BAB IX
TINJAUAN STATUS
KEAMANAN
BENDUNGAN
Ngancar dibangun pada tahun 1944 oleh peritahan
9.1 UMUM
Bendungan
Hindia
Belanda. Fungsi dibangunnya bendungan ini adalah untuk memenuhi
kebutuhan air irigasi di wilayah Kabupaten Wonogiri pada umumnya dan
kecamatan Batuwarno pada khususnya. Hingga kini Bendungan Ngancar
ini masih dapat berfungsi dengan baik, meskipun mengalami penurunan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan air irigasi. Dilihat dari segi teknik
Bendungan Ngancar ini cukup memadai.
Untuk menentukan klasifikasi kondisi keamanan Bendungan Ngancar
berdasarkan pada Pedoman Inspeksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan
menurut Keputusan Direktur Jenderal Sumber Daya Air/Ketua Komisi
Keamanan Bendungan nomor 05/KPTS/2003, maka ditentukan dari
Tinjauan Keamanan terhadap Kondisi sebagai berikut:
Kondisi Beban Normal untuk:
a) Tinjauan terhadap Aspek Hidrolika
b) Tinjauan terhadap Aspek Rembesan
c) Tinjauan terhadap Aspek Struktur
Kondisi Beban Luar Biasa
Beban luar biasa adalah Gempa Maksimum dapat terjadi (MCE) dan Banjir
Maksimum Boleh Jadi (PMF) untuk:
a) Tinjauan terhadapat Aspek Hidrolika
b) Tinjauan terhadap Aspek Struktural
9.2 TINJAUAN PADA KONDISI BEBAN NORMAL
9.2.1 Tinjauan Terhadap Aspek Hidrolika
Hasil penelusuran banjir pada Waduk Ngancar pada kondisi normal, yaitu
pada saat banjir Q1000 th dan banjir Q1/2 PMF
Tabel 9. 1 Hasil Penelusuran Banjir Mononobe (Nakayasu dan Snyder)
Uraian
Inflow
Outflow
Elevasi
Waduk
Muka
Tinggi Jagaan
Air
Desain Nakayasu
Desain Snyder
Satua
n
Q1000
Q1/2 PMF
Q1000
Q1/2 PMF
m3/dt
82,20
130,47
56,65
89,88
m /dt
51,01
81,93
50,93
82,33
243,9
8
244,28
243,98
244,29
1,52
1,22
1,52
1,21
Satua
Desain ITB I
Desain ITB II
BAB IX halaman: 1
Inflow
Outflow
Elevasi
Waduk
Muka
Q1000
Q1/2 PMF
Q1000
Q1/2 PMF
m3/dt
44,84
90,25
52,30
59,08
m /dt
29,72
54,13
30,05
37,36
243,7
4
244,01
243,75
243,83
1,76
1,49
1,75
1,67
Air
Tinggi Jagaan
Muka
Desain Nakayasu
Desain Snyder
Satua
n
Q1000
Q1/2 PMF
Q1000
Q1/2 PMF
m3/dt
85,45
136,09
67,66
108,84
m /dt
48,48
80,98
66,68
107,74
243,9
6
244,29
244,14
244,51
1,54
1,22
1,37
0,99
Air
Tinggi Jagaan
Tabel 9. 4 Hasil Penelusuran Banjir PSA 007 (ITB I dan ITB II)
Uraian
Inflow
Outflow
Elevasi
Waduk
Muka
Satua
n
Desain ITB I
Q1000
Q1/2 PMF
Desain ITB II
Q1000
Q1/2 PMF
m3/dt
48,63
97,95
66,54
90,36
m /dt
33,03
64,42
36,60
50,16
243,7
8
244,11
243,83
243,97
1,72
1,39
1,67
1,53
Air
Tinggi Jagaan
Menunjukikan aman.
9.2.2 Tinjauan Aspek Rembesan
Besarnya rembesan yang keluar dari tubuh Bendungan Ngancar dihitung
dengan software (GeoStudio Seep/W) yang berbasis finite element. Hasil
perhitungan adalah berupa Flux, yaitu debit (Q) rembesan yang melewati
inti Bendungan Ngancar.
Analisa rembesan yang dianalis menggunakan program SEEP/W 2007, adalah pada
muka air waduk kondisi maksimum FWL el. +243.98m), kondisi normal (NWL el.
+243.2 m), dan kondisi minimum (LWL el. +235 m).
BAB IX halaman: 2
BAB IX halaman: 4
Janb
u
1.59
4
1.59
1
1.52
4
1.45
7
Keteranga
n
Aman
Aman
Aman
Aman
Dengan faktor risiko total (FRTotal ) = 14, maka berdasarkan tabel kelas
risiko Bendungan dan Bangunan air, maka Bendungan Ngancar termasuk
kelas risiko II (Moderat)
Maka dengan kelas risiko yang didapat dari perhitungan sebelumnya,
dimana Bendungan Ngancar termasuk kelas risiko II (Moderat) maka
dalam metode analisisnya dengan T = 100 tahun (untuk persyaratan
tanpa kerusakan [OBE , Operating Basic Earthquake]) dan T = 3.000
tahun (persyaratan diperkenankan ada kerusakan tanpa keruntuhan
[MDE, Maximum Design Earthquake]).
Analisis Dalam Kondisi Gempa Operation Base Earth (OBE) pada
T = 100 tahun
Lokasi Bendungan Ngancarterletak pada koordinat 7o5935.9 LS dan
110o59 00.0 BT. Maka dengan melihat Peta Zona Gempa Indonesia,
Bendungan Ngancarterletak pada Zona biru, dengan Z = 0.1 0.15
karena untuk perencanaan desain, diambil angka terbesar, yaitu Z =
0.15.
Analisis dilakukan pada T = 100 tahun, dengan gambar dibawah ini
maka didapatkan ac sebesar 0.15 g
Batuan pondasi bendungan Ngancar berupa clay stone dan sandstone
sehingga nilai Modification Coefficient (V) berdasarkan Tabel D diambil
sebesar 1,0 (kondisi tanah kaku dillluvium).
Tabel 9. 7 Faktor Koreksi Pengaruh Jenis Tanah / Batuan
Jenis Batuan Dasar
Rock (batuan)
Dilluvium (tanah kaku)
Alluvium (tanah sedang)
Softalluvium (tanah
lunak)
Sumber : Pedoman Pd-T- 14-2004 A
Faktor Koreksi
(V)
0.8
1
1.1
1.2
Ko = 0.09075
Analisis stabilitas dalam koefisien gempa termodifikasi membutuhkan
fungsi kedalaman Y dari puncak bendungan yang berbeda-beda. Maka
dilakukan pada Y = 0.25H ; 0.50H ; 0.75H dan H (H adalah tinggi
bendungan) denganmenggunakan koefisien gempa rata-rata K yang
berbeda-beda. Koefisien gempa rata-rata dapat dihitung sebagai berikut :
Untuk Y/H = 0.25,
K = Ko x (2.5 1.85(Y/H))
= 0,09075 x (2.5 1.85(0.25))
= 0.18490
Untuk Y/H = 0.50,
K = Ko x (2.0 0.60(Y/H))
= 0,09075 x (2.0 0.60(0.50))
= 0.15428
Untuk Y/H = 0.75,
K = Ko x (2.0 0.60(Y/H))
= 0,09075 x (2.0 0.60(0.75))
= 0.14066
Untuk Y/H = 1.00,
K = Ko x (2.0 0.60(Y/H))
= 0,09075 x (2.0 0.60(1.00))
= 0.12705
BAB IX halaman: 7
BAB IX halaman: 8
Tabel 9. 9 Hasil Safety Factor dengan Simulasi Geostudio Slope/W untuk Beban Dinamis T = 100 tahun (OBE)
Faktor Keamanan
No
Kondisi
Fk
Ket
Bishop
0.25
Janbu
0.75
0.25
0.5
0.75
0.25
0.5
0.75
2.693
2.711
Aman
1.59
1.59
Aman
1.284
1.312
Aman
1.587
1.587
Aman
1.788
1.774
Aman
1.506
1.507
Aman
2.84
2.861
1.444
1.445
1.1
2.606
2.645
2.663
2.681
2.623
2.662
2.68
2.699
2.635
2.67
4
1.1
1.631
1.632
1.632
1.632
1.592
1.592
1.593
1.593
1.589
1.59
1.1
1.432
1.385
1.385
1.414
1.292
1.227
1.22
1.249
1.339
1.1
1.63
1.631
1.632
1.632
1.589
1.59
1.59
1.591
1.586
1.1
1.864
1.886
1.897
1.895
1.781
1.804
1.816
1.803
1.756
1.1
1.564
1.567
1.568
1.57
1.507
1.51
1.512
1.513
1.501
1.1
2.745
2.789
2.809
2.83
2.759
2.804
2.824
2.845
2.774
1.1
1.473
1.476
1.477
1.478
1.45
1.452
1.453
1.455
1.441
1.28
6
1.58
7
1.77
7
1.50
4
2.81
9
1.44
3
Aman
Aman
BAB IX halaman: 6
BAB IX halaman: 8
BAB IX halaman: 9
Tabel 9. 11 Hasil Safety Factor dengan Simulasi Geostudio Slope/W untuk Beban Dinamis
T = 3.000 tahun (MDE)
No
Kondisi
Fk
0.25
1.1
2.366
1.1
1.626
1.1
1.334
1.1
1.626
1.1
1.779
1.544
3
4
5
1.1
1.1
1.1
2.472
1.458
Bishop
0.5
0.75
2.42 2.45
9
9
1.62 1.62
8
8
1.36 1.35
2
1
1.62 1.62
7
8
1.79 1.80
9
9
1.54 1.55
9
2
2.54 2.57
3
7
1.46 1.46
2
4
1
2.49
0
1.62
9
1.34
8
1.62
8
1.81
9
1.55
4
2.61
3
1.46
6
Faktor Keamanan
ordinary
0.25
0.5
0.75
1
2.38 2.44 2.47 2.50
1
4
4
6
1.60 1.58
1.6
1.59
2
9
1.18 1.21 1.19 1.19
3
2
9
1
1.58 1.58 1.58 1.58
4
6
6
7
1.71 1.71 1.74
1.69
5
9
2
1.48 1.49 1.49 1.49
6
1
4
7
2.48 2.55 2.59 2.67
5
6
1
2
1.43 1.43
1.44
4
8
1.44
2
0.25
2.39
0
1.59
6
1.23
5
1.58
1
1.67
1.48
1
2.49
2
1.42
6
Janbu
0.5
0.75
2.45 2.48
4
5
1.59 1.58
8
7
1.26 1.25
4
2
1.58 1.58
3
3
1.69 1.69
2
3
1.48 1.48
6
9
2.56 2.59
5
9
1.43
1.43
2
Ket
1
2.51
7
1.58
7
1.24
7
1.58
4
1.71
8
1.49
2
2.63
9
1.43
4
Ama
n
Ama
n
Ama
n
Ama
n
Ama
n
Ama
n
Ama
n
Ama
n
BAB IX halaman: 10
Satua
n
Q PMF
Desain Nakayasu
Desain Snyder
260,95
179,76
m /dt
168,82
170,56
244,97
244,97
0,53
0,53
m /dt
Satua
n
Q PMF
Desain ITB I
Desain ITB II
180,50
118,15
m /dt
117,72
77,11
244,56
244,23
0,94
1,27
m /dt
Satua
n
Q PMF
Desain Nakayasu
Desain Snyder
272,18
217,67
m /dt
173,66
216,00
245,01
245,28
0,50
0,22
m /dt
Tabel 9. 15 Hasil Penelusuran Banjir PSA 007 (ITB I dan ITB II)
Uraian
Inflow
Outflow
Elevasi Muka
Air Waduk
Tinggi
Jagaan
Satua
n
Q PMF
Desain ITB I
Desain ITB II
195,91
180,72
m /dt
138,20
113,36
244,72
244,53
0,78
0,97
m /dt
BAB IX halaman: 12
Berdasarkan tabel diatas ini dapat diperoleh debit outflow pada saat PMF
adalah lebih besar dari yang disyaratkan SNI 03-3432-1994 dan Pedoman
Perencanaan Bendungan Urugan Volume II, kapasitas pelimpah
bendungan urugan dengan tinggi < 40 m yang masuk klasifikasi kelas
rendah dengan konsekuensi besar minimal adalah 15% debit puncak PMF.
Dengan debit 307,19 m3/dt, maka 15% QPMF adalah 46,08 m3/dt.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kapasitas pelimpah Bendungan
Ngancar masih memenuhi/mencukupi yang dipersyaratkan dalam
Panduan Perencanaan Bendungan Urugan Volume II (Analisis Hidrologi).
Tinggi jagaan (freeboard) pada kondisi PMF berdasarkan hasil analisis
routing waduk adalah 0,06 m terhadap puncak bendungan, besar tinggi
jagaan ini tidak memenuhi yang dipersyaratkan, dalam Panduan
Perencanaan Bendungan Urugan Volume III (Desain Pondasi dan Tubuh
Bendungan) disebutkan bahwa tinggi jagaan bendungan urugan dengan
pelimpah tanpa pintu pada kondisi PMF adalah 0,75 m.
9.3.2 Tinjauan Terhadap Aspek Struktur
Tinjauan terhadap aspek struktur untuk kondisi beban luar biasa
dilakukan dengan menganalisa stabilitas bendungan dengan GeoSlope
kondisi tanpa gempa dan dengan bebangempa. Adapun hasilnya dapat
dilihat sebagai berikut.
Rapid
Down
Draw
1.3
u
1.54
1.064 1.064 1.023 1.584 1.584 0
Kondi
si
Rapid
Draw
Down
Hulu
Rapid
Draw
Down
Hilir
F
k
bishop
Ket
ordinary
Janbu
0.
25
0.5
0.7
5
0.2
5
0.5
0.75
0.2
5
1
.
1
0.
94
0.9
13
0.9
02
0.8
89
0.9
4
0.91
3
0.90
2
0.8
89
1
.
1
1.
56
2
1.5
65
1.5
66
1.5
68
1.5
62
1.56
5
1.56
6
1.5
68
0.5
0.75
0.8
45
0.79
0.77
9
0.79
4
Tida
k
Am
an
1.5
18
1.52
1
1.52
2
1.52
4
Am
an
Kondi
si
bishop
Fk
0.25
Hulu
1.
1
Hilir
1.
1
ordinary
0.5
0.7
5
0.2
5
0.9
79
1.5
52
1.01
6
0.9
92
1.54
2
1.5
47
1.5
5
Ket
Janbu
0.5
0.75
0.2
5
0.5
0.7
5
1.0
16
0.99
2
0.9
79
0.9
14
0.8
99
0.8
91
0.8
8
1.5
42
1.5
47
1.55
1.5
52
1.4
98
1.5
03
1.5
06
1.5
08
Tida
k
Am
an
Am
an
BAB IX halaman: 15
Beban Normal
a.Tinjauan Terhadap Aspek Hidrolika
: Cukup
b.Tinjauan Terhadap Aspek Rembesan : Aman
c. Tinjauan Terhadap Aspek Struktur
: Cukup
Beban Luar Biasa
a. Tinjauan Terhadap Aspek Hidrolika
: Cukup
b. Tinjauan Terhadap Aspek Rembesan : Aman
c. Tinjauan Terhadap Aspek Struktur
: Cukup
Dengan mempertimbangkan parameter-parameter status keamanan
Bendungan Ngancar, maka secara keseluruhan keadaan Bendungan
Ngancar adalah sebagai berikut:
STATUS KEAMANAN BENDUNGAN ADALAH CUKUP
Waduk dan Bendungan Ngancar layak tetap dioperasikan seperti
biasanya, dan harus dilakukan operasi, pemeliharaan dan pemantauan
bendungan dan bangunan pelengkapnya lebih baik sesuai dengan
pedoman yang berlaku, serta melakukan inspeksi rutin dan inspeksi
berkala secara berkala dengan baik terutama apabila terjadi gempa harus
dilakukan inspeksi pada bendungan dan bangunan pelengkapnya,
disamping itu perlu dilakukan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi
yang diberikan.
BAB IX halaman: 16
BAB IX halaman: 17