Disusun oleh :
Kelompok 4 Biologi B 07
Hilda Sri Indrayani (0700467)
Niken Ajeng E.W
(0700505)
Rita Gustina M
(0705152)
Ryan Ardiansyah
(0704452)
(0706813)
Yan Risma N
(0700537)
I. PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Dalam genetika, chi-square (chi kuadrat) sering kali digunakan untuk menguji
apakah data yang diperoleh dari suatu percobaan itu sesuai dengan ratio yangkita
harapkan atau tidak. Di dalam suatu percobaan jarang sekali kita memperoleh
data yang sesuai dengan yang kita harapkan (secara teoritis). Hampir selalu
menjadi penyimpangan. Penyimpangan yang kecil relatif lebih dapat diterima
pada penyimpangan yang besar. Selain itu, apabila penyimpangan tersebut
semakin sering terjadinya dapat dikatakan semakin normal dan cenderung lebih
dapat diterima daripada penyimpangan yang jarang terjadi. Sekarang yang
menjadi pertanyaan adalah seberapa besar penyimpangan itu dapat diterima dan
seberapa sering terjadinya atau berapa besar peluang terjadinya, dan jawabannya
dapat dicari dengan uji X2. Rumus X2 adalah :
OE 2
Semakin kecil nilai X2 menunjukan bahwa data yang diamati semakin tipis
perbedaannya dengan yang diharapkan. Sebaliknya semakin besar X 2 menunjuka
semakin besar pula penyimpangannya. Batas penyimpangan yang diterima atau
besar peluang terjadinya nilai penyimpangan yang dapat diterima hanya satu kali
dalam 20 percobaan (peluang 1/20 = 0,05) maka pada P = 0,05 adalah atau
ditolaknya data percobaan.
Tiap sifat dari makhluk hidup dikendalikan oleh sepasang faktor keturunan
yang dikenal dengan gen. Sepasang gen ini, satu berasal dari induk jantan dan
yang lain dari induk betina. Gen yang sepasang ini disebut satu alel. Gen yang
sealel akan memisah satu dengan lainnya pada waktu gametogenesis. Peristiwa
pemisahan ini disebut dengan hokum segregasi secara bebas.
Pada persilangan monohibrid, prinsip segregasi secara bebas dapat dibuktikan
dengan mengawinkan suatu jenis organism dengan mengamati satu tanda beda
pada organism tersebut. Persilangan antara generasi F1 akan menghasilkan
generasi F2 yang terdiri dari dua macam fenotip dengan rasio 3:1 atau tiga macam
genotip dengan rasio 1:2:1.
Pada persilangan dihibrid, gen-gen yang terletak pada kromosom yang
berbeda akan berpasangan secara bebas ketika gametogenesis, sehingga akan
menghasilkan empat macam fenotip dengan perbandingan 9:3:3:1.
I.2 Tujuan
1. Tujuan dari uji chi-square ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
penyimpangan data dapat kita terima dan seberapa sering terjadinyaatau
seberapa besar peluang terjadinya.
1. Penangkaran tumbuhan dan hewan untuk mencari bibit unggul, yang pada
dasarnya untuk mencukupi makanan dalam segi kualitas maupun kuantitas.
2. Kedokteran: mencoba mendiagnosa adanya penurunan sifat yang tidak
menguntungkan,
antara
lain
penyakit
menurun
serta
berusaha
mencegahnya.
Cara mempelajari penurunan sifat, dapat dengan cara berikut ini.
1. Percobaan penangkaran, khususnya pada hewan dan tumbuhan untuk
mengetahui pola pewarisan sifat dari induk kepada turunannya.
2. Silsilah keluarga, melalui silsilah keluarga memungkinkan seseorang
mempelajari pola penurunan sifat dari orang tua kepada anak atau cucu.
Sifat menurun yang dapat dipelajari, antara lain penyakit buta warna,
hemofilia. Begitu pula pewarisan sifat-sifat morfologi bagian tubuh dapat
pula dipelajari, misalnya rambut keriting, lesung pipit di pipi, letak
menempelnya telinga. Anak kembar juga merupakan bahan yang baik
untuk mempelajari pola penurunan sifat.
3. Sitologi, melalui sitologi, kromosom sebagai bagian sel yang membawa
sifat yang diturunkan dapat diketahui sifat-sifatnya.
4. Analisis Biokimia, melalui analisis biokimia dapat diketahui susunan kimia
kromosom dan gen sehingga dapat menerangkan adanya kelainan reaksi
fisiologis pada tubuh seseorang yang diturunkan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan apabila kita akan memilih organisme
sebagai bahan percobaan, yaitu sebagai berikut.
1.Mempunyai daur hidup pendek. Waktu yang diperlukan dari telur sampai
menetas dan kemudian menjadi individu yang siap untuk bertelur lagi relatif
pendek.
2.Mempunyai turunan yang banyak.
3.Mempunyai variasi sifat. Sifat-sifat yang tampak beraneka.
4.Mudah dilakukan. Penyediaan makanan dan tempat memudahkan untuk
melakukan percobaan.
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?
option=com_content&view=article&id=32:pebi4311&Itemid=75&catid=30:f
kip [13 Maret 2010]
Persilangan monohibrid
Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang
melibatkan dua sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji
bulat dan berwarna hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna
cokelat; padi berumur pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur
panjang dan berbulir banyak. Mendel juga meneliti persilangan dihibrid pada
kacang kapri. Mendel menyilangkan kacang kapri berbiji bulat dan berwarna
kuning dengan tanaman kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau.
Ternyata semua F1, nya berbiji bulat dan berwarna kuning. Berarti biji bulat
dan warna kuning merupakan sifat dominan. Selanjutnya. semua tanaman F,
Persilangan Dihibrid
Memisahkan 25 kancing dari setiap warna masing-masing menjadi dua bagian
yang sama sebagai gamet jantan dan gamet betina. Lalu mencampurkan gamet
jantan masing-masing dari kancing merah(M) dan kancing putih (m), juga gamet
betina masing-masing dari kancing merah (M) dan kancing putih (m). lalu
memasangkan secara acak. Menamakan kelompok kancing ini kelompok A.
Kemudian melakukan kegiatan yang sama untuk kancing hitam (H) engan
kancing coklat (m) dan menamakan kelompok kancing ini kelompok B.
melakukan pengambilan secara acak pasangan kancing dari keompok A dengan
kelompok B hingga habis. Mencatat hasil pengamtan macam warna dan jumlah
fenotip dalam tabel. Setelah semua kancing habis terambil, melakukan
perbandingan fenotip dan mengaujinya dengan uji
III.
X2 .
Genotip
O-E = d
d2
X2=
E
Tubuh
coklat CCNN
350
terang,sayap
normal
Coklat terang, CCnn
9
16
-7,75
60,062
0,16788
118
636= 357,75
119,25
-1,25
1,5625
0,01310
123
119,25
3,75
14,062
0,11792
vestigial
Hitam normal
ccNN
5
Hitam vestigial ccnn
45
Total
636
39,75
5,25
27,562
0,6933
5
0
0,9922
CcNn X CcNn
CN,cn
CN, cn
CCNN, CCNn, CcNN, CcNn, CCNn, CCnn, Ccnn,
ccNn,
F1
:9
:3
:3
:1
(d)2
1
Genotip
O - E = d (d)2
X2=
E
Merah hijau
MMHH
47
Merah kuning
MMhh
12
9
16
x 80 =
0,0889
-3
0,6
25
1,6667
-4
16
3,2
54
5,556
45
3
16
x 80 =
15
Putih hijau
mmHH
3
16
20
x 80 =
15
Putih kuning
mmhh
1
16
x 80 =
5
Jumlah
80
(d)2
percobaan dapat kita terima atau sesuai dengan teori perbandingan yaitu
9:3:3:1.
ip
O-E
d
= d2
X2=
(d)2
E
Merah
MM
1
4 x 25=6,25
0,75
0,5625 0,09
Merah
Mm
11
2
4 x 25=12,5
-1,5
2,25
Putih
mm
1
4 x 25=6,25
0,75
0,5625 0,09
0,18
O-E
fenotip
= d2
X2=
(d)2
d
E
Merah
57
9/16x100=
21
56,25
3/16x100=
coklat
Putih hitam 17
18,75
3/16x100=
Putih
18,75
1/16x100
hitam
Merah
coklat
Total
0,75
0,562
0,01
2,25
5
5,062
0,27
-1,75
5
3,062
0,63
= -1,25
5
1,562
0,25
5
10,25
0,693
6,25
100
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan (O) pada kegiatan praktikum persilangan
monohybrid dengan menggunakan kancing genetika merah dan putih sebagai analogi
persilangan monohybrid dimana merah merupakan gen dominan (dimisalkan gamet
jantan) dan putih merupakan gen resesif (dimisalkan gamet betina), kancing genetika
yang digunakan yaitu 25 masing-masing merah dan putih, didapatkan perbandingan
fenotip merah : putih yaitu 18:7. Padahal jumlah yang diharapkan (E) untuk
persilangan monohybrid yaitu merah : putih = 3:1. Berarti pada kegiatan pengamatan
persilangan monohybrid dengan menggunakan 25 pasang kancing genetika yaitu;
jumlah yang diharapkan (E) untuk merah = x 25 = 18,75. Dan jumlah yang
diharapkan untuk putih = x 25 = 6,25. Sehingga deviasinya (d = O-E) untuk merah
= 18 18,75 = -0,75. Dan deviasi (d) untuk putih yaitu 7 6,25 = 0,75. Untuk
menguji apakah data yang diperoleh dari suatu percobaan itu sesuai dengan ratio yang
kita harapkan atau tidak maka digunakan uji chi square (X2). Seperti halnya hasil
pengamatan yang telah kami lakukan terdapat penyimpangan dari perbandingan yang
diharapkan. Untuk menentukan besarnya X2 pada persilangan monohybrid yaitu X2 =
( d-1/2)2/E. dimana untuk persilangan monohybrid merupakan faktor koreksi
untuk derajat bebas 1. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa X2 merah = (-0,75
)2/18,75 = 0,053 dan X2 untuk putih = (0,75- ) 2/6,25 = 0,01. Jadi, jumlah X2
merah dan putih yaitu 0,053 + 0,01 = 0,063. Jika kita meihat tabel pada peluang 0,05
(P = 0,05), besarnya X2 adalah 3,841 pada derajat bebas 1. Jadi, nilai X2 = 0,063 lebih
kecil dari nilai X2 pada P = 0,05. Maka sesuai dengan kesepakatan data hasil
percobaan dapat kita terima atau sesuai dengan teori yaitu perbandingan 3:1.
Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan persilangan dihibrid
dengan menggunakan kancing genetika 4 macam warna masing-masing 25 pasang
(merah, putih, hitam, cokelat) sebagai analogi untuk menunjukkan dua karakter / sifat
beda. Yakni merah menunjukkan gen dominan(M) dan putih menunjukkan gen resesif
(m). Sedangkan hitam menunjukkan gen dominan (H) dan cokelat menunjukkan gen
resesif (h). sehingga ketika disilangkan dengan menggunakan prinsip persilangan
dihibrid , berdasarkan hasil pengamatan (O) dari jumlah total seluruh kancing 100,
didapatkan 4 kategori kombinasi fenotip yaitu merah hitam = 57, merah cokelat =
21, putih hitam = 17, dan putih cokelat = 5. Sehingga perbandingan fenotipnya =
57:21:17:5. Sedangkan jumlah yang diharapkan (E) pada persilangan dihibrid yaitu
9:3:3:1. Berarti, dari 100 kancing jumlah yang diharapkan untuk fenotip merah-hitam
yaitu 9/16 x 100 = 56,25; fenotip merah cokelat yaitu 3/16 x 100 = 18,75; fenotip
putih-hitam yaitu 3/16 x100 = 18,75; dan fenotip putih cokelat yaitu 1/16 x100 =
6,25. Berarti, pada percobaan dihibrid yang kami lakukan tersebut terdapat
penyimpangan dari perbandingan yang diharapkan. Dimana deviasi (d = O-E) untuk
merah-hitam yaitu 0,75; merah cokelat yaitu 2,25; putih hitam yaitu -1,75; putih
cokelat yaitu -1,25. Dan berdasarkan perhitungan uji chi-square (X2) dimana (X2) =
( d)2/E, didapatkan hasil bahwa X2 merah - hitam = (0,75 )2/56,25 = 0,01; X2 untuk
merah cokelat = (2,25)2/18,75 = 0,27; X2 putih - hitam = (-1,75 )2/18,75 = 0,163 dan
X2 untuk putih cokelat = (-1,25)2/6,25 = 0,25. Jadi, jumlah X2 total yaitu 0,01 + 0,27
+ 0,163 + 0,25 = 0,693.
Jadi, nilai X
DAFTAR PUSTAKA