Anda di halaman 1dari 7

M. Yazid, dkk.

41

ISSN 0216 - 3128

ISOLASI
DAN
IDENTIFIKASI
BAKTERIA
REMEDIASI RADIONUKLIDA URANIUM DI
LINGKUNGAN

UNTUK
DALAM

M. Yazid, Zainul Arifin


Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

ABSTRAK
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERIA UNTUK REMEDIASI RADIONUKLIDA URANIUM DI DALAM
LINGKUNGAN. Telah dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri dari limbah uranium aktivitas rendah yang
diharapkan dapat digunakan sebagai agen remediasi radionuklida uranium di dalam lingkungan. Tujuan
dari penelitian ini untuk mendapatkan isolat bakteri yang tumbuh di lingkungan yang mengandung
uranium. Isolasi bakteri dilakukan secara selektif menggunakan medium SBS agar yang mengandung 10
mg/l uranium diinkubasikan pada suhu 37 0C. Koloni dipindahkan secara aseptis ke medium SBS agar.
Isolat yang diperoleh dimurnikan dan diseleksi berdasarkan kemampuan tumbuh pada medium SBS cair
dengan variasi konsentrasi uranium dengan penggojog berkecepatan 120 rpm. Isolat yang memiliki
konstanta pertumbuhan spesifik () tinggi dipilih untuk dilakukan karakterisasi dan diidentifikasi
menggunakan metode Matching Profile. Hasil penelitian menujukkan bahwa tujuh isolat bakteri dapat
diisolasi dari limbah uranium aktivitas rendah (radioaktivitas < 0,01 Bq/ml). Dari hasil seleksi diperoleh
tiga isolat yang memiliki tinggi dalam medium SBS cair hingga konsentrasi 100 mg/l uranium. Hasil
identifikasi menunjukkan bahwa dua isolat diduga merupakan anggota genus Pseudomonas dan satu isolat
anggota genus Bacillus. Ketiga isolat terpilih mampu tumbuh baik (harga > 0,06) di dalam larutan
uranium sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai agen biologi untuk bioremediasi uranium di
lingkungan.

ABSTRACT
ISOLATION AND IDENTIFICATION OF THE BACTERIA FOR REMEDIATION OF THE URANIUM
RADIONUCLIDE IN THE ENVIRONMENT. Isolation and identification of the bacteria from Low Level
Uranium Waste that expected can be used for the uranium remediation agent in the environment have been
done. The objectives of this research was to obtain indigenous uranium resistance bacteria from uranium
waste. Isolation of uranium resistance bacteria was carried out on the selective medium SBS containing
10 mg/l uranium, incubated at 37 0C until the growth was visible. Separated colonies well grown on the
medium jelly when picked off and transferred into slant SBS jelly. Selection of binding uranium bacteria
was carried out based on their ability to grow on liquid medium containing various concentration of
uranium that shaked with 120 rpm speed. The highest specific growth rate constant ( ) isolates were
selected for characterization and identification by matching profile method. The result of this research
showed that three selected isolate that able to grow well on liquid SBS medium until 100 mg/l uranium
concentration. The identification results showed that two isolate were identified belong to the genus
Pseudomonas and one isolate was belong to the genus of Bacillus. Three selected isolate were able to
growth well in the uranium solution ( value > 0,06) so that expected could be used as biological agents
for uranium remediation in the environment.

PENDAHULUAN

enerapan teknologi dalam industri dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas produk dan
kesejahteraan hidup manusia. Tidak terkecuali
dalam pemakaian teknologi nuklir di berbagai
bidang antara lain: kedokteran, farmasi, pertanian,
hidrologi, pertambangan dan pembangkit energi.
Sebagai salah satu dampak pemanfaatan ilmu
pengetahuan dan teknologi nuklir adalah
ditimbulkannya limbah yang mengandung logam
berat ataupun bahan radioaktif.

Pengelolaan limbah radioaktif dilakukan


menggunakan beberapa metode antara lain pertukaran ion, pemakaian bahan koagulan, elektrolisis,
evaporasi dan sementasi; dengan prinsip dasar
untuk mereduksi volume dan radioaktivitasnya sehingga memudahkan dalam pengelolaan selanjutnya.
Salah satu jenis radionuklida yang terkandung di dalam limbah radioaktif yaitu uranium,
yang mempunyai sifat toksis kimia maupun radiologis. uranium bersifat toksis karena termasuk
logam berat dan radioaktif tidak dapat didegradasi

Prosiding PPI - PDIPTN 2006


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006

42

ISSN 0216 - 3128

oleh organisme hidup. Bersifat akumulatif yang


dalam jangka waktu lama menyebabkan gangguan
metabolisme pada makhluk hidup.(1)
Kemampuan mikroba untuk hidup dan
berkembang biak di lingkungan yang mengandung
logam berat / radioaktif merupakan fenomena yang
sering dijumpai. Sebagian besar mikroba yaitu
jamur, bakteri dan khamir dapat diisolasi dari
lingkungan yang tercemar logam berat. Mikroba ini
memiliki mekanisme detoksifikasi yang berfungsi
membantu untuk bertahan hidup dan berkembang
biak pada media toksik yang ditimbulkan oleh
keberadaan logam berat tersebut.
Mekanisme detoksifikasi yang dimiliki mikroba
antara lain :
1. Mikroba memiliki bagian tubuh yang
mendukung
untuk mampu beradaptasi di
lingkungan misalnya siderophore dan dinding
sel yang tebal.
2. Memiliki enzim ekstraseluler yang berfungsi
sebagai pengikat kation logam dan sebagai
penghalang untuk mencegah masuknya ion
logam ke dalam sel.
3. Bakteri yang hidup di lingkungan yang tercemar
logam berat memiliki mekanisme detoksifikasi
yang berfungsi untuk tetap hidup dan berkembang biak.(2)
Dari uraian diatas, mikroba mempunyai
peluang yang besar untuk dikembangkan sebagai
teknologi alternatif dalam remediasi radionuklida di
lingkungan perairan. Bioremediasi adalah proses
pembersihan kembali lingkungan dari bahan
pencemar dengan menggunakan agen biologi antara
lain tumbuhan dan mikrobia.
Keunggulannya
antara lain periode hidupnya relatif singkat, dapat
diproduksi dalam jumlah yang besar dalam waktu
yang singkat, aktivitas / kinerjanya dapat diatur;
hal ini disebabkan karena mikroba lebih sensitif
terhadap keberadaan ion logam berat di lingkungan.
Salah satu mikroba yang sering dimanfaatkan dalam bioremediasi perairan yang mengandung
logam berat adalah bakteri. Jenis bakteri tertentu
yang sudah beradaptasi di lingkungan yang
mengandung logam berat akan mampu bertahan
hidup dan berkembang biak pada efek toksik yang
ditimbulkan oleh keberadaan jenis logam berat
yang sama. Menurut Atlas dan Bartha tahun 1993,
bakteri yang resisten terhadap logam berat memiliki
mekanisme untuk bertahan hidup antara lain berupa
proses bioakumulasi, biopresipitasi, methylasi dan
bioreduksi. .
Bioremediasi logam berat oleh mikroba
adalah proses pengubahan molekul atau ion logam
sehingga yang semula bersifat toksis menjadi

M. Yazid, dkk.

berkurang kadar toksisitasnya.


Dari hasil
penelitian, terdapat beberapa jenis bakteri yang
memiliki mekanisme khusus untuk dapat bertahan
hidup di lingkungan yang mengandung uranium.
Beberapa contoh mekanisme yang dimiliki oleh
bakteri yaitu dengan mereduksi uranium (VI)
menjadi uranium (IV) oleh Clostridium sp.dan
Desulfovibrio sp.(3)
Bakteri yang diisolasi dari lingkungan yang
mengandung logam berat memiliki peran penting
untuk digunakan sebagai agen bioremediasi di
lingkungan. Jenis bakteri ini lebih adaptif dan
toleran terhadap efek toksik yang ditimbulkan oleh
keberadaan logam berat tersebut.
Berdasarkan uraian di atas, pembuatan isolat
bakteri yang dapat tumbuh baik di lingkungan yang
mengandung uranium dan mampu mengurangi/
menurunkan konsentrasi uranium dalam larutan
diharapkan dapat digunakan sebagai agen bioremediasi radionuklida tersebut di lingkungan.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan isolat bakteri yang mempunyai konstanta
pertumbuhan yang relatif tinggi di lingkungan yang
mengandung uranium serta untuk melakukan
identifikasi jenis bakteri tersebut sehingga dapat
dipastikan kedudukan taksonominya.

TATA KERJA
Bahan Yang Diperlukan
Bahan yang diperlukan antara lain
alumunium foil, alkohol, H2O2, reagen oksidase,
kertas coklat, kapas dan spiritus. Media yang
digunakan: medium SBS yang ditambah uranil
nitrat UO2(NO3)2.6H2O, nutrient broth (oxoid),
nutrien agar, medium uji fisiologis : glukosa,
laktosa, maltosa, mannitol, KNO3, medium Sulfur
Indol Motility (SIM), medium Simmon Citrat agar,
medium Tripple Sugar Iron (TSI), medium Urea
Agar Base, gelatin, medium Mc Conkay, medium
Blood Agar, medium Nitrat cair.

Peralatan Yang Digunakan


Alat yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain tabung reaksi (Pyrex), pipet ukur dengan
volume 1 ml, 5 ml, 10 ml (Pyrex), propipet, cawan
petri (Pyrex), erlenmeyer (Pyrex), gelas ukur
(Pyrex), timbangan semi kasar (Ohaus), kuvet, ose,
otoklaf (Hirayana), spektrofotometer (Spectronik),
inkubator shaker (Stuart scientific), sentrifuge,
inkubator (Memmert), oven (Memmert), vortex
(Theirmolin).

Prosiding PPI - PDIPTN 2005


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006

M. Yazid, dkk.

ISSN 0216 - 3128

Cara Kerja
Persiapan
Sterilisasi alat-alat gelas dan media : alat, bahan
dan media yang akan digunakan disterilisasi
terlebih dahulu dengan menggunakan Otoklaf
merk Hirayana pada tekanan 1 atm, temperatur
1210 C selama 15 menit.
Pembuatan medium untuk isolasi mikrobia :
medium yang digunakan adalah medium SBS
cair ditambah uranil nitrat 10 mg/l, medium
SBS agar ditambah uranil nitrat 10 mg/l,
aquades steril.
Pembuatan medium untuk peremajaan kultur
mikrobia : medium yang digunakan untuk
penyimpanan kultur mikrobia adalah medium
nutrient agar yang ditambah uranil nitrat 10
mg/l.
Prosedur penelitian
a. Isolasi mikrobia dari limbah uranium cair
aktivitas rendah
Pengambilan sampel limbah uranium cair
dilakukan di Laboratorium Pengelolaan Limbah
BATAN Yogyakarta . Air limbah diambil dari
drum penyimpanan limbah cair aktivitas rendah
kemudian diukur parameter fisik antara lain pH,
suhu, radioaktivitas limbah tersebut dan warnanya.
Air limbah diinokulasi dalam medium SBS
cair steril yang telah ditambah uranil nitrat 10
mg/l. Setelah itu medium digojog menggunakan
shaker dengan kecepatan 120 rpm selama 2 x 24
jam. Medium SBS yang keruh menandakan adanya
pertumbuhan mikrobia. Isolasi bakteri dilakukan
dengan mengambil 1 ml medium yang diencerkan
dalam 9 ml aquades (10-1). Pengenceran dilakukan
hingga konsentrasinya 10-4. Pada tiap konsentrasi
dilakukan penanaman di medium SBS agar yang
ditambahkan uranil nitrat 10 mg/l dan
diinkubasikan selama 2 x 24 jam pada suhu 37 0 C.
Isolat yang tumbuh dilakukan pengamatan
morfologi koloni, sifat gram dan bentuk selnya.
b. Seleksi isolat bakteri yang ditemukan
Isolat bakteri ditanam pada nutrien agar
miring yang ditambahkan 10 mg/l uranil nitrat
selama 24 jam pada suhu 37 0C. Seleksi dilakukan
dengan menumbuhkan bakteri di medium SBS cair
yang ditambahkan uranil nitrat. Konsentrasi uranil
nitrat yang digunakan bervariasi ( 0, 20 mg/l, 40
mg/l, 80 mg/l, 100 mg/l ).

43

Kultur bakteri digojog menggunakan shaker


dengan kecepatan 120 rpm dan dilakukan
pengamatan pertumbuhan bakteri. Pengamatan
pertumbuhan bakteri dilakukan dengan mengukur
OD larutan pada jam ke 0, 24, 48, 72 dan 96. Kurva
OD dan waktu digunakan untuk mengukur
(konstanta pertumbuhan spesifik) dari masingmasing bakteri. Isolat bakteri dipilih berdasarkan
harga yang paling besar pada konsentrasi uranium
tertentu.
Rumus dari adalah :
=Log Xt -Log Xo =Ln Xt-Ln Xo (Schlegel,1992)
Log e ( t-to )
( t- to)
Pengukuran OD dikonversi dengan Klett unit :
1 Klett unit = OD / 0.002
(Brock, 2000)
c. Pendugaan genus isolat bakteri terpilih
Isolat bakteri terpilih ditumbuhkan pada
medium nutrient agar miring yang ditambahkan 10
mg/l uranil nitrat UO2(NO3)2.6 H2O. Isolat bakteri
diamati morfologi koloni, pertumbuhan pada agar
tegak, agar miring dan nutrient cair. Bentuk sel dan
sifat gram dilihat dengan pengecatan gram.
Pengecatan
gram
dilakukan
dengan
mengambil isolat bakteri dengan ose dari kultur
miring. Isolat bakteri diletakkan pada gelas benda
yang diberi akuades steril. Kemudian dilakukan
fiksasi diatas bunsen. Setelah kering, pada bekas
apusan digenangi cat gram A selama 1 menit. Gelas
benda dicuci dengan air mengalir dan dikering
anginkan. Gelas benda kemudian digenangi cat
gram B selama 1 menit dan dicuci dengan air
mengalir. Gram C dibubuhkan selama 30 detik dan
dicuci dengan air mengalir. Cat penutup yaitu gram
D diberikan selama 1 menit kemudian dicuci
dengan air mengalir. Setelah kering preparat bakteri
diamati dengan mikroskop dengan perbesaran
1000 kali menggunakan minyak emersi. Bakteri
gram positif berwarna ungu dan bakteri gram
negatif berwarna merah (4).
Untuk menentukan genus bakteri dilakukan
pengujian sifat-sifat fisiologis. Pengujian ini
meliputi kemampuan bakteri untuk memfermentasi
glukosa, laktosa, mannitol, maltosa, sacharosa,
pembentukan indol, motilitas bakteri , pengujian
katalase, hidrolisis urea, pengujian penggunaan
sitrat sebagai sumber karbon , pembentukan nitrit
(reduksi nitrat), pengujian oksidase, pencairan
gelatin, pengujian fermentasi
glukosa OF,
pertumbuhan pada medium BCA, uji amylase dan
pertumbuhan di nutrien egg yolk.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding PPI - PDIPTN 2006


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006

44

M. Yazid, dkk.

ISSN 0216 - 3128

Isolat bakteri yang digunakan pada


penelitian, diisolasi dari limbah uranium cair
aktivitas rendah yang berada di Laboratorium
Pengolahan Limbah Radioaktif P3TM-BATAN,
yang mengandung 50 mg/l uranium. Tujuan
pengambilan isolat bakteri dari limbah ini adalah

untuk mendapatkan isolat yang dapat tumbuh baik


( adaptif ) di lingkungan yang mengandung
uranium. Pada waktu isolasi bakteri dilakukan
pengamatan warna, suhu, pH dan aktifitas limbah
tersebut. Dari hasil pengamatan didapatkan data
sebagai berikut :

Tabel 1. Beberapa Parameter Limbah Cair Yang Diukur.


Parameter yang diukur
pH
Warna
Suhu
Radioktivitas

Ulangan 1
8
Bening
28
< 0,01 Bq/ml

Ulangan 2
11
Bening
29
< 0,01 Bq/ml

Tabel 2. Morfologi koloni, sifat pengecatan Gram dan bentuk sel isolat bakteri pada
medium SBS padat dan 10 mg/l uranil nitrat.
MORFOLOGI
KOLONI

ISOLAT 1

ISOLAT
2

ISOLAT 3

ISOLAT 4

ISOLAT 5

ISOLAT 6

ISOLAT 7

Bentuk
Tepi
Struktur
dalam
Elevasi

Circular
Crenate
Wavy
interlaced
Low
convex
Krem
(-) batang
pendek

Circular
Undulate
Coarsely
granular
Low
confex
kuning
(-) batang

Curled
Undulate
Finely
granular
Effuse

Filamentous
Ciliate
Coarsely
granular
Effuse

Circular
Undulate
Opaque

putih
(-) btg
pendek

Putih
(-) berspora
batang

Circular
Undulate
Finely
granular
Low
convex
Putih
(+) spora
batang

Circular
Crenate
Coarsely
granular
Low
confex
putih
(-) spora
batang

Warna
Gram & btk
sel

Pertumbuhan bakteri di medium SBS cair


ditunjukkan dengan perubahan kekeruhan medium.
Isolasi dilakukan dengan menginokulasi medium
SBS cair
pada medium SBS padat yang
mengandung 10 mg/l uranil nitrat. Isolat bakteri
yang tumbuh adalah isolat yang adaptif terhadap
uranil nitrat.
Isolat bakteri diamati
bentuk

Low
convex
Krem
(+) spora
batang

morfologi koloni, bentuk sel dan sifat pengecatan


gram. Dari hasil isolasi didapatkan 7 isolat bakteri.
Selain pengamatan morfologi koloni juga
dilakukan pengamatan pertumbuhan pada agar
tegak dan miring. Adapun hasil pengamatannya
disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Pertumbuhan pada kultur tegak dan kultur miring.

Pertumbuhan pada
agar tegak
Pertumbuhan pada
agar miring

ISOLAT
1

ISOLAT
2

ISOLAT
3

ISOLAT
4

ISOLAT
5

ISOLAT
6

beaded

villous

echinulate

filliform

Filliform

echinulate

bead

echinulate

echinulate

spreding

echinulate

echinulate

filiform

echinulate

Isolat bakteri ditumbuhkan pada medium


SBS cair dengan konsentrasi uranil nitrat bervariasi
( 0, 20 mg/l , 40 mg/l , 80 mg/l dan 100 mg/l )
selama 96 jam. Dari pengukuran OD semua isolat
bakteri, dihitung rerata pertumbuhan eksponensial-

ISOLAT
7

nya untuk mengetahui pertumbuhan bakteri di


konsentrasi uranil nitrat yang berbeda. Dari
penghitungan untuk semua isolat bakteri pada
konsentrasi uranil nitrat yang berbeda didapatkan
hasil seperti disajikan pada Gambar 1.

Prosiding PPI - PDIPTN 2005


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006

M. Yazid, dkk.

ISSN 0216 - 3128

diikat oleh phosphat dari polyphospat dan direduksi


menjadi UO2HP. Hasil reduksi berupa komplek
uranyl phospat akan terikat dibagian luar sel (6).
Adanya pembentukan komplek uranyl phospat
akan mengurangi keberadaan ion uranyl sehingga
toksisitas dalam larutan berkurang. Ini akan
memungkinkan bakteri untuk tumbuh dan
berkembang biak di lingkungan tersebut.

0.1
rata-rata pertumbuhan
eksponensial

45

0.08
0.06
0.04
0.02
0
bul 1

bul2

bul3

bul4

bul5

bul6

bul7

Isolat bakteri
0 mg/l

20 mg/l

40 mg/l

80 mg/l

100 mg/l

Gambar 1. Grafik rerata pertumbuhan isolat


bakteri dengan variasi konsentrasi
uranium.

Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa isolat


bakteri memiliki rerata pertumbuhan yang berbedabeda di medium dengan konsentrasi uranium yang
bervariasi. Pertumbuhan isolat
bakteri pada
awalnya meningkat dengan penambahan uranium
hingga konsentrasi tertentu. Isolat 1, 2 dan 3 ratarata pertumbuhan bakteri akan meningkat dari
konsentrasi uranium 0, 20 hingga 40 mg/l
sedangkan isolat 4, 5, 6 dan 7 rata-rata
pertumbuhan bakterinya
meningkat
hingga
konsentrasi uranium 20 mg/l. Keadaan ini dapat
terjadi karena isolat bakteri berasal dari limbah
radioaktif cair aktivitas rendah yang mengandung
uranium sehingga isolat tersebut telah beradaptasi
untuk tumbuh di dalam lingkungan yang
mengandung uranium.
Dari hasil penelitian tentang pengaruh
keberadaan logam berat di lingkungan terhadap sel
mikroba, dapat diketahui bahwa mikroba (khamir,
jamur, algae dan bakteri) dapat melakukan reduksi
ion logam secara enzimatis walaupun ion logam
tersebut tidak berperan sebagai aseptor elektron
terakhir. Vakuola dari khamir, bakteri, jamur dan
algae memiliki gen polyphospatkinase yang
diaktifkan dengan keberadaan ion phosphat hasil
pemecahan ATP menjadi ADP+ P. Gen
polyphospatkinase yang aktif akan mengkode
pembentukan Polyphospat yang merupakan
senyawa dengan
berat molekul rendah yang
terdapat pada granula bakteri. Polyphospat
didegradasi membentuk ion phosphat yang
digunakan untuk pengikatan logam berat. Ion
uranyl (UO22+) yang ada di dalam larutan akan

Disamping itu, kristal uranil nitrat yang


digunakan untuk penelitian ini mengandung
pengotor antara lain Ca (0.4 %), Fe (0.1%),K
(0.5%), Na(0.5%) dan garam U (6%). Penambahan
kristal uranil nitrat akan menambah keberadaan
unsur logam (Ca, Fe, K dan Na) dalam medium.
Keempat unsur pengotor (Ca, Fe, K dan Na)
merupakan unsur logam yang terdapat dalam tubuh
organisme dan digunakan untuk metabolisme
organisme tersebut.
Dari grafik pada Gambar 1 dapat dilihat
bahwa pada konsentrasi uranium 40 dan 80 mg/l
isolat bakteri mengalami penurunan pertumbuhan
dan apabila konsentrasi uranium terus dinaikkan
hingga 100 mg/l akan terlihat penurunan
pertumbuhan bakteri dan beberapa isolat
menunjukkan terjadinya kematian. Hal ini
kemungkinan disebabkan karena uranium memiliki
efek toksis bagi mikroba antara lain dengan
kehadiran ion uranil sebagai logam berat dalam
larutan akan mengganggu metabolisme sitrat, reaksi
enzimatis dan jika konsentrasinya tinggi dapat
menyebabkan kematian sel mikrobia. (6)
Isolat bakteri yang tumbuh di medium yang
mengandung uranium adalah isolat yang resisten
terhadap unsur tersebut.
Pemilihan isolat
didasarkan pada isolat bakteri yang memiliki ratarata pertumbuhan yang stabil di semua konsentrasi.
yaitu isolat 1, 3 dan 6. Ketiga isolat ini memiliki
rata-rata pertumbuhan yang bagus hingga
konsentrasi 80 mg/l dan 100 mg/l dibandingkan
dengan isolat 2, 4, 5, 7 yang memiliki rata-rata
pertumbuhan bagus hingga konsentrasi 20 dan 40
mg/l saja.
Pendugaan genus isolat bakteri terpilih
dilakukan dengan melakukan pengujian sifat sifat
fisiologis bakteri dan pengecatan gram untuk
melihat sifat gram dan bentuk selnya. Dari hasil
pengujian sifat fisiologis, pengecatan gram dan
bentuk sel, pengelompokkan genus bakteri
dilakukan menggunakan metode matching profile.

Prosiding PPI - PDIPTN 2006


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006

46

M. Yazid, dkk.

ISSN 0216 - 3128

Tabel 3. Karakterisasi Isolat bakteri 1, 3, dan 6.


PENGUJIAN SIFAT FISIOLOGI
A.Fermentasi karbohidrat
Glukosa
Mannitol
Maltosa
Saccharosa
Laktosa
Glukosa OF
B. Penggunaan sumber karbon
Sitrat
C. Penggunaan protein
Pembentukan indol
Hidrolisis gelatin
Hidrolisis Urea
D. Reduksi substrat
Nitrat
Katalase
E. Hidrolisis amylum
F. Pengujian sitokrom oksidase
G. Pengujian pertumbuhan
Medium BCA
Medium nutrien egg yolk
Medium Mc Conkey
H. Motilitas
I. Pembentukan H2S

ISOLAT 1

ISOLAT 3

ISOLAT 6

+
-

+
+

+
+
+
+
+

+
+

+
+

+
-

+
+
+
-

+
+
+
+

+
+
-

+
+
+
-

+
+
-

+
-

Genus Pseudomonas yang memiliki karakter


kunci bentuk selnya lurus atau batang bengkok, sifat
gram negatif, bersifat motil dengan satu atau
beberapa flagela yang terletak di ujung, bersifat
aerobik menggunakan O2 sebagai aseptor elektron
terakhir tetapi ada yang dapat mereduksi nitrat
sebagai aseptor elektron alternatif dibawah kondisi
anaerob, kemampuan oksidasinya dapat positif atau
negatif dan katalase positif.

dipakai untuk membuktikan bakteri tersebut


menggunakan oksigen sebagai aseptor elektron
terakhir pada sistem respirasinya. Isolat 1 memiliki
warna koloni berwarna kuning dan isolat 3
mempunyai warna koloni hijau biru. Bentuk sel
keduanya berupa batang dan bersifat gram negatif.
(5, 7). Dari hasil pengujian tersebut maka isolat 1
dan 3 diduga merupakan anggota genus
Pseudomonas.

Isolat 1 dan 3 memiliki karakteristik sifat


fisiologi yang hampir sama, keduanya mampu
memfermentasi glukosa, bersifat motil yang
ditunjukkan dengan adanya perambatan pada
medium SIM, dapat mereduksi nitrat dan
menghasilkan nitrit yang ditunjukkan dengan warna
merah pada medium nitrat agar yang diberi larutan
A dan larutan B, fungsi katalisatornya bersifat positif
yang berarti dapat mengubah H2O2 manjadi H2O dan
O2 dengan enzim katalase. Yang membedakan dari
kedua isolat ini adalah sifat reaksi oksidasi dan
warna isolat bakteri. Reaksi oksidasi digunakan
untuk mengetahui adanya sitokrom oksidase yang

Isolat 6 memiliki bentuk sel batang lurus,


bersifat gram positif, membentuk endospora dan
bersifat motil yang ditunjukkan dengan perambatan
pada medium SIM dengan flagela yang bersifat
peritrik, pada kultur cair bersifat aerob karena
tumbuh di bagian permukaan, katalase positif
mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan enzim
katalase dan bersifat khemoorganotrof karena dapat
melakukan fermentasi pada glukosa, mannitol,
maltosa, saccharosa dan laktosa. Karakter kunci dari
genus Bacillus adalah sel bakteri berbentuk batang
lurus, gram positif, membentuk endospora, bersifat
khemoorganotrof dan katalase positif.(5, 7). Dari

Prosiding PPI - PDIPTN 2005


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006

M. Yazid, dkk.

ISSN 0216 - 3128

hasil pengujian tersebut maka isolat 6 diduga


merupakan anggota genus Bacillus.

KESIMPULAN
1. Dari limbah uranium cair aktivitas rendah
( radioaktivitas < 0,01 Bq/ml) telah berhasil
diperoleh 7 isolat bakteri (dengan kode bul1
sampai dengan bul7) yang mampu tumbuh dan
toleran terhadap kondisi tersebut.
2. Dari ketujuh isolat yang didapatkan dapat dipilih
3 isolat bakteri (bul1, bul3 dan bul6) yang
memiliki rerata pertumbuhan tertinggi (harga
> 0,06).
3. Bardasarkan hasil identifikasi bakteri dengan
metode matching profile dapat disimpulkan
bahwa bateri yang dijumpai tersebut dari genus
Pseudomonas dan Bacillus.

47

from the Environment. National Center for


Public Health. Vol 7. pp 178-185. (2001)
6. HOLT,JG., et al., Bergeys Manual of
Determinative Bacteriology, 9 th ed, In William,
RH (eds) Philadelphia : Lippincott Wlliams &
Wilkins USA pp 93, 559 (2000)
7. LOVLEY, DR.et all, Reduction of Uranium by
Cytochrom C3 of Desulfovibrio desulfuricans.
Applied Environment Microbiology. Vol 58. pp
850-856. (1993).

TANYA JAWAB
Gatot Wurdiyanto
Teknik dapat diaplikasikan untuk apa saja ?

DAFTAR ACUAN

M. Yazid

1. BABICH,
H
and
SCOTZKY,
G.,
Environmental factor that Influence the Toxicity
of Heavy Metal and Gaseous Pollutant to
Microorganism.
Critical
Review
in
Microbiology. New York : A Willey
Interscience Publishers John Willey & Sons. pp
99 145. (1980).

Metode ini dirancang untuk digunakan dalam


remedisi uranium didalamlingkungan, selain itu
tentu saja juga dapat digunakan untuk jenis
logam besar yang lain, karena bakteri
mempunyai sifat / dapat digunakan untuk
degradasi, detoksifikasi dan pengolahan logamlogam tertentu.

2. BRIERLY, C. L, Bioremediation of Metal


Contamminated Surface and Ground Water.
Geomicrobiology. Vol 8. pp 201- 223. (1991).

No Name

3. ALEXANDER,M.,
Biodegradation
and
Bioremediation, 2nd Edition, Academic Press,
USA (1999)
4. CRAWFORD,
et
all.,
Bioremediation
Principles
and Application. Melbourne :
Cambridge University Press. pp 312- 332. .
(1998).
5. GAZSO, GL., The Key Microbial Process In the
Removal of Toxic metals and Radionuklida

Seberapa jauh kemampuan bakteri terisolasi dalam


menurunkan konsentrasi uranium dalam limbah?
M. Yazid
Bakteri ini dirancang untuk proses remedidi
uranium dalam lingkungan,jadi tentu saja
konsentrasi rendah, karena pada konsentrasi
yang lebih tinggi, lebih efektif mengginakan
proses fisika/kimia.

Prosiding PPI - PDIPTN 2006


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2006

Anda mungkin juga menyukai