Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian

ini

merupakan

penelitian

tindakan

menggunakan kombinasi pendekatan pembelajaran

kelas

(PTK)

dengan

dan model pembelajaran

(kooperatif dan penemuan terbimbing). Pendekatan pembelajaran yang digunakan


adalah PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan)
Pendekatan dan model pembelajaran ini dikombinasikan, karena penelitian ini
lebih menekankan pentingnya siswa memahami konsep pecahan.
Pelaksanaan penelitian ini merupakan bentuk kolaboratif antara peneliti dan
teman sejawat sebagai kolaborator yaitu Siti Nurjanah S.Pd. Bentuk kolaboratif
diharapkan dapat memberikan kedalaman cakupan penelitian dan keakuratan
data. Penelitian tindakan kelas ini, mengikuti pola penelitian tindakan pada
umumnya, yaitu proses pengkajian berdaur (siklus) dengan tiga siklus. Masingmasing siklus terdiri dari: (1). Perencanaaan (2). Tindakan (3). Observasi dan (4)
Refleksi (Susilo, 2007).
Siklus I bertujuan untuk mengetahui aktivitas, minat dan hasil belajar siswa,
dalam mengikuti pembelajaran konsep dasar pecahan (pengertian bilangan
pecahan, pecahan senilai dan urutan pecahan). Refleksi dari hasil pada siklus I,
selanjutnya digunakan untuk melakukan tindakan pada siklus II yaitu pembelajaran
konsep bentuk-bentuk pecahan dan cara mengubah pecahan ke bentuk lain
(biasa, desimal, persen dan permil). Kegiatan pada siklus III dengan materi operasi
pecahan. Masing-masing siklus mengintegrasikan seni (warna dan desain)
menggunakan bahan-bahan sampah (garbage) dari bungkus kemasan suatu
produk yang tidak terpakai.

24

25
A. Metode Penelitian
1. Refleksi Awal
Sebelum melakukan prosedur tindakan kelas, peneliti dan kolaborator
melakukan refleksi awal sebagai pengamatan pendahuluan. Hal yang
diamati meliputi perilaku guru dalam upaya membantu murid belajar
matematika, perilaku murid dan suasana pada proses pembelajaran.
Hasil pengamatan awal dituangkan dalam bentuk catatan lapangan
dalam lembar observasi sebagai data awal. Data awal tersebut diidentifikasi
masalah-masalah yang ada dan aspek-aspek apa yang perlu ditingkatkan.
Berdasarkan hasil kesepakatan terhadap pencermatan data awal, dan
dipadukan dengan ketersediaan sumber daya di sekolah peneliti bersama
kolaborator menyusun rencana tindakan, sebagai panduan pelaksanaan
tindakan. Kegiatan sebelum tindakan adalah:
a. Guru menjelaskan materi pecahan dengan metode klasikal
b. Memberi beberapa contoh dan sesekali tanya jawab dengan siswa.
c. Siswa diminta mengerjakan soal yang ada di buku pegangan siswa.
d. Guru meminta beberapa siswa untuk mengerjakan di papan tulis
e. Di akhir pembelajaran siswa diberi tugas soal isian sebanyak 10 nomer
dalam waktu 20 menit.

2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas


a. Perencanaan (Perancangan)
Setelah melakukan refleksi awal, peneliti merencanakan tidakan
yang akan dilakukan. Kegiatan pada tahap perencanaan adalah:

26
1). Melakukan pertemuan dengan kolaborator untuk membicarakan
persiapan kegiatan pembelajaran pada saat penelitian,
2). Mendiskusikan dan menetapkan rancangan pembelajaran yang akan
diterapkan di kelas sebagai tindakan penelitian,
3). Mempersiapkan alat dan bahan untuk melaksanakan penelitian,
4). Mempersiapkan

waktu

dan

cara

pelaksanaan

diskusi

hasil

pengamatan dengan rekan sejawat


5). Mempersiapkan angket, catatan lapangan, dan lembar observasi.
6). Menyusun rencana pembelajaran
7). Membuat alat evaluasi (tes) tiap siklus
8). Menyusun rencana pengolahan data (kualitatif dan kuantitatif).
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini adalah:
1). Peneliti melaksanakan penyampaian materi sesuai alokasi waktu
dalam RPP dan Silabus,
2). Saat proses pembelajaran, sekaligus guru melakukan pengamatan
untuk mengidentifikasi kemampuan siswa yang relevan dengan
mater pembelajaran yang diperoleh sebelumnya,
3). Mengembangkan tugas-tugas pokok yang harus dilakukan siswa,
4). Mengembangkan strategi pembelajaran
c. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan

berfungsi

untuk

mendokumentasikan

tindakan bersama proses pada siklus

pengaruh

yang sedang berlangsung.

Kegiatan pengamatan dilakukan peneliti dan kolaborator secara

27
komprehensif dengan memanfaatkan catatan lapangan dan lembar
observasi untuk memperoleh gambaran aktivitas dan minat siswa.
Kegiatan peneliti dan kolaborator adalah mengamati:
1). Proses tindakan yang berlangsung,
2). Pengaruh tindakan terhadap perilaku siswa,
3). Kendala serta pengaruhnya terhadap proses pembelajaran,
4). Persoalan lain yang mungkin timbul.
d. Refleksi dan Analisis
Setelah pengamatan selesai, data diolah dan dianalisis sebagai
dasar menarik kesimpulan. Peneliti bersama kolaborator melakukan
evaluasi dari apa yang sudah dilaksanakan dan diamati, kemudian
mendiskusikan hasil pengamatan. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
analisis, sintesis, interprestasi, penjelasan, dan penyimpulan data dan
informasi yang berhasil dikumpulkan. Berdasarkan hasil analisis, guru
merefleksi

diri,

apakah

kegiatan

yang

telah

dilakukan

dapat

meningkatkan kemampuan siswa menguasi konsep pecahan atau


belum. Hasil analisis data pada tahap ini digunakan sebagai acuan untuk
merencanakan siklus berikutnya.

3. Prosedur Pembelajaran Tiap Siklus


a. Siklus I
1). Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah:
a). Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran materi konsep
dasar pecahan (pengertian pecahan, pecahan senilai, dan
membadingkan pecahan,

28
b). Membagi kelas dalam kelompok semeja (5 6 orang)
c). Menempatkan kelompok agar tempat duduknya dapat sesuai,
d). Menyiapkan media/alat yang diperlukan siswa rumah,
e). Menyiapkan petunjuk kerja bagi siswa,
f). Membuat lembar observasi,
g). Membuat alat evaluasi siklus I
2). Implementasi Tindakan
Pembelajaran dilaksanakan pada 4 dan 7 Agustus 2008 selama
4 jam pelajaran (4 x 40 menit) dengan model penemuan terbimbing
dan kooperatif. Kegiatan pada tahap ini adalah:
a). Guru menjelaskan tentang manfaat pecahan dalam kehidupan
khususnya yang berkaitan dengan seni, misalnya mozaik,
b). Guru memberikan beberapa contoh tokoh dunia matematika yang
suka seni misalnya Maurits Cornelis Esher,
c). Guru memberikan beberapa contoh pecahan melalui beberapa
media bentuk dan warna.
d) Dalam teman semeja membuat aneka bentuk dan warna pecahan
sesuai selera kemudian menyatakannya dalam pecahan, dan
teman meja didekatnya membuat pola untuk pecahan senilai,
e). Siswa perwakilan kelompok diminta mempresentasikannya ke
depan kelas, kelompok lain menanggapi,
f). Pada akhir siklus guru memberikan tes sebanyak 15 soal
mencakup konsep dasar pecahan

29
3). Observasi
Peneliti dan kolaborator mengamati proses pembelajaran yang
berlangsung maupun pada saat siswa mengerjakan lembar kerja
dalam kelompok maupun lembar evaluasi mandiri.
mencatat
pembelajaran

semua

aktivitas

berlangsung,

(respon)
meliputi:

siswa
keaktifan

Kolaborator

selama

proses

siswa

dalam

menerima materi (memperhatikan penjelasan guru, memberi respon


pada pertanyaan/tugas dari guru, mengajukan pendapat/pertanyaan),
dan minat dalam mengerjakan soal.
Pengamatan juga ditekankan pada interaksi dalam kelompok.
Misalnya keterlibatan siswa dalam kelompok, kemampuan siswa
dalam berkomunikasi dengan teman, kerjasama dalam kelompok,
kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas secara kelompok,
serta kemampuan siswa dalam menjelaskan hasil kerja kelompok di
depan kelas.
4). Analisis dan Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada proses adalah:
a). Menghitung persentase siswa yang aktif dan antusias dalam
memperhatikan dan melakukan petunjuk guru,
b). Mengidentifikasi kelompok yang dapat menunjukkan karya
penemuan pecahan dengan benar, rapi maupun bervariasi,
c). Mengidentifikasi kelompok yang berani

tampil (menunjukkan)

hasil temuan atau karyanya ke depan secara benar,


d). Mengidentifikasi penyebab kelompok yang pasif,

30
e). Menghitung persentase siswa yang

sudah atau belum dapat

mengerjakan dan menjawab soal dengan benar,


f). Merumuskan tindak lanjut untuk dilakukan pada siklus berikutnya.

b. Siklus II
1). Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah:
a). Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran

indikator materi

jenis-jenis pecahan dan mengubah pecahan ke bentuk lain


b). Menyiapkan lembar kerja siswa secara mandiri,
c). Menyiapkan media/alat bagi siswa yang tidak membawa,
d). Membuat lembar observasi,
e). Membuat alat evaluasi materi jenis-jenis pecahan dan mengubah
pecahan ke bentuk lain.
2). Implementasi Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus ini pada tanggal 8, 11
dan 14 agustus 2008 atau selama 5 jam pelajaran (5 x 40 menit),
dengan materi

jenis-jenis pecahan dan mengubah pecahan ke

bentuk lain. Tahap-tahap pelaksanaan tindakan meliputi:


a). Guru menunjukkan contoh model lembar kerja di depan kelas dan
membagikan lembar kerja yang harus dikerjakan siswa.
b). Guru menjelaskan prosedur kerja yang harus dilakukan siswa.
c). Siswa mulai membuat desain pecahan yang diinginkan sesuai
selera, kemudian mewarnai sesuai selera masing-masing.

31
d). Selama proses pembelajaran siswa diberi kesempatan yang
cukup untuk berinteraksi sesama teman dan saling membantu
mengatasi kesulitan yang dialami. Jika tidak mampu,

guru

melakukan intervensi memberikan bantuan/penjelasan,


e). Guru

memberi

mempresentasikan

kesempatan
hasil

kepada

karyanya,

siswa

kemudian

untuk

teman

lain

memberikan tanggapan/pendapat,
f). Guru bersama siswa melakukan kesimpulan dari kegiatan ini,
g). Pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi.
3). Observasi
Observasi sama seperti siklus I, dengan penekanan pada:
a). Kreativitas dan imajinasi siswa membuat pola,
b). Kerapian dan variasi pola,
c). Variasi banyaknya pecahan yang terbentuk, dan
d). Ketepatan pemahaman siswa dalam mengubah jenis pecahan
satu ke pecahan lainnya berdasarkan lembar evaluasi
4). Analisis dan Refleksi
Analisis terhadap hasil penelitian tindakan kelas pada siklus II
hampir sama denga siklus I. Selain prosesnya sama dengan siklus I,
juga dianalisis kerapian pewarnaan, kombinasi warna yang dipilih
siswa, dan ketepatan cara mengubah pecahan ke bentuk lain.

c. Siklus III
Pada siklus III materi yang dipelajari operasi pecahan dengan
model pembelajaran kooperatif.

32
1). Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
a). Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan indikator
materi operasi pecahan,
b). Membagi kelas dalam kelompok terdiri 4 5 siswa
c). Menyiapkan ruang kelas agar tempat duduknya dapat sesuai
d) Menyiapkan media/alat yang diperlukan siswa rumah,
e). Membuat lembar observasi,
f). Membuat alat evaluasi untuk materi operasi pecahan.
2). Implementasi Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III pada tanggal 22, 25
dan 28 Agustus 2008 selama 5 jam pelajaran (5 x 40 menit). Tahaptahap pelaksanaan tindakan meliputi:
a). Guru menjelaskan prosedur kerja yang harus dilakukan siswa,
b). Siswa menempatkan diri sesuai kelompok masing-masing,
c). Masing-masing

kelompok

membuat

desain

pecahan

yang

diinginkan sesuai selera, kemudian menempelkan desain pada


karton bekas yang sudah disiapkan,
d). Selama pembelajaran siswa diberi kesempatan berinteraksi dan
beradu argumentasi membuat desain yang cocok,
e). Perwakilan

kelompok

diberi

kesempatan

untuk

mempresentasikan hasil karyanya, kemudian kelompok lain


memberikan tanggapan atau komentar,
f). Guru bersama siswa melakukan kesimpulan dari kegiatan ini.
g). Pada akhir kegiatan dilakukan evaluasi materi operasi pecahan.

33
3). Observasi
Pada tahap ini pengamatan selain ditekankan pada kreativitas
dan imajinasi siswa membuat pola, kerapian dan variasi pola, variasi
banyaknya pecahan yang terbentuk, juga ditekankan pada interaksi
siswa dalam kelompok. Misalnya keterlibatan siswa dalam kelompok,
kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan teman, kerjasama
dalam kelompok, kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas
secara kelompok, serta kemampuan siswa dalam menjelaskan hasil
kerja kelompok di depan kelas.
4). Analisis dan Refleksi
Kegiatan anlisis pada tahap ini meliputi:
a). Menghitung persentase siswa yang aktif dan antusias dalam
memperhatikan dan melakukan petunjuk guru,
b). Mengidentifikasi kelompok

yang karya penemuan pecahannya

dengan benar, rapi maupun bervariasi,


c). Mengidentifikasi kelompok yang berani

tampil (menunjukkan)

hasil temuan atau karyanya ke depan secara benar,


d). Menghitung persentase siswa yang mengerjakan dan menjawab
soal dengan benar,
e). Mengidentifikasi penyebab kelompok yang pasif,
f). Mengidentifikasi siswa yang belum dapat menjawab soal dengan
benar,
g). Merumuskan solusi/tindak lanjut yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran berikutnya.

34
B. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada 28 Juli 13 September 2008, dengan
perincian: tahap perencanaan (28 Juli 2 Agustus 2008), pelaksanaan
tindakan (4 - 28 Agustus 2008) dan penyusunan laporan (1 13 September
2008). Subyek penelitian adalah siswa kelas VII F tahun pelajaran 2008/2009
sebanyak 38 siswa, yang terdiri dari 18 laki-laki dan 20 perempuan. Mayoritas
siswa berasal dari pinggiran kota Surakarta, atau masyarakat urban dari eks
karesidenan Surakarta (Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Sragen dan
Karanganyar). Ekonomi orangtua mayoritas berpenghasilan rendah dan
berprofesi buruh atau wiraswasta kecil-kecilan. Dari sisi akademis rata-rata
nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) hanya 21,07 dengan nilai terendah 20,15 dan
tertinggi 22,20. Sedangkan nilai UAN matematika rata-rata kurang dari 6 (5,97)
dengan nilai terendah 5,00 dan tertinggi 7,25 (Lampiran 1).

C. Teknik Pengumpulan Data


Data penelitian tindakan

yang diambil berupa semua catatan hasil

amatan, hasil angket dan dokumentasi kegiatan (foto). Pengumpulan data


terdiri dua tahap, yaitu pengamatan pendahuluan dengan melakukan
wawancara dengan siswa maupun kolaborator dan pengamatan selama dan
setelah tindakan.
1. Jenis data
Data penelitian ini terdiri data kualitatif (bukan berupa angka) dan
data kuantitatif (berupa angka) (Singgih Santosa, 1998: 4-5). Data kualitatif
meliputi data akvifitas dan minat siswa (antusiasme dan respon) terhadap
pembelajaran, sedangkan data kuantitatif adalah hasil belajar siswa.

35
2. Sumber data
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber
data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli yaitu siswa
sebagai subyek penelitian.
3. Cara Pengambilan data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
kuesioner (angket), interview (wawancara), observasi (pengamatan), dan
gabungan ketiganya (Sugiyono, 2005: 156).
a. Angket
Angket

atau kuesioner adalah sejumlah

pertanyaan atau

pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari


siswa tentang pribadinya atau

hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi

Arikunto, 1996: 139). Dalam penelitian ini digunakan kuesioner


berstruktur (tertutup). Kuesioner tertutup, yaitu pernyataan yang dibuat
sedemikian rupa sehingga siswa dibatasi dalam memberikan jawaban
pada beberapa alternatif saja atau pada satu jawaban saja. Data ini
digunakan untuk memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap
pembelajaran yang berlansung (Lampiran 3).
b. Observasi
Observasi dilakukan langsung oleh peneliti dan kolaborator yaitu
Siti Nurjanah, S.Pd. Peneliti dan kolaborator mengamati secara
langsung kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi selama
proses pembelajaran dari awal sampai akhir. Obyek observasi ini lebih
mengarah pada refleksi diri dan aspek afektif (aktivitas) siswa pada saat
proses pembelajaran.

36
c. Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa (aspek
kognitif) setelah mengikuti kegiatan pembelajaran baik dari pra tindakan,
maupun

pada

masing-masing

akhir

siklus

pembelajaran

untuk

mengetahui hasil belajar siswa pada setiap siklus.

D. Validitas Data
Obyektivitas dalam menganalisis data dapat terjamin keakuratannya jika
peneliti melihat datanya dari perspektif
validitas

peneliti

mengggunakan

yang berbeda. Untuk menjamin

trianggulasi.

Trianggulasi

bertujuan

meminimalkan subyektivitas dan cross-check data (Suwarsih Madya, 2007).


Proses trianggulasi dilakukan peneliti dan rekan sejawat yang membantu
proses observasi dan mengkoreksi hasil tes siswa, sehingga bila terjadi
perbedaan data yang mencolok dapat segera dibenahi.

E. Teknik Analisis Data


Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik
diskriptik analitik, yang meliputi:

data kualitatif dari observasi dan data

kuantitatif dari angket atau tes. Data kuantitatif diolah dengan mendeskripsikan
persentasenya, dengan mencari rata-rata (mean) berikut:
Persentase =

Nilai Kumulatif
x 100 %
Jumlah Obyek

Data kuantitatif dan kualitatif tersebut dianalisis dan dievaluasi untuk


menentukan tingkat keberhasilan

pendekatan dan model yang diterapkan

dengan indikator peningkatan aktifitas, antusiasme (minat) siswa dalam


pembelajaran, dan peningkatan hasil belajar siswa.

37
Dalam menganalisis data peneliti menggunakan teknik analisis Miles
dan Huberman yang dikutip Suwarsih Madya (2007) dengan 3 komponen yaitu:
reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data
Reduksi

data

merupakan

proses

menyeleksi,

menentukan

fokus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang


ada dalam catatan lapangan untuk dikumpulkan dirangkumdan dipilih data
yang sesuai sehingga bisa ditarik kesimpulan dan diverifikasi.
2. Penyajian Data (Display data)
Setelah direduksi data siap dipaparkan. Data penelitian tindakan yang
telah direduksi perlu dibeberkan dalam bentuk narasi maupun matriks,
grafik, dan/atau diagram, kemudian dideskripsikan untuk memudahkan
pemahaman terhadap apa yang telah terjadi dalam penelitian
3. Penarikan simpulan, verifikasi, dan refleksi
Seperti penelitian kualitatif, analisis data pada penelitian ini dilakukan
sepanjang proses pelaksanaan tindakan penelitian. Penarikan kesimpulan
tentang peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan secara bertahap
mulai dari kesimpulan sementara, yang ditarik pada akhir Siklus I sampai
kesimpulan terakhir pada akhir Siklus III.

Anda mungkin juga menyukai