Anda di halaman 1dari 2

PERTANYAAN

1. Unique
- Mengapa pada kasus keracunan, dan infeksi menyebabkan proses pembusukan lebih
-

cepat ?
Mengapa pada Uterus Non gravid dan prostat pembusukan lebih lama padahal letaknya

dekat dengan organ sekum (organ yang paling cepat mengalami pembusukan)
2. Yunita :
- Jika pada Mengapa pada kasus mati Mendadak proses pembusukan lebih lama ?
- Jika pada suhu kering/panas terjadi proses mumifikasi, maka pada suhu yang lembab/
basah terjadi proses apa ?
3. Jennifer
- Apakah semakin banyak faktor luar dan faktor dalam yang mempengaruhi proses
pembusukan mempengaruhi kecepatan pembusukan secara signifikan?
4. Idrus
- Apa perbedaan pembusukan pada musim panas dengan proses yang terjadi pada
mummifikasi?

JAWABAN
1. Uterus non gravid dan prostat merupakan organ yang lebih tahan terhadap pembusukan
karena memiliki struktur yang berbeda dengan jaringan yang lain yaitu jaringan fibrous.
prostat dan rahim relatif tahan terhadap pembusukan dan mereka dapat bertahan hidup
selama berbulan-bulan, seperti yang mungkin tendon dan ligamen (James, 2011)
2. Mummifikasi dapat terjadi kalau keadaan disekitar mayat kering, kelembabannya rendah,
suhunya tinggi dan tidak ada kontaminasi dengan bakteri. Syarat terjadinya mumifikasi :
a. suhu tinggi,
b. kelembaban rendah.
c. aliran udara tinggi tubuh dehidrasi dan.
d. waktu yang lama.
(Dahlan, 2005)
Saponifikasi dapat terjadi pada mayat yang berada di dalam suasana hangat, lembab atau
basah. Terjadi karena proses hidrolisis dari lemak menjadi asam lemak. Selanjutnya asam
lemak yang tak jenuh akan mengalami dehidrogenisasi menjadi asam lemak jenuh dan
kemudian bereaksi dengan alkali menjadi sabun yang tak larut. (Knight 2004)

3. Ya. Semakin banyak faktor (luar dan dalam) yang muncul akan mempengaruhi kecepatan

proses pembusukan. Karena mekanisme awal terjadinya pembusukan oleh karena terjadinya
kerusakan sel melalui proses autolysis, proses kerusakan sel dan autolysis tersebut terjadi
pada setiap faktor-faktor yang ada (luar dan dalam). (Knight, 2004)
4. Proses pembusukan yang paling optimal terjadi pada suhu 70-100 derajat fahrenhait, proses

pembusukan akan menjadi lambat pada suhu dibawah 50 derajat Fahrenheit atau diatas 100
derajat Fahrenheit. ( Dahlan, 2005)
Suhu yang optimal akan membantu pemecahan proses biokimiawi dan sangat
menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri sehingga proses pembusukan dapat terjadi lebih
cepat. Pada suhu dibawah 100C atau diatas 380C proses pembusukan akan menjadi lebih
lambat, proses pembusukan menjadi lebih lambat akibat terhambatnya pertumbuhan
mikroorganisme. (Budiyanto, 1997)
Mummifikasi dapat terjadi kalau keadaan disekitar mayat kering, kelembabannya rendah,
suhunya tinggi dan tidak ada kontaminasi dengan bakteri. (Dahlan, 2005)

Anda mungkin juga menyukai