Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH SINGKAT

OLEH
RUANG 11

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
2012
1

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan yang
Maha Esa karena berkat dan tuntunan-Nya, kami bisa
menyelesaikan makalah singkat mengenai bioetik ini.
Makalah singkat ini diajukan guna memenuhi tugas
pada modul Bioetik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah singkat
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
singkat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah singkat ini.
Semoga makalah singkat ini memberikan informasi
bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

DAFTAR ISI

JUDUL.............................................................
................................1
KATA
PENGANTAR...................................................
................2
DAFTAR
ISI...................................................................
...............3
LATAR
BELAKANG.....................................................
..............4
ISI/PEMBAHASAN............................................
....................5-9
KESIMPULAN..................................................
.........................10

LATAR BELAKANG
Etik adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari
moralitas. BIOETIK atau BIOMEDICAL ETHICS adalah
etik yang berhubungan dengan praktek kedokteran dan
atau penelitian di bidang biomedis. Berikut ini adalah 5
kaedah dasar bioetik yang akan dibahas:
1. Beneficience, hal-hal yang menguntungkan bagi
pasien.
2. Non-Maleficience, tidak merugikan dan
membahayakan pasien.
3. Justice, keadilan dalam bersikap maupun dalam
mendistribusikan sumber daya.
4. Autonomi, menghormati hak pasien.
5. Primafacie, perubahan salah satu kaedah dasar
bioetik ke kaedah dasar bioetik yang lain akibat
situasi dan kondisi.

ISI/PEMBAHASAN
KASUS
24 Hours
Dokter Christian Bauer adalah seorang dokter spesialis Bedah yang
terkenal dikota kecamatan Menokat. Selain pintar dan bertangan dingin, ia
juga terkenal ramah, baik hati, dan suka menolong orang. Tarifnya pun
tidak mahal malahan tergolong murah. Tidaklah mengherankan kalau
prakteknya sangat ramai. Pasiennyapun tidak terbatas hanya pada kasuskasus bedah saja.
Suatu ketika, lewat tengah malam pintu rumah dokter Christian
digedor orang yang minta tolong agar dokter mau menjenguk
tetangganya yang sedang sekarat oleh karena muntah dan berak darah
(hematemesis-melena). Dokter Christian segera bergegas menuju rumah
tetangganya tersebut untuk kemudian memeriksa sang pasien yang
memang sudah sangat lemah. Dokter menyimpulkan bahwa sang pasien
harus menjalani pengobatan dan perawatan yang intensif di Rumah Sakit.
Berdasarkan situasi dan kondisi saat itu, maka diperkirakan paling cepat
pasien akan tiba di Rumah Sakit yang dimaksud selang 2 jam kemudian.
Untuk mencegah hal yang lebih buruk akibat keadaan umum yang terus
5

menurun (memburuk), maka sebelum ke Rumah Sakit terlebih dahulu


dokter Christian memasang infuse (IVFD) pada sang pasien.
Pagi harinya ditempat prakter dokter Christian sudah menunggu
beberapa orang pasien. Iapun melayani mereka dengan cekatan esuai
nomor antrean.
Tiba-tiba datanglah sekelompok orang membopong seorang
pemuda yang bernama Mamat yang sudah dalam keadaan sekarat
dengan luka-luka iris dilengan yang menganga cukup besar tidak berhenti
mengeluarkan darah. Mamat adalah seorang pemuda yang ingin
mengakhiri hidupnya karena ditinggal sang pacar. Walaupun sebenarnya
belum tiba giliran Mamat untuk dilayani, dokter Christian dengan sangat
cekatan segera menangani Mamat dengan cara membebat luka Mamat
untuk menghentikan pendarahan dan segera memperbaiki sirkulasi umum
pasien dengan jalan memasang infuse (IVFD) secara cepat. Keadaan
umum Mamat sang pasien mulai membaik tapi bebat pada luka jika
berlangsung lama akan menggangu bahkan meniadakan sirkulasi distal
dari luka tersebut. Untuk merujuk Mamat ke Rumah Sakit tidaklah
mungkin oleh karena jarak tempuh ke Rumah Sakit cukup jauh, lagi pula
Mamat sang pasien tergolong pada keluarga yang tidak mampu. Dengan
cekatan pula dokter Christian membuka bebat luka, mengikat pembuluhpembuluh darah yang putus untuk menghentikan pendarahan dan
menjahit luka-luka Mamat. Tak lupa pula dengan penuh rasa empati
dokter Christian menasihati Mamat sang pasien agar supaya tidak
mengulangi perbuatan yang merugikan diri sendiri.
Pasien berikutnya adalah tuan Pikir, umur 60 tahun datang dengan
keluhan susah buang air kecil. Setelah diperiksa ternyata menderita
pembengkakan kelenjar prostat, Dokter Christian menganjurkan untuk
dioperasi dengan terlebih dahulu menjelaskan segalanya tentang penyakit
tuan Pikir dimana keputusan akhir diserahkan sepenuhnya oleh dokter
pada sang pasien.
Pasien berikutnya adalah Tuan Baduit seorang pria kaya yang
beristeri tapi hidung belang yang datang berobat ketempat praktek dokter
Christian dengan keluhan kencing nanah. Ia mengaku keadaan ini terjadi
setelah ia berhubungan badan dengan beberapa wanita PSK ditempat
Relokasi yang bernama Aduhai. Sang pasien tidak kaget pada waktu
selesai pemeriksaan dokter mendiagnosa bahwa penyakit yang
dideritanya adalah PHS (Penyakit Hubungan Seksual). Tuan Baduit segera
meminta dokter untuk mengobatinya tetapi dengan syarat harus menjaga
kerahasiaan penyakitnya. Dokter Christian tentu menyanggupinya tetapi
tetap mengharuskan agar supaya isteri sang pasien harus pula menjalani
6

pengobatan . dokter berpendapat bahwa isteri sang pasien juga berhak


mendapatkan pelayanan kesehatan. Apalagi dalam hal ini akibat ulah
Tuan Baduit menyebabkan isterinya merupakan / termasuk kelompok
yang rentan atau yang paling dirugikan. Dokter segera mengobati Tuan
Baduit yang walaupun status ekonominya tergolong sangat baik (kaya)
serta penyakit yang dideritanya adalah akibat tindakannya sendiri yang
tercela dengan bayaran/tarif yang sesuai (tidak dilipat gandakan).
Demikian pula tanpa membeberkan kasus secara rinci ( identitas
dirahasiakan), dokter Christian meminta Dinas terkait yang berwenang
agar supaya mendatangi Relokasi Aduhai untuk mengobati dan
memberikan penyuluhan bagi para PSK yang beroperasi ditempat itu agar
supaya penyebaran PHS bagi masyarakat luar terhindari.
Pasien terakhir dipagi hari itu adalah tuan Kumabal dari desa
tetangga yang adalah korban tabrak lari yang mengeluh nyeri perut kiri
atas akibat benturan stang sepeda motor yang menabraknya. Setelah
diperiksa, dokter segera menganjurkan Tuan Kumabal untuk masuk
Rumah Sakit karena harus menjalani pengawasan lanjut yang ketat
(observasi trauma tumpul abdomen). Sore harinya dokter Christian yang
juga bekerja pada rumah sakit rujukan tersebut kembali melakukan
pemeriksaan terhadap tuan Kumabal. Selain pemeriksaan darah (Hb
dibawah kadar normal), pemeriksaan fisik (perut mulai membersar dan
kencang), serta pemeriksaan khusus (abdominal tap positif yang berarti
terdapat darah bebas dalam rongga perut). Dokter Christian
menyimpulkan sang pasien mengalami pendarahan dalam rongga perut
yang kemungkinan di akibatkan oleh ruptur atau robeknya limpa. Dokter
langsung menjelaskan pada tuan Kumabal tentang keadaan sakitnya dan
rencana untuk operasi (Laparatomi) agar mendapat persetujuan dari sang
pasien. Tapi walaupun sudah dijelaskan bahwa jika tidak dioperasi maka
perdarahan dalam rongga perut akan berlangsung terus dan akan
mengakibatkan kematian, tuan Kumabal yang adalah pasien dari desa
yang mungkin takut dioperasi ternyata tidak mau dioperasi (pasien masih
dalam keadaan sadar). Beberapa jam kemudian Hb makin menurun
kesadaran oasien pun terus menurun. Pasien jatuh dalam keadaan tidak
sadar. Tindakan yang harus segera diambil satu-satunya adalah operasi
untuk menghentikan perdarahan. Persetujuan Tinakan Medik dari keluarga
sang pasiean pun tidak bisa diperoleh karena tidak ada satu orangpun
yang menunggu tindakan operasi tanpa persetujuan pasien ataupun
keluarga pasien.
Operasi
selesai
lewat
malam........................................................................(24 Hours)

tengah

ANALISA
Beneficence
Dalam kasus 24 hours, ditemukan beberapa kriteria yang
terdapat pada kaidah Beneficence. Contohnya pada
paragraf pertama Dokter Christian mengutamakan
altruisme atau menolong tanpa pamrih, rela berkorban
untuk kepentingan orang lain. Didapati juga dalam setiap
kasus di dalam artikel 24 hours kewajiban menolong
pasien gawat darurat, serta menghargai hak-hak pasien
secara keseluruhan, tidak menarik honorarium diluar
kepantasan, serta memaksimalisasi kepuasan tertinggi
secara keseluruhan.
Non-Maleficence
Dalam kasus 24 hours, ditemukan beberapa kriteria yang
terdapat pada kaidah Non-maleficence. Pada kasus
pertama dan kelima yaitu pasien dengan penyakit muntah
dan berak darah (hematemesis-melena), ditemukan
kriteria menolong pasien emergensi, pada kasus
dijelaskan bahwa dokter Christian segera memeriksa
pasien dan memasang infus dengan tujuan mencegah
keadaan pasien bertambah buruk.Pada kasus pertama
juga ditemukan kriteria menolong pasien dalam keadaan
amat berbahaya, dokter sanggup mencegah bahaya,
tindakan dokter terbukti efektif, pertolongan dokter
memberikan manfaat besar pada pasien. Pada kasus
kedua (kasus Mamat), dokter mengobati pasien yang
terluka dengan cekatan, dokter tidak menyembuhkan
secara fisik saja, tetapi memberi nasehat dengan rasa
empati.
Dalam
penanganan
pasien
dokter
juga
mempertimbangkan
kondisi
ekonomi
pasien
dan
melakukan yang tepat. Pada kasus ketiga (tuan Pikir),
terdapat kriteria menghindari impresentasi pasien, dimana
dokter menjelaskan segala penyakit yang diderita pasien.
Autonomi
Pada peristiwa ke-3 yang dialami dokter Christian Bauer
dimana ada seorang pasien yang bernama Tuan Pikir, 60
tahun datang dengan keluhan susah buang air kecil ,
setelah diperiksa ternyata menderita pembengkakan
kelenjar prostat. Dokter Christian menganjurkan untuk
8

dioperasi dengan terlebih dahulu menjelaskan segalanya


tentang penyakitnya tapi menyerahkan keputusan akhir
sepenuhnya pada sang pasien. Dari tindakan ini dapat kita
simpulkan bahwa dokter Christian telah melakukan
Kaedah Dasar Bioetika Autonomy, dimana ia menghargai
hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat
pasien, tidak mengintervensi pasien dalam membuat
keputusan,
menghargai
rasionaliyas
pasien,
dan
membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil
keputusan sendiri. Intinya ia memberikan otonomi pada
pasiennya. Ia juga telah melaksanakan informed consent
dengan menjelaskan dengan rinci tentang penyakit Tuan
Pikir. Kasus berikutnya terjadi pada Tuan Baduit, seorang
pria kaya hidung belang, yang menderita penyakit
hubungaan seksual (PHS). Tuan Baduit meminta dokter
untuk merahasiakan penyakitnya.
Namun dokter
menganjurkan agar istrinya juga mendapat pelayanan
kesehatan, karena istrinya rentan terhadap penyakit ini.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa dokter Christian
tetap menghargai privasi dan menjaga rahasia pasien. Ia
juga membiarkan pasien dewasa yang kompoten untuk
mengambil keputusan sendiri, tidak mengintervensi atau
menghalangi autonomy pasien. KDB Autonomy juga
terdapat pada peristiwa terakhir yaitu tentang Tuan
Kumabal seorang korban tabrak lari yang mempunyai luka
cukup parah, dokter telah menganjurkan untuk dioperasi
tapi tidak mau, hingga akhirnya hilang kesadaran
bertepatan dengan kondisinya yang sudah parah,
terpaksa KDb autonomy tidak diindahkan dan terjadi
Primafacie ke KDB Non Maleficence karena lebih
mengutamakan keselamatan pasien.
Justice
Dalam kasus ini Dokter Christian memberlakukan segala
sesuatu secara universal contohnya walaupun dokter
Christian adalah seorang dokter spesialis bedah,
pasiennya tida hanya terbatas untuk kasus-kasus bedah
saja. Dapat dilihat dalam paragraf 1-3, dokter Christian
adalah seorang yang pintar, ramah, tarifnya pun tidak
mahal bahkan tergolong murah, ia tidak membedakan
tarif antara pasien dengan ekonomi kurang seperti Mamat
dengan pasien yang kaya seperti tuan Baduit, sehingga
9

dapat dikatakan dokter Christian menghargai hak sehat


pasien (affordability, equality, accessibility, availability,
quality). Dokter Christian cukup menghargai hak hukum
pasien dimana keputusan akhir sepenuhnya diserahkan
pada pasien (paragraf 5), tapi pada kasus tuan Kumabal
(paragraf 7) walaupun tidak mendapat persetujuan pasien
dan keluarga untuk melakukan operasi, dokter Christian
tetap melakukan operasi karena mempertimbangkan
keselamatan pasien.

Primafacie
Dalam kasus 24 Hours ini didapati 2 perubahan kaedah
dasar bioetik ke kaedah dasar bioetik yang lain akibat
situasi dan kondisi di dalamnya. Yang pertama terdapat
pada paragraf ketiga dan keempat. Dokter Christian
melayani pasien sesuai nomor antrean namun tiba-tiba
datang sekelompok pemuda yang membopong Mamat
yang sudah dalam keadaan sekarat sehingga dokter harus
segera melayani Mamat terlebih dahulu. Disini dapat
dilihat, kaedah dasar bioetik Justice, berubah menjadi
kaedah dasar Non-Maleficence. Yang kedua terdapat pada
paragraf terakhir, yaitu pada kasus tuan Kumabal yang
harus dioperasi namun ia takut karena tuan Kumabal
orang yang berasal dari desa, tetapi karena Hb makin
menurun dan pasien sudah dalam keadaan tidak sadar,
dokter harus mengambil tindakan yaitu dengan
mengoperasi pasien. Kaedah dasar bioetik Autonomi
berubah menjadi kaedah dasar bioetik Non-Maleficence.

10

KESIMPULAN
Jadi, berdasarkan kasus 24 Hours ini,
dokter Christian sudah menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya dengan baik. Dokter
Christian juga sudah menjalankan tugasnya
berdasarkan kaedah-kaedah dasar bioetik
seperti
Beneficence,
Non-Maleficence,
Autonomi, dan Justice.

11

Anda mungkin juga menyukai