puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang Maha esa atas limpahan rahmat dan
karunianya kepada kita semua sehingga saya
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulisan makalah ini berrtujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang di berikan kepada kami, makalah ini di tulis berdasarkan jurnal nasioanl
yang di peroleh dari media massa.
Saya berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua
,terutama mengenai
penyebabnya maupun dampak yang di timbulkan dari permasalahan tersebut sehingga kita
sebagai masyarakat dapat ikut dalam menyelesaiakan masalah yang ada. mungkin makalah
ini masih jauh dari sempurna, maka saya selaku penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun hingga menuju arah yang lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. . i
DAFTAR ISI. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang 1
1.2
Rumusan Masalah.. 3
1.3
Tujuan. 3
Defenisi hutan.. 4
2.2
2.3
Manfaat hutan
....... 6
Jenis-jenis hutan... 8
3.2
.3.3
3.4
BAB IV PENUTUP
3.1
Kesimpulan15
3.2
Saran..15
[Type text]
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Kerusakan hutan yang terjadi di indonesia bukan merupakan sebuah issu yang sama
sekali baru dalam konteks pembangunan kehutanan di Indonesia, artinya sinyalemen rusak
dan hilangnya hutan sudah berlangsung sejak lama (Iskandar, dkk 2003). Berbagai catatan
dan literatur telah membuktikan bahwa aktivitas perusakan hutan di Indonesia telah
berlangsung sejak zaman Pra kemerdekaan dimana sejarah telah mencatat bagaimana proses
pengrusakan hutan Jati di Jawa oleh VOC, yang mana pada waktu itu berkuasa menentukan
semua urusan perdagangan yang menginginkan hasil produksi yang tinggi dari hutan
Indonesia tanpa mempedulikan asas kelestarian. Kerusakan hutan dimulai ketika pemberian
areal konsensi berupa hutan produksi di luar pulau Jawa kepada para pemegang HPH, yang
dimulai pada awal tahun 1970-an. Eksploitasi besar-besaran ini tanpa dipedomani oleh aturan
yang jelas pada waktu itu, dan ketika hutan sudah mulai memasuki tahap kerusakan yang
serius, baru dikeluarkan pedoman/aturan baku untuk eksploitasi hutan.
Dengan pemaksaan percepatan produksi untuk menunjang pembangunan ekonomi
indonesia dengan laju pertumbuhan yang cukup tinggi, maka sudah dapat dipastikan
kerusakan hutan yang lebih parah tidak dapat dihindari. Selain eksploitasi hutan yang sangat
merusak, masalah kebakaran hutan baik yang terjadi secara alamiah (kebakaran di lahan
gambut dan lahan yang mengandung batu bara terutama di Sumatera dan Kalimantan),
maupun akibat ulah manusia turut memperparah kondisi hutan di Indonesia. Akibatnya hutan
Indonesia rusak berat (Media Indonesia, 4 September 2002 .40,26 juta Ha hutan Indonesia
rusak). Inilah persoalan besar yang harus dihadapi lembaga Kementerian Kehutanan dan
jajarann
Masalah kerusakan hutan di Indonesia ini tidak hanya dilansir oleh lembaga-
lembaga nasional tetapi juga telah disampaikan oleh berbagai kalangan / lembaga
internasional seperti Bank Dunia (World Bank), yang mengemukakan bahwa kawasan hutan
di kalimantan akan habis pada tahun 2010.
Penggambaran laju kerusakan hutan yang begitu tinggi juga dikemukakan oleh
berbagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Jakarta yang mengemukakan laju kerusakan
hutan ini dalam hitungan waktu per menit. Ini merupakan kenyataan yang sementara dihadapi
oleh bangsa indonesia dan bila kecenderungan ini tidak dapat dihentikan maka pada akhirnya
ILMU LINGKUNGAN
Page 1
Indonesia yang semula hijau akan berubah menjadi padang pasir manakala terjadi deforestasi
(Iskandar, dkk, 2004). Selanjutnya dikatakan bahwa ketidak mampuan membalik atau
menghambat kondisi ini akan menghasilkan sebuah fenomena pada tahun-tahun mendatang
yaitu keberadan sebuah lahan hutan tanpa hutan (Forestland without forest) atau hutan tanpa
pepohonan (Forest without trees) dan sektor publik kehutanan akan melakukan manajemen
hutan untuk hutan yang tidak ada (Forest management of the non existent forest Hutan
rusak sudah tentu ada faktor penyebabnya. Selain itu pihak yang dikategorikan sebagai
perusak hutan juga beragam, mulai dari individu, kelompok bahkan negara melalui berbagai
aparaturnya.
Pada tataran yang paling tinggi, sejak awal kerusakan hutan diyakini para pihak
disebabkan karena idiologi pembangunan kehutanan yang yang dianut negaralah yang justru
telah
menyebabkan
kerusakan
hutan.
Ideologi
pembangunan
kehutanan,
yang
ILMU LINGKUNGAN
Page 2
1.3 Tujuan
Mengetahui faktor-faktor yang meyebabkan terjadinya kerusakan hutan di Indonesia
Menegtahui dampak yang di timbulkan dari permasalahan kebakaran di Indonesia
ILMU LINGKUNGAN
Page 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFENISI HUTAN
Kata hutan merupakan terjemahan dari kata forrest (Inggris) yang berarti dataran
tanah yang bergelombang dan dapat dikembangkan untuk kepentingan diluar kehutanan
seperti pariwisata. Didalam hukum Inggris kuno, forrest (hutan) adalah suatu daerah tertentu
yang tanahnya ditumbuhi pepohonan, tempat hidup binatang buas dan burung-burung hutan.
Disamping itu, hutan juga dijadikan tempat perburuan, tempat istirahat dan tempat
bersenangsenang bagi raja dan pegawai-pegawainya (Black, 1997). Menurut Dengler yang
menjadi ciri hutan adalah : (1) adanya pepohonan yang tumbuh pada tanah yang luas (tidak
termasuk savana dan kebun) dan (2) pepohonan tumbuh secara berkelompok.
Pengertian diatas, senada dengan definisi yang tercantum dalam pasal 1 ayat (1)
Undangundang Nomor 5 tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan.
Didalam pasal tersebut, hutan diartikan sebagai suatu lapangan bertumbuhan pohon-pohon
(yang ditumbuhi pepohonan) yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam
hayati beserta lingkungannya dan yang ditetapkan oleh Pemerintah sebagai hutan. Dari
beberapa definisi diatas, terkandung empat unsur penting dalam hutan yaitu : (1) unsur
lapangan yang cukup luas (minimal1/4 hektar) yang disebut tanah hutan, (2) unsur pohon
(kayu, bambu, palem), flora dan fauna, (3) unsur lingkungan dan (4) unsur penetapan
pemerintah.
2.2. KEADAAN HUTAN DI NDONESIA
Indonesia dikaruniai dengan salah satu hutan tropis yang paling luas dan paling kaya
keanekaragaman hayatinya di dunia. Puluhan juta masyarakat Indonesia mengandalkan hidup
dan mata pencahariannya dari hutan, baik dari mengumpulkan berbagai jenis hasil hutan
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka atau bekerja pada sektor industri pengolahan kayu.
Hutan tropis ini merupakan habitat flora dan fauna yang kelimpahannya tidak tertandingi oleh
ILMU LINGKUNGAN
Page 4
negara lain dengan ukuran luas yang sama. Bahkan sampai sekarang hampir setiap ekspedisi
ilmiah yang dilakukan di hutan tropis Indonesia selalu menghasilkan penemuan species baru.
Namun demikian, suatu tragedi terus berlangsung di Indonesia. Sekarang Indonesia
menjadi pusat perhatian dunia, karena kalangan di dalam negeri dan masyarakat internasional
begitu gusar menyaksikan perusakan sumber daya alam yang semena-mena di negeri ini.
"Keajaiban ekonomi" Indonesia pada tahun 1980-an dan 1990an ternyata sebagian terjadi
dengan menghancurkan lingkungan dan pelanggaran hak dan tradisi mayarakat lokal.
Sebagai contoh, salah satu sektor perekonomian yang mengalami pertumbuhan paling pesat,
yaitu industri pulp dan kertas, ternyata didirikan tanpa terlebih dahulu membangun hutan
tanaman industri yang sangat diperlukan untuk menjamin pengadaan pasokan kayu pulp.
Sebaliknya, berbagai pabrik pulp ini mengandalkan bahan bakunya dari pembukaan hutan
alam secara besar-besaran. Perekonomian Indonesia dinodai dengan ketidaktaatan terhadap
hukum dan korupsi. Pembalakan ilegal sudah berlangsung secara terang-terangan dalam
volume yang sangat besar selama bertahun-tahun dan diyakini telah merusak hutan seluas 10
juta ha. Industri pengolahan kayu di Indonesia beroperasi di remang-remang sistem hukum
yang aneh, dimana perusahaan-perusahaan besar yang sampai terjadinya krisis ekonomi
pada tahun 1997 berhasil menarik penanaman modal miliaran dolar dari negara-negara
Barat, ternyata mendapatkan lebih dari separuh pasokan bahan baku kayu dari sumbersumber ilegal.
Page 5
lebih mudah ditempuh adalah membiarkan operasi pembalakan, hutan tanaman industri dan
perkebunan dan lahan-lahan terlantar yang ditinggalkan oleh kegiatan mereka ini
menyebar ke hutan-hutan alam yang masih tersisa sekarang, memberikan para pengembang
rejeki nomplok yang sangat besar dari kegiatan penebangan dan konversi hutan, yang
sebenarnya bukan menjadi hak mereka. Jalur perjalanan yang lebih sulit, tetapi yang pada
akhirnya lebih berkelanjutan, adalah dengan cara memanfaatkan dan merehabilitasi lahan
yang saat ini terlantar dan menganggur, dan melestarikan hutan-hutan primer yang masih
tersisa. Dalam 50 tahun terakhir ini sudah 64 juta ha hutan yang ditebang. Tidak ada alasan
secara ekonomi dan etika yang dapat membenarkan penebangan lebih lanjut terhadap 64 juta
ha hutan dalam 50 tahun yang akan datang.
Suhendang (2002) menjelaskan konsep pengelolaan hutan lestari mencakup hutan sebagai :
(1) fungsi ekonomi merupakan keseluruhan hasil hutan yang dapat dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam melakukan berbagai tindakan ekonomi, (2)
fungsi ekologis merupakan bentuk jasa hutan yang diperlukan dalam memelihara dan
meningkatkan kualitas lingkungan, dan (3) fungsi sosial budaya merupakan barang dan jasa
yang dihasilkan dari hutan untuk memenuhi kepentingan kebutuhan hidup masyarakat di
sekitar hutan, serta berbagai fungsi yang diperlukan dalam rangka kegiatan pendidikan,
pelatihan serta kegiatan budaya dan keagamaan.
ILMU LINGKUNGAN
Page 7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 JENIS JENI HUTAN
Berikut di bawah ini adalah pembagian macam-macam / jenis-jenis hutan disertai arti
definisi dan pengertian :
1. Hutan Bakau
Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai berlumpur. Contoh : pantai timur
kalimantan, pantai selatan cilacap, dll.
2.
Hutan Sabana
Hutan sabana adalah hutan padang rumput yang luas dengan jumlah pohon yang sangat
sedikit dengan curah hujan yang rendah. Contoh : Nusa tenggara.
3.
Hutan Rawa
Hutan rawa adalah hutan yang berada di daerah berawa dengan tumbuhan nipah tumbuh di
hutan rawa. Contoh : Papua selatan, Kalimantan, dsb.
4.
Hutan hujan tropis adalah hutan lebat / hutan rimba belantara yang tumbuh di sekitar garis
khatulistiwa / ukuator yang memiliki curah turun hujan yang sangat tinggi. Hutan jenis yang
satu ini memiliki tingkat kelembapan yang tinggi, bertanah subur, humus tinggi dan basah
serta sulit untuk dimasuki oleh manusia. Hutan ini sangat disukai pembalak hutan liar dan
juga pembalak legal jahat yang senang merusak hutan dan merugikan negara trilyunan
rupiah. Contoh : hutan kalimantan, hutan sumatera, dsb.
ILMU LINGKUNGAN
Page 8
5.
Hutan Musim
Hutan musim adalah hutan dengan curah hujan tinggi namun punya periode musim kemarau
yang panjang yang menggugurkan daun di kala kemarau menyelimuti hutan.
Di samping itu hutan terbagi / dibagi berdasarkan fungsinya, yaitu :
1. Hutan Wisata
Hutan wisata adalah hutan yang dijadikan suaka alam yang ditujukan untuk
melindungi tumbuh-tumbuhan serta hewan / binatang langka agar tidak musnah / punah di
masa depan. Hutan suaka alam dilarang untuk ditebang dan diganggu dialih fungsi sebagai
buka hutan. Biasanya hutan wisata menjadi tempat rekreasi orang dan tempat penelitian.
2.
Hutan Cadangan
Hutan cadangan merupakan hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian dan pemukiman
penduduk. Di pulau jawa terdapat sekitar 20 juta hektar hutan cadangan.
3.
Hutan Lindung
Hutan lindung adalah hutan yang difungsikan sebagai penjaga ketaraturan air dalam tanah
(fungsi hidrolisis), menjaga tanah agar tidak terjadi erosi serta untuk mengatur iklim (fungsi
klimatologis) sebagai penanggulang pencematan udara seperti C02 (karbon dioksida) dan C0
(karbon monoksida). Hutan lindung sangat dilindungi dari perusakan penebangan hutan
membabibuta yang umumnya terdapat di sekitar lereng dan bibir pantai.
4.
Hutan produksi yaitu adalah hutan yang dapat dikelola untuk menghasilkan sesuatu yang
bernilai ekonomi. Hutan produksi dapat dikategorikan menjadi dua golongan yakni hutan
rimba dan hutan budidaya. Hutan rimba adalah hutan yang alami sedangkan hutan budidaya
adalah hutan yang sengaja dikelola manusia yang biasanya terdiri dari satu jenis tanaman
saja. Hutan rimba yang diusahakan manusia harus menebang pohon denga sistem tebang pilih
dengan memilih pohon yang cukup umur dan ukuran saja agar yang masih kecil tidak ikut
rusak.
ILMU LINGKUNGAN
Page 9
ILMU LINGKUNGAN
Page 10
ILMU LINGKUNGAN
Page 11
Page 12
Page 13
aktivitas manusia dan hanya sebagian kecil yang disebabkan oleh kejadian alam. Proses
kebakaran alami menurut Soeriaatmadja (1997), bisa terjadi karena sambaran petir,
benturan longsuran batu, sing- kapan batu bara, dan tumpukan srasahan. Namun menurut
Saharjo dan Husaeni (1998), kebakaran karena proses alam tersebut sangat kecil dan
untuk kasus Kalimatan kurang dari 1%. Kebakaran hutan besar terpicu pula oleh
munculnya fenomena iklim El-Nino seperti kebakaran yang terjadi pada tahun 1987,
1991, 1994 dan 1997 (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup dan UNDP, 1998).
Perkembangan kebakaran tersebut juga memperlihatkan terjadinya perluasan penyebaran
lokasi kebakaran yang tidak hanya di Kalimantan Timur, tetapi hampir di seluruh
propinsi, serta tidak hanya terjadi di kawasan hutan tetapi juga di lahan non hutan.
Page 14
ke bumi, sehingga dapat menyebabkan kanker kulit dan kerusakan pada tanaman-tanaman di
bumi.
3.Kepunahan Species
Hutan di Indonesia dikenal dengan keanekaragaman hayati di dalamnya. Dengan
rusaknya hutan sudah pasti keanekaragaman ini tidak lagi dapat dipertahankan bahkan akan
mengalami kepunahan. Dalam peringatan Hari Keragaman Hayati Sedunia dua tahun yang
lalu Departemen Kehutanan mengumumkan bahwa setiap harinya Indonesia kehilangan satu
species
(punah)
dan
kehilangan
hampir
70%
habitat
alami
pada
sepuluh
Page 15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia di akibatkan oleh beberapa faktor yaitu
berupa penebangan hutan secara liar olek oknum- oknum yang tidak bertanggung
jawab, kebakaran hutan, penyelundupan kayu dan lain-lain
Kerusakan hutan di Indonesia dapat memberikan dampak negatif berupa kerusakann
pada lapisan ozon, merugikan keuangan negara, efek rumah kaca dan terjadi
kepunahan spesies pada berbagai ekosistem yang ada.
4.2 Saran
Hutan merupakan anugerah yang di berikan oleh tuhan yang maha esa kepada
manusia, adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan hutan salah satunya
adalah ulah tangan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, sebagai manusia yang memillki akal
sudah sepatutnya kita sebagai manusia melestarikan apa yang telah di berikan kepada kita
salah satunnya adalah hutan karena di hutan pula merupakan tempat di mana para binatang
itu tinggal dan berkembng biak.
ILMU LINGKUNGAN
Page 16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2002. Media Indonesia, 4 September 2002. Topik : 40,26 juta Hektar Hutan
Indonesia
Rusak, Media Group Jakarta.
Black C, Henry. 1979. Blacks Dictionary, Fifth Edition. St. Paul Minn : West Publishing Co.
Badan Planologi Kehutanan, 2003, Kondisi Tutupan Lahan (Land Cover) Indonesia,
Departemen
Kehutanan RI, Jakarta.
Barber C.V, 1999 Menyelamatkan Sisa Hutan di Indonesia dan Amerika Serikat, Yayasan
Obor
Indonesia, Jakarta.
Departemen Kehutanan, 2000, Pedoman Survey Sosial Ekonomi Kehutanan Indonesia,
Departemen Kehutanan RI, Jakarta.
Schweithelm, J. dan D. Glover, 1999. Penyebab dan Dampak Kebakaran. dalam Mahalnya
Harga Sebuah Bencana: Kerugian Lingkungan Akibat Kebakaran dan Asap di Indonesia.
Editor: D. Glover & T. Jessup
Iskandar, J. 2000, Konservasi Keanekaragaman Hayati. Ulasan Pakar Mengenai Keaneka
Ragaman Hayati. Yayasan Kehati.
Iskandar. U, Ngadiono dan Nugraha. A, 2003. Hutan Tanaman Industri di Persimpangan
Jalan,
Arivco Press, Jakarta.
Iskandar. U dan Nugraha. A, 2004, Politik Pengelolaan Sumber Daya Hutan Issu dan
Agenda
Mendesak, Debut Press, Yogyakarta.