Anda di halaman 1dari 18

Konsep Women Centered Care

(Asuhan Keluarga Berencana)


Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Konsep Kebidanan

Disusun oleh :
1. Puput Indria Lestari
2. Mikra Latisfian
3. Dika Tri Muzayana
4. Riza Maulida Rohmah
5. Ainun Ningrum
6. Yunita Tri Andriani
7. Cindy Virdiana Aisyah
8. Hirdanti Finisia
9. Binta Dwi Novitasari
10. Nimatul Izzah

( 1402450081 )
( 1402450082 )
( 1402450083 )
( 1402450084 )
( 1402450085 )
( 1402450086 )
( 1402450087 )
( 1402450088 )
( 1402450089 )
( 1402450090 )

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Politeknik Kesehatan Malang Jurusan kebidanan
Prodi D IV Kebidanan Malang
Tahun 2014/2015
Kata Pengantar

Dengan ini kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena atas
kehendak-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Konsep Women
Centered Care (Asuhan Keluarga Berencana) ini tepat pada waktunya. Isi dari makalah ini
secara garis besar adalah membahas mengenai Asuhan Keluarga Berencana dan hal hal
yang berkaitan dengannya.
Penyusun menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan kekurangan, baik secara segi tata bahasa
maupun dalam hal pengkonsolidasi an kepada dosen serta teman teman sekalian, yang
kadang kalanya hanya menurut egoisme pribadi. Harapan yang paling besar dari
penyusunan makalah ini ialah, mudah - mudahan apa yang penyusun susun ini bermanfaat
baik untuk pribadi, maupun bagi pembaca secara umum.
Segala kesempurnaan hanya milikNya , kekurangan yang ada pada makalah ini
datang dari kami. Karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari
pembaca.

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Women Center Care ................................................................ 6
2.2 Prinsip-prinsip women center care............................................................ 6
2.3 Pengertian dan Makna KB ........................................................................ 8
2.4 Prinsip-prinsip Keluarga Berencana ......................................................... 8
2.5 Tanggung Jawab Ilmuwan ...................................................................... 6
2.6 Penyikapan terhadap Perkembangan IPTEK............................................. 8
2.7 Keselarasan IMTAQ dan IPTEK............................................................... 9
2.8 Seni Menurut Islam ................................................................................... 9
2.8.1 Definisi Seni Menurut Islam............................................................. 9
2.8.2 Pendapat tentang Pengertian Seni dalam Islam................................ 9
2.8.3 Tanggung Jawab Seniman................................................................ 10
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 11
3.2 Saran.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA...............................................................12

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya ada pada
posisi keempat di dunia dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Rentang
tahun 1800-1900 jumlah penduduk Indonesia bertambah tiga kali lipatnya. Sedangkan
1900 -2000 terjadi pertambahan penduduk lima kali lipat dari 40,2 juta orang menjadi
205,8 juta orang. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan
preventif yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi
yang sulit, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena
metode-metode tertentu mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan
nasional KB, kesehatan individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh
kontrasepsi (Depkes RI, 1998).
Selama rentang 1900-2000, program Keluarga Berencana (KB) berhasil mencegah
kelahiran 80 juta orang.Tanpa program KB jumlah penduduk hingga tahun 2000
diprediksi 285 juta orang. Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam
hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan
demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia.
Seperti yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya
meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan
kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
Untuk itu, setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk
dirinya. Pelayanan kontrasepsi (PK) adalah salah satu jenis pelayanan KB yang tersedia.
Sebagian besar akseptor KB memilih dan membayar sendiri berbagai macam metode
kontrasepsi yang tersedia.Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi
antara lain faktor pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan,
4

pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan,
riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode
kontrasepsi (efektivitas, efek samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan,
kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya
juga akan mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode
atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-beda.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah pengertian dan makna dari keluarga Berencana?
b. Bagaimana prinsip-prinsip dasar Keluarga Berencana?
c. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kesehatan wanita KB?
d. Bagaimana pelayanan yang berorientasi pada wanita KB?
e. Apa saja komponen asuhan yang berpusat pada wanita KB?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dan makna Keluarga Berencana
b. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar Keluarga Berencana
c. Untuk memahami faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita KB
d. Untuk memahami pelayanan yang berorientasi pada wanita KB
e. Untuk memahami komponen asuhan yang berpusat pada wanita KB

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Woman Centered Care


Women centered care adalah istilah yang digunakan untuk filosofi asuhan
maternitas yang memberi prioritas pada keinginan dan kebutuha pengguna dan
menekankan pentingnya informed choice, continuitas keperawatan, keterlibatan pengguna,
efektivitas klinis, respon, dan absesibilitas.
Dalam praktek kebidanan women centered care adalah sebuah konsep yang
menyiratkan hal berikut:
1. Perawatan yang berfokus pada kebutuhan wanita yang unik, harapan dan aspirasi
wanita tersebut dari pada kebutuhan lembaga-lembaga atau profesi yang terlibat
2. Memperhatikan hak-hak penempuan untuk menentukan nasib sendiri dalam hal
pilihan, control, dan kontinuitas perawatn dalam bidang kebidanan
3. Meliputi kebutuhan janin, bayi, atau keluarga wanita itu. orang lain yang signifikan
seperti yang diidentifikasi dan dipercaya oleh wanita tersebut
4. Melibatkan peran serta masyarakat melalui semua tahap mulai dari kehamilan,
persalinan, dan setelah kelahiran bayi
5. Melibatkan kolaborasi dengan professional kesehatan lainnya bila diperlukan

2.2 Prinsip-Prinsip Woman Centered Care


a. Memastikan perempuan menjadi mitra yang sejajar dalam perencanaan dan pemberian
perawatan maternitas
b. Mengenali layanan yang ada untuk memenuhi kebutuhan mereka dan keinginan dari
pada orang-orang staf atau manager
c. Memberikan informasi pilihan perempuan dalam hal pilihan yang tersedia selama
kehamilan, persalinan, dan periode pascanatal seperti yang menyediakan perawatan
dimana itu diberikan dan apa yang mengandung
d. Memberikan kesinambungan perempuan sehingga mereka mampu membentuk
hubungan saling percaya dengan orang-orang yang peduli pada mereka
e. Memberikan kotrol perempuan atas keputusan-keputusan kunci yang mempengaruhi
isi dan kemajuan perawatan mereka
Women centered care harus mencakup:
1. Sebuah filosofi yang menegaskan kekuatan perempuan itu sendiri , kekuatan dan
keterampilan, dan komitmen untuk mempromosikan persalian fisiologis dan kelahiran
2. Kebidan yang dipimpin perawat kehailan normal, kelahiran, dan periode pascanatal
3. Layanan yang direncanakan yang disediakan dekat dengan perempuan dan masyarakat
dimana mereka tinggal atau bekerja
4. Terintegrasi perawatn dibatas-batas sector akut dan primer
6

5. Sebuah perspektif kesehatan masyarakat, yang mempertibangkan faktor social dan


lingkungan yang lebih luas, berkomitmen sumber daya untik perawatn kesehatan
preventif, dan bertujuan untuk mengurangi kesenjangan kesehatan dan social
6. Maximized kontinuitas perawatan dan perawat, dengan satu-ke-satu perawatn
kebidanan selama persalinan
7. Fokus pada kehamilan dan persalian sebagai awal dari kehidupan keluarga, bukan
hanya sebagai episode klinis terisolasi, dengan memperhitungkan penuh makna dan
nilai-nilai setiap wanita membawa pengalamannya keibuan
8. Pendananaan struktur dan komitmen yang diakui hasil seumur hidup kesehatan ibu dan
bayi
9. Keterlibatan pengguana yang melampaui tokenistic, untuk mengembangkan kemitraan
yang nyata anatara wanita dan bidan
10. Keluarga berpusat perawatan yang memfasilitasi pengembangan percaya diri, orang
tua yang efektif
11. Memperkuat kepemimpinan

kebidan,

dalam

rangka

untuk

mempromosikan

keunggulan profesional dan memaksimalkan konstribusi pelayanan maternitas ke


agenda kesehatan masyarakat yang lebih luas
12. Cukup membayrar dan keluarga-ramah kondisi kerja bagi semua bidan

2.3 Pengertian dan Makna KB


Menurut WHO expert committee 1970: keluarga berencana adalah tindakan yang
membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang emmang sangat diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Secara umum KB adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan
sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan
tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan
merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari
perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
2.4 Prinsip-Prinsip Keluarga Berencana
a. Untuk menuda kehamilan
7

Hal ini bisa dilakukan dengan menunda kehamilan anak pertama dan
menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan
kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
b. Untuk mengatur jarak kelahiran
Mengatur jarak kelahiran antara anak yang satu dengan anak berikutnya
merupakan cara yang paling tepat untuk menjaga kondisi kesehatan ibu dan anak.
Jarak kelahiran anak yang terlalu dekat mengandung resiko tinggi untuk kesehatan
ibu dan anak.misalnya, si anak sering sakit, maka si ibu semakin lemah badannya,
bahkan dapat menyebabkan kematian.

2.5 Manfaat KB
a. Manfaat KB bagi ibu antara lain yaitu:
1. Untuk memperbaiki kesehatan
2. Untuk meningkatkan kesehatan
3. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak
4. Waktu yang cukup untuk istirahat
5. Untuk bisa menikmati waktu luang
6. Dapat melakukan kegiatan lain
b. Manfaat bagi anak antara lain yaitu:
1. Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat
2. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan nutrisi yang cukup
3. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik
c. Manfaat untuk keluarga antara lain yaitu:
1. Meningkatkan kesejahteraan keluarga
2. Harmonisasi keluarga akan lebih terjaga
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Wanita KB
1. Faktor sosio-psikologi
Sikap wanita tersebut terhadap keluarga berencana dan komunikasi suami
istri. Perasaan tentang setiap aspek yang terkait dengan metode tertentu misalnya
pengalaman di masa lalu yang tidak menguntungkan karna penggunaan metode
tertentu
2. Faktor lingkungan
Hubungan antara system layanan kesehatan dengan lingkungan luarnya
3. Faktor pemungkin dan Faktor kebutuhan
Kedua faktor ini akan mempengaruhi pola perilaku kesehatan yang terdiri
dari pilihan kesehatan perorangan dan penggunaan pelayanan KB
4. Faktor seksual
5. Faktor agama
Apakah metode tertentu dikenakan sanksi oleh badan-badan keagamaan
yang dianut oleh wanita yang melakukan KB

Menurut maryatun 2009 mengatakan bahwa faktor-faktor pada ibu yang


mempengaruhi konrasepsi adalah hubungan umur, persepsi ibu tentang demand/alasan
KB, metode, efek samping dan dukungan suami dalam pemakaian KB.
2.7

Pelayanan yang Berorientasi Pada Penyuluhan KB


Sebelum pemberian metode kontrasepsi, misalnya pil, suntik, atau AKDR, terlebih

dahulu menentukan apakah ada keadaan yang membutuhkan perhatian khusus atau
masalah (diabetes/hipertensi) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih
lanjut. Sehingga masalah utama dapat diketahui melalui anamnesis dan setiap klien dapat
memilih kontrasepsi yang diinginkan.
Salah satu usaha untuk menciptakan kesejahteraan adalah dengan memberi nasehat
perkawinan, pengobatan kemandulan, dan memperkecil angka kelahiran (Depkes RI
1999). Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional
dan bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan social
penduduk Indonesia. Tujuan program KB adalah memperkecil angka kelahiran, menjaga
kesehatan ibu dan anak, membatasi kehamilan jika jumlah anak sudah mencukupi.
Peserta KB akan mendapat pelayanan dengan cara sebagai berikut:
1. Pasangan usia subur yang istrinya mempunyai keadaan seperti terlalu muda, terlalu
banayak anak, terlalu sering hamil, dan terlalu tua akan mendapatkan prioritas
pelayanan KB.
2. Peserta KB diberikan pengertian mengenai metode kontrasepsi dengan keuntugan dan
kelemahan masing-masing sehingga ia dapat menentukan pilihannya.
3. Harus mendapat informasi mengenai metode kontrasepsi dengan keuntugan dan
kelemahannya sehingga ia dapat menentukan pilihannya.
4. Harus dilakukan pemriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan kepada klien agar
dapat ditentukan metode yang paling cocok dengan hasil pemeriksaannya.
5. Harus mendapatkan informasi tentang kontra indikasi gabung pemakaian berbagai
metode kontrasepsi.

2.8 Asuhan Kebidanan pada Pelayanan KB


Asuhan kebidanan pada pelayanan KB adalah asuhan yang diberikan bidan pada
ibu yang akan melakukan pelayanan KB. Bidan memberikan asuhan tentang macammacam KB, efek dan dampak dari pemakaian KB, serta memberikan wewenang terhadap
ibu untuk memilih macam-macam KB yang akan di gunakan.
Tidak semua aseptor KB mengalami kenyamanan dalam menggunakan alat
kontrasepsi. Ada juga yang mengalami perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis
9

setelah penggunaan alat kontrasepsi. Perubahan fisiologis yang sering terjadi adalah akibat
dari efek samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Misal pusing, berat badab
bertambah, timbul flek-flek di wajah, gangguan menstruasi, keputihan, gangguan libido,
dll. Perubahan psikologis yang dialami adalah kecemasan atau ketakutan akan keluhankeluhan yang terjadi, kegagalan dalam pemakaian alat kontrasepsi. Macam asuhan
kebidanan meliputi :
2.8.1

Metode Keluarga Berencana


Dalam melakukan pemilihan metode kontrasepsi perlu diperhatikan ketetapan

bahwa makin rendah pendidikan masyarakat, makin efektif metode KB yang dianjurkan
yaitu : kontap, suntikan KB (AKBK= alat kontrasepsi bawah kulit), IUD (AKDR).
A. Metode KB yang dapat digunakan adalah :
a) Kondom
b) Spermiside
c) Koitus intereptus (senggama terputus)
d) Pantang berkala.
B. Metode kontrasepsi efektif (MKE)
Pil KB : Progesteron only pill, pill kb sekuensial
Suntikan KB : depropove, setiap 3 bulan, norigest setiap 10 minggu. Eyeloven,
setiap bulan
Susuk KB : setiap lima tahun (nonplant), 3 tahun (implmon)
C. Metode kontrasepsi efektif- Kontap
Metode untuk menghentikan kehamilan dilakukan

dengan

kontap

(kontrasepsi mantap), yaitu untuk pria dengan vasektomi dan wanita dengan
tubektomi.
1) Metode yang mencapai tuba : minilaparatomi, laparaskopi, bersaam dengan
operasi besar kandungan atau kebidanan dan bedah.
Melalui sayatan liang senggama : metode kalposkope, metode sonnawala (india),
metode manuaba (Indonesia).
2) Metode menutup saliran indung telur
a. Teknik medlener
b. Teknik pomeroy
c. Teknik kunner
d. Teknik cincin felope
e. Teknik hemoklip
f. Teknik nontramatic tubal occlusion technique(nttot), (ma), denpasat-Indonesia
g. Teknik Uchida (Jepang)
h. Teknik vasektomi tuba (Ma) Indonesia

2.8.1.1 Metode Keluarga Berencana Sederhana

10

Metode KB sederhana adalah metode KB yang dipergunakan tanpa bantuan


orang lain. Metode KB sederhana hanya digunakan pada masa atau minggu susbur
yang dapat diperhitungkan dan diajarkan kepada peserta KB.
Yang termasuk metode KB sederhana :
A. Kondom
Mekanisme kerja dari pengguanaan kondom

ini

yakni

dapat

menghilangkan masuknya ke dalam vagina sehingga konsepsi dapat dihindari


(kehamilan tidak terjadi).
Kerugian : ketika kondom tersebut robek oleh karena kurang hati-hati, pelumas
kurang atau karena tekanan pada waktu ejakulasi sehingga sperma tetap masuk
ke dalam liang senggama yang memungkinan terjadinya kehamilan. Kerugian
yang lain adalah pengaruh pemakaian yang tidak teratur, motivasi, umur,
paritas, pendidikan, dapat menimbulkan reaksi alergi khususnya pada kondom
berbahan karet, dsb.
Keuntungan : Murah, mudah didapat (tidak perlu surat dokter), tidak
memerlukan pengawasan, mengurangi kemampuan PMS.
B. Spermiside
Spermiside adalah zat kimia yang dapat melumpuhkan dan sampai
mematikan spermatozoa yang digunakan menjelang hubungan seks. Agar dapat
berfungsi dengan baik, maka pemasangan spermisida harus dilakukan sekitar 5
sampai 10 menit sebelum melakukakan hubungan seks.
Kekurangan : merepotkan menjelang hubungan senggama, nilai kepuasan
berkurang, dapat menimbulkan iritasi atau alergi, dan kejadian hamil tinggi
sekitar 30% sampai 35%karena pemasangan tidak sempurna atau terlalu cepat
melakukan senggama.
C. Metode Koitus Intereptus (Senggama Terputus)
Penarikan keluar segera penis pada saat hampir terjadi ejakulasi sehingga
cairan sperma yang keluar tidak masuk ke dalam liang senggama atau vagina.
Dengan cara ini kemungkinan terjadi pembuahan bisa dikurangai.
Kelebihan : tidak memerlukan obat atau sama sekali. Relative sehat bagi
perempuan dari pada menggunakan alat KB yang lain
Kekurangan : tidak ada kontrol atas teknik pada perempuan, mengurangi
kenikmatan bersenggama, menggangu kepuasan dalam bersenggama.
D. System kalender (pantang berkala )
Keadaan dimana tidak dianjurkan melakuakan persetubuhan pada masa
subur istri. Jika konsepsi ingin dicegah makan koitus harus dihindari sekurangkurangnya selam 3 hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam
setelah ovulasi terjadi.
11

2.9 Metode Kontrasepsi Efektif


a. Pil KB
Adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet di
dalam strip yang berisi gabungan hormon estrogen dan progesterone saja.
Efektifitas:
Efektifitas pemakaian pil sangat tinggi tetapi ini tergantung pada disiplin
pemakai. Kegagalan teoritis lebih dari 0,35%, tetapi dalam praktek berkisar 1-8%
untuk pil kombinasi, 3-10% untuk mini pil.
Keuntungan:
1. Reversibilitasnya atau kembalinya kesuburan tinggi
2. Mudah menggunakan
3. nya
4. Mengurangi rasa sakit pada waktu menstruasi
5. Mencegah anemia defesiensi zat besi
6. Mengurangi kemungkinan infeksi panggul dan kehamilan ektopik
7. Mengurangi resiko kanker ovarium
8. Cocok sekali digunakan untuk menunda kehamilan pertama PUS muda
9. Tidak mempengaruhi produksi ASI pada pil yang mengandung progesteron
antara lain exluton/mini pil
10. Tidak mengganggu hubungan seksual.
Kerugian:
1. Memerlukan disiplin dari pemakai
2. Dapat mengurangi ASI pada pil yang mengandung estrogen
3. Dapat meningkatkan resiko infeksi klamidia
4. Nyeri payudara
5. Berhenti haid, tetapi pada penggunaan pil kombinasi jarang terjadi
6. Mual, terutama pada 3 bulan pertama pemakaian
7. Dapat meningkatkan tekanan darah
8. Tidak dianjurkan pada wanita yang berumur antar 30 tahun karena akan
mempengaruhi keseimbangan metabolisme tubuh
Efek Samping:
a. Perdarahan Pervaginam/Spotting
b. Tekanan Darah Meningkat
c. Perubahan Berat Badan
d. Kloasma
e. Tromboemboli
f. Air Susu Berkurang
g. Rambut Rontok
h. Varises
i. Perubahan Libido
j. Depresi
k. Pusing dan Sakit Kepala
b. Suntikan KB
Terdapat dua jenis kontrasepsi hormon suntikan KB.
a. Yang hanya mengandung hormon progesteron

12

b. Yang mengandung 25mg Medroxy progesteron acetat dan 5mg estradiol cypionate
yaitu Cyclofem
Keuntungan:
a. Praktik efektif dan aman
b. Tidak mempengaruhi ASI, cocok digunakan untuk ibu menyusui
c. Dapat
d. menurunkan kemungkinan anemia
Kerugian :
a. Kembalinya kesuburan agak lama
b. Harus kembali ke tempat pelayanan
c. Tidak dianjurkan bagi penderita kanker, hipertensi, jantung, dan hati
Efek Samping:
1. Gangguan Haid
2. Depresi
3. Keputihan
4. Jerawat
5. Perubahan Libido
6. Perubahan Berat Badan
7. Pusing dan Sakit Kepala
8. Hematoma
9. Infeksi dan Abses: diakibatkan pemakaian jarum suntik yang tidak suci
hama/steril
c. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK/IMPLANT)
AKBK adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit.
Keuntungan:
a.Tidak menekan produksi ASI
b.
Praktis, efektif
c.Tidak ada faktor lupa
d.
Masa pakai jangka panjang (5 tahun)
e.Membantu mencegah
g.
anemia
h.
Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah p
i. engangkatan implant
Kekurangan:
a. Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan terlatih
b. Implant lebih mahal daripada pil KB atau suntikan dan cara KB jangka pendek
c.
d.
e.
f.

lainnya.
Implant sering mengubah pola haid
Wanita tidak dapat menghentikan pemakaiannya sendiri
Beberapa wanita mungkin enggan menggunakan cara yang belum dikenalnya
Susuk mungkin dapat terlihat di bawah kulit

e. Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)/IUD


IUD adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim. Bentuknya
bermacam-macam dan terbuat dari plastic yang dililit tembaga. IUD dipasang
pada saat haid. Waktu penggunaannya 10 tahun. Tingkat keberhasilannya 99 %.
13

Keuntungan :
1. Praktis dan ekonomis
2. Efektifitas tinggi (angka kegagalan kecil)
3. Kesuburan segera kembali jika alat dikeluarkan
4. Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil
5. Tidak mengganggu pemberian ASI.
Kerugian :
Dapat keluar sendiri jika IUD tidak cocok dengan ukuran rahim pemakai.
Efek Samping:
1. Perdarahan
2. Keputihan
3. Ekspulsi
4. Nyeri
5. Infeksi
6. Translokasi
f. Alat Kontrasepsi Mantap (KONTAP)
Adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan pambedahan atau
dengan kata lain setiap tindakan pembedahan pada saluran telur wanita atau
saluran mani yang mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak
akan memperoleh keturunan lagi. Istilah lain dari kontap pada wanita disebut
tubektomi dan pada pria disebut vasektomi.
Jenis Kontap:
1. Vasektomi/MOP (Medis Operatif Pria)
Merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi
keluarnya sperma dengan cara mangikat dan memotong saluran mani (vas
defferent) sehingga sperma tidak keluar pada saat bersenggama.
Keuntungan Vasektomi:
a. Tidak ada mortalitas
b. Morbiditas kecil sekali
c. Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit
d. Dilakukan dengan anestesi lokal/pembiusan setempat dan hanya
e.
f.

a.
b.
c.

berlangsung kurang dari 15menit


Efektif, karena dapat dicek kepastiannya dilaboratorium
Tidak mengganggu hubungan seks selanjutnya
Kelemahan Vasektomi:
Harus dengan tindakan pembedahan
Masih adanya keluhan seperti kemungkinan perdarahan dan infeksi
Harus menunggu sampai hasil pemeriksaan sperma 0 dalam beberapa
hari atau minggu untuk dapat berhubungan dengan bebas agar tidak

terjadi kehamilan
d. Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak
lagi
14

2. Tubektomi/MOW (Medis Operatif Wanita)


Metode ini merupakan salah satu cara kontrasepsi operatif bagi
wanita yang tidak menginginkan anak lagi. Tingkat keberhasilannya lebih
dari 99 %. Kontrasepsi ini juga merupakan suatu kontrasepsi permanen
untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat dan atau
memotong pada kedua saluran tuba. Dengan demikian maka ovum akan
bertemu dengan sperma karena adanya hambatan pada tuba.
Tubektomi dapat dilakukan kapan saja asalkan wanita tersebut tidak
hamil seperti pada saat setelah melahirkan atau abortus, sedang haid atau
ganti cara kontrasepsi dari pil, suntik atau IUD.
Keuntungan Tubektomi:
a. Teknik mudah, sehingga dapat dilakukan oleh dokter umum
b. Perlengkapan dan peralatan bedah sederhana
c. Dapat dilakukan di RS kecil atau Puskesmas
d. Dapat dilakukan pada pasca persalinan, pasca keguguran dan masa
f.
g.
h.
i.
j.

interval
.
Dapat dilakukan dengan anestesi lokal
Luka pembedahan dapat diperlebar jika diperlukan
Kegagalan teknik sangat rendah dan keberhasilan hampir 100%
Sebagai teknik pengganti jika teknik laparaskopik atau kuldoskopi

gagal
k. Waktu pembedahan singkat, biaya relatif murah
l. Prosedur dapat dilakukan tanpa di rawat
m. Masa penyembuhan pasca bedah singkat
Kerugian :
Beresiko dan efek samping bedah tetap ada
Komplikasi Tubektomi:
a. Perdarahan didaerah tuba
b. Perdarahan karena perlukaan pembulu
e. h darah besar
f. Perporasi usus
g. Emboli udara
h. Perforasi rahim

2.10 Komponen Pelayanan Keluarga Berencana


Kegiatan KB merupakan salah satu komponen dari pelayanan kesehatan reproduksi
esensial (PKRE) yang dapat dilaksanakan ditiap tingkat pelayanan sesuai dengan
kewenangannya, yaitu:
1. Pelayanan di tingkat desa.
a. Konseling KB
b. Pelayanan KB, kecuali implant dan metode operatif
15

c. Pertolongan pertama efek samping KB


d. Rujukan pelayanan KB
2. Pelayanan di tingkat puskesmas.
a. Konseling KB
b. Pelayanan KB, sesauai dengan kemampuan
c. Pertolongan pertama komplikasi dan kegagalan KB serta penanganan efek samping
KB
d. Rujukan pelayanan KB
e. Pembinaan pelayanan di tingkat desa
3. Pelayanan di tingkat rujukan KB.
a. Konseling KB
b. Pelayanan semua jenis metode KB
c. Penanganan komplikasi dan kagiatan KB serta penanganan efek samping KB
d. Penanganan kasus rujukan pelayanan KB
e. Pembianaan pelayanan di tingkat puskesmas

16

BAB III
PENUTUP

3.1KESIMPULAN
Program

gerakan

KB

dilaksanakan

dengan

tujuan

untuk

meningkatkan kesejahteraan bangsa di mana pada saat ini pemerintah


sedang melakukan pembangunan di segala bidang, termasuk untuk
mengatasi berbagai masalah kependudukan seperti pertumbuhan
penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata dan
kualitas sumber daya manusia yang relatif rendah.
Adapun strategi pendekatan yang dilakukan dalam program
pelayanan

KB

meliputi:

Pendekatan

Kemasyarakatan

(community

approach), Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach),


Pendekatan integrative (integrative approach), Pendekatan kualitas
(quality approach), Pendekatan kemandirian (self rellant approach),
Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach).
Dalam pelayanan KB juga ada cara operasinal programnya yang
meliputi: Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), Pelayanan
kontrasepsi dan pengayoman peserta KB, Peran serta masyarakat dan
institusi pemerintah dan Pendidikan KB.
Dari program KB juga memiliki dampak terhadap pencegahan
kelahiran, semisalkan dampak pada ibu, dampak pada anak, maupun
dampak pada suami. Secara umum Program keluarga berencana
memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak;
Penanggulangan

masalah

kesehatan

reproduksi;

Peningkatan

kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan


mutu

dan

layanan

KB-KR;

Peningkatan

sistem

pengelolaan

dan

kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen


dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
3.2

Saran

17

Sebaiknya pasangan usia produktif yang sudah memiliki anak


maksimal 2 orang anak, dianjurkan untuk menggunakan alat
kontrasepsi (atau melakukan KB) agar jumlah anak yang dimiliki tidak
terlalu banyak. Sehingga anak yang sudah dilahirkan mendapat asuhan
yang layak dari orangtuanya dan mendapat pendidikan formal yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Handajani, Sutjiati Dwi. 2011. Kebidanan Komunitas Konsep dan
Manajemen Asuhan.Jakarta : EGC
Hutahaean, Serri. 2009. Asuhan Keperawatan dalam Maternitas &
Ginekologi. Jakarta : TIM
Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta Timur : Trans Info Media
Syafrudin, Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Pedoman Manajemen Pelayanan KB
    Pedoman Manajemen Pelayanan KB
    Dokumen82 halaman
    Pedoman Manajemen Pelayanan KB
    iim bastari
    33% (6)
  • Chapter I
    Chapter I
    Dokumen4 halaman
    Chapter I
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Abses Peritonsi
    Abses Peritonsi
    Dokumen2 halaman
    Abses Peritonsi
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan Baru
    Satuan Acara Penyuluhan Baru
    Dokumen17 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan Baru
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Gejala Diare
    Gejala Diare
    Dokumen7 halaman
    Gejala Diare
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Susunan Acara Perpisahan
    Susunan Acara Perpisahan
    Dokumen2 halaman
    Susunan Acara Perpisahan
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi Terapeutik Pada Ibu Dengan Payudara Bengkak: Disusun Oleh
    Komunikasi Terapeutik Pada Ibu Dengan Payudara Bengkak: Disusun Oleh
    Dokumen1 halaman
    Komunikasi Terapeutik Pada Ibu Dengan Payudara Bengkak: Disusun Oleh
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Brand New Day
    Brand New Day
    Dokumen4 halaman
    Brand New Day
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Iya
    Iya
    Dokumen2 halaman
    Iya
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Abses Peritonsi
    Abses Peritonsi
    Dokumen2 halaman
    Abses Peritonsi
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Gejala Diare
    Gejala Diare
    Dokumen7 halaman
    Gejala Diare
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Satuan Acara Penyuluhan Baru
    Satuan Acara Penyuluhan Baru
    Dokumen17 halaman
    Satuan Acara Penyuluhan Baru
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen2 halaman
    2
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Gejala Diare
    Gejala Diare
    Dokumen7 halaman
    Gejala Diare
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Infus d10
    Infus d10
    Dokumen2 halaman
    Infus d10
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Abses Peritonsi
    Abses Peritonsi
    Dokumen2 halaman
    Abses Peritonsi
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • 1 Cover Depan
    1 Cover Depan
    Dokumen1 halaman
    1 Cover Depan
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Brand New Day
    Brand New Day
    Dokumen4 halaman
    Brand New Day
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Timeless
    Timeless
    Dokumen4 halaman
    Timeless
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Unicef Asi
    Unicef Asi
    Dokumen1 halaman
    Unicef Asi
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Raisa Rossa
    Raisa Rossa
    Dokumen2 halaman
    Raisa Rossa
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Laporan Surveilans dalam Kebidanan di Puskesmas Bululawang
    Laporan Surveilans dalam Kebidanan di Puskesmas Bululawang
    Dokumen4 halaman
    Laporan Surveilans dalam Kebidanan di Puskesmas Bululawang
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Soal Humaniora Kelompok 7
    Soal Humaniora Kelompok 7
    Dokumen3 halaman
    Soal Humaniora Kelompok 7
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Format Kwitansi
    Format Kwitansi
    Dokumen2 halaman
    Format Kwitansi
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • BAB I Pemantau Kohort Ibu
    BAB I Pemantau Kohort Ibu
    Dokumen1 halaman
    BAB I Pemantau Kohort Ibu
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Data Objektif
    Data Objektif
    Dokumen9 halaman
    Data Objektif
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Laporan Surveilans dalam Kebidanan di Puskesmas Bululawang
    Laporan Surveilans dalam Kebidanan di Puskesmas Bululawang
    Dokumen4 halaman
    Laporan Surveilans dalam Kebidanan di Puskesmas Bululawang
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • BIDAN_PEMIMPIN
    BIDAN_PEMIMPIN
    Dokumen3 halaman
    BIDAN_PEMIMPIN
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat
  • Format Kwitansi
    Format Kwitansi
    Dokumen2 halaman
    Format Kwitansi
    Inez Napasha Miraldi KiddRock
    Belum ada peringkat