Anda di halaman 1dari 9

HEMATOLOGI

PEMBUATAN, PEWARNAAN DAN PENGAMATAN


SEDIAAN HAPUSAN DARAH

OLEH:
I GUSTI AYU PUTU WIDIA SATIA PADMA
(P07134014023)

JURUSAN ANALIS KESEHATAN


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2015/2016

PRAKTIKUM I
PEMBUATAN, PEWARNAAN DAN PENGAMATAN SEDIAAN HAPUSAN DARAH

I.

TUJUAN
Untuk dapat mengetahui cara pembuatan, pewarnaan dan pengamatan sediaan
hapusan darah.

II.

METODE
Hapusan darah (Blood Smear)

III.

PRINSIP
Darah dengan antikoagulan diteteskan pada objek glass dan dibuat hapusan
menyerupai lidah, kemudian sediaan diwarnai dengan giemsa/wright lalu dibaca
pada mikroskop.

IV.

DASAR TEORI
Sediaan apus darah adalah suatu sarana yang digunakan untuk menilai
berbagai unsur sel darah tepi, seperti eritrosit, leukosit, dan trombosit. Selain itu
dapat pula digunakan untuk mengidentifikasi adanya parasit seperti malaria,
mikrofilaria, dan lain-lain. Sediaan apus yang dibuat dan dipulas dengan baik
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik.
Sediaan apus darah secara rutin diwarnai dengan campuran zat warna khusus
yang pertama kali ditemukan oleh oleh Dimitri Romanosky dan diubah oleh
penyelidik lainnya. Pada tahun 1891, Romanosky menemukan campuran
methylen blue dan eosin dalam perbandingan tertentu memberi warna ungu inti
leukosit. Pewarnaan ini disebabkan karena oksidasi methylen blue dan
pembentukan senyawa baru dalam campuran yang dinamakan azure. Setelah
pemberiaan campuran jenis Romanosky, diferensiasi sel-sel dapat dilakukan
Berdasarkan 4 sifat pewarnaan yang menyatakan afinitas struktur sel oleh masingmasing zat warna dari campuran, yaitu:
1. Afinitas untuk methylen blue
2. Afinitas untuk azure dikenal sebagai azurefilik ( ungu).
3. Afinitas untuk eosin (suatu zat warna asam ) dikenal sebagai asidofilik atau
eosinofilia.(merah muda kekuningan ).

4. Afinitas untuk komplek zat warna yang terdapat dalam campuran, secara tidak
tepat dianggap netral, dikenal sebagai neutrofilia (salmon-pink smplilac).
(Luqman.2012)
Banyak metode yang telah dikembangkan dan semakin lam metode tersebut
semakin maju. Sehingga dari kemajuan metode tersebut diharapkan sesuatu yang
didapatkan dapat lebih banyak lagi. Berikut ini merupakan beberapa macam dari
preparat (Wienholds dan Kloosterman, 2002). Macam-macam preparat:
1. Preparat sementara: Tidak tahan lama, mediumnya air atau bahan kimia yang
mudah menguap
2. Preparat semipermanen: Medianya adalah gliserin (tahan 1 pekan)
3. Preparat Awetan: Jika telah diproses secara histologis kemudian diawetkan
dengan Canada Balsam. Canada Balsam larut dalam xylol.
Macam preparat berdasar metode pembuatan:
1. Whole mount : Yaitu membuat sediaan utuh, Contoh: sel tumbuhan/ hewan
2. Smear (ulas): Yaitu dengan mengulaskan/ menggoreskan di atas obyek glass
sehingga mendapatkan selaput tipis, Contoh: pollen, darah, ulas vagina (utk
mengetahui hewan bunting atau tidak), tumbuhan sekulen.
3. Squash: Yaitu ditekan dengan gelas penutup, Contoh: mitosis ujung akar
bawang merah
4. Section: Yaitu dengan fiksasi (tergantung bahan) tumbuhan lebih lama butuh
waktu efektif: kurang lebih 3 hari
5. Marserasi: Yaitu memisahkan serat-serat dari pohon kayu yang keras.
Pewarnaan Giemsa dan Wright disebut juga pewarnaan Romanowski. Metode
pewarnaan ini banyak digunakan untuk mempelajari morfologi sel-sel darah, selsel lien, sel-sel sumsum dan juga untuk mengidentifikasi parasit-parasit darah
misal Tripanosoma, Plasmodia dan lain-lain dari golongan protozoa.

V.

ALAT DAN BAHAN


a. Alat :
1. Objek glass
2. Pipet tetes
3. Rak pewarna
4. Beaker glass
5. Pipet ukur
6. Ball pipet
7. Botol semprot
8. Stop watch
b. Bahan :
1. Sampel darah EDTA
2. Tissue
3. Buffer phospat 6,8
4. Giemsa pekat
5. Cat wright
6. Methanol p.a
7. Alcohol 70%
8. Aquadest

VI.

CARA KERJA
a. Pembuatan sediaan hapusan darah
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Diteteskan sampel darah pada objek glass
3. Diratakan sampel darah dengan bantuan objek glass yang lain
4. Didorong objek glass dengan membentuk sudut 30-40, sehingga
membentuk hapusan berbentuk lidah
5. Dikering anginkan sediaan yang telah dibuat.
b. Pewarnaan sediaan hapusan darah
- Pewarnaan Giemsa
1. Diletakkan sediaan darah pad arak pewarnaan
2. Diteteskan methanol pada sediaan selama 5 menit.
3. Diteteskan sediaan dengan giemsa + buffer phospat (1:9)
4. Diamkan larutan pewarna pada sediaan selama 30 menit.
5. Dibilas sediaan yang diwarnai dengan aquadest
6. Dikering anginkan sediaan.
- Pewarnaan Wright
1. Diletakkan sediaan darah pada rak pewarnaan
2. Diteteskan 20 tetes cat Wright selama 2 menit.
3. Diteteskan buffer 6,4 didiamkan selama 20 menit
4. Dibilas sediaan dengan aquadest
5. Dikering anginkan sediaan

VII.

HASIL PENGAMATAN
GAMBAR

KETERANGAN

Pembuatan hapusan darah

Proses pengecatan dengan Giemsa

Hasil pengecatan dengan pewarna


Giemsa

Proses pengecatan dengan pewarna


Wright

Hasil pengecatan dengan pewarna


Wright

VIII. PEMBAHASAN
Pembuatan sediaan apus darah biasanya digunakan dua buah kaca sediaan
yang sangat bersih terutama harus bebas lemak. Satu buah kaca sediaan bertindak
sebagai tempat tetes darah yang hendak diperiksa dan ynag lain bertindak sebagai
alat untuk meratakan tetes darah agar didapatkan lapisan tipis darah (kaca perata).
Darah ditetskan pada objek glass dan salah satu ujung sisi pendek kaca perata
diletakan miring dengan sudut kira- kira 45 tepat didepan tetes darah menyebar
sepanjang sisi pendek kaca perata, maka dengan mempertahankan sudutnya, kaca
perata digerakan secara cepat sehingga terbentuklah selapis tipis darah diatas kaca
sediaan. Setelah sediaan darah dikeringkan pada suhu kamar barulah dilakukan
pewarnaan sesudah difiksasi menurut metode yang dipilih, yaitu metode Giemsa
dan Wright yang merupakan modifikasi metode Romanosky (Maskoeri, 2008).
Pada praktikum kalli ini zat warna yang digunakan dalam metode
Romanovsky adalah Giemsa dan Wright yang sebelumnya telah diencerkan
dengan aquades. Pada pewarnaan Giemsa sediaan apus yang telah dikeringkan
diudara, difiksasi dulu dengan methyl alkohol selama 3-5 menit. Kemudian
diteteskan dengan cat Giemsa dan buffer phosfat selama 30 menit. Setelah itu
dibilas dengan aquadest dan dikering anginkan.
Pada pengecatan Wright, diteteskan 20 tetes cat Wright pada sediaan diamkan
selama 2 menit. Dibilas dengan aquadest, lalu diteteskan buffer phosfat diamkan
selama 20 menit. Setelah itu dibilas dengan aquadest lalu dikering anginkan.
Semakin lama pewarnaan yang dilakukan maka intensitasnya menjadi semakin
tua. Preparat apus yang yang telah selesai dibuat kemudian diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran 100x. Gambar yang didapat dalam hasil
menunjukan sel-sel butir darah baik eritrosit, leukosit, trombosit, atau yang lain.
Fungsi dari larutan-larutan pada pembuatan preparat apus darah. adalah
metanol untuk proses fiksasi yaitu untuk membunuh sel-sel pada sediaan tersebut
tanpa mengubah posisi (struktur) organel yang ada di dalamnya yang dilakukan
selama 2 menit, pewarna Giemsa 10% sebagai pewarna yang umum digunakan
agar sediaan terlihat lebih jelas.
Pewarnaan yang paling sering digunakan dalam mengecat hapusan darah yaitu
pewarna Giemsa, karena murah dan mudah didapatkan. Dalam pembuatan
preparat terdapat beberapa faktor yang dapat mengakibatan gagalnya pembuatan
preparat.
- Faktor Kegagalan

Adapun faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan dalam


pembuatan preparat yaitu:

Darah yang cepat menggumpal ataupun cepat mengering saat


diteteskan ke kaca benda

Kurangnya pengalaman praktikan dan kurangnya kesabaran praktikan

Faktor Keberhasilan
Banyak sekali faktor-faktor

yang

mempengaruhi

keberhasilan

pembuatan preparat, terutama pada pembuatan preparat apus diantaranya :


Pengambilan sampel
Sampel yang diambil adalah darah yang masih segar, karena darah
merupakan jaringan hidup yang dapat melakukan proses pembekuan
saat terjadi luka dan pendarahan.

Pemrosesan
Pemrosesan juga sangat mempengaruhi keberhasilan pembuatan
preparat terutama dalam proses perlakuan penggeseran darah pada

kaca benda, karena hal ini berpengaruh terhadap sel-sel darah.


Pewarnaan
Pemberian zat warna yang berlebihan akan mengakibatkan bagianbagian sel darah yang amat terlalu tebal, sehingga sulit diamati.
Lamanya pemberian zat warna juga berpengaruh karena adanya daya
serap jaringan juga berbeda. Sehingga dalam hal ini diperlukan
keterampilan dan pengamatan yang cukup

IX.

SIMPULAN
Pembutan hapusan darah tepi berfungsi untuk mempelajari morfologi sel-sel
darah, sel-sel lien, sel-sel sumsum dan juga untuk mengidentifikasi parasit-parasit.
Dalam pembuatan preparat harus menggunakan objek glass yang bebas dari lemak
dan bersih. Sudut yang digunakan adalah 45, ciri-ciri preparat yang baik yaitu
tipis dan berbentuk seperti lidah dan memiliki counting area. Setelah melakukan
pembuatan hapusan dilakukan pengecatan Giemsa dan Wright. Pengecatan
dimulai dari fiksasi, pewarnaan, dan dikering anginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anis,

Rachmawati.

2008.

Pembuatan

Hapusan

Darah.

[online].

http://dokumen.tips/documents/pemeriksaan-hapusan-darah.html.

Tersedia:

[diakses:

26

Maret 2016: 19.00 wita]


Aulia,

Cahya.

2013.

Sediaan

Apusan

Darah.[online].

Tersedia:

http://cahyaaulia.blogspot.co.id/2013/12/laporan-anfisman-sediaan-apusdarah_8.html. [diakses: 26 Maret 2016: 18.20 wita]


Luqman.

2012.

Laporan

Apusan

Darah

Mikroteknik.[online].

Tersedia:

http://luqmanmaniabgt.blogspot.co.id/2012/07/laporan-apusan-darahmikroteknik.html. [diakses: 26 Maret 2016: 18.30 wita]


Mahendrabio.

2012.

Pembuatan

Preparat

Apusan

Darah.

[online].

Tersedia:

http://mahendrabio.blogspot.co.id/p/laporan-praktikum-mikrotekpembuatan.html.
[diakses: 26 Maret 2016: 19.00 wita]
Pratomo,

Dwi.

2013.

Pembuatan

Preparat

Hapusan

Darah.

[online]. Tersedia:

http://bangkoyoy.blogspot.co.id/2010/10/pembuatan-preparat-apusan-darah.html.
[diakses: 26 Maret 2016: 18.00 wita]

Denpasar, 28 Maret 2016


Praktikan,

(I Gusti Ayu Putu Widia Satia Padma)

Lembar Pengesehan
Mengetahui,
Pembimbing I,

Pembimbing II,

(Dr. dr. Sianny Herawati, Sp.Pk)

(Rini Riowati, B.Sc)

Pembimbing III,

Pembimbing IV,

(I Ketut Adi Santika, A.Md. AK)

(Luh Putu Rinawati, S.Si)


Pembimbing V,

(Kadek Aryadi Hartawiguna, A.Md. AK)

Anda mungkin juga menyukai