Jurnal 1
ABSTRAK
Selama tahun 1948-1952, penerbangan radiosonde pada ketinggian 40 km di buat di
Belmar, New Jersey. Rata-rata musiman dari data suhu dan angin yang diperoleh dari
penerbangan ini menunjukkan tren musiman yang pasti pada semua ketinggian yang
diamati. Rata-rata, suhu pada ketinggian di atas 16 km selama musim panas lebih tinggi
dari pada musim dingin. Kecepatan angin rata-rata di atas 22 km meningkat dengat
naiknya ketinggian; Meskipun demikian, arah dan kecepatan angin sangat variatif terhadap
perubahan musim, yang pada umumnya kuat dan berasal dari barat (25 sampai 50 meter
per detik) selama musim dingin, dan ringan selama musim panas dan berasal dari timur
A. Pendahuluan
balon dapat diterrbangkan. Balon hanya dapat diterbangkan jika hasil dari kalibrasi
kedua berada pada kisaran sepersepuluh dari 2mb-25 mb.
Suhu tersebut dievaluasi dari rekaman radiosonde dengan metode pada
umumnya. Ketinggian di mana suhunya diukur ditentukan oleh poin kalibrasi dalam
radiosonde pressure-calibration. Penuis membuat grafik perubahan suhu terhadap
ketingian pada setiap penerbangan radiosonde. Untuk meringkas grafik ini, suhu
ditentukan pada interval 2-km dengan interpolasi linier antar titik.
Angin dihitung pada interval ketinggian yang sesuai dengan 5 menit dari
penerbangan (tingkat kenaikam rata-rata untuk balon sekitar 1000 kaki/ min). Angin
di setiap ketinggian ditentukan dari perpindahan balon dalam interval 10-menit. dan
dengan demikian merupakan perwakilan angin rata-rata di lapisan yang relatif tebal
sekitar 3 km. Metode grafis standar, atau metode trigonometri yang sesuai digunakan
dalam perhitungan angin. Angin di tingkat 2-km dalam ringkasan ini diperoleh dari
angin yang dihitung dengan interpolasi.
D. Hasil
Suhu, suhu rata-rata musiman yang telah diamati oleh Belmar, New Jersey
(40.2 N, 74,1 W), 1948-1952 disajikan dalambentuk grafik (gbr. 1).
Hal ini dapat dilihat dari gbr. 1 bahwa musim dengan suhu permukaan yang
lebih tinggi umumnya memiliki suhu yang lebih tinggi di semua tingkat ketinggian ,
kecuali padaa ketinggian 16 km di mana rata-rata suhu musimannya hampir sama
sepanjang tahun.
dan 20 km. Variasi tersebut ketika dirata-rata memberikan efek halus yang
cenderung menutupi feature khusus dari penerbangan tunggal . { 4 kurva suhuketinggian sejenis ditunjukkan pada gambar. 2. }
Meskipun tropopause tropis jarang menghilang di stasiun ini sepanjang tahun,
tropopause Arktik muncul pada musim gugur dan menghilang di musim semi. Selama
keberadaan tropopause Arktik, poin ketiga dari suhu minimum sering ditemukan
pada ketinggian antara 20 dan 28 km. Contoh poin ketiga ini diilustrasikan dalam gbr
3. Adanya beberapa titik suhu minimum seperti ini, menghasilkan sebuah rata-rata,
perubahan suhu yang lambat antara 10 dan 26 km. Di atas 26 km, suhu naik sekitar
20C per kilometer. Selama musim panas, hamipr seluruh lapisan isotermal ini jarang
diamati. profil temperatur ditandai dengan Pronounced minimum sekitar 16 km. Di
atas titik ini, suhu meningkat rata-rata sekitar 1.60C per kilometer.
Data yang diambil dari ringkasan suhu di atas White Sands Proving Ground,
New Mexico, milik Gutenbcrg telah dibandingkan dengan data yang ditampilkan di
sini. Ada kesepakatan antara dua data tersebut meskipun berbeda lintang. Suhu di
White Sands lebih rendah di sekitar tropopause dan beberapa derajat lebih tinggi pada
tingkatan yang lebih tinggi.
Van Straten [14] menyusun data suhu dan angin pada ketinggian antara 9 dan
30 km. dan menemukan variasi yang besar terhadap perubahan ketinggian (5 dan 10
C per seribu kaki) di White Sands. Tidak ada indikasi yang menanndai fluktuasi suhu
di Belmar Bclmnr (lihat gbr. 2 dan 3).
Angin.-Gambar. 4-7 adalah grafik setiap musim dari komponen rata-rata
kecepatan angin terhadap ketinggian dari tahun 1948 sampai tahun 1952. Sebagai
pendukung, gbr 8 dan 9 menampilkan plot vektor dari nilai angin individu di
beberapa ketinggian yang lebih tinggi, agar orang dapat melihat variasi angin pada
musim dan tingkat yang berbeda. (Munculnya lebih dari satu garis pada vektor angin
adalah karena superposisi dari vektor.)
Dari grafik tersebut, dapat dilihat bahwa kecepatan angin terbesar terjadi di
semua ketinggian selama musim dingin. Di ketinggian hingga 20 km, angin
didominasioleh angin baratan pada semua musim. Pada musim gugur dan musim
dingin, angin bervariasi dari barat laut ke barat daya pada ketinggian di atas 20 km.
Namun. pada musim semi dan musim panas, arah angin di atas 20 km jauh lebih
bervariasi, meskipun sebagian besar merupakan angin timuran.
Jurnal 2
MEASUREMENT OF TEMPERATURE AT ELEVATION OF 30-80 KILOMETERS
BY THE ROCKET-GREENADE EXPERIMENT
M. Ference, Jr., W. G. Stroud, J. R. Walsh, dan A. G. Weisner
Signal Corps Engineering Laboratories'
(Original manuscript received 9 August 1954; revised manuscript received 23 April 1955)
ABSTRAK
METODE
WILAYAH
REFRENSI
ATMOSFER (KM)
Balloons
040
8; 9
Anomalous propagation
3050
Rockets
30160
Searchlight probing
050
19; 20
Meteors
60120
21; 22; 23
Airglow
70800
24; 25
Aurorae
1201000
25; 26
Theoretical
301000
a. Tidal oscillations
27; 28
b. Ionospheric
7:29; 30
c. Ozonospheric
31; 32
Di wilayah atmosfer di mana roket, V-2, Viking, WAC Kopral dan Aerobee
paling efektif, yaitu pada ketinggian 30-160 km, Naval Research Laboratory (NRL)
University of Michigan di bawah kontrak Air Force (UMAF) dan Signal Corps
(UMSC) , dan Signal Corps Engineering Laboratories (SCEL) telah mengukur suhu
dengan beberapa metode yang berbeda. Ringkasan hasil per Januari 1952 telah
diterbitkan. NRL telah menggunakan bellow gages, Pirani gages, Phillips gages dan
"cycle" gages pressure dalam berbagai konfigurasi pada tubuh rudal untuk
menentukan tekanan dan kepadatan
Suhu diperoleh dari slope pada grafik ketinggian vs log p . University of
Michigan - Air Force Group menentukan suhu dengan mengukur tekanan permukaan
di berbagai titik yang berbeda di hidung kerucut roket dengan alphatrons dan gages
termionic-ionization. Angka Mach pada pengukuran tekanan tersebut dapat dicari
dengan menerapkan teori Taylor dan Maccoli. Dengan mengetahui kecepatan rudal
dari pelacakan radar, kecepatan lokal suara, dan dengan demikian suhu dapat dihitung
[14; 33]. Himpunan tunggal University of Michigan - Signal Corps data diperoleh
dengan mengukur sudut shock wave pada kerucut hidung rudal sehingga diperolhe
angka Mach.
Program pada SCEL untuk pengukuran suhu atas-atmosfer berawal pada 1945,
ketika itu disarankan bahwa suhu tersebut dapat ditentukan dari tanah dengan
mengukur kecepatan suara di lapisan atmosfer didefinisikan sebagai dua ledakan.
Dengan munculnya roket sebagai kendaraan riset pada tahun 1946, gagasan dasarnya
diperluas. Beberapa roket V-2 ditembakkan pada 1947 dan 1948, menunjukkan
kelayakan metode ini. Namun, percobaan itu tidak dimasukkan secara kuantitatif
sampai awal 1950, ketika Aerobee diinstrumentasikan untuk granat. Sejak itu, total
dua belas Aerobees membawa instrumentasi granat telah berhasil ditembakkan. Hasil
pertama enam penembakan disertakan dalam artikel ini.
B. Metode
Dalam percobaan roket-granat, beberapa granat dikeluarkan dan diledakkan
pada interval yang telah ditentukan sepanjang jalan ke atas roket. Percobaan
dilakukan pada malam hari agar kilatan dari ledakan dapat difoto terhadap medan
bintang dengan kamera balistik. Mikrofon sound-ranging mendeteksi kedatangan
gelombang suara di tanah. Dalam gbr. 1, 2 dan 3 ditampilkan masing-masing;
instrumentasi roket, lintasan khas Aaerobee, dan tata letak susunan mikrofon.
D. Hasil
Suhu yang dihitung ditampilkan dalam tabel 2 dan grafik dalam gambar 5.
Pada gambar 5. terlihat adanya variasi suhu yang nyata pada setiap ketinggian. Suhu
maksimum, terjadi pada ketinggian 48 km sebesar 268 K. Tampaknya tidak ada
perubahan musim yang jelas pada lintang ini (32 N), terutama untuk ketinggian di
atas 40 km. Pengukuran satu suhu diambil di 35 km di 14 Juli 1950 mungkin menjadi
pengecualian. Pemeriksaan kritis data menunjukkan tidak ada alasan untuk
meragukan validitas pengukuran ini.
suhu di berbagai lapisan konstan dalam lapisan. Kami telah mampu menunjukkan
bahwa masing-masing dari penyederhanaan ini dapat dibenarkan, karena
penyimpangan kecil dan efek mereka pada suhu dihitung akhir tidak melebihi sekitar
0,2 C.
Kesalahan Eksperimental.- Pertimbangan telah diterapkan untuk
penyempurnaan dari percobaan tersebut supaya mengurangi kesalahan sistematis yang
disebabkan oleh ketidakpastian pengukuran yang digunakan dalam analisis. Menurut
Laboratorium Penelitian balistik ", kesalahan dalam koordinat granat tidak melebihi 6
ft, sehingga pengaruhnya terhadap hasil diabaikan. Waktu perjalanan gelombang suara
dari granat ke tanah diukur untuk dalam beberapa milidetik; kesalahan yang
dihasilkan dalam suhu dihitung kurang dari 0,1 persen. Perhitungan yang tepat dari
efek dari kesalahan dalam pengukuran suhu permukaan pada suhu dihitung dalam
lapisan menunjukkan bahwa kesalahan 10C dalam suhu permukaan mengakibatkan
kesalahan 0,02 C pada suhu yang dihitung.
Secara ringkas, angin merupakan faktor pengendali jarak jauh dalam akurasi
pengukuran suhu. Dalam kerangka asumsi dasar dan analisis yang ditampilkan,
kemungkinan kesalahan dalam pengukuran suhu tidak melebihi 3 persen, dengan
pengecualian beberapa kasus di mana kesalahan angin sangat besar.
F. SUMMARY
Dari enam kali pelepasan Aerobee, diperoleh 32 pengukuran suhu dan angin
di wilayah atmosfer antara 30 dan 80 km pada Lintang 32 N. Pelepasan dilakukan
di setiap musim. Tidak terlihat clear-cut diurnal ataupun suhu musiman, meskipun
terdapat sejumlah penyimpangan data dari pelepasan tunggal. Data suhu yang
diperoleh sesuai dengan data balon pada ketinggian 30 km dan suhu maksimum yang
diperoleh sekitar 266K pada ketinggian 48 km. Akurasi nilai tunggal menunjukkan
nilai yang baik, kesalahan bisa saja tejadi dengan tingkat kesalahan sebesar 3 persen.
Critical Review
A. Perbandingan Kedua Jurnal
Tabel perbandingan jurnal 1 dan jurnal 2
N
o
1
Perbandingan
Jurnal 2
Identitas jurnal
judul
Measurements of Temperatures at
Elevations of 30-80 km by the
rocket and grenade experiment
penulis
tahun penerbitan
1954
http://dx.doi.org/10.1175/15200469(1955)012%3C0160:WATTF
K%3E2.0.CO;2
1954
http://dx.doi.org/10.1175/15200469(1956)013%3C0005:MOTAE
O%3E2.0.CO;2
Abstrak
Abstrak
Pendahuluan
Metode
Peralatan
Evaluasi data
Pendahuluan
Metode
Metode analisis
Hasil
sumber
2
Jurnal 1
Sistematika
penulisan
Hasil
3
Error
Summary
Isi
Pendahuluan
Tujuan
Peralatan
Metode
ketinggina 2 km dihitung
menggunakan interpolasi
data
4.
1.
2.
Hasil dan
kesimpulan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
4
Opini
kekurangan
pemisalan/pemodelan di mana
suhu dan kecepatan angin
dianggap konstan pada
ketinggian di bawah 15 km
dan komposisi atmosfer
dianggap konstan sampai 80
km
Melakukan
koreksi/pembuktian tingkat
keerroran dari pemisalan
tersebut dengan pendekatan
matematika dan fisika
Terdapat variasi suhu yang
nyata pada ketinggian tersebut
Suhu maksimum didapatkan
pada ketinggian 48 km
sebesar 268 K
Penerbangan roket SC-14 dan
SC-16 merupakan
penerbangan yang unik
dimana granat pada
penerbangan tersebut hanya
berselang 5 jam sehingga
jarak kedua roket tersebut
sangat dekat
Roket SC-16 mencapai titik
maksimum pada ketinggian
60 km denga suhu 300 C
dibawah nilai dari interpolasi
roket SC-14
Terjadi perubahan arah angin
pada ketinggian tersebut
sebesar 700 ke arah selatan
meskipun kecepatannya tidak
jauh berbeda
Tidak ada anomali yang
mampu menjelaskan
perubahan tersebut. Namun
hal tersebut dapat dijelaskan
dengan mekanisme dinamis
gerak vertikal
Grafik antara nilai dari balon
radiosonde dan roket granat
tumpang tindih pada
ketinggian 30 km
menunjukkan bahwa hasil
perhitungan kedua obervasi
tersebut identik.
Peluang kesalahan pada
eksperimen roket dan granat
kurang dari 3 persen
maupun pendahuluan
2. Metode penulisan digabung
dengan bagian peralatan
sehingga pembaca awam
bingung ketika mencari bagian
metode
3. Tidak ada bagian kesimpulan
kelebihan
1. Menjelaskan urgensi
penelitian
2. Tingkat akurasi hasil
penelitian tinggi dibuktikan
dengan identiknya nilai dari
roket dengan nilai dari balon
radiosonde
3. Menggunakan analisis dalam
menentukan tingkat kesalahan
dari pemodelan/pemisalan
yang dibuat sehingga
prosentase kesalahan lebih
kecil
4. Menampilkan gambar dan
tabel secara runut dan mudah
dipahami