Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebuah organisasi harus dikendaliakan oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya
untuk
memastikan
bahwa
tujuan
strategisnya
dapat
tercapai.
Dalam
proses
sehingga menghendaki perusahaan untuk bisa selalu fleksibel dan merespon dengan cepat
setiap tantangan yang muncul. Budaya dan penghargaan sangat dibutuhkan untuk bisa
menyatukan tujuan individu dengan tujuan organisasi. Kedua, kontrak implisit jangka
panjang antara organisasi dan para karyawan kuncinya telah berkurang. Para manajer
muda cenderung melihat dirinya sebagai agen yang bebas dan memandang karier sebagai
sejumlah tantangan, akibatnya sistem pengendalian dengan menggunakan penghargaan
dan budaya organisasi sangat penting untuk membangun loyalitas organisasi.
Untuk mengordinasi kegiatan-kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan,
organisasi mengembangkan strategi-strategi guna menunjukan jalan yang dikehendaki
manajemen dalam mencapai tujuan. Strategi mencakup pedoman-pedoman tindakan
umum. Proses memilih dan menetapkan tujuan serta mengembangkan program-program
membutuhkan perencanaan dan pengendalian strategik.
Perencanaan strategi merupakan proses sumbang saran informal untuk tiba pada
keadaan masa depan yang diinginkan bagi organisasi. Proses perencanaan strategik
mencakup pengumpulan informasi tentang ancaman-ancaman terhadap kebijakan dan
program yang sedang dijalankan organisasi, serta peluang-peluang yang tersedia di
lingkungan organisasi. Proses pengumpulan informasi diikuti dengan analisis mendalam
untuk menentukan peluang-peluang bagi organisasi serta caracara untuk mengatasi
ancaman.
Hasil dari proses perencanaan strategik biasanya adalah strategi-strategi
organisasi. Strategi-strategi ini dimaksudkan untuk menuntun perkembangan organisasi
dengan menyediakan landasan yang sama bagi setiap orang dalam orgaznisasi untuk
menyusun rencana. Strategi organisasi yang teguh dan dapat diandalkan akan membantu
menciptakan unjuk mkerja yang efisien dan efektif di keseluruhan organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
pengendalian
manajemen
yang
menjamin
pencapaian
sasaran/kinerja, (3) boundary control sistems yaitu pengendalian yang fokus untuk
mengidentifikasi
tindakan
dan
kesalahan
yang
harus
dihindari,
dan
(4) beliefs control sistem yaitu pengendalian yang berorientasi mencari core
values organisasi.
Menurut Jaworski (1988), sistem pengendalian manajemen dibagi menjadi
dua yaitu (1) pendekatan formal yaitu mekanisme pengendalian yang tertulis dan
diciptakan manajemen
untuk
mempengaruhi
karyawan
agar
berperilaku
2.
3.
perubahan, perencanaan bisa menjadi tidak tepat seiring perusahaan berjalan karena
dalam proses selalu terdapat perubahan lingkungan.
2.1.2 Pendekatan Kontemporer
Pendekatan kontemporer menekankan pada pentingnya evaluasi lingkungan (baik
secara internal maupun eksternal) yang berkelanjutan untuk melihat apabila terdapat tren
dan kejadian penting yang memberikan sinyal terhadap pentingnya malakukan modifikasi
strategi, sasaran, dan tujuan organisasi. Dengan semakin tidak pasti dan kompleksnya
lingkungan persaingan, maka kebutuhan akan sistem kontemporer semakin meningkat.
Pendekatan kontemporer dinamakan sebagai double-loop, dimana asumsi, dasar
pemikiran, sasaran dan strategi organisasi dievaluasi, diuji dan dikaji ulang secara terusmenerus. Dalam pendekatan ini, adaptasi dan antisipasi perubahan lingkungan internal
dan eksternal merupakan bagian integral dari pengendalian stratejik. Hubungan antara
formulasi strategi, implementasi, dan pengendalian memiliki interaksi yang tinggi,
Pengendalian strategik memiliki 2 tipe yang berbeda, yaitu pengendalian
informasi (informational control) dan pengendalian perilaku (behavioral control).
Pengendalian informasi terfokus pada apakah organisasi melakukan hal-hal yang benar
(doing the right things), dan pengendalian ini berhubungan dengan lingkungan internal
dan juga konteks stratejik eksternal, pengendalian informasi menekankan pada asumsi
dan landasan pemikiran yang memberikan dasar bagi strategi organisasi. Sedangkan
pengendalian perilaku berfokus pada apakah organisasi melakukan segala sesuatunya
dengan benar (doing things right) dalam implementasi strategi.
Sistem pengendalian kontemporer harus mempunyai empat karakteristik agar
efektif (Simons,1995) :
1. Sistem ini harus terfokus pada informasi yang terus berubah yang dapat
diidentifikasi oleh manajer puncak sehingga mempunyai arti stratejik yang
penting.
2. Informasi harus cukup penting untuk dapat menarik perhatian manajer operasi
pada semua tingkatan organisasi secara rutin dan terus-menerus.
3. Data dan informasi yang dihasilkan oleh sistem pengendalian paling baik bila
diinterpretasikan dan didiskusikan pada pertemuan tatap muka dengan atasan,
bawahan, dan rekan bisnis.
4. Sistem pengendalian kontemporer adalah katalis kunci bagi perdebatan tentang
data, asumsi, dan rencana aksi yang dilakukan terus-menerus.
Perbedaan yang penting pada kedua pendekatan di atas dalam sistem pengendalian
stratejik adalah, dalam pendekatan tradisional, pemahaman asumsi dasar adalah langkah
awal dalam proses formulasi strategi, sedangkan dalam pendekatan kontemporer,
pengendalian informasi merupakan bagian dan proses pembelajaran organisasi yang
terus-menerus memperbaharui dan mempertanyakan asumsi yang melandasi strategi
organisasi.
2.2
perilaku.
Ouchi
mengembangkan
kerangka
mekanisme
mengembangkan
kerangka
Sistem
Pengendalian
dengan
menekankan suatu sistem yang formal, sistem informasi yang dapat memelihara
atau mengubah pola kegiatan, yang tidak hanya berorientasi kepada pencapaian
sasaran namun juga inovasi. Kerangka tersebut disebut dengan Levers of
Control (Simons,1995).
Simon (2000) menjelaskan bahwa terdapat empat sistem kontrol Levelrs of
Control (LOC) yaitu belief system, boundary system, diagnostic control system,
dan interactive control system yang bekerja sama untuk manfaat perusahaan.
a) Belief System
Belief system merupakan sistem formal yang digunakan oleh manajer untuk
mendefinisikan, mengkomunikasikan nilai-nilai inti perusahaan dalam rangka
untuk menginspirasi dan memotivasi karyawan untuk mencari, mengekplorasi,
membuat, serta mengeluarkan upaya dalam tindakan yang tepat (Simon,
1994). Belief system menjelaskan tentang nilai-nilai inti organisasi, definisi
organisasi, tujuan dan arah organisasi, definisi organisasi, tujuan dan arah
organisasi (Simon, 1995, 34). Hal tersebut berupa visi dan misi organisasi
(Simon, 1995). Dalam Simon (1994) contoh dari belief system yaitu:
Pernyataan tentang visi organisasi, pernyataan tentang misi organisasi,
pernyataan tentang tujuan organisasi.
b) Boundary System
Boundary system merupakan sistem formal yang digunakan oleh top manajer
untuk mengkomunikasikan batasan dan aturan organisasi untuk dihormati
(Simon, 1994). Boundary System memberitahukan karyawan apa yang mereka
7
2.3
kedua
difinisi
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa
pusat
10
teknik ada hubungan kausal atau sebab akibat antara input dan output.
Selisih antara biaya teoritis dan biaya aktual mencerminkan efisiensi dari
pusat beban yang sedang diukur. Pusat biaya teknik mempunyai beberapa
tugas penting lainnya dan tidak diukur hanya dari biayanya saja.
2. Pusat Biaya Kebijakan (discretionary expense center)
Yaitu pusat pertanggungjawaban yang sebagian besar masukannya tidak
mempunyai hubungannya yang nyata dan erat dengan keluarannya.
Contoh pusat biaya kebijakan meliputi unit-unit administratif dan
pendukung (seperti akuntansi, hukum, hubungan industrial, hubungan
masyarakat dan sumber daya manusia), operasi litbang, dan hampir seluruh
aktivitas pemasaran. Dalam pusat biaya kebijakan , input dan outputnya
tidak memiliki hubungan yang nyata dan erat. Output dari pusat biaya ini
tidak bisa diukur secara moneter. Penilaian manajemen dalam pusat biaya
ini dicerminkan pada keputusan pihak manajemen yang berkaitan dengan
kebijakan tertentu, seperti apakah akan menyamai atau melampaui usaha
pemasaran para pesaing, tingkat pelayanan pada konsumen yang harus
diberikan perusahaan, dan jumlah moneter yang akan dikeluarkan dalam
aktivitas pusat biaya tersebut.
2. Revenue Center (Pusat Pendapatan)
Atkinson dan kawan-kawan mendefinisikan pusat pendapatan sebagai
berikut:
A Revenue Centers are responsibility centers whose members control revenues,
but no control either the manufacturing or the acquisition cost of the product or
service they sell or the level of investment made in responsibility centers.
(Atkinson, Banker, Kaplan, & Young, 2001)
Pusat pendapatan merupakan bagian dari pusat pertanggungjawaban yang
mengontrol pendapatan, tetapi tidak mengontrol manufakturing dan biaya akuisisi
dari produk atau jasa yang dijual atau tingkat investasi yang dipakai oleh pusat
pertanggungjawaban dan manajernya memegang tanggung jawab untuk
11
Ukuran prestasi manajer pusat investasi dapat berupa rasio antara laba
dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Rasio ini
dikenal dengan pengembalian investasi disingkat ROI (Return on Investment).
Rasio lain yang dapat digunakan antara lain residual income, rasio produktivitas
dan lain-lain.
2.4
transfer
pricing antar
pricing. Intra-company
divisi
dalam
satu
transfer
perusahaan.
intercompany
transfer pricing bisa dilakukan dalam satu Negara (domestic transfer pricing),
maupun dengan negara yang berbeda (international transfer pricing).Transfer
pricing domestik adalah harga transfer barang atau jasa antar badan satu grup
perusahaan atau antardivisi dalam satu perusahaan dalam satu wilayah kedaulatan
negara, sedang transfer pricing multinasional berkenaan dengan transaksi
antardivisi dalam satu unit hukum atau antar unit hukum dalam satu kesatuan
ekonomi yang meliputi berbagai wilayah kedaulatan negara.
2.4.1 Tujuan Perusahaan Melakukan Transfer Pricing
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam rangka aplikasi transfer pricing, baik
bagi perusahaan domestik maupun bagi perusahaan multinasional, adalah antara
lain:
1. Evaluasi Kinerja (mengukur hasil operasi setiap unit)
2. Motivasi Manajemen (penyusunan orientasi produksi dan laba pada semua
unit)
3. Pengendalian harga untuk lebih merefleksikan Cost dan margin yang
seharusnya diterima dari pelanggan dan penetapan harga optimal.
4. Pengendalian pasar untuk mengamankan posisi kompetitif perusahaan.
13
dengan
mendasarkan pada harga pasar, lebih wajar karena didasarkan pada kekuatan
interaksi antara perusahaan dengan pihak luar tanpa dipengaruhioleh kekuranganefisienan operasional dari salah satu anggota perusahaan. Kesuraman kinerja salah
satu anggota perusahaan dalam satu grup dapat memberikan dampak negatif pada
anggota lainnya apabila jumlah harga transfer dihitung berdasarkan biaya nyata
dari tiap perusahaan. Karena harga transfer yang dihitung berdasarkan biaya
mempunyai kelemahan, yaitu tidak dapat memotivasi dan mengevaluasi kinerja
divisi. Harga transfer berdasarkan pada harga pasar dianggap sebagai tolak ukur
untuk menilai kinerja manajer divisi karena kemampuannya menghasilkan laba
dan merangsang divisi untuk bekerja secara bersaing.
Metode transfer pricing atas dasar harga pasar merupakan ukuran yang paling
memadai karena sifatnya yang independen. Namun keterbatasan informasi pasar
terkadang menjadi kendala dalam menggunakantransfer pricing berdasarkan harga
pasar.
3. Harga Transfer Negosiasi (Negotiated Transfer Prices)
Baik harga transfer berbasis harga pasar maupun harga transfer berbasis biaya
berpotensi untuk tidak tercapainya persetujuan harga antar pihak-pihak, maka
tidak jarang harga transfer tersebut dinegosiasikan antara pembeli dan penjual di
14
luar harga yang direferensikan atau berdasarkan penerapan formula biaya yang
telah ditetapkan sebelumnya. Juga karena adanya keinginan dari pihak penjual
untuk menerapkan kebijakan harga transfer perusahaan yang normal. Sebagai
contoh, pusat pertanggungjawaban penjualan mungkin saja akan menjual di
bawah harga pasar modal daripada perusahaannya merugi sama sekali, sepanjang
pusat pertanggungjawaban pembelian unggul dalam melakukan pembelianpembelian dengan harga rendah pada saat-saat tertentu. Dalam keadaan semacam
itu, para pihak-pihak akan bernegosiasi. Kualitas negoisasi tersebut tentunya
sangat tergantung pada posisi tawar-menawar kedua belah pihak. Semakin
seimbang posisi keduanya, sangat besar kemungkinannya untuk mendapatkan
harga transfer yang memuaskan kedua belah pihak dan memenuhi kewajaran
masyarakat. Tetapi, harga transfer berdasar negoisasi mempunyai kelemahan yaitu
memakan banyak waktu, mengulang pemeriksaan dan revisi harga transfer.
2.5
Praha , pabrik kimia WCC Polandia dan pabrik WCC di Malaysia yang
mempengaruhi masalah pengukuran kinerja ? dan bagaimana solusi untuk
masalah pengukuran kinerja tersebut ?
Western Chemical Corporation (WCC) merupakan perusahaan kimia yang
cukup besar yang memilki pasar binis bahan kimia, program kimia untuk air dan
pengolahan limbah. Perusahaan ini memilki beberapa pabrik yaitu pabrik kimia
WCC Prada, pabrik kimia WCC Polandia dan pabrik kimia WCC Malaysia.
Pabrik-pabrik tersebut dibangun secara bersamaan Pabrik kimia WCC Praha
teletak dipinggiran Praha di Republic Ceko, pabrik ini dioperasikan dari
perusahaan patungan dengan mitra local. Pabrik ini memilki total invetasi antara
$35 juta sampai $40 juta, termasuk modal kerja. WCC Praha ini memiliki biaya
untuk meningkatkan usaha patungan yang cukup tinggi sekitar 60 % sampai 80 %
dan itu menjadi bunga atas utang eksternal. Pabrik yang kedua yaitu pabrik kimia
WCC Polandia, pabrik ini 100 % telah dimilki oleh WCC dengan total investasi
antara $40 juta sampai $45 juta, termasuk modal kerja. Pabrik ini dioperasikan
15
16
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Perusahaan
ini
dalam
menyelesaikan
dan
mengukur
kinerjanya
17
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. Accounting Managerial, 8th Ed,
Salemba Empat: Jakarta. edisi 8 buku 2, 2009.
18