akan tetapi campuran 63% timah dan
37% timbale merupakan komposisi yang umum untuk solder. Solder banyak digunakan untuk
menyambung pipa atau alat elektronik
Industri plating (16%) , logam timah banyak dipergunakan untuk melapisi logam lain seperti
seng, timbale dan baja dengan tujuan agar tahan terhadap korosi. Aplikasi ini banyak dipergunakan
untuk melapisi kaleng kemasan makanan dan pelapisan pipa yang terbuat dari logam.
Pewter, merupakan paduan antara 85-99% timah dan sisanya tembaga, antimony, bismuth, dan
timbale. Banyak dipakai untuk vas, peralatan ornament rumah, atau peralatan rumah tangga.
Untuk bahan dasar kimia (13%)
: padatan
Densitas
: 11,34 g/cm3
Titik leleh
: 327,5 0C
Titik didih
: 17490C
2PbO(s)
Timbal(IV) oksida (cokelat) dapat diperoleh dari oksidasi senyawa timbal(II) dalam larutan basa;
dengan oksidator larutan natrium hipoklorit, NaClO. Adapun persamaan reaksinya yaitu sebagai
berikut.
ClO-(aq) + H2O(l) + 2ePb2+(aq) + 4OH-(aq)
Cl-(aq) + 2OH-(aq)
Pb3O4 (kuning kemerahan) dapat diperoleh dari oksidasi PbO dalam udara terbuka dengan
pemanasan pada temperatur sekitar 4000C-5000C.
Senyawa ini berwarna kuning kemerahan. Reaksinya adalah sebagai berikut.
6PbO(s) + O2(g)
2Pb3O4(s)
2. Senyawa PbCl2
Senyawa ini dapat terbentuk dari reaksi antara timbal dengan klor dan biloks timbal pada senyawa
ini adalah +2. Reaksinya adalah sebagai berikut.
Pb(s)
+ Cl2(g)
PbCl2(s)
3.Timbal sulfide
Timbal sulfida dapat terbentuk dengan mengalirkan gas hidrogen sulfida ke dalam campuran yang
mengandung endapan timbal klorida putih, reaksinya adalah sebagai berikut.
PbCl2(s)
+ H2S(g)
D. Pembuatan Timbal
Isolasi atau pembuatan timbal adalah sebagai berikut.
1. Ekstraksi
a. Bijih Galena dipekatkan dengan teknik flotasi buih.
b. Ditambah kuarsa, SiO2 lalu dilakukan proses pemanggangan.
2PbS + 3O2
2PbO + 2SO2
Pb (c) + CO (g)
Maksudnya dalam proses pemanggangan dengan temperatur tinggi ada kemungkinan sebagian
Galena diubah menjadi PbSO4, dimana oleh kuarsa akan diubah menjadi silikat menurut persamaan
berikut.
PbSiO3 + SO4
PbSO4 + SiO2
Silikat diubah oleh air kapur (CaO) menjadi PbCO dan kalsium silikat (CaSPO3).
PbO + CaSiO3
Alternatif lain pada proses reduksi dipakai reduktan bijih bakar dari Galena segar sebagai pengganti
batu bara.
Pb + SO2 (g)
2. Pemurnian
a. Pb dilelehkan beberapa saat pada suhu di bawah titik leleh tembaga sehingga Cu pengotor
mengkristal dan dapat dipisahkan.
b. Udara ditiupkan di atas permukaan lelehan Pb sehingga pengotor Arsen dan antimon diubah
menjadi Arsenat dan antimonat atau oksidanya.termasuk Bismuth sehingga buih di atas permukaan
yang dapat disendoki keluar.
c. Ditambah 1-2% Zn agar Ag dan Au akan terbawa dalam Zn yang akan mengkristal lebih dahulu
dan dapat dipisahkan dari lelehan Pb.
d. Didinginkan perlahan pada suhu 4800-4200 C.
3. Elektrolisis
a. Menggunakan elektrolit larutan PbSiF6 dan H2SiF6.
b. Lembaran tebal Pb dipasang sebagai katoda.
c. Anoda Pb teroksidasi menjadi logam Pb dan melekat pada katoda.
d. Diperoleh kemurnian Pb 99,9%.
E. Kegunaan Timbal
Tetra etil lead disingkat sebagai TEL adalah senyawa organometalik yang memiliki rumus
PbCl2 merupakan salah satu reagen berbasis timbal. Banyak digunakan sebagai bahan untuk
produksi kaca yang menstransimisikan inframerah, memproduksi kaca ornament, dan juga sebagai
bahan cat.
PbO2 (Plumbi oksida atau Timbal(IV) oksida) digunakan sebagai katoda dalam accu.
Timbal tetroksida (Pb3O4) banyak dipergunakan oleh industri penghasil baterai, kaca timbal,
dan cat anti korosi.
Timbal dipakai dalam industri plastic PVC untuk menutup kawat listrik.
Timbal dipakai sebagai proyektil untuk alat tembak dan dipakai pada peralatan pancing
untuk pemberat disebakan timbale memiliki densitas yang tinggi, harganya murah dan mudah untuk
digunakan.
Lembaran timbal dipakai sebagai bahan pelapis dinding dalam studio musik
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Unsur-unsur golongna IVA terdiri dari enam unsur, yaitu Karbon (C), Silikon (Si),
logam), berbentuk serbuk atau dalam bentuk bentuk kristal hitam keabu-abuan.
Germanium adalah salah satu unsur golongan IVA yang merupakan unsur metaloid
DAFTAR PUSTAKA