Anda di halaman 1dari 5

ANAMNESIS

Gambaran klinik biasanya ditandai dengan demam, menggigil, suhu tubuh


meningkat dapat melebihi 400C, batuk dengan dahak mukoid atau purulen
kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada.
PEMERIKSAAN FISIK
Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada inspeksi
dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, pasa palpasi fremitus
dapat mengeras, pada perkusi redup, pada auskultasi terdengar suara napas
bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang
kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Gambaran radiologis
Foto toraks (PA/lateral) merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis. Gambaran radiologis dapat berupa infiltrat sampai
konsolidasi dengan " air broncogram", penyebab bronkogenik dan interstisial
serta gambaran kaviti. Foto toraks saja tidak dapat secara khas menentukan
penyebab pneumonia, hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi,
misalnya gambaran pneumonia lobaris tersering disebabkan oleh Steptococcus
pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa sering memperlihatkan infiltrat bilateral
atau gambaran bronkopneumonia sedangkan Klebsiela pneumonia sering
menunjukkan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat
mengenai beberapa lobus.
b. Pemeriksaan labolatorium
Pada pemeriksaan labolatorium terdapat peningkatan jumlah leukosit, biasanya
lebih dari 10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan jenis
leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED. Untuk
menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan
serologi. Kultur darah dapat positif pada 20- 25% penderita yang tidak diobati.
Analisis gas darah menunjukkan hipoksemia dan hikarbia, pada stadium lanjut
dapat terjadi asidosis respiratorik.
DIAGNOSIS UMUM

PNEUMONIA

DIAGNOSIS BANDING
Kanker Paru.

Infark Paru, Pleuritis Eksudativa Karena TB,

MANIFESTASI KLINIK
-

Demam
Sakit Kepala
Lesu
Takipneu dan Dispneu
Retraksi atau napas cuping
hidung
Sianosis
Batuk yang mungkin kering
atau berdahak mukopururlen,

purulen,
bahkan
mungkin
berdarah
Tanda di ekstrapulmonal
Suara napas lemah
Menggigil
Berkeringat
Mual dan muntah
Kulit menjadi lembab

ETIOLOGI

a. Bakteri
- Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi
sampai usia lanjut. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling
umum adalah Streptococcus pneumoniae sudah ada di kerongkongan
manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua
atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan
kerusakan. Balita yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi,
berkeringat, napas terengah-engah dan denyut jantungnya meningkat
cepat (Misnadiarly, 2008).
b. Virus
- Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus.
Virus yang tersering menyebabkan pneumonia adalah Respiratory Syncial
Virus (RSV). Meskipun virus-virus ini kebanyakan menyerang saluran
pernapasan bagian atas, pada balita gangguan ini bisa memicu
pneumonia. Tetapi pada umumnya sebagian besar pneumonia jenis ini
tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila infeksi terjadi
bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa berat dan kadang
menyebabkan kematian (Misnadiarly, 2008).
c. Mikoplasma
- Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan
penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai
virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia
yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma
menyerang segala jenis usia, tetapi paling sering pada anak pria remaja
dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang
tidak diobati (Misnadiarly, 2008).
d. Protozoa
- Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut pneumonia
pneumosistis. Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii
Pneumonia (PCP). Pneumonia pneumosistis sering ditemukan pada bayi
yang prematur. Perjalanan penyakitnya dapat lambat dalam beberapa
minggu sampai beberapa bulan, tetapi juga dapat cepat dalam hitungan
hari. Diagnosis pasti ditegakkan jika ditemukan P. Carinii pada jaringan
paru atau spesimen yang berasal dari paru (Djojodibroto, 2009).
-

FAKTOR RESIKO:

1. Status Gizi
2. Status imunisasi
3. Pemberian Air Susu
(ASI)

Ibu

4. Umur anak (lebih sering


terserang
anak-anak
dibawah 2 tahun)
5. Faktor Lingkungan

6. EPIDEMIOLOGI
7. Pneumonia adalah penyakit umum di semua bagian dunia. Ini adalah
penyebab utama kematian di antara semua kelompok umur. Pada anakanak, banyak dari kematian ini terjadi pada masa neonatus. Organisasi

Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu dari tiga kematian bayi baru
lahir disebabkan pneumonia. Lebih dari dua juta anak balita meninggal
setiap tahun di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan bahwa sampai
dengan 1 juta ini (vaksin dicegah) kematian yang disebabkan oleh bakteri
Streptococcus''''pneumoniae, dan lebih dari 90% dari kematian ini terjadi
di negara-negara berkembang. Kematian akibat pneumonia umumnya
menurun dengan usia sampai dewasa akhir. Lansia individu,
bagaimanapun, berada pada risiko tertentu untuk pneumonia dan
kematian terkait. Karena beban yang sangat tinggi penyakit di negara
berkembang dan karena kesadaran yang relatif rendah dari penyakit di
negara-negara industri, komunitas kesehatan dunia telah menyatakan
untuk November 2 Hari Pneumonia Dunia, sehari untuk warga yang
prihatin dan pembuat kebijakan untuk mengambil tindakan terhadap
penyakit.
8. Di Inggris, kejadian tahunan dari pneumonia adalah sekitar 6 kasus untuk
setiap 1000 orang untuk kelompok usia 18-39. Bagi mereka 75 tahun lebih
dari usia, ini meningkat menjadi 75 kasus untuk setiap 1000 orang. Sekitar
20-40% individu yang membutuhkan pneumonia kontrak yang masuk
rumah sakit antara 5-10% diterima ke unit perawatan kritis. Demikian
pula, angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10%. Individu-individu ini
juga lebih cenderung memiliki episode berulang dari pneumonia. Orangorang yang dirawat di rumah sakit untuk alasan apapun juga berisiko
tinggi untuk pneumonia.
9. PATOFISIOLOGI
10.Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau
kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga
melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui
saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh
berbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batukbatuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan,
hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus
(lendir) tersebut keluar.
11.

KOMPLIKASI

Empisema
Gagal nafas
Perikarditis
Meningitis

PENATALAKSANAAN

Hipotensi
Delirium
Asidosis metabolik

1. Pertahankan suhu tubuh dalam batas normal melalui pemberian kompres.


2. Latihan bentuk efektif dan fisiotheraphy paru.
3. Pemberian oksigenasi (oksigen 1-2 liter/menit).

4. Mempertahankan kebutuhan cairan (IVFD dektrose 10% : NaCl 0,9%).


5. Pemberian nutrisi, apabila ringan tidak perlu diberikan antibiotik tetapi
apabila penyakit berat dapat dirawat inap, maka perlu pemberian
antibiotik berdasarkan usia, keadaan umum, kemungkinan penyebab,
seperti pemberian Ampisilin dan Kloramfenikol.
6. Penatalaksanaan medis dengan cara pemberian pengobatan.

PROGNOSIS

Pada umumnya prognosis adalah baik, tergantung dari faktor penderita,


bakteri penyebab dan penggunaan antibiotik yang tepat serta adekuat.
Perawatan yang baik dan intensif sangat mempengaruhi prognosis
penyakit pada penderita yang dirawat.

EDUKASI
Pola hidup sebut termasuk tidak merokok.
Vaksinasi (vaksin pneumokokal dan vaksin influenza), sampai saat ini
masih perlu dilakukan penelitian tentang efektivitinya. Pemberian vaksin
tersebut diutamakan untuk golongan risiko tinggi misalnya usia lanjut,
penyakit kronik , diabetes, penyakit jantung koroner, PPOK, HIV, dll.
Vaksinasi ulang direkomendasikan setelah > 2 tahun.

Anda mungkin juga menyukai