Anda di halaman 1dari 134

KEBIJAKAN

PEMILIHAN PERBEKALAN FARMASI


1. PENGERTIAN :
Proses kegiatan identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis,
menentukan kriteria pemilihan dengan memprioritaskan obat esensial,
standarisasi sampai menjaga dan memperbaharui standar obat.
Penentuan seleksi obat merupakan peran aktif apoteker dan Sub
Komite Farmasi dan Terapi untuk menetapkan kualitas dan efektifitas,
serta jaminan purna transaksi pembelian.
2. RUANG LINGKUP
Sub Komite Farmasi dan Terapi
3. TANGGUNG JAWAB
a. Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
pemilihan perbekalan farmasi.
b. Manajer Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan pemilihan perbekalan farmasi.
c. Sub Komite Farmasi dan Terapi bertanggung jawab dalam proses
pemilihan perbekalan farmasi.
4. KEBIJAKAN
a Pemilihan perbekalan farmasi di RS Islam Surakarta berdasarkan:
1. Pengajuan obat baru oleh dokter di rumah sakit.
2. Evaluasi terhadap penggunaan obat
3. Evaluasi terhadap kualitas produk
b Setiap perbekalan farmasi yang disediakan adalah produk yang
telah ditetapkan masuk dalam standarisasi obat rumah sakit.
c Pemilihan perbekalan farmasi dievaluasi setiap 1 tahun sekali oleh
sub komite farmasi terapi.
d Perbekalan farmasi yang dipilih didasarkan pada pertimbangan
antara produk paten, generik, dan original sesuai dengan
kebutuhan.
e Perbekalan farmasi yang telah dipilih disusun pada buku
formularium RS Islam Surakarta.
f
Formularium obat dikomunikasikan kepada Komite Medik,
selanjutnya dikukuhkan dengan SK Direktur Utama RS Islam
Surakarta.
g Formularium obat disosialisasikan kepada seluruh dokter, perawat,
dan instalasi farmasi.

PEMILIHAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dok :
03.MAN.01

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Proses kegiatan identifikasi pemilihan terapi, bentuk

2.

dan dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan


memprioritaskan obat esensial, standarisasi sampai
menjaga dan memperbaharui standar obat.
Pemilihan perbekalan farmasi dilakukan untuk
membatasi jumlah produk obat yang secara rutin
tersedia di instalasi farmasi.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
pemilihan perbekalan farmasi

Kebijakan

1. Pemilihan perbekalan farmasi di RS Islam Surakarta


berdasarkan:
a. Formulir pengajuan obat baru oleh dokter di
rumah sakit.
b. Evaluasi terhadap penggunaan obat
c. Evaluasi terhadap kualitas produk
2. Pemilihan perbekalan farmasi dimonitor dan
dievaluasi setiap 1 tahun sekali oleh Sub Komite
Farmasi dan Terapi.

Prosedur

1. Panitia Sub Komite Farmasi dan Terapi memberikan


edaran usulan obat-obatan yang akan dimasukkan
maupun obat yang akan dihapuskan kepada dokter
dari formularium sebelumnya.
2. Formulir yang sudah diisi kemudian dikumpulkan
kepada sekertaris Sub Komite Farmasi dan Terapi
3. Usulan formulir obat tersebut dibicarakan dalam
pertemuan Sub Komite Farmasi dan Terapi.
4. Hasilnya dilaporkan kepada Komite Medik dengan
sepengetahuan Direktur Utama. Setelah disetujui
kemudian formularium / revisinya diberlakukan dan
diedarkan kepada dokter, Instalasi pelayanan medis,
Instalasi penunjang pelayanan medis.

PEMILIHAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dok :
03.MAN.01

Halaman : 2/2
Revisi : 0

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP

Prosedur

Unit terkait

08-02-2010

4.
Bila ada obat dalam
waktu 3 bulan tidak diresepkan lagi oleh dokter
maka obat tersebut akan dikeluarkan dari
formularium melalui rapat PFT
1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Farmasi
Sub Komite Farmasi dan Terapi
Instalasi Pelayanan Medis
Instalasi Pelayanan Penunjang Medis
Dokter

KEBIJAKAN

PERENCANAAN PERBEKALAN FARMASI


1. PENGERTIAN
Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga
perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran dan
untuk menghindari kekosongan obat.
2. Ruang Lingkup
Unit gudang farmasi, unit perencanaan dan pengadaan farmasi, unit
distribusi farmasi
3. Tanggung Jawab
a Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
perencanaan perbekalan farmasi.
b Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
perencanaan perbekalan farmasi.
4. Kebijakan
a. Perencanaan perbekalan farmasi disusun berdasarkan metode
konsumsi.
b. Perencanaan berpedoman pada :
1. Formularium rumah sakit
2. Standar terapi rumah sakit
3. Penetapan prioritas
4. Sisa persediaan
5. Data pemakakaian periode yang lalu
c. Penambahan volume anggaran belanja adalah 20% untuk harga
barang dan 20% jumlah barang.
d. Perencanaan dibuat untuk masa satu tahun yang dalam
pelaksanaannya akan disesuaikan setiap bulan.
e. Perencanaan untuk obat-obat kontrak dibuat dengan tidak terikat
oleh pencapaian target pembelian setiap bulan maupun dalam
satu tahunnya.

PERENCANAAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dok :
03.MAN.02

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit
:
08-02-2010

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Perencanaan perbekalan farmasi adalah perencanaan


kegiatan untuk pembelian obat, bahan obat, alkes
habis pakai, benang bedah, reagensia, x-ray film,
bahan berbahaya dan beracun, gas medis, bahan habis
pakai maupun barang medis khusus lain yang
diperlukan dalam pelayanan kesehatan.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi secara
efektif dan efisien

Kebijakan

1. Perencanaan berpedoman pada :


a Formularium rumah sakit
b Standar terapi rumah sakit
c Penetapan prioritas
d Sisa persediaan
e Data pemakakaian periode yang lalu
2. Perencanaan dibuat untuk masa satu tahun yang
dalam pelaksanaannya akan disesuaikan setiap
bulan.

Prosedur

1. Tim menyusun usulan pengadaan barang yang


diperlukan tahun depan berdasarkan : hasil
laporan stock opname tahun sebelumnya yang
meliputi jumlah barang dan nilai barang.
2. Usulan pengadaan barang yang berupa nilai
barang diajukan untuk keperluan RAPB dan
program kerja RSI Surakarta pada awal tahun
anggaran. Nilai barang yang diusulkan merupakan
akumulasi nilai seluruh barang baik usulan dari
Instalasi Radiologi,Instalasi Laboratorium, Instalasi
Pelayanan Medis, dan Instalasi Farmasi dengan
harga mengalami penyesuaian nilai sebesar 20%.
Usulan pengadaan barang berupa jumlah barang
yang sudah disesuaikan dengan penambahan 20
%, dijadikan sebagai standar untuk memonitor
pembelian barang.

PERENCANAAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dok :
03.MAN.02

PROSEDUR TETAP

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit
:
08-02-2010

Prosedur

Unit terkait

4. Setiap bulan Manager Instalasi farmasi memonitor


pembelian perbekalan farmasi.
5. Hasil monitoring pembelian perbekalan farmasi
selama 6 bulan akan dievaluasi melalui hasil stock
opname
1.
2.
3.
4.
5.

Instalasi Pelayanan Medis


Instalasi Farmasi
Unit Gudang Farmasi
Unit Distribusi Farmasi
Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi

KEBIJAKAN

PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI


1. PENGERTIAN
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang
telah
direncanakan
dan
disetujui,
melalui
:
pembeliaan,
produksi/pembuatan sediaan farmasi,sumbangan/dropping/hibah.
2.

Ruang Lingkup
Instalasi Farmasi, unit gudang farmasi, unit perencanaan dan pengadaan
farmasi,unit distribusi farmasi.

3. Tanggung Jawab
a. Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
pengadaan perbekalan farmasi.
b. Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pengadaan perbekalan farmasi.
4. Kebijakan
a. Metode pengadaan obat dilakukan dengan cara kontrak dan
nonkontrak melalui pembelian langsung ke distributor resmi.
b. Pemesanan perbekalan farmasi ke supplier dilakukan berdasarkan
permintaan dari unit gudang farmasi, sedangkan unit perencanaan dan
pengadaan farmasi hanya berfungsi sebagai alat kontrol.
c. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan setiap hari.
d. Perbekalan farmasi yang diadakan meliputi obat, bahan obat, alkes
habis pakai, benang bedah, reagensia, x-ray film, gas medis, bahan
berbahaya dan beracun serta bahan habis pakai maupun barang
medis khusus lain yang diperlukan dalam pelayanan kesehatan
e. Bahan berbahaya dan beracun ( B3 ) yang ditetapkan di Rumah Sakit
Islam Surakarta meliputi, Gas Okssigen, gas nitrogen, gas carbon
dioksida, aethyl chloride, alkohol, etanol, perhidrol, formalin cair,
formalin tablet, barium sulfat, mikrozid, primasept, presept, hibiscrub,
asepty steril 28, aseptizyme, gigasept instru, softaman, aniozyme DD,
first aid, steranios, sterald 30.
f. Bahan berbahaya dan beracun ( B3 ) dalam pengadaannya dilengkapi
MSDS dari supplier.
g. Obat-obat yang tidak masuk dalam formularium dan kebutuhannya
bersifat insidental diadakan diluar prosedur rutin pengadaan.
h. Pengadaan alat kesehatan inventaris berdasarkan permintaan, apabila
alat kesehatan yang dibutuhkan harganya lebih dari satu juta maka
pengadaannya melalui Direksi.
i. Pengadaan obat untuk ASKES Sosial berdasarkan DPHO
j. Pengadaan obat untuk ASKES Komersial berdasarkan DPHO dan Daftar
Tambahan Obat
k. Pengadaan obat untuk JAMKESMAS berdasarkan SK MENKES NO
417/Menkes/SK/IV/2007

PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dok :
03.MAN.03

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit
:
08-02-2010

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan secara


rutin setiap hari apabila persediaan yang di unit
gudang farmasi telah menipis/ stok minimal atau
habis.
2. Perbekalan farmasi yang diadakan meliputi obat,
bahan obat, alkes habis pakai, benang bedah,
reagensia, x-ray film, gas medis, bahan berbahaya
dan beracun serta bahan habis pakai maupun
barang medis khusus lain yang diperlukan dalam
pelayanan kesehatan

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
untuk mendapatkan perbekalan farmasi dengan
mutu yang baik, harga yang layak, pengiriman
barang terjamin dan tepat waktu sehingga
proses pengadaan berjalan lancar.

Kebijakan

1. Metode pengadaan obat dengan cara kontrak


dan nonkontrak dilakukan pembelian langsung
ke distributor resmi.
2. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan setiap
hari.
3. Bahan berbahaya dan beracun ( B3 ) dalam
pengadaannya harus dilengkapi MSDS dari
supplier.

Prosedur

1.
Perbekalan farmasi yang akan
diorderkan ditulis dalam buku daftar pesanan
yang telah ditandatangani oleh Manager
Instalasi Farmasi Farmasi dan asisten manager
perencanaan dan pengadaan farmasi.
2.
Dibubuhi
stempel
unit
instalasi farmasi, SIK Apoteker dan diberi tanggal
pesanan.
3.
Daftar pesanan terdiri dari tiga
lembar, lembar pertama/asli berwarna putih
untuk PBF (dibawa oleh salesmannya), lembar
kedua berwarna merah muda untuk arsip
administrasi
perencanaan
dan
pengadaan

farmasi dan lembar ketiga berwarna hijau untuk


bagian akuntansi.
PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dok :
03.MAN.03

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
PPROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

4. Apabila ada pemesanan perbekalan farmasi yang


termasuk dalam golongan B3 maka harus
dilengkapi MSDS dari supplier.

Unit terkait

1.
2.
3.

Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi


Unit Gudang Farmasi
Bagian akutansi

PENGADAAN ALAT KESEHATAN

No. Dok :
03.MAN.04

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PPROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Alat kesehatan adalah instrument, apparatus yang


tidak mengandung obat yang digunakan untuk
mencegah,
mendiagnosis,
menyembuhkan
dan
meringankan penyakit, merawat orang sakit, serta
pemulihan kesehatan, pada manusia dan atau
membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
melakukan pengadaan alat kesehatan

Kebijakan

1. Pengadaan alat kesehatan inventaris berdasarkan


permintaan unit yang membutuhkan, apabila alat
kesehatan yang dibutuhkan harganya lebih dari satu
juta maka pengadaannya melalui Direksi.
2. Pengadaan alat kesehatan dibawah harga satu juta
mekanismenya sama dengan perbekalan farmasi
rutin.

Prosedur

1. Bukti permintaan barang dari instalasi yang


bersangkutan yang telah disetujui oleh Manager
SDM dan Manager Keperawatan diberikan ke unit
perencanaan dan pengadaan farmasi.
2. Unit
perencanaan
dan
pengadaan
farmasi
mencarikan informasi ke PBF yang menyediakan
barang yang dibutuhkan tersebut.
3. Melakukan negosiasi dengan PBF tentang berbagai
hal terkait dengan pembelian alkes tersebut.
4. Setelah dicapai kesepakatan,maka dilakukan order.
Prosedurnya sama dengan pengadaan
rutin
perbekalan farmasi.

Unit terkait

1.
2.
3.
4.
5.

Unit perencanaan dan pengadaan farmasi


Instalasi Pelayanan Medis
Instalasi Laboratorium
Instalasi Radiologi
Instalasi Rehab Medik

10

KEBIJAKAN
PENGELOLAAN OBAT NARKOTIKA
1. Pengertian
a. Obat narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran ,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan menurut undang-undang.
b. Obat narkotika yang tersedia di Rumah Sakit Islam Surakarta
adalah sediaan tablet (codein, doveri, codipront, MST),sediaan
injeksi(pethidin, morfin, fentanyl)
dan patch (durogesic
12mcg,durogesic 25mcg).
2. Ruang Lingkup
Unit perencanaan dan pengadaan farmasi,unit gudang farmasi,unit
distribusi farmasi, Intalasi Gawat Darurat, Instalasi ICU/ICCU, Instalasi
Bedah Sentral, Unit Peristi.
3. Tanggung Jawab
a. Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
pengadaan obat narkotik.
b. Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan pengadaan obat narkotik.
4. Kebijakan
a. Obat-obat narkotika pengadaannya dengan membuat SP khusus
narkotika.Surat Pesanan khusus narkotika disampaikan kepada PBF
KIMIA FARMA melalui salesman atau langsung ke distributor.
b. Obat-obat narkotika hanya disimpan di Instalasi Farmasi, dalam
lemari khusus yang selalu terkunci
c. Untuk kelancaran pelayanan emergency, instalasi bedah sentral,
instalasi gawat darurat ,instalasi peristi, dan ICU diperkenankan
mempunyai persediaan narkotika injeksi pethidin, fentanyl,
morphin dan durogesic 12Mcg, durogesic 25Mcg dengan jumlah
persediaan tetap yang akan dilaporkan ke Instalasi Farmasi setiap
bulan disertai resep asli dari dokter yang meresepkan.
d. Penyimpanan obat narkotika di instalasi bedah sentral, instalasi
gawat darurat ,Instalasi ICU/ICCU dan unit peristi di ditempatkan
dalam lemari/laci khusus, penggunaannya dilaporkan kepada
instalasi farmasi
e. Instalasi Farmasi membuat laporan bulanan seluruh pemakaian
obat narkotika dan dilaporkan ke Kepala Dinkes Kabupaten
Sukoharjo, Kepala Balai POM Semarang dan Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah.
f. Pelayanan resep narkotika hanya dilayani dengan resep asli.

11

PENGADAAN SEDIAAN NARKOTIKA

No. Dok :
03.MAN.05

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Pengadaan narkotika merupakan bagian dari kegiatan


pengadaan rutin perbekalan farmasi yang dilakukan
dengan mekanisme khusus.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
mengadakan obat narkotika.

Kebijakan

Obat-obat narkotika pengadaannya dengan membuat


SP khusus narkotika.SP khusus narkotika disampaikan
kepada PBF KIMIA FARMA

Prosedur

1. Unit
perencanaan
dan
pengadaan
farmasi
melakukan pemesanan dengan membuat Surat
Pesanan khusus narkotika.
2. Surat Pesanan khusus narkotika disampaikan
kepada PBF KIMIA FARMA melalui salesman atau
langsung kekantornya.
Lembar 1 (Asli), 2, 3 untuk PBF KIMIA FARMA Lembar
4 untuk arsip di unit perencanaan dan pengadaan
farmasi.
3. Tiap lembar dari SP diatas ditandatangani oleh
Manager Instalasi farmasi

Unit terkait

1.
2.

Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi


Unit Gudang Farmasi

12

KEBIJAKAN
PRODUKSI
1. Pengertian
Produksi perbekalan farmasi di rumah sakit merupakan kegiatan
membuat, merubah bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi
steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
di rumah sakit.
2. Ruang Lingkup
Unit distribusi farmasi
3. Tanggung Jawab
a Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
produksi
b Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan produksi.
4. Kebijakan
a Pengemasan kembali dilakukan pada sediaan yang dibeli dalam
kemasan yang besar untuk dikemas kembali menjadi kemasan
yang lebih kecil sesuai kebutuhan dengan tujuan sebagai efisiensi.
b Bahan obat yang dikemas kembali adalah cairan gliserin dan
garam Inggris (MgSo4), Carbo Gliserin, Kalium Permanganas,
Povidon Iodin,Facial Wash, Moisturizer.
c Merubah bentuk dilakukan pada resep campuran obat, bahan obat
menjadi puyer, kapsul, salep dan campuran serbuk dalam sirup.

13

PENGEMASAN GLYCERIN

No. Dok :
03.PRF.06

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Pengemasan glycerin merupakan upaya yang


dilakukan dengan cara memindahkan cairan glycerin
dari wadah aslinya ke dalam botol-botol kecil
dengan ukuran tertentu
2. Glycerin dikemas dalam botol dengan volume 30 cc.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai cara pengemasan glycerin sehingga
menjadi sediaan yang dapat didistribusikan kepada
pasien.

Kebijakan

Pengemasan kembali dilakukan pada sediaan yang


dibeli dalam kemasan yang besar untuk dikemas
kembali menjadi kemasan yang lebih kecil sesuai
kebutuhan dengan tujuan sebagai efisiensi

Prosedur

1. Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan


glycerin yang akan dikemas.
2. Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan
wadah/botol kecil beserta gelas ukur.
3. Tuang glycerin ke dalam gelas ukur sampai batas
yang dikehendaki (30 cc).
4. Dari gelas ukur ,tuang glycerin kedalam botol yang
sudah dipersiapkan
5. Beri label pada botol tersebut.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi

14

PENGEMASAN CARBO GLYCERIN

No. Dok :
03.PRF.07

Revisi : 0

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08- 02-2010

Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Pengemasan Carbo glycerin merupakan upaya yang


dilakukan dengan cara memindahkan cairan carbo
glycerin dari wadah aslinya ke dalam botol-botol
kecil dengan ukuran tertentu
2. Carbo Glycerin dikemas dalam botol dengan volume
10 cc.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai
cara
pengemasan
carbo
glycerin
sehingga
menjadi
sediaan
yang
dapat
didistribusikan kepada pasien.

Kebijakan

Pengemasan kembali dilakukan pada sediaan yang


dibeli dalam kemasan yang besar untuk dikemas
kembali menjadi kemasan yang lebih kecil sesuai
kebutuhan dengan tujuan sebagai efisiensi

Prosedur

1.
Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan
carbo glycerin yang akan dikemas.
2.
Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan
wadah/botol kecil beserta gelas ukur .
3.
Tuang glycerin ke dalam gelas ukur sampai
batas yang dikehendaki (10 cc).
4.
Dari gelas ukur ,tuang glycerin kedalam botol
yang sudah dipersiapkan
5.
Beri label pada botol tersebut.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi

15

PENGEMASAN POVIDON IODIDA

No. Dok :
03.PRF.08

Revisi : 0

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Pengemasan povidon iodida merupakan upaya yang


dilakukan dengan cara memindahkan povidon iodida
dari wadah aslinya ke dalam botol-botol kecil
dengan ukuran tertentu
2. Povidon iodida dikemas dalam botol dengan volume
60 cc.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai cara pengemasan povidon iodida
sehingga
menjadi
sediaan
yang
dapat
didistribusikan kepada pasien.

Kebijakan

Pengemasan kembali dilakukan pada sediaan yang


dibeli dalam kemasan yang besar untuk dikemas
kembali menjadi kemasan yang lebih kecil sesuai
kebutuhan dengan tujuan sebagai efisiensi

Prosedur

1. Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan


povidon iodida yang akan dikemas.
2. Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan
wadah/botol kecil beserta gelas ukur .
3. Tuang povidon iodida ke dalam gelas ukur sampai
batas yang dikehendaki (60 cc).
4. Dari gelas ukur ,tuang povidon iodida kedalam botol
yang sudah dipersiapkan
5. Beri label pada botol tersebut.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi

16

PENGEMASAN BETADIN KOMPRES 1%

No. Dok :
03.PRF.09

Revisi : 0

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Pengemasan betadin kompres 1% merupakan upaya


yang dilakukan dengan cara mencampur larutan
betadin dan larutan nacl 0,9% dan selanjutnya
dimasukkan ke dalam botol-botol kecil dengan
ukuran tertentu
2. Povidon iodida dikemas dalam botol dengan volume
60 cc.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai cara mencampur betadin dengan larutan
nacl 0,9% sehingga menjadi sediaan yang dapat
didistribusikan kepada pasien.

Kebijakan

Pengemasan kembali dilakukan pada sediaan yang


dibeli dalam kemasan yang besar untuk dikemas
kembali menjadi kemasan yang lebih kecil sesuai
kebutuhan dengan tujuan sebagai efisiensi

Prosedur

1. Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan


larutan betadin dan larutan nacl 0,9%.
2. Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan botol
kecil beserta gelas ukur.
3. Tuang larutan betadin sebanyak 0,6 ml dan
tambahkan larutan nacl 0,9% ke dalam gelas ukur
sampai batas yang dikehendaki (60 cc).
4. Dari gelas ukur ,tuang betadin kompres 1%
kedalam botol yang sudah dipersiapkan
5. Beri label pada botol tersebut.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi

17

PENGEMASAN GARAM INGGRIS (MgSO4)

No. Dok :
03.PRF.10

PROSEDUR TETAP

Revisi : III

Ditetapkan,
Direktur

Tanggal Terbit
:
08-02-2010

Halaman : 1/1

Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Pengemasan garam inggris merupakan upaya


yang dilakukan dengan cara memindahkan serbuk
garam inggris dari wadah aslinya kedalam plastik
kemasan sesuai dengan bobot yang dikehendaki
dengan cara penimbangan
2. Serbuk garam inggris dikemas dengan berat 30
gram pada tiap-tiap plastiknya

Tujuan

1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai cara-cara pengemasan garam inggris
sehingga
menjadi
sediaan
yang
dapat
didistribusikan kepada pasien.

Kebijakan

Pengemasan kembali dilakukan pada sediaan yang


dibeli dalam kemasan yang besar untuk dikemas
kembali menjadi kemasan yang lebih kecil sesuai
kebutuhan dengan tujuan sebagai efisiensi

Prosedur

1. Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan garam


inggris yang akan dikemas.
2. Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan
timbangan obat yang sudah disetarakan.
3. Petugas di unit distribusi farmasi menimbang serbuk
garam inggris seberat 30 gr
4. Dari gelas ukur ,tuang betadin kompres 1% kedalam
botol yang sudah dipersiapkan
5. Tuangkan kedalam plastik kemas yang sudah
disediakan.
6. Tempelkan label pada plastik kemas yang sudah
terisi garam inggris.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi

18

PENGEMASAN KALIUM PERMANGANAT (PK)

No. Dok :
03.PRF.11

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Pengemasan Kalium Permanganas merupakan


upaya yang dilakukan dengan cara memindahkan
serbuk Kalium Permanganat dari wadah aslinya
kedalam pot kemasan yang sesuai dengan bobot
yang dikehendaki dengan cara penimbangan
2. Serbuk Kalium Permanganat dikemas kedalam pot
dengan berat 10 gram pada tiap-tiap potnya

Tujuan

1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai
cara-cara
pengemasan
Kalium
Permanganat sehingga menjadi sediaan yang dapat
didistribusikan kepada pasien.

Kebijakan

Pengemasan kembali dilakukan pada sediaan yang


dibeli dalam kemasan yang besar untuk dikemas
kembali menjadi kemasan yang lebih kecil sesuai
kebutuhan dengan tujuan sebagai efisiensi

Prosedur

1. Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan


serbuk Kalium Permanganat yang akan dikemas.
2. Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan
timbangan obat yang sudah disetarakan.
3. Petugas di unit distribusi farmasi menimbang
serbuk Kalium Permanganas seberat 10 gr
4. Tuangkan kedalam pot yang sudah disediakan.
5. Tempelkan label pada pot kemasan yang sudah
terisi Kalium Permanganat.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi

19

PENGEMASAN FACIAL WASH (PHYSIO FW)

No. Dok :
03.PRF.12

Revisi : 0

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Pengemasan Facial Wash merupakan upaya yang


dilakukan dengan cara memindahkan Physiogel
150 ml dari wadah aslinya kedalam botol-botol
kecil dengan ukuran tertentu.
2. Facial wash dikemas dalam botol dengan volume
50 cc.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai cara-cara pengemasan Physiogel 150
ml sehingga menjadi sediaan yang dapat
didistribusikan kepada pasien.

Kebijakan

Pengemasan kembali dilakukan pada sediaan yang


dibeli dalam kemasan yang besar untuk dikemas
kembali menjadi kemasan yang lebih kecil sesuai
kebutuhan dengan tujuan sebagai efisiensi

Prosedur

1. Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan 1


botol Physiogel 150 ml yang akan dikemas dan
botol kemasan yang sesuai.
2. Petugas di unit distribusi farmasi membagi secara
rata kedalam 3 buah botol yang sudah disediakan.
3. Tempelkan label pada botol kemasan yang sudah
terisi Physio FW (@50 cc)

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi

20

PENGEMASAN MOISTURIZER

No. Dok :
03.PRF.13

Revisi : 0

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Pengemasan Moisturizer merupakan upaya yang


dilakukan dengan cara memindahkan Ellgy H2O
250 ml dari wadah aslinya kedalam botol-botol
kecil dengan ukuran tertentu.
2. Moisturizer dikemas dalam botol dengan volume
100 ml.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai cara-cara pengemasan Ellgy H2O 250ml
sehingga
menjadi
sediaan
yang
dapat
didistribusikan kepada pasien.

Kebijakan

Pengemasan kembali dilakukan pada sediaan yang


dibeli dalam kemasan yang besar untuk dikemas
kembali menjadi kemasan yang lebih kecil sesuai
kebutuhan dengan tujuan sebagai efisiensi

Prosedur

1. Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan 2


botol Ellgy H2O 250 ml yang akan dikemas.
2. Petugas di unit distribusi farmasi membagi secara
rata kedalam 5 buah botol yang sudah disediakan.
3. Tempelkan label pada botol kemasan yang sudah
terisi Moisturizer 100 ml.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi

21

PERACIKAN OBAT MENJADI PUYER ATAU KAPSUL

No. Dok :
03.PRF.14

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Meracik obat adalah proses mengubah bentuk sediaan


jadi (padat) dan bahan obat lain menjadi bentuk
serbuk yang dapat dibungkus dengan kertas perkamen
atau kertas sealing atau dimasukkan kedalam
cangkang kapsul.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
peracikan dan atau pengemasan kembali obat
sesuai dengan standart baku peracikan obat.

Kebijakan

Merubah bentuk dilakukan pada resep campuran obat,


bahan obat menjadi puyer, kapsul, salep dan
campuran serbuk dalam sirup.

Prosedur

1. Menghitung kadar obat yang dimaksud dokter


2. Menyiapkan dan memproses obat dan bahan obat
menjadi sediaan berbentuk serbuk.
3. Membagi sediaan tersebut sesuai jumlah yang
tertulis diresep
4. Pengemasan
dengan
pembungkusan
atau
pengkapsulan
5. Memberi etiket
6. Dilakukan pengecekan dengan resep dan bukti
pengambilan obat.
7. Diserahkan ke pasien.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi

22

MERACIK CAMPURAN SERBUK DALAM SIRUP

No. Dok :
03.PRF.15

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Suspensi : Sediaan yang mengandung bahan obat


padat dalam bentuk halus & tidak larut,terdispersi
dalam cairan pembawa.
2. Syrup kering (Dry syrup) : Syrup yang berupa serbuk
kering yang apabila hendak digunakan terlebih
dahulu harus ditambahkan dengan aquadest .
3. Meracik serbuk dalam syrup adalah mencampurkan
serbuk obat kedalam syrup kering atau larutan
syrup kemudian dikocok untuk membentuk suspensi
syrup.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
peracikan serbuk dalam syrup yang sesuai dengan
standard baku peracikan syrup suspensi yang akan
tetap menjamin sifat, bentuk, khasiat dan dosis
obat.
Merubah bentuk dilakukan pada resep campuran obat,
bahan obat menjadi puyer, kapsul, salep dan
campuran serbuk dalam sirup.

Kebijakan

Prosedur

Mencampur serbuk dalam larutan syrup


1. Bahan obat digerus/dihaluskan dulu sampai halus
dan homogen.
2. Larutan syrup dicampurkan sedikit demi sedikit
dalam mortir dengan serbuk hingga homogen.
3. Suspensi dimasukkan dalam botol yang kering.
4. Diberi Label kocok dulu.
Campuran serbuk dalam syrup kering
1. Bahan obat digerus/dihaluskan dulu sampai halus
dan homogen,masukkan kedalam botol syrup
kering,kemudian ditambahkan aquadest sampai
tanda kalibrasi, kocok.
2. Beri etiket

Unit terkait

1.

Unit Distribusi Farmasi

23

KEBIJAKAN
PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI
1. Pengertian
Penerimaan perbekalan farmasi adalah kegiatan untuk menerima
perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan
kefarmasian, baik melalui pembelian langsung, konsinyasi atau
sumbangan.
2. Ruang Lingkup
Unit perencanaan dan pengadaan farmasi, unit gudang farmasi,unit
distribusi farmasi
3. Tanggung Jawab
a Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
penerimaan perbekalan farmasi
b Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan penerimaan perbekalan farmasi.
4. Kebijakan
a Penerimaan perbekalan farmasi yang dikirim oleh supplier hanya
dilakukan oleh unit gudang farmasi pada jam kerja 07.30 - 14.30,
kecuali untuk perbekalan farmasi cito (mendesak) dapat diterima
di unit distribusi farmasi diluar jam tersebut.
b Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan oleh
unit gudang
farmasi atau pelaksana farmasi lain apabila petugas unit gudang
farmasi tidak ada ditempat.
c Penerimaan perbekalan farmasi harus sesuai dengan pesanan,
jumlah, jenis, bentuk sediaan dan dosis.
d Penerima perbekalan farmasi harus meniliti keadaan barang
kiriman dan waktu kadaluwarsa.
e Apabila ada pengiriman perbekalan farmasi yang tidak sesuai
dengan pesanan dan atau rusak dan atau hampir kadaluwarsa
segera diinformasikan kepada unit perencanaan dan pengadaan
farmasi untuk dikembalikan.
f
Perbekalan farmasi beserta bukti penerimaan dan tembusan faktur
atau tanda terima diserahkan kepada unit gudang farmasi.

24

PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dok :
03.MAN.16

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman :1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Surat Pesanan (SP) adalah permohonan tertulis yang


dibuat oleh pengadaan perbekalan farmasi, berisi
tentang nama dan jumlah perbekalan farmasi yang
akan diorder kepada PBF tertentu.
2. Faktur adalah bukti transaksi atas barang-barang
yang dikeluarkan oleh suatu PBF berdasarkan SP,
berisi tentang nama PBF, nama instansi pemesan,
nama perbekalan farmasi dan jumlahnya, harga,
discount ( bila ada ), nominal dari keseluruhan
perbekalan farmasi yang dibeli, sistem pembayaran
serta jangka waktu pembayaran.
3. Tanggal kadaluarsa ( ED ) merupakan batas akhir
obat / alkes masih memenuhi syarat untuk
dikonsumsi.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
penerimaan perbekalan farmasi untuk menjamin
perbekalan farmasi yang diterima sesuai surat
pesanan.

Kebijakan

1.

Prosedur

Penerimaan perbekalan farmasi yang dikirim oleh


supplier hanya dilakukan oleh unit gudang farmasi
pada jam kerja 07.30 - 14.30, kecuali untuk
perbekalan farmasi cito (mendesak) dapat
diterima di unit distribusi farmasi diluar jam
tersebut.
2. Apabila ada pengiriman perbekalan farmasi yang
tidak sesuai dengan pesanan dan atau rusak dan
atau hampir kadaluwarsa segera diinformasikan
kepada unit perencanaan dan pengadaan farmasi
untuk dikembalikan
1. Petugas
unit
gudang
farmasi
memeriksa
perbekalan farmasi yang dikirim oleh PBF.Antara
faktur dengan jumlah perbekalan farmasi yang
dikirim harus sama.
2. Pemeriksaan meliputi, melihat nama dan jumlah
perbekalan farmasi yang tertulis dalam faktur,

25

tanggal kadaluarsa (ED) dan No. Batch,bentuk


sediaan, kemasan.
3. Petugas unit gudang farmasi mencantumkan
tanggal kadaluarsa dan No. Batch yang belum
tercantum pada faktur

PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dok :
03.MAN.16

PROSEDUR TETAP

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
08-02-2010

4. Petugas unit gudang farmasi menerima perbekalan


farmasi tersebut dengan bukti, membubuhkan tanda
tangan, nama terang, No SIK atau No SP Apoteker,
tanggal diterima, stempel instalasi farmasi RSIS
pada faktur pengiriman tersebut.
5. Petugas unit gudang farmasi mengambil copy faktur
sebanyak 2 lembar sebagai bukti bahwa perbekalan
farmasi tersebut telah diterima.
6. Petugas unit gudang farmasi menyerahkan lembar
faktur asli kepada pengiriman perbekalan farmasi
yang bersangkutan.
Unit terkait

1. Unit Gudang Farmasi

26

PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI DILUAR JAM


KERJA UNIT GUDANG FARMASI

No. Dok :
03.MAN.17

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Apabila barang dikirim diluar jam kerja unit gudang


farmasi maka dilakukan penolakan pengiriman
kecuali obat cito atau mendesak.
2. Jam kerja unit gudang farmasi adalah 07.30-14.30

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
penerimaan obat yang dikirim diluar jam kerja
gudang obat.

Kebijakan

Penerimaan perbekalan farmasi yang dikirim oleh


supplier hanya dilakukan oleh unit gudang farmasi
pada jam kerja 07.30 - 14.30, kecuali untuk perbekalan
farmasi cito (mendesak) dapat diterima di unit
distribusi farmasi diluar jam tersebut.

Prosedur

1. Barang datang dilakukan pengecekan dengan resep


apakah obat tersebut cito atau tidak
2. Apabila tidak cito maka pengiriman ditolak
3. Penerimaan dilakukan dengan memeriksa jumlah
perbekalan farmasi yang di kirim berdasarkan faktur
4. Faktur ditandatangani oleh penerima dengan
mencantumkan
nama
penerima,
tanggal
penerimaan, no SIK penerima atau no SIK Apoteker
dan stempel Instalasi Farmasi.
5. Faktur yang telah diterima ditaruh di unit gudang
farmasi
6. Pada pagi hari unit gudang farmasi mengecek
kembali antara faktur dan barang yang dikirim

27

Unit terkait

1. Unit Gudang Farmasi


2. Unit Distribusi Farmasi

BILA TERJADI SALAH KIRIM ATAU BARANG


KURANG/BERLEBIH

No. Dok :
03.MAN.18

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1.
2.
3.
4.

Tujuan

1.
2.

ED obat adalah waktu maksimal perbekalan


farmasi masih memenuhi syarat kualifikasi obat
baik
SP adalah surat tertulis dari unit perencanaan dan
pengadaan farmasi kepada PBF untuk membeli
perbekalan farmasi.
Pengiriman barang dikatakan salah apabila tidak
sesuai dengan SP (Surat Pesanan)
Pengiriman barang dikatakan kurang atau berlebih
apabila jumlah barang lebih sedikit atau lebih
banyak dari yang tertera di dalam faktur.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah apabila
kiriman perbekalan farmasi dari PBF setelah
dicocokkan dengan surat pesanan tidak sesuai atau
tidak sesuai dengan faktur.

Kebijakan

Apabila ada pengiriman perbekalan farmasi yang tidak


sesuai dengan pesanan dan atau rusak dan atau
hampir kadaluwarsa segera diinformasikan kepada unit
perencanaan
dan
pengadaan
farmasi
untuk
dikembalikan.

Prosedur

1. Semua perbekalan farmasi diterima oleh petugas


unit gudang farmasi untuk dicek kembali mengenai
ED, no. batch dan jumlah yang ada.
2. Petugas unit gudang farmasi mencocokkan faktur
yang diterima dengan SP dari pengadaan.
3. Apabila terjadi kesalahan dalam pengiriman maka
segera direturkan melalui bagian pengadaan untuk
diselesaikan dengan distributor.

28

Unit terkait

4. Faktur dibukukan ke dalam buku penerimaan faktur


setelah dikurangi returan.
5. Apabila dalam pengiriman masih ada kekurangan
maka
pembukuan
faktur
di
tunda
sampai
kekurangan itu terselesaikan.
1. Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi
2. Unit Gudang Farmasi
KEBIJAKAN
PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI

1. PENGERTIAN
Penyimpanan perbekalan farmasi adalah kegiatan menyimpan dan
memelihara dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang
diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta
gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat dan dengan disertai
sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan
farmasi sesuai kebutuhan..
3. Ruang Lingkup
Unit gudang farmasi, unit distribusi farmasi
4. Tanggung Jawab
a Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
penyimpanan perbekalan farmasi
b Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan penyimpanan perbekalan farmasi.
5. Kebijakan
a. Penyimpanan perbekalan farmasi di instalasi Farmasi disusun
dengan prinsip FEFO (First Expired First Out) dan sistem FIFO ( First
In First Out) yaitu perbekalan farmasi yang masa kadaluwarsanya
lebih awal atau yang diterima lebih awal harus digunakan lebih
awal. Sebab umumya perbekalan farmasi yang datang lebih awal
biasanya juga diproduksi lebih awal dan masa kadaluwarsanya
lebih awal.
b. Klasifikasi berdasarkan bentuk sediaannya terbagi atas sediaan
tablet,sirup,salep,injeksi,infus,
alat-alat
kesehatan,
bahan
berbahaya dan mudah terbakar dan disusun berdasarkan urutan
alfabetis.
c. Penyimpanan perbekalan farmasi ditempatkan pada rak dan almari
yang tersedia.
d. Penyimpanan sediaan narkotik dan psikotropik disimpan dalam
lemari khusus berpintu dua yang dilengkapi dengan kunci.
e. Penyimpanan perbekalan farmasi dengan persyaratan suhu khusus
disimpan dalam almari es dan dilengkapi formulir monitoring suhu.
f. Penyimpanan bahan-bahan laboratorium dilakukan pada instalasi
yang bersangkutan.
g. Penyimpanan bahan mudah terbakar dan berbahaya ditempatkan
di ruang yang terpisah atau ditempatkan didekat sumber air.

29

PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dok :
03.MAN.19

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

1. Penyimpanan perbekalan farmasi di instalasi


Farmasi disusun dengan prinsip FEFO (First Expired
First Out) dan sistem FIFO ( First In First Out) yaitu
perbekalan farmasi yang masa kadaluwarsanya
lebih awal atau yang diterima lebih awal harus
digunakan lebih awal. Sebab umumya perbekalan
farmasi yang datang lebih awal biasanya juga
diproduksi lebih awal dan masa kadaluwarsanya
lebih awal.
2. Kartu stock adalah kartu yang memuat nama dari
masing-masing perbekalan farmasi,tanggal,nama
distributor,jumlah
pemasukan
dan
jumlah
pengeluaran,unit
yang
meminta,serta
saldo
akhir,setiap kali ada pemasukan dan pengeluaran.
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai tata cara penyimpanan perbekalan
farmasi untuk memelihara mutu sediaan farmasi,
menjaga ketersediaan dan memudahkan dalam
pencarian dan pengawasan perbekalan farmasi
Klasifikasi berdasarkan bentuk sediaanya terbagi atas
sediaan
tablet,sirup,salep,injeksi,infus,
alat-alat
kesehatan, bahan berbahaya dan mudah terbakar dan
disusun berdasarkan urutan alfabetis.
1. Petugas unit gudang farmasi mencatat setiap
perbekalan farmasi yang diterima ke dalam kartu
stock.
2. Petugas unit gudang farmasi mengelompokkan
perbekalan farmasi tersebut sesuai sifat dan jenis
barang berdasarkan alfabetis dan mempergunakan

30

Unit terkait

sistem FIFO.
3. Petugas unit gudang farmasi menyimpan perbekalan
farmasi di tempat lemari/rak dan dalam ruangan
yang sesuai.
4. Petugas unit gudang farmasi menempatkan kartu
stock yang telah diisi dengan posisi disamping obat /
perbekalan farmasi, kecuali yang disimpan di lemari
es, kartu stock diletakkan menjadi satu diatas lemari
es.
1. Unit Gudang Farmasi
2. Unit Distribusi Farmasi
PENYIMPANAN NARKOTIKA

No. Dok :
03.PRF.20

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Penyimpanan Narkotika di Instalasi Farmasi disusun


dengan prinsip FEFO (First Expired First Out) dan
sistem FIFO ( First In First Out) yaitu narkotika yang
masa kadaluwarsanya lebih awal atau yang diterima
lebih awal harus digunakan lebih awal. Sebab
umumya perbekalan farmasi yang datang lebih awal
biasanya juga diproduksi lebih awal dan masa
kadaluwarsanya lebih dekat.
2. Kartu stock adalah kartu yang memuat nama dari
masing-masing sediaan narkotika, jenis sediaan
narkotika, kekuatan dosis sediaan narkotika,
tanggal, nama pasien, jumlah sediaan narkotika
yang masuk dan keluar, serta saldo akhir setiap kali
ada pemasukan dan pengeluaran.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai tata cara penyimpanan sediaan narkotika
untuk memelihara mutu sediaan farmasi, menjaga
ketersediaan dan memudahkan dalam pencarian
dan pengawasan sediaan narkotika.

Kebijakan

Penyimpanan sediaan narkotik dan psikotropik


disimpan dalam lemari khusus berpintu dua yang
dilengkapi dengan kunci.
1. Petugas di unit gudang farmasi dan unit distribusi
farmasi mencatat setiap sediaan narkotika yang

Prosedur

31

diterima dan keluar ke dalam kartu stock.


2. Petugas di unit gudang farmasi dan unit distribusi
farmasi menyimpan sediaan narkotika di lemari
khusus, berpintu dua dan dilengkapi dengan kunci.
3. Sebagai penanggung jawab kunci lemari narkotika
unit gudang farmasi adalah assisten manager.
Sedangkan sebagai penanggung jawab kunci
lemari narkotika di unit distribusi farmasi inap
adalah petugas yang ditunjuk sebagai kepala shift.

PENYIMPANAN NARKOTIKA

No. Dok :
03.PRF.20

Revisi : 0

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

4. Setelah penyimpanan dan pengambilan sediaan


narkotika, lemari narkotika harus dalam keadaan
terkunci dan kunci harus dibawa oleh penanggung
jawab masing-masing unit.
Unit terkait

1. Unit Gudang Farmasi


2. Unit Distribusi Farmasi

32

PENYIMPANAN PSIKOTROPIKA

No. Dok :
03.PRF.21

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Tujuan

Kebijakan
Prosedur

1. Penyimpanan Psikotropika di instalasi Farmasi


disusun dengan prinsip FEFO (First Expired First
Out) dan sistem FIFO ( First In First Out) yaitu
psikotropika yang masa kadaluwarsanya lebih
awal atau yang diterima lebih awal harus
digunakan lebih awal. Sebab umumya perbekalan
farmasi yang datang lebih awal biasanya juga
diproduksi lebih awal dan umurnya relatif lebih tua
dan masa kadaluwarsanya lebih awal.
2. Kartu stock adalah kartu yang memuat nama dari
masing-masing sediaan psikotropika, jenis sediaan
psikotropika, kekuatan dosis sediaan psikotropika,
tanggal, nama pasien, jumlah sediaan psikotropika
yang masuk dan keluar, serta saldo akhir setiap
kali ada pemasukan dan pengeluaran.
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai tata cara penyimpanan sediaan
psikotropika untuk memelihara mutu sediaan
farmasi, menjaga ketersediaan dan memudahkan
dalam pencarian dan pengawasan sediaan
psikotropika.
Penyimpanan sediaan narkotik dan psikotropik
disimpan dalam lemari khusus berpintu dua yang
dilengkapi dengan kunci.
1. Petugas di unit gudang farmasi dan unit distribusi
farmasi mencatat setiap sediaan psikotropika yang

33

diterima dan keluar ke dalam kartu stock.


2. Petugas di unit gudang farmasi dan unit distribusi
farmasi menyimpan sediaan psikotropika di lemari
khusus, berpintu dua dan dilengkapi dengan kunci.
3. Sebagai
penanggung
jawab
kunci
lemari
psikotropika unit gudang farmasi adalah asisten
manager. Sedangkan sebagai penanggung jawab
kunci lemari psikotropika di distribusi farmasi inap
adalah petugas yang ditunjuk sebagai kepala shift.

PENYIMPANAN PSIKOTROPIKA

No. Dok :
03.PRF.21

Revisi : 0

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

4. Setelah penyimpanan dan pengambilan sediaan


psikotropika, lemari psikotropika harus dalam
keadaan terkunci dan kunci harus dibawa oleh
penanggung jawab masing-masing unit.
Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Unit Gudang Farmasi

34

KEBIJAKAN
PENDISTRIBUSIAN PERBEKALAN FARMASI
1. PENGERTIAN
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah
sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat
inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
2. Ruang Lingkup
Unit gudang farmasi,unit distribusi farmasi,Instalasi pelayanan medis,
instalasi radiologi, instalasi rehab medik, instalasi gizi, instalasi
laboratorium, kasir
3. Tanggung Jawab
a. Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
pendistribusian perbekalan farmasi
b. Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan pendistribusian perbekalan farmasi.
4. Kebijakan
Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau
oleh pasien dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas sumber
daya yang ada.
a.Sistem persediaan di ruang (Floor Stock)
- Sistem persediaan ruangan ini hanya digunakan untuk
kebutuhan Emergency. Ruangan yang dimaksud adalah IGD,
ICCU/ICU, IMC, IBS, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan,
HD, Instalasi Radiologi, Instalasi Rehab Medik, Instalasi Gizi,
Instalasi Laboratorium, Sanitasi. Dalam sistem ini, kepala
ruangan membuat permintaan persediaan perbekalan farmasi
( persediaan obat emergensi habis ) ke bagian gudang farmasi
dan melaporkan jumlah pemakaian sediaan farmasi setiap
bulan. Perbekalan farmasi di ruangan dikontrol secara berkala
oleh petugas farmasi.
- Pendistribusian perbekalan farmasi dari unit gudang farmasi ke
unit terkait dilakukan berdasarkan permintaan tertulis demi
tersedianya perbekalan farmasi untuk menunjang pelayanan
b.
Sistem peresepan individu
Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu untuk pasien rawat
jalan dan rawat inap melalui instalasi farmasi. Resep hanya dilayani

35

dengan perbekalan farmasi yang tersedia di rumah sakit kalau perlu


dengan penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.
Pelayanan perbekalan farmasi yang dilakukan oleh instalasi farmasi
hanya berupa pelayanan resep dan pembelian obat-obat non resep
(OTC).
Pelayanan resep rawat inap

Sistem pembayaran dengan cara tunai dan bon


(hutang obat).
Pengambilan keuntungan 25% untuk obat yang tersedia dan
10% untuk obat yang diusahakan keluar .
Resep hanya dilayani dengan obat-obat yang tersedia,apabila
tidak tersedia maka dilakukan penggantian dengan persetujuan
dokter yang mengacu pada standarisasi .
-

Pelayanan resep rawat jalan


Resep hanya dilayani dengan obat-obat yang tersedia kalau perlu
dengan penggantian dengan persetujuan dokter yang mengacu
pada standarisasi
Pembayaran dilakukan secara tunai, kecuali pasien kerjasama
Pengambilan keuntungan 25% dan 10% untuk susu formula.
Pelayanan karyawan dengan resep atau tanpa resep
Resep-resep karyawan dilayani dengan prosedur JPKM bagi yang
terdaftar sebagai anggota dengan harga netto.
Pembayaran resep non JPKM dan obat-obat tanpa resep dapat
dilakukan secara tunai atau bon karyawan.
Fasilitas pelayanan resep karyawan berlaku juga untuk istri /
suami dan anak karyawan.
Pelayanan resep pengurus yayasan
Fasilitas pelayanan berlaku untuk pengurus yayasan dan
istri/suami yang telah ditetapkan oleh Direktur RS Islam
Surakarta.
Fasilitas pelayanan meliputi : harga netto, pembebanan biaya
ditanggung Rumah Sakit dimasukkan dalam pemberian
keringanan pada pasien/pembebasan biaya, dan obat yang tidak
tersedia akan diusahakan keluar.
Pelayanan pembelian perbekalan farmasi oleh apotik dan rumah
sakit lain
Instalasi farmasi melayani pembelian semua perbekalan farmasi
oleh apotek atau Rumah Sakit lain kecuali narkotika injeksi
Pengambilan keuntungan 10%.
Pelayanan resep JAMKESMAS
Resep dilayani dengan obat-obat yang tercantum dalam SK.
MENKES NO 417/Menkes/SK/IV/2007
Pembayaran dilakukan secara bon
Pengambilan keuntungan 25%
Pembayaran dilakukan secara tunai kecuali untuk obat diluar SK.
MENKES NO 417/Menkes/SK/IV/2007
Pelayanan resep asuransi atau kerjasama
Resep dilayani dengan berdasarkan formularium perusahaan
atau asuransi.
Pembayaran dilakukan secar bon

36

Apabila terdapat obat yang tidak ditanggung maka peserta harus


membayar sendiri.
Pengambilan keuntungan 25%

PENDISTRIBUSIAN PERBEKALAN FARMASI DARI UNIT


GUDANG FARMASI KE UNIT DISTRIBUSI FARMASI

No. Dok :
03.MAN.22

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Perbekalan farmasi yang disalurkan oleh unit gudang


farmasi ke unit distribusi farmasi adalah permintaan
perbekalan farmasi dari unit distribusi farmasi ke unit
gudang farmasi

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
penyaluran perbekalan farmasi dari unit gudang
farmasi atas permintaan unit distribusi farmasi agar
tersedia perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan
secara tepat waktu, jenis dan jumlah.

Kebijakan

Pendistribusian perbekalan farmasi dari unit gudang


farmasi ke unit terkait dilakukan berdasarkan
permintaan tertulis demi tersedianya perbekalan
farmasi untuk menunjang pelayanan.

Prosedur

1. Permintaan perbekalan farmasi dilakukan oleh


Asisten Manajer distribusi farmasi ke unit gudang

37

farmasi pada shift pagi


2. Petugas unit gudang farmasi mengambilkan
perbekalan farmasi sesuai permintaan unit distribusi
farmasi, baik rawat inap maupun rawat jalan.
3. Petugas
unit
gudang
farmasi
menyerahkan
permintaan perbekalan farmasi dan diterima unit
distribusi farmasi rawat inap dan rawat jalan
4. Bila ada yang tidak sesuai antara barang dengan
permintaan maka akan dikembalikan/ditukar ke unit
gudang farmasi.
Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Unit Gudang Farmasi

PENDISTRIBUSIAN PERBEKALAN FARMASI DARI UNIT


GUDANG FARMASI KE UNIT TERKAIT

No. Dok :
03.MAN.23

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Pengeluaran
perbekalan
farmasi
dilakukan
berdasarkan permintaan kebutuhan dari unit yang
terkait dengan menggunakan buku permintaan
perbekalan farmasi.
2. Buku permintaan perbekalan farmasi merupakan
buku yang berisi tentang daftar kebutuhan
perbekalan farmasi dari masing-masing unit
mencakup nama dan jumlah perbekalan farmasi
yang
dibutuhkan,unit
yang
meminta,tanggal
permintaan,nama dan tanda tangan dari koordinator
unit yang bersangkutan,nama dan tanda tangan
penerima barang,nama dan tanda tangan petugas
gudang farmasi.
3. Buku permintaan perbekalan farmasi dibuat rangkap
dua,dengan warna yang berbeda,lembar ke I
berwarna putih untuk unit gudang farmasi dan
lembar ke II berwarna merah untuk unit yang
meminta.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit

38

2. Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
mengenai tata cara pendistribusian perbekalan
farmasi.
Kebijakan

Pendistribusian perbekalan farmasi dari unit gudang


farmasi ke unit terkait dilakukan berdasarkan
permintaan tertulis demi tersedianya perbekalan
farmasi untuk menunjang pelayanan.

Prosedur

1. Petugas unit gudang farmasi menerima dan


memeriksa daftar permintaan perbekalan farmasi
yang telah disetujui oleh koordinator dari unit yang
bersangkutan.
2. Petugas unit gudang farmasi mengambilkan
perbekalan berdasar daftar permintaan.
3. Petugas unit gudang farmasi mencatat pada kartu
stock setiap perbekalan farmasi yang dikeluarkan.
4. Petugas unit gudang farmasi menuliskan jumlah
perbekalan farmasi yang diberikan kedalam kolom
pemberian pada buku permintaan tersebut.

PENDISTRIBUSIAN PERBEKALAN FARMASI DARI UNIT


GUDANG FARMASI KE UNIT TERKAIT

No. Dok :
03.MAN.23

PROSEDUR TETAP

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
08-02-2010

5. Petugas unit gudang farmasi bersama petugas unit


terkait yang mengajukan permintaan melakukan
pengecekan perbekalan farmasi yang diberikan.
6. Setelah sesuai petugas unit gudang farmasi
menyerahkan perbekalan farmasi kepada petugas
yang menerima.
7. Petugas unit gudang farmasi dan petugas yang
meminta membubuhkan tanda tangan pada buku
permintaan,sebagai bukti bahwa permintaan sudah
dilayani dan perbekalan farmasi sudah diterima
dengan baik.
Unit terkait

1.
2.
3.
4.
5.

Unit Gudang Farmasi


Instalasi Pelayanan Medis
Instalasi Radiologi
Instalasi Laboratorium
Instalasi Rehab Medik

39

6. Instalasi Gizi
7. Unit Sanitasi

PENDISTRIBUSIAN INVENTARIS ALAT KESEHATAN KE


UNIT TERKAIT

No. Dok :
03.MAN.24

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Pendistribusian Inventaris alat kesehatan dilakukan


berdasarkan permintaan dari unit terkait .

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mendistribusikan alat medis untuk pelayanan medis.

Kebijakan

Pendistribusian perbekalan farmasi dari unit gudang


farmasi ke unit terkait dilakukan berdasarkan
permintaan tertulis demi tersedianya perbekalan
farmasi untuk menunjang pelayanan.

40

Prosedur

1. Petugas unit gudang farmasi menerima alat


kesehatan (inventaris alat) yang datang.
2. Petugas unit gudang farmasi mencocokkan barang
dengan fakturnya.
3. Petugas unit gudang farmasi memberitahukan pada
pelaksana administrasi keperawatan dan unit yang
terkait bahwa barang telah datang.
4. Petugas
administrasi
keperawatan
mengecek
barang kebagian unit gudang farmasi serta
mencocokkannya dengan permintaan apakah sudah
sesuai dengan spesifikasinya
5. Petugas unit gudang farmasi menyerahkan pada
unit terkait bila inventaris alat sudah sesuai, tapi
apabila belum sesuai dengan permintaan petugas
menginformasikan pada unit perencanaan dan
pengadaan farmasi untuk ditindak lanjuti kepada
suppliernya
6. Barang yang telah diterima unit terkait dituliskan
pada buku daftar pengeluaran barang dengan
membubuhi tandatangan, nama, tanggal dan unit
terkait
Petugas yang menyerahkan membubuhkan tanda
tangan, nama, tanggal pemberian

PENDISTRIBUSIAN INVENTARIS ALAT KESEHATAN KE


UNIT TERKAIT

No. Dok :
03.MAN.24

PROSEDUR TETAP

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
08-02-2010

Unit terkait

1.
2.
3.
4.
5.

Unit Gudang Farmasi


Instalasi Pelayanan Medis
Instalasi Radiologi
Instalasi Laboratorium
Instalasi Rehab Medik

41

PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN

No. Dok :
03.PRF.25

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Resep adalah permintaan tertulis dari seorang


dokter spesialis,dokter umum,dokter gigi kepada
Apoteker untuk menyediakan sejumlah obat yang
dibutuhkan pasien.
2. Penyiapan
resep
adalah
mengambil
obat,menggerus
(jika
resep
racikan),membungkus,memberi
etiket
sampai
pengecekan resepnya.
3. Pasien rawat jalan adalah pasien yang berasal
dari IGD,poliklinik umum dan spesialis dan resep
dari luar rumah sakit.
4. Pelayanan resep pasien rawat jalan dilakukan
dengan sistem pembayaran cash/tunai.

42

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai aturan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan resep rawat jalan secara efisien dan
professional.

Kebijakan

1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu


untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
Instalasi farmasi.
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.

Prosedur

1. Resep dari poliklinik umum dan spesialis, IGD atau


dari luar Rumah Sakit dibelikan oleh pihak keluarga
pasien ke Instalasi farmasi.
2. Petugas unit distribusi farmasi melakukan screening
resep meliputi nomer register, dokter, nama pasien,
nama obat, jumlah obat dan aturan pemakaian.
3. Petugas unit distribusi farmasi menghitung jumlah
harga obatnya dan kemudian menginformasikan
kepada pasiennya.
4. Petugas unit distribusi farmasi membuat bukti
pengambilan obat dengan pembayaran secara
tunai.

PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN

No. Dok :
03.PRF.25

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

5. Pasien melakukan pembayaran di bank atau kasir


dengan bukti pengambilan obat rangkap tiga:
Lembar putih untuk pasien.
Lembar merah untuk kasir/bank.
Lembar hijau untuk unit distribusi farmasi.
6. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan obat
kepada pasien setelah terlebih dahulu dilakukan
pengecekan dengan resepnya.
7. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan obat
setelah dicocokkan dengan resep dan bukti
pengambilan obat.
8. Pasien mengambil obat dengan menunjukkan bukti
pengambilan obat yang sudah dicap lunas.

43

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Bagian Kasir

PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT INAP

No. Dok :
03.PRF.26

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/3

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Resep adalah permintaan tertulis dari seorang


dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi kepada
apoteker untuk menyediakan sejumlah obat yang
dibutuhkan pasien.
2. Penyiapan
resep
adalah
dari
mulai
mengambil,menggerus
(jika
resep
racikan),
membungkus,
memberi
etiket,
sampai
pengecekan kembali sesuai resepnya.
3. Pasien rawat inap adalah pasien yang dirawat di
bangsal-bangsal yang ada dirumah sakit islam
Surakarta serta ICU/ICCU.
4. Pelayanan pasien rawat inap dilakukan dengan
dua sistem pembayaran, yaitu cash/tunai atau

44

bon.
5. Pembayaran obat secara bon untuk pasien rawat
inap kelas IA, Super VIP,VIP dan President Suite
oleh perawat dengan sistem satu pintu.Kelas
II,kelas III, VK, ICU/ICCU dilakukan oleh keluarga
pasien sendiri .
Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langah-langkah dalam
pelayanan resep rawat inap secara efisien dan
profesional.

Kebijakan

1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu


untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.

Prosedur

Pembayaran secara cash/tunai :


1. Resep dari bangsal diterima petugas unit distribusi
farmasi.
2. Petugas unit distribusi farmasi melakukan screening
resep meliputi nomer register,bangsal,dokter, nama
pasien, nama obat, jumlah obat dan aturan
pemakaian.

PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT INAP

No. Dok :
03.PRF.26

Revisi : III

Halaman : 2/3

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

3. Petugas unit distribusi farmasi menghitung jumlah


harga obatnya dan kemudian menginformasikan
kepada pasiennya.
4. Pasien melakukan pembayaran di bank atau kasir
dengan bukti pengambilan obat rangkap empat:
Lembar I (putih) untuk pasien.
Lembar II (merah) untuk kasir/bank.
Lembar III (hijau ) untuk unit distribusi farmasi
Lembar IV (kuning) untuk perawat.
5. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan resep

45

sesuai dengan permintaan.


6. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan obat
kepada pasien setelah terlebih dahulu dilakukan
pengecekan dengan resep dan bukti pengambilan
obat.
7. Pasien mengambil obat dengan menunjukan bukti
pengambilan obat yang sudah dicap lunas.
Pembayaran secara bon :
1. Resep dari bangsal diterima petugas unit distribusi
2.
Petugas unit distribusi farmasi melakukan
screening
resep
meliputi
nomer
register,bangsal,dokter, nama pasien, nama obat,
jumlah obat dan aturan pemakaian
3. Petugas unit distribusi farmasi menghitung jumlah
harga obatnya dan kemudian menginformasikan
kepada pasiennya.
4. Pasien melakukan pembayaran di bank atau kasir
dengan bukti pengambilan obat rangkap empat:
Lembar I (putih) untuk pasien.
Lembar II (merah) untuk kasir/bank.
Lembar III (hijau ) untuk unit distribusi farmasi.
Lembar IV (kuning) untuk perawat
5. Bukti pengambilan obat ditandatangani oleh pihak
pasien atau perawat yang mengambil, serta petugas
unit distribusi yang melayani.
6. Kemudian bukti pengembalian obat diserahkan ke
kasir untuk dicap bon.

PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT INAP

No. Dok :
03.PRF.26

PROSEDUR TETAP

Revisi : III

Halaman : 3/3

Tanggal Terbit :
08-02-2010

9. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan resep


sesuai dengan permintaan.
10. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan obat
kepada pasien atau perawat setelah terlebih dahulu
dilakukan pengecekan dengan resep dan bukti
pengambilan obat.
11. Pasien atau perawat mengambil obat dengan
menunjukan bukti pengambilan obat yang telah
dicap bon.

46

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Bagian Kasir
3. Instalasi Rawat Inap

PELAYANAN RESEP BAGI PENGURUS YAYASAN RSIS

No. Dok :
03.PRF.27

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Pengurus Yayasan
: Nama-nama yang termasuk
dalam daftar yang telah ditetapkan rumah sakit.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi

47

Kebijakan

Prosedur

pengurus Yayasan untuk mendapatkan pelayanan


resep dengan kebijakan tersendiri sebagai salah
satu fasilitas dari rumah sakit.
1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi.
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.
1. Resep diterima petugas di unit distribusi farmasi.
2. Petugas
unit distribusi
farmasi
melakukan
screening resep meliputi nomer register,dokter,
nama pasien, nama obat, jumlah obat dan aturan
pemakaian
3. Petugas unit distribusi farmasi menghitung harga
obat
4. Bukti pengambilan obat ditandatangani oleh pihak
pasien yang mengambil, serta petugas unit
distribusi farmasi yang melayani.
5. Pasien menyerahkan
bukti pengambilan obat
rangkap empat ke kasir untuk dicap bon:
Lembar I, II (putih,merah) untuk kasir.
Lembar III,IV (kuning, hijau ) untuk unit distribusi.
6. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan resep
sesuai dengan permintaan.

PELAYANAN RESEP BAGI PENGURUS YAYASAN RSIS

No. Dok :
03.PRF.28

PROSEDUR TETAP

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
08-02-2010

Prosedur

Unit terkait

7. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan obat


kepada pasien setelah terlebih dahulu dilakukan
pengecekan dengan resep dan bukti pengambilan
obat.
8. Pasien mengambil obat dengan menunjukan bukti
pengambilan obat yang telah dicap bon.
1. Unit Distribusi Farmasi
2. Kasir

48

PELAYANAN RESEP BAGI KARYAWAN RSIS

No. Dok :
03.PRF.28

Revisi : III

Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Karyawan : Semua
suami/istri dan anak.

karyawan

di

RSIS

beserta

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan lankah-langkah

bagi

49

karyawan dan untuk mendapatkan pelayanan resep


dengan kebijakan tersendiri sebagai salah satu
fasilitas dari rumah sakit.
Kebijakan

1.
Pendistribusian
perbekalan
farmasi
resep
individu untuk pasien rawat jalan dan rawat inap
melalui instalasi farmasi
2.
Resep hanya dilayani dengan perbekalan
farmasi yang tersedia di rumah sakit kalau perlu
dengan penggantian merk dengan sepengetahuan
dokter.

Prosedur

Pelayanan Resep Rawat Jalan


1. Resep diterima petugas unit distribusi farmasi
2. Petugas
unit distribusi
farmasi
melakukan
screening resep meliputi nomer register, dokter,
nama pasien, nama obat, jumlah obat dan aturan
pemakaian
3. Petugas unit distribusi farmasi menghitung jumlah
harga obatnya dengan harga netto
4. Menginformasikan harga obat dan menanyakan
kepada karyawan yang bersangkutan obat
tersebut dibon atau tunai
5. Bukti pengambilan obat ditandatangani oleh
petugas unit distribusi farmasi yang melayani.
6. Pasien menyerahkan
bukti pengambilan obat
rangkap empat ke kasir untuk dicap tunai:
Lembar I (putih) untuk pasien.
Lembar II ( merah) untuk kasir
Lembar III,IV (kuning, hijau ) untuk unit distribusi
farmasi.
7. Menulis pada bukti bon karyawan untuk obat yang
dibon

PELAYANAN RESEP BAGI KARYAWAN RSIS

No. Dok :
03.PRF.28

PROSEDUR TETAP

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
08-02-2010

Prosedur

8. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan resep


sesuai dengan permintaan
9. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan obat
kepada pasien setelah terlebih dahulu dilakukan
pengecekan dengan resep dan bukti pengambilan

50

Unit terkait

obat.
10. Pasien mengambil obat dengan menunjukan bukti
pengambilan obat yang telah dicap tunai atau
bukti bon karyawan.
Pelayanan Resep Rawat Inap
1. Resep diterima petugas unit distribusi farmasi
2. Petugas unit distribusi farmasi melakukan
screening resep meliputi nomer register,bangsal,
dokter, nama pasien, nama obat, jumlah obat dan
aturan pemakaian
3. Petugas unit distribusi farmasi menghitung jumlah
harga obatnya dengan margin 25% untuk
pembayaran bon dan netto untuk pembayaran
tunai
4. Bukti pengambilan obat ditandatangani oleh
petugas unit distribusi farmasi yang melayani.
5. Pasien menyerahkan bukti pengambilan obat
rangkap empat ke kasir untuk dicap tunai:
Lembar I (putih) untuk pasien.
Lembar II ( merah) untuk kasir
Lembar III (kuning ) untuk unit distribusi farmasi.
Lembar IV ( hijau ) untuk perawat sebagai arsip
6. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan resep
sesuai dengan permintaan
7. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan obat
kepada pasien setelah terlebih dahulu dilakukan
pengecekan dengan resep dan bukti pengambilan
obat.
8. Pasien mengambil obat dengan menunjukan bukti
pengambilan obat yang telah dicap tunai atau
bon.
1. Unit Distribusi Farmasi.
2. Kasir.

PELAYANAN RESEP PESERTA JPKM

No. Dok :
03.PRF.29

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Pelayanan resep JPKM adalah pelayanan diberikan

51

kepada pasien peserta asuransi JPKM karyawan RSIS


2. Pelayanan resep JPKM diberikan apabila telah
melengkapi syarat-syarat administrasi, yaitu :
- Pasien adalah karyawan RSIS
- Pasien membawa surat pengantar dari poli berupa :
Surat Jaminan JPKM
Surat keterangan rujukan untuk pemeriksaan
dokter spesialis
Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan resep peserta JPKM.

Kebijakan

1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu


untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi.
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.

Prosedur

1. Peserta JPKM menyerahkan resep ke Instalasi


Farmasi
2. Petugas unit distribusi farmasi melakukan screening
resep meliputi nomer register,dokter, nama pasien,
nama obat, jumlah obat dan aturan pemakaian
3. Petugas unit distribusi farmasi menghitung dan
membuatkan bukti pengambilan obat untuk
ditandatangani peserta dan petugas unit distribusi
farmasi yang melayani.
4. Pasien menyerahkan surat JPKM dan bukti
pengambilan obat rangkap empat ke kasir untuk
dicap bon:
- Lembar I, II(putih,merah) untuk kasir
- Lembar III,IV (kuning, hijau ) untuk unit distribusi
farmasi.
5. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan resep
sesuai dengan permintaan.

PELAYANAN RESEP PESERTA JPKM

No. Dok :
03.PRF.29

Revisi : III

Halaman : 2/2

52

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit :
08-02-2010

Prosedur

Unit terkait

6. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan obat


kepada pasien setelah terlebih dahulu dilakukan
pengecekan dengan resep dan bukti pengambilan
obat.
7. Pasien mengambil obat dengan menunjukan bukti
pengambilan obat yang telah dicap bon.
1. Unit Distribusi Farmasi
2. kasir

PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN PASIEN


JAMKESMAS/ASKESKIN

No. Dok :
03.PRF.30

Revisi : 0

Halaman : 1/3

53

Tanggal Terbit :

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Resep dengan stempel ASKESKIN adalah permintaan


tertulis dari seorang dokter spesialis, dokter umum,
dokter gigi kepada apoteker untuk menyediakan
sejumlah perbekalan farmasi yang dibutuhkan
pasien.
2. Penyiapan resep adalah pembacaan resep,screening
resep,mengambil
obat,menggerus
(jika
resep
racikan),membungkus,memberi
etiket,
dan
pengecekan resep.
3. Pasien rawat jalan ASKESKIN adalah pasien dari poli
rawat jalan dengan menggunakan kartu ASKESKIN
4. Pembayaran resep rawat jalan pasien ASKESKIN
dilakukan dengan sistem pembayaran tunai dan bon
5. Buku Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) adalah Daftar Plafon dan
harga Obat dari Departemen Kesehatan RI.
6. Perbekalan farmasi adalah barang barang farmasi
meliputi obat,cairan nutrisi, alat kesehatan, reagen,
dan gas medis

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan rawat jalan pasien ASKESKIN secara
efisien dan professional.

Kebijakan

1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu


untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.
1. Petugas unit distribusi farmasi akan melakukan
konfirmasi ke dokter yang meresepkan apabila ada
informasi yang kurang jelas berkaitan dengan nama
obat,jenis obat,aturan pakai dan dosis termasuk
untuk obat-obat yang tidak masuk dalam Pedoman
Pelaksanaan
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat
(Jamkesmas).

Prosedur

PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN PASIEN


JAMKESMAS/ASKESKIN

54

No. Dok :
03.PRF.30

Revisi : 0

Halaman : 2/3

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

2. Petugas
unit distribusi
farmasi
melakukan
konfirmasi ke perawat poliklinik apabila ada
informasi kurang jelas tentang nama dokter yang
meresepkan, no Rekam Medik pasien.
3. Petugas unit distribusi farmasi menghitung
perbekalan farmasi sesuai resep dan untuk
perbekalan
farmasi
diluar
Buku
Pedoman
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) dibuatkan bukti pengambilan obat
secara terpisah.
4. Petugas
unit distribusi
farmasi
melakukan
konfirmasi kepada pasien jika ada perbekalan
farmasi yang tidak masuk dalam Pedoman
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) sehingga harus membayar sendiri.
5. Bukti
pengambilan
obat
untuk
kemudian
diserahkan ke kasir yang terdiri dari tiga rangkap:
- lembar putih untuk pasien
- lembar merah untuk kasir
- lembar hijau untuk unit distribusi farmasi
6. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan
perbekalan farmasi sesuai resep
7. Pasien membayar perbekalan farmasi yang tidak
masuk dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan hanya
melakukan tanda tangan pada bukti pengambilan
obat untuk perbekalan farmasi yang masuk dalam
Buku Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas)
8. Petugas kasir menyerahkan bukti pengambilan
obat yang sudah ditandatangani dan distempel
bon untuk perbekalan farmasi yang masuk dalam
Buku Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat
(Jamkesmas)
dan/atau
bukti
pengambilan obat yang sudah ditandatangani dan
distempel lunas untuk perbekalan farmasi yang
tidak masuk dalam Buku Pedoman Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN PASIEN


JAMKESMAS/ASKESKIN

55

No. Dok :
03.PRF.30

Revisi : 0

Halaman : 3/3

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

9. Petugas
unit
distribusi
farmasi
mengecek
perbekalan farmasi dengan mencocokan antara
perbekalan farmasi dengan resep dan bukti
pengambilan obat.
10. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan
perbekalan farmasi kepada pasien.
11. Verifikasi petugas Askeskin

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Kasir

PELAYANAN RESEP RAWAT INAP PASIEN


JAMKESMAS/ASKESKIN

56

No. Dok :
03.PRF.31

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/3

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Tujuan

Resep
dengan
stempel
ASKESKIN
adalah
permintaan tertulis dari seorang dokter spesialis,
dokter umum, dokter gigi kepada apoteker untuk
menyediakan sejumlah perbekalan farmasi yang
dibutuhkan pasien.
2. Penyiapan
resep
adalah
pembacaan
resep,screening resep,mengambil obat,menggerus
(jika resep racikan),membungkus,memberi etiket,
dan pengecekan resep.
3. Pasien rawat inap ASKESKIN adalah pasien yang
dirawat di bangsal al-Maun.
4. Pembayaran resep rawat inap pasien ASKESKIN
dilakukan dengan sistem pembayaran tunai dan
bon
5. Buku Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) adalah Daftar Plafon dan
harga Obat dari Departemen Kesehatan RI.
6. Perbekalan farmasi adalah barang barang farmasi
meliputi obat,cairan nutrisi, alat kesehatan,
reagen, dan gas medis
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan rawat inap pasien ASKESKIN secara
efisien dan professional.
1.

Kebijakan

1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu


untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi.
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.

Prosedur

1. Petugas unit distribusi farmasi akan melakukan


konfirmasi ke dokter yang meresepkan apabila ada
informasi yang kurang jelas berkaitan dengan
nama obat,jenis obat,aturan pakai dan dosis
termasuk untuk obat-obat yang tidak masuk
dalam Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas).

57

PELAYANAN RESEP RAWAT INAP PASIEN


JAMKESMAS/ASKESKIN

No. Dok :
03.PRF.31

Revisi : 0

Halaman : 2/3

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

2. Petugas unit distribusi farmasi akan melakukan


konfirmasi ke perawat bangsal apabila ada
informasi kurang jelas tentang nama dokter yang
meresepkan, no Rekam Medik pasien.
3. Petugas unit distribusi farmasi menghitung
perbekalan farmasi sesuai resep dan untuk
perbekalan
farmasi
diluar
Buku
Pedoman
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) dibuatkan bukti pengambilan obat
secara terpisah.
4. Petugas
unit distribusi
farmasi
melakukan
konfirmasi kepada pasien jika ada perbekalan
farmasi yang tidak masuk dalam Pedoman
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) sehingga harus membayar sendiri.
5. Bukti
pengambilan
obat
untuk
kemudian
diserahkan ke kasir yang terdiri dari empat
rangkap :
lembar putih untuk pasien
lembar merah untuk kasir
lembar hijau untuk unit distribusi farmasi
lembar kuning untuk arsip keperawatan
6. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan
perbekalan farmasi sesuai resep
7. Pasien membayar perbekalan farmasi yang tidak
masuk dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan hanya
melakukan tanda tangan pada bukti pengambilan
obat untuk perbekalan farmasi yang masuk dalam
Buku Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas)
8. Petugas kasir menyerahkan bukti pengambilan
obat yang sudah ditandatangani dan distempel
bon untuk perbekalan farmasi yang masuk dalam
Buku Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat
(Jamkesmas)
dan/atau
bukti
pengambilan obat yang sudah ditandatangani dan
distempel lunas untuk perbekalan farmasi yang
tidak masuk dalam Buku Pedoman Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

58

PELAYANAN RESEP RAWAT INAP PASIEN


JAMKESMAS/ASKESKIN

No. Dok :
03.PRF.31

PROSEDUR TETAP

Revisi : 0

Halaman : 3/3

Tanggal Terbit
:
08-02-2010

Prosedur

9. Petugas
unit
distribusi
farmasi
mengecek
perbekalan farmasi dengan mencocokan antara
perbekalan farmasi dengan resep dan bukti
pengambilan obat.
10. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan
perbekalan farmasi kepada pasien.
11. Verifikasi petugas Askeskin

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Kasir

59

PELAYANAN RESEP RAWAT INAP PASIEN


ASURANSI/KERJASAMA

No. Dok :
03.PRF.32

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/3

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Prosedur

Tujuan

Kebijakan

Prosedur

1. Resep
pasien
Asuransi/kerja
sama
adalah
permintaan tertulis dari seorang dokter spesialis,
dokter umum, dokter gigi kepada apoteker untuk
menyediakan sejumlah perbekalan farmasi yang
dibutuhkan pasien peserta asuransi/kerja sama.
2. Lembar resep yang digunakan terdapat tulisan
ASURANSI/KERJASAMA
3. Penyiapan resep adalah pembacaan resep,screening
resep,mengambil
obat,menggerus
(jika
resep
racikan),membungkus,memberi
etiket,
dan
pengecekan resep.
4. Pasien rawat inap asuransi/kerja sama adalah pasien
yang dirawat di bangsal Rumah Sakit Islam
Surakarta yang terdaftar sebagai peserta suatu
asuransi/kerja sama.
5. Pembayaran resep rawat inap pasien asuransi/kerja
sama dilakukan dengan sistem pembayaran tunai
dan bon.
6. Perbekalan farmasi adalah barang barang farmasi
meliputi obat,cairan nutrisi, alat kesehatan, reagen,
dan gas medis
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan rawat inap pasien asuransi/kerja sama
secara efisien dan professional.
1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi.
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.
1. Petugas unit distribusi farmasi akan melakukan
konfirmasi ke dokter yang meresepkan apabila ada
informasi yang kurang jelas berkaitan dengan
nama obat,jenis obat,aturan pakai dan dosis
termasuk untuk obat-obat yang tidak ditanggung
oleh asuransi/kerja sama yang bersangkutan

60

PELAYANAN RESEP RAWAT INAP PASIEN


ASURANSI/KERJASAMA

No. Dok :
03.PRF.32

Revisi : 0

Halaman : 2/3

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

2. Petugas unit distribusi farmasi akan melakukan


konfirmasi ke perawat bangsal apabila ada
informasi kurang jelas tentang nama dokter yang
meresepkan, no Rekam Medik pasien.
3. Petugas unit distribusi farmasi menghitung
perbekalan farmasi sesuai resep dan untuk
perbekalan farmasi yang tidak ditanggung,
dibuatkan bukti pengambilan obat secara terpisah.
4. Petugas
unit
distribusi
farmasi
melakukan
konfirmasi kepada pasien jika ada perbekalan
farmasi yang tidak ditanggung oleh asuransi/kerja
sama sehingga harus membayar sendiri.
5. Bukti
pengambilan
obat
untuk
kemudian
diserahkan ke kasir yang terdiri dari empat
rangkap :
lembar putih untuk pasien
lembar merah untuk kasir
lembar hijau untuk unit distribusi farmasi
lembar kuning untuk arsip
keperawatan
6. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan
perbekalan farmasi sesuai resep
7. Pasien membayar perbekalan farmasi yang tidak
ditanggung oleh asuransi/kerja sama dan hanya
melakukan tanda tangan pada bukti pengambilan
obat untuk perbekalan farmasi yang masuk
ditanggung oleh asuransi/kerja sama.
8. Petugas kasir menyerahkan bukti pengambilan obat
yang sudah ditandatangani dan distempel bon
untuk perbekalan farmasi yang ditanggung oleh
pihak
asuransi/kerja
sama
dan/atau
bukti
pengambilan obat yang sudah ditandatangani dan
distempel lunas untuk perbekalan farmasi yang
tidak ditanggung oleh pihak asuransi/kerja sama.
9. Petugas
unit
distribusi
farmasi
mengecek
perbekalan farmasi dengan mencocokan antara
perbekalan farmasi dengan resep dan bukti
pengambilan obat.

61

10. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan


perbekalan farmasi kepada pasien disertai
informasi secukupnya kepada pasien.

PELAYANAN RESEP RAWAT INAP PASIEN


ASURANSI/KERJASAMA

No. Dok :
03.PRF.32

Revisi : 0

Halaman : 3/3

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Unit terkait

1.
2.

Unit Distribusi Farmasi


Kasir

62

PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN PASIEN


ASURANSI/KERJASAMA

No. Dok :
03.PRF.33

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Resep dengan
logo Asuransi/kerja sama adalah
permintaan tertulis dari seorang dokter spesialis,
dokter umum, dokter gigi kepada apoteker untuk
menyediakan sejumlah perbekalan farmasi yang
dibutuhkan pasien peserta asuransi/kerja sama.
2. Penyiapan resep adalah pembacaan resep,screening
resep,mengambil
obat,menggerus
(jika
resep
racikan),membungkus,memberi
etiket,
dan
pengecekan resep.
3. Pasien rawat jalan asuransi/kerja sama adalah
pasien dari poli rawat jalan dengan kartu peserta
suatu asuransi/kerja sama.
4. Pembayaran resep rawat jalan pasien asuransi/kerja
sama dilakukan dengan sistem pembayaran tunai
dan bon
5. Perbekalan farmasi adalah barang barang farmasi
meliputi obat,cairan nutrisi, alat kesehatan, reagen,
dan gas medis

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan rawat jalan pasien asuransi/kerja sama
secara efisien dan professional.
1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.
1. Petugas unit distribusi farmasi akan melakukan
konfirmasi ke dokter yang meresepkan apabila ada
informasi yang kurang jelas berkaitan dengan
nama obat,jenis obat,aturan pakai dan dosis

Kebijakan

Prosedur

63

termasuk untuk obat-obat yang tidak ditanggung


oleh asuransi/kerja sama yang bersangkutan.

PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN PASIEN


ASURANSI/KERJASAMA

No. Dok :
03.PRF.33

PROSEDUR TETAP

Revisi : 0

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
08-02-2010

Prosedur

2. Petugas unit distribusi farmasi akan melakukan


konfirmasi ke perawat poliklinik apabila ada
informasi kurang jelas tentang nama dokter yang
meresepkan, no Rekam Medik pasien.
3. Petugas unit distribusi farmasi menghitung
perbekalan farmasi sesuai resep dan untuk
perbekalan farmasi yang tidak ditanggung,
dibuatkan bukti pengambilan obat secara terpisah.
4. Petugas
unit distribusi
farmasi
melakukan
konfirmasi kepada pasien jika ada perbekalan
farmasi yang tidak ditanggung oleh asuransi/kerja
sama sehingga harus membayar sendiri.
5. Bukti
pengambilan
obat
untuk
kemudian
diserahkan ke kasir yang terdiri dari tiga rangkap :
- lembar putih untuk kasir
- lembar merah untuk kasir
- lembar hijau untuk unit distribusi farmasi
6. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan
perbekalan farmasi sesuai resep
7. Pasien membayar perbekalan farmasi yang tidak
ditanggung oleh asuransi/kerja sama dan hanya
melakukan tanda tangan pada bukti pengambilan
obat untuk perbekalan farmasi yang masuk
ditanggung oleh asuransi/kerja sama.
8. Petugas kasir menyerahkan bukti pengambilan obat
yang sudah ditandatangani dan distempel bon
untuk perbekalan farmasi yang ditanggung oleh
pihak
asuransi/kerja
sama
dan/atau
bukti
pengambilan obat yang sudah ditandatangani dan
distempel lunas untuk perbekalan farmasi yang
tidak ditanggung oleh pihak asuransi/kerja sama.
9. Petugas
unit
distribusi
farmasi
mengecek
perbekalan farmasi dengan mencocokan antara
perbekalan farmasi dengan resep dan bukti
pengambilan obat.

64

Unit terkait

10. Petugas menyerahkan perbekalan farmasi kepada


pasien.
1. Unit Distribusi Farmasi
2. Kasir

PELAYANAN PERBEKALAN FARMASI SEDIAAN JADI

No. Dok :
03.PRF.34

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Pelayanan perbekalan farmasi sediaan jadi adalah


pelayanan yang tanpa pengolahan lebih lanjut
(pengubahan bentuk, dsb) meliputi pengambilan obat,
bahan dan alat kesehatan siap pakai.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
melakukan pelayanan perbekalan farmasi sediaan
jadi.

Kebijakan

1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu


untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi.
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.

Prosedur

1. Resep diterima
2. Menghitung harga perbekalan farmasi
3. Perbekalan farmasi diambil dari rak obat sesuai
dengan resep dokter
4. Untuk perbekalan farmasi berupa obat dan bahan
obat dibubuhi etiket sesuai resep dan selanjutnya
dikemas.
5. Dilakukan pengecekan dengan bukti pengambilan
obat dan resepnya.
6. Diserahkan kepada pasien

Unit Terkait

1. Unit Distribusi Farmasi

65

PELAYANAN RESEP NARKOTIKA

No. Dok :
03.PRF.35

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Tujuan

Pelayanan resep narkotika adalah pelayanan obat


narkotika untuk pasien yang membutuhkan yang
ditulis oleh doKter, guna mempercepat penyembuhan
penyakit.
1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus
Sebagai
penerapan
langkah-langkah
untuk
menaggulangi penyalahgunaan pemakaian obat
narkotika.

Kebijakan

Pelayanan resep narkotika dari intansi luar hanya


dilayani untuk obat-obat oral dengan resep asli, untuk
obat diluar sediaan oral tidak dilayani meskipun
dengan resep asli.

Prosedur

1. Petugas unit distribusi farmasi menerima resep


narkotika.
2. Petugas
unit distribusi
farmasi
melakukan
pemeriksaan kelengkapan resep narkotika yang
meliputi :
Nama, alamat, dan tanda tangan Dokter
(bukan paraf)
Resep asli tulisan dokter
Nama dan alamat pasien
Identitas instalasi (Rumah Sakit)
3. Resep tidak lengkap/diragukan keabsahannya
tidak dilayani
4. Apabila pasien hanya membeli sebagian obat dari
resep, maka kekurangan obat tidak dibuat salinan
resep.
5. Petugas unit distribusi farmasi mengambilkan obat

66

Unit terkait

narkotika sesuai resep dengan menulis di kartu


stock yang memuat nama pasien, nama dokter,
jumlah obat yang diambil, dan sisa stock.
6. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan obat
setelah dicocokkan dengan resp dan bukti
pengambilan obat.
1. Unit Distribusi Farmasi

PELAYANAN RESEP PSIKOTROPIKA

No. Dok :
03.PRF.36

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Tujuan

Pelayanan resep psikotropika adalah pelayanan obat


psikotropika untuk pasien yang membutuhkan yang
ditulis oleh doKter, guna mempercepat penyembuhan
penyakit.
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai
penerapan
langkah-langkah
untuk
menaggulangi penyalahgunaan pemakaian obat
psikotropika.

Kebijakan

1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu


untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi.
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.

Prosedur

1.
2.

3.

Petugas unit distribusi farmasi menerima resep


psikotropika.
Petugas
unit distribusi
farmasi
melakukan
pemeriksaan kelengkapan resep psikotropika yang
meliputi :
Nama dokter
Nama pasien
Identitas instalasi (Rumah Sakit)
Resep tidak lengkap/diragukan keabsahannya

67

4.
5.

6.
Unit terkait

1.

tidak dilayani
Apabila pasien hanya membeli sebagian obat dari
resep, maka kekurangan obat dibuat salinan
resep.
Petugas unit distribusi farmasi mengambilkan obat
psikotropika sesuai resep dengan menulis di kartu
stock yang memuat nama pasien, nama dokter,
jumlah obat yang diambil, dan sisa stock.
Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan obat
setelah dicocokkan dengan resep dan bukti
pengambilan obat.
Unit Distribusi Farmasi

PELAYANAN OBAT BAKSOS

No. Dok :
03.PRF.37

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Baksos adalah salah satu kegiatan bakti sosial yang


diselenggarakan rumah sakit didaerah yang
dianggap membutuhkan bantuan.
2. Kegiatan baksos yang diberikan adalah khitan
massal, pengobatan massal

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai aturan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan secara efisien dan professional.

Kebijakan

Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi yang


tersedia di rumah sakit

Prosedur

1. Petugas administrasi distribusi farmasi menyusun


daftar obat baksos
2. Penyerahan Daftar obat Baksos ke unit gudang
farmasi
3. Apabila obat yang dibutuhkan kosong, maka
dilakukan permintaan ke unit perencanaan dan
pengadaan farmasi.
4. Melakukan pengecekan kelengkapan obat dan

68

persiapan alat-alat dan menyertakan lampiran


daftar obat
5. Apabila ada sisa obat diretur ke unit gudang
farmasi
6. Melakukan rekap pemakaian obat
7. Dibuat laporan Baksos rangkap 2 : Koordinator
Baksos, Bagian Keuangan
Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Unit Gudang Farmasi.
3. Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi

PELAYANAN RESEP ODD (ONE DAY DOSE)

No. Dok :
03.PRF.38

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. ODD Yaitu pemberian obat kepada pasien


dilakukan satu kali untuk satu hari pemakaian obat
(24jam) dimana obat dibagi dalam kemasan untuk
sekali pakai.
2. Sasaran : Pasien bangsal rawat inap IA, Super
VIP,VIP dan President Suite.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai aturan penerapan langkah-langkah dalam
meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum
obat untuk keberhasilan terapi di instalasi rawat
inap RS Islam Surakarta dan meminimalkan
kesalahan obat, mengurangi retur obat dari pasien
serta meminimalkan biaya dari obat karena pasien
hanya membayar obat yang sudah digunakan.

Kebijakan

1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu


untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi.

69

2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi


yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.
Prosedur

1.
2.

3.
4.
5.

Dokter menulis resep


Perawat mengantar resep ke unit distribusi farmasi
(untuk pasien baru, perawat membawa lembar
profil pasien, untuk pasien lama perawat
membawa 1 map profil pasien yang ada diruang
perawat)
Petugas unit distribusi farmasi membuat riwayat
pengobatan pasien (profil pengobatan pasien) dan
screening resep
Petugas unit distribusi farmasi menghitung obat
dan membuatkan bukti pengambilan obat.
Obat disiapkan petugas unit distribusi farmasi

PELAYANAN RESEP ODD (ONE DAY DOSE)

No. Dok :
03.PRF.38

Revisi : 0

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

6. Bukti pengambilan obat yang distempel bon, obat


dan map pasien dikirim ke ruangan untuk
disiapkan siang sampai pagi keesokan harinya
diserahterimakan keperawat dan ditandatangani
perawat.
7. Perawat memberikan obat sesuai jadwal dan
membubuhkan paraf pada formulir terapi yang
terdapat pada map
8. Keesokan harinya dokter dan perawat melakukan
visite pasien
9. Apabila diperlukan obat diluar jam ODD, maka
obat dapat diambil oleh perawat di lemari obat di
ruang perawat atau unit distribusi farmasi dengan
menulis
formulir
obat
insidental
yang
tersedia.Keesokan
harinya
obat
atau
obat
emergency yang terpakai dicatat oleh petugas
unit distribusi farmasi pada formulir pemakaian
obat insidental.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Instalasi Rawat Inap Ruang IA

70

3. Instalasi Rawat Inap Ruang VIP


4. Instalasi Rawat Inap Ruang Super VIP
5. Instalasi Rawat Inap Ruang President Suit

KEBIJAKAN
PELAYANAN PERBEKALAN FARMASI UNTUK PASIEN PESERTA ASKES
1. Pengertian
Pelayanan perbekalan farmasi adalah pemberian obat sesuai
kebutuhan medis bagi peserta ASKES baik pelayanan obat Rawat jalan
tingkat lanjut dan rawat inap tingkat lanjut yang berpedoman kepada
DPHO yang berlaku
2. Ruang Lingkup
Unit distribusi farmasi, kasir
3. Tanggung jawab
a. Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
pelayanan perbekalan farmasi kepada pasien peserta ASKES
b. Manajer
Instalasi
farmasi
bertanggung
jawab
dalam
pelaksanaan kebijakan pelayanan perbekalan farmasi kepada
pasien peserta ASKES
4. Kebijakan

Pelayanan perbekalan farmasi yang dilakukan oleh


instalasi farmasi berupa askes sosial rawat jalan dan rawat inap

Pelayanan resep yang dikeluarkan oleh RS Islam


Surakarta menggunakan blangko khusus resep ASKES dan telah
dilegalisir oleh petugas ASKES.

Sistem pembayaran dengan cara bon


Pengambilan keuntungan untuk obat
Harga Satuan
Faktor Pelayanan
Maksimal
Rp. 50.000, 00
20 %
> Rp. 50.000, 00 - Rp. 250.000,
15 %
00
> Rp 250.000, 00 - Rp 500.000,
10 %

71

00
> Rp 500.000, 00 - Rp 1.000.000,
00
> Rp 1.000.000, 00

5%
2%

Pelayanan perbekalan farmasi kepada peserta Askes Sosial


berpedoman pada DPHO yang berlaku sedangkan untuk peserta
Askes Komersial berpedoman pada DPHO yang berlaku dan
Daftar tambahan obat.
Resep obat sitostatika hanya boleh diresepkan oleh Dokter Ahli
Onkologi Medis dan harus dilengkapi dengan protokol terapi dari
dokter yang merawat yang disetujui oleh Tim Dokter Onkologi
Medis/Spesialis konsultannya, kecuali obat Goserelin Asetat dan
Leuprorelin Asetat dapat diresepkan dan disetujui oleh Dokter
Obstetri dan Ginekologi.
Resep harus dilegalisasi terlebih dahulu oleh PT Askes (Persero).

PELAYANAN RESEP RAWAT INAP PASIEN ASKES

No. Dok :
03.PRF.39

Revisi : 0

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit
:
Prof. Dr. Ibrahim Nuhriawangsa SpS., SpKJ
(K)

Direktur Utama

Pengertian

1. Resep dengan logo ASKES adalah permintaan


tertulis dari seorang dokter spesialis, dokter umum,
dokter gigi kepada apoteker untuk menyediakan
sejumlah perbekalan farmasi yang dibutuhkan
pasien.
2. Penyiapan resep adalah pembacaan resep,screening
resep,mengambil
obat,menggerus
(jika
resep
racikan),
membungkus,memberi
etiket,
dan
pengecekan resep
3. Pasien rawat inap peserta ASKES adalah pasien
yang dirawat di bangsal yang ada di RS Islam
Surakarta yang terdaftar sebagai peserta ASKES
4. Pelayanan pasien rawat inap pasien ASKES

72

Tujuan

Kebijakan

dilakukan dengan system pembayaran bon


5. DPHO PT ASKES adalah Daftar Plafon dan harga
Obat dari PT ASKES
6. Perbekalan farmasi adalah barang barang farmasi
meliputi obat,cairan nutrisi, alat kesehatan, reagen,
dan gas medis.
7. CPO adalah lembar catatan pemberian obat.
1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan rawat inap pasien ASKES secara efisien
dan professional.
1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi.
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.

PELAYANAN RESEP RAWAT INAP PASIEN ASKES

No. Dok :
03.PRF.39

Revisi : 0

Halaman : 2/2

Ditetapkan,
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
Prof.Dr. Ibrahim Nuhriawangsa
SpS.,SpKJ(K)

Direktur Utama

Prosedur

1.

Resep asli dan tembusan resep


Askes diterima oleh petugas unit distribusi
farmasi disertai CPO yang sudah diisi data awal
tentang pasien oleh perawat.
2. Petugas unit distribusi farmasi menuliskan obat
yang diresepkan dilembar CPO.
3. Petugas
unit distribusi
farmasi
melakukan
screening resep meliputi nama dokter,nama
pasien,no
RM,ruang,nama
obat,dosis,aturan
pakai,ketersediaan
obat,jenis
obat,dan
kelengkapan persyaratan Askes.
4. Petugas unit farmasi akan melakukan konfirmasi

73

5.
6.

7.
8.

9.
10.
11.
Unit Terkait

1.
2.

ke dokter yang meresepkan apabila ada resep


yang kurang jelas berkaitan dengan nama
obat,jenis obat,aturan pakai dan dosis termasuk
untuk obat-obat yang tiidak masuk dalam DPHO
ASKES.
Petugas unit distribusi farmasi menghitung jumlah
harga
perbekalan
farmasi
sesuai
dengan
ketentuan ASKES.
Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan bukti
pengambilan obat ke pasien untuk ditandatangani
dan distempel bon oleh petugas kasir yang terdiri
4 rangkap:
Lembar I putih untuk pasien
Lembar II hijau untuk unit distribusi farmasi
- Lembar III merah untuk kasir
- Lembar IV kuning untuk perawat
Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan
perbekalan farmasi sesuai resep
Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan
perbekalan farmasi kepada pasien setelah terlebih
dahulu dilakukan pengecekan antara perbekalan
farmasi dengan resep dan bukti pengambilan obat
beserta lembar CPO.
Pasien mengambil obat dengan menunjukkan
bukti pengambilan obat yang telah distempel bon
oleh kasir dan telah ditandatangani pasien.
Lembar CPO dikembalikan ke pasien dan
kemudian diserahkan ke perawat untuk digunakan
pengambilan obat berikutnya.
Untuk pasien pulang,lembar CPO dikembalikan ke
unit distribusi farmasi sebagai dasar perhitungan
pemakaian obat pasien.
Unit Distribusi Farmasi
Kasir

PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN PASIEN ASKES

No. Dok :
03.PRF.40

Revisi : 0

Halaman : 1/3

Ditetapkan,
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit
:
Prof. Dr. Ibrahim Nuhriawangsa SpS., SpKJ
(K)

Direktur Utama

Pengertian

1.

Resep dengan logo ASKES adalah permintaan

74

2.

3.
4.
5.
6.
7.

Tujuan

Kebijakan

tertulis dari dokter spesialis,dokter umum,dokter


gigi
kepada
apoteker
untUk
menyediakan
sejumlah obat yang dibutuhkan pasien
Penyiapan resep adalah mulai pembacaan resep,
screening resep,mengambil obat,menggerus (bila
obat racikan),membungkus,memberi etiket sampai
pengecekan resep
Pasien raawat jalan ASKES adalah pasien dari poli
rawat jalan dengan menggunakan kartu ASKES
Pembayaran resep rawat jalan ASKES dilakukan
dengan sistem pembayaran tunai dan bon
Informasi obat meliputi nama obat,aturan pakai
,cara memakai obat,cara penyimpanan sesuai
yang tertulis dalam resep ASKES.
DPHO PT ASKES adalah Daftar Plafon dan harga
Obat dari PT ASKES
Perbekalan farmasi adalah barang barang farmasi
meliputi obat,cairan nutrisi, alat kesehatan,
reagen, dan gas medis

1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus
Sebagai aturan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan resep rawat jalan pasien ASKES secara
efisien dan professional.
1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi.
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.

PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN PASIEN ASKES

No. Dok :
03.PRF.40

Revisi : 0

Halaman : 2/3

Ditetapkan,
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit
:
Prof. Dr. Ibrahim Nuhriawangsa SpS., SpKJ
(K)

Direktur Utama

Prosedur

1.

Resep ASKES dari poli rawat


jalan diterima oleh petugas farmasi di ruang
pelayanan resep rawat jalan
2. Petugas
unit
distribusi
farmasi
melakukan
screening resep meliputi nama dokter,nama

75

pasien,no
RM,ruang,nama
obat,dosis,aturan
pakai,ketersediaan
obat,
jenis
obat,
dan
kelengkapan persyaratan Askes.
3. Petugas unit distribusi farmasi akan melakukan
konfirmasi ke dokter yang meresepkan apabila ada
resep yang kurang jelas berkaitan dengan nama
obat,jenis obat,aturan pakai dan dosis termasuk
untuk obat-obat yang tidak masuk dalam DPHO
ASKES.
4. Petugas unit distribusi farmasi akan melakukan
konfirmasi ke perawat poli rawat jalan apabila ada
informasi kurang jelas tentang nama dokter yang
meresepkan, no Rekam Medik pasien.
5. Petugas unit distribusi farmasi menghitung
perbekalan farmasi sesuai resep dan untuk
perbekalan farmasi diluar DPHO dibuatkan bukti
pengambilan obat secara terpisah.
6. Petugas unit distribusi farmasi rawat jalan
melakukan konfirmasi kepada pasien jika ada
perbekalan farmasi yang tidak masuk dalam DPHO
ASKES sehingan harus membayar sendiri.
7. Bukti pengambilan obat yang kemudian diserahkan
ke kasir yang terdiri dari tiga rangkap :
lembar putih untuk pasien
lembar merah untuk kasir
lembar hijau untuk unit distribusi farmasi
8. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan
perbekalan farmasi sesuai resep
9. Pasien membayar perbekalan farmasi yang tidak
masuk dalam DPHO ASKES dan hanya melakukan
tanda tangan pada bukti pengambilan obat untuk
perbekalan farmasi yang masuk dalam DPHO
ASKES.
10. Petugas kasir menyerahkan bukti pengambilan obat
yang sudah ditandatangani dan distempel bon
untuk perbekalan farmasi yang masuk dalamDPHO
ASKES dan/atau bukti pengambilan obat yang
sudah ditandatangani dan distempel lunas untuk
perbekalan farmasi yang tidak masuk dalam DPHO
ASKES.

PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN PASIEN ASKES

No. Dok :
03.PRF.40

Revisi : 0

Halaman : 3/3

76

Ditetapkan,
PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit
:
Prof. Dr. Ibrahim Nuhriawangsa SpS., SpKJ
(K)

Direktur Utama

Prosedur

11. Petugas
unit
distribusi
farmasi
mengecek
perbekalan farmasi dengan mencocokan antara
perbekalan farmasi dengan resep dan bukti
pengambilan obat
12. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan
perbekalan farmasi kepada pasien.
13. Verifikasi petugas Askes.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Kasir

KEBIJAKAN
PENGAWASAN MUTU DAN PENGENDALIAN PERBEKALAN FARMASI
SERTA PELAYANAN FARMASI
1. Pengertian
Pengawasan mutu dan pengendalian perbekalan farmasi serta
pelayanan kefarmasian adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk
suatu perbaikan dalam pelayanan farmasi untuk memastikan

77

tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai strategi dan program yang


telah ditetapkan sehingga dapat mengikuti perkembangan pelayanan
kefarmasian.
2. Ruang Lingkup
Unit gudang farmasi,unit distribusi farmasi,Instalasi pelayanan medis,
instalasi radiologi, instalasi rehab medik, instalasi gizi, instalasi
laboratorium, kasir
3. Tanggung Jawab
a. Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
pengawasan mutu dan pengendalian perbekalan farmasi serta
pelayanan farmasi.
b. Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan pengawasan mutu dan pengendalian perbekalan farmasi
serta pelayanan farmasi.
4. Kebijakan
a. Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pelayanan Farmasi
Pengawasan dan Pengendalian mutu pelayanan dilakukan dengan
survey kepuasan pasien, dan evaluasi sistem pelayanan.
b. Pengawasan dan Pengendalian Mutu Perbekalan Farmasi
Pengawasan dan pengendalian mutu perbekalan farmasi dilakukan
terutama dengan pemantauan ED (Expire Date),obat macet, obat
rusak yang dilakukan dalam tiap tahap, yaitu :
Saat penerimaan barang
Pemeriksaan berkala (stock opname)
Retur atau penukaran barang ke distributor untuk
diganti ED panjang.

PENGAWASAN MUTU DAN PENGENDALIAN


PERBEKALAN FARMASI SERTA PELAYANAN FARMASI

78

No. Dok :
03.MAN.41

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Usaha pengawasan mutu yang dilakukan unit


gudang farmasi RSIS meliputi pengawasan ED obat,
keluhan penggunaan dari unit terkait, pengontrolan
obat macet.
2. Unit terkait yang dimaksud di atas adalah Instalasi
pelayanan medis, Instalasi Laboratorium, Instalasi
Rehab Medik, Instalasi Gizi, Instalasi Umum, Instalasi
Radiologi.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam :
a. Memastikan bahwa persediaan perbekalan
farmasi di unit gudang farmasi memperoleh
kontrol dari segi kualitas sehingga bisa dipakai
secara aman.
b. memastikan bahwa keluhan dari unit lain yang
berkaitan dengan obat dan alat kesehatan yang
disediakan gudang obat sesuai dengan standar
kesehatan.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan perbekalan
farmasi di unit gudang farmasi.

Kebijakan

1. Pengawasan dan Pengendalian mutu pelayanan


dilakukan dengan survey kepuasan pasien, dan
evaluasi sistem pelayanan.
2. Pengawasan dan pengendalian mutu perbekalan
farmasi dilakukan terutama dengan pemantauan ED
(Expire Date),obat macet, obat rusak

Prosedur

1. Pengecekan obat macet minimal setiap 3 bulan


sekali.
2. Obat diperiksa satu persatu, obat yang tidak keluar
selama 3 bulan terakhir dimasukkan dalam buku
obat macet.
3. Daftar obat macet diserahkan ke unit perencanaan
dan pengadaan farmasi untuk ditindak lanjuti
dengan cara mengingatkan kembali dokter untuk
memakai obat yang macet.

79

PENGAWASAN MUTU DAN PENGENDALIAN


PERBEKALAN FARMASI SERTA MUTU PENGENDALIAN
FARMASI

No. Dok :
03.MAN.41

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

4. Pengontrolan ED obat tiap 3 bulan sekali di unit


gudang farmasi dan unit lain yang terkait.
5. Apabila ada obat yang akan ED dilakukan penukaran
kepada PBF yang bersangkutan atau dipakai terlebih
dahulu. Untuk obat yang sudah ED dikumpulkan
untuk dimusnahkan
6. Pelayanan keluhan penggunaan perbekalan farmasi
dari unit terkait dilaksanakan setiap hari dengan
mencatat di buku keluhan.
7. Keluhan yang berkaitan dengan kualitas perbekalan
farmasi ditindak lanjuti dengan menyerahkan
permasalahan ke unit perencanaan dan pengadaan
unuk diteruskan ke PBF yang bersangkutan

Unit terkait

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Unit Gudang Farmasi


Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi
Instalasi Pelayanan Medis
Instalasi Laboratorium
Instlasi Radiologi
Instalasi Rehab Medik
Instalasi Gizi
Instalasi Umum

80

PEMANTAUAN PERBEKALAN FARMASI KADALUARSA


DAN MACET

No. Dok :
03.MAN.42

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Pemantauan perbekalan farmasi kadaluarsa dan macet


dilaksanakan untuk meminimkan jumlah perbekalan
farmasi yang tidak terpantau kadaluarsanya dan
meminimkan jumlah perbekalan farmasi yang macet
sehingga dapat segera direalisasikan oleh bagian
pengadaan pada pihak supplier.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelaksanaan
pemantauan
perbekalan
farmasi
kadaluarsa dan macet.

Kebijakan

Pengawasan dan pengendalian mutu perbekalan


farmasi dilakukan terutama dengan pemantauan ED
(Expire Date),obat macet, obat rusak

Prosedur

1. Petugas unit gudang farmasi


melaksanakan
pengontrolan kadaluarsa maupun macet melalui
kartu stock.
2. Pemantauan melalui kartu stock dilaksanakan tiga
bulan sekali untuk perbekalan farmasi yang macet
maupun kadaluarsa.
3. Perbekalan farmasi yang kadaluarsa maupun macet
dicatat pada buku pemantauan obat ED maupun
macet.
4. Perbekalan farmasi yang ED maupun macet
diserahkan ke unit perencanaan dan pengadaan
farmasi untuk segera ditindak lanjuti.

Unit terkait

1.
2.

Unit Gudang Farmasi.


Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi.

81

PROGRAM ORIENTASI BAGI PEGAWAI BARU DI


INSTALASI FARMASI

No. Dok :
03.MAN.43

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Program orientasi memudahkan pegawai baru di


Instalasi farmasi untuk memahami tugas pekerjaan
dan tanggung jawabnya.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
Mengupayakan agar pegawai baru di Instalasi
farmasi dapat memahami dan melaksanakan tugas
pelayanan kefarmasian sesuai tanggung jawabnya.

Kebijakan

1. Pegawai baru mengenal dan mengetahui falsafah,


misi, moto,tujuan dan visi Rs Islam Surakarta dan
unit yang ditempati.
2. Pegawai baru mengetahui lingkungan dan tata kerja
RS Islam Surakarta yang menyangkut struktur
organisasi, jenis pelayanan, sarana dan prasarana
serta peraturan kepegawaian di RS Islam Surakarta
dan unit yang ditempati.

Prosedur

1. Pegawai baru menerima SK Direktur.


2. Pegawai baru menerima jadwal orientasi dari
bagian personalia.
3. Telah melaksanakan orientasi umum selama 3
hari.
4. Pelaksanaan orientasi ruangan selama 3 bulan
tentang :
a. Pengenalan
Instalasi
farmasi
RS
Islam
Surakarta
b. Visi, Misi,Tujuan dan Moto Instalasi farmasi RS
Islam Surakarta
c. Struktur Organisasi Instalasi farmasi RS Islam
Surakarta
d. Unit Perencanaan dan Pengadaan perbekalan
farmasi
e. Penerimaan perbekalan farmasi.
f. Pengemasan kembali perbekalan farmasi.

82

g. Pendistribusian dan penyerahan perbekalan


farmasi ke unit terkait.
h. Pelayanan perbekalan farmasi

PROGRAM ORIENTASI BAGI PEGAWAI BARU DI


INSTALASI FARMASI

No. Dok :
03.MAN.43

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

Unit terkait

i. Pelayanan resep rawat jalan dan resep rawat inap.


j. Pencatatan
dan
pelaporan
penggunaan
perbekalan farmasi
k.Pengawasan mutu dan pengendalian perbekalan
farmasi dan pelayanan farmasi.
l. Penghapusan/penarikan obat rusak/kadaluarsa.
m.Pengarsipan dan dokumentasi.
n. Pegenalan sistem komputerisasi
o.Informasi obat.
p. Stock Opname
q. Penanggulangan bila terjadi kontaminasi bahan
berbahaya.
r. laporan pelaksanaan kegiatan orientasi oleh
pegawai baru.
s. Evaluasi pelaksanaan kegiatan orientasi oleh
manajer Instalasi Farmasi.
6. Laporan pelaksanaan kegiatan orientasi oleh
pegawai baru
7. Evaluasi pelaksanaan kegiatan orientasi oleh
Manajer Instalasi Farmasi
1. Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi
2. Unit Gudang Farmasi
3. Unit Distribusi Farmasi

83

KEBIJAKAN
PENGELOLAAN RESEP DAN PERBEKALAN FARMASI
YANG KADALUARSA/RUSAK SERTA PEMUSNAHANNYA
1. Pengertian
a. Pengelolaan resep adalah cara-cara pengarsipan dan penyimpanan
resep.
b. Perbekalan farmasi yang kadaluarsa/rusak serta pemusnahannya
adalah kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang
tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi
standar dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan
farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2. Ruang lingkup
Unit distribusi farmasi, unit gudang farmasi, unit perencanaan dan
pengadaan farmasi, Direktur Medis, Direktur Utama.
3. Tanggung Jawab
a. Direktur Utama bertanggung jawab terhadap penetapan kebijakan
pengelolaan perbekalan farmasi yang kadaluar/rusak serta
pemusnahannya.
b. Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan pengelolaan perbekalan farmasi yang kadaluarsa/rusak
serta pemusnahannya.
4. Kebijakan
Penyimpanan resep dilakukan pada ruang arsip dengan
mengumpulkan resep tiap bulan dalam satu wadah
Resep disimpan bersama-sama dengan arsip bukti pengambilan
obat dan arsip bon yang disusun berdasarkan transaksi harian, dan
dikumpulkan selama satu bulan dalam sebuah wadah.
Resep narkotika disimpan ditempat khusus dalam ruang
administrasi
Pemusnahan resep dilakukan dengan dibakar setelah disimpan
selama 3 tahun.
Perbekalan farmasi yang rusak dan tidak bisa ditukar dengan yang
baru pada distributor akan dimusnahkan dengan cara dibakar tiap
3 tahun sekali.

84

PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI


KADALUARSA/RUSAK

No. Dok :
03.MAN.44

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Perbekalan farmasi yang dimusnahkan meliputi :


Obat yang melewati waktu kadaluarsa

Obat yang rusak


2. Kadaluarsa / rusak adalah semua perbekalan
farmasi yang sudah expired date atau rusak dan
tidak dapat dikembalikan ke pabrik obat atau PBF
karena sesuatu hal.
3. Dilakukan oleh Manager Instalasi Farmasi bersama
petugas Dina Kesehatan Kabupaten Sukoharjo
sebagai saksi.
4. Berita acaranya dibuat untuk Kanwil Depkes dan
Balai POM wilayah Jawa Tengah.
Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
menjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak
memenuhi syarat dikelola sesuai standar yang
berlaku

Kebijakan

Perbekalan farmasi yang rusak dan tidak bisa ditukar


dengan yang baru pada distributor akan dimusnahkan
dengan cara dibakar tiap 3 tahun sekali.

Prosedur

1.
Petugas
unit
gudang
farmasi
mengumpulkan perbekalan farmasi yang kadaluarsa
atau rusak dan melaporkan ke Manager Instalasi
Farmasi.
2.
Apabila
dapat
ditukar,
maka
diserahkan ke distributor dengan tanda terima.

85

3.
Tanda terima disimpan oleh unit
perencanaan dan pengadaan dan diserahkan
kembali ke distributor apabila barang pengganti
sudah datang.
4.
Apabila tidak dapat ditukar, maka
dilakukan pemusnahan tiap 3 tahun sekali

PEMUSNAHAN PERBEKALAN FARMASI


KADALUARSA/RUSAK

No. Dok :
03.MAN.44

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

5.

Manajer
Instalasi
Farmasi
melaporkan kepada Direktur Utama.
6.
Setelah
ditentukan
waktu
pelaksanaannya, pemusnahan dilakukan dengan
cara dibakar dan disaksikan oleh para saksi.
7.
Dibuat berita acaranya.

Unit terkait

1.
2.
3.
4.
5.

Unit Gudang Farmasi


Unit Distribusi Farmasi
Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi
Direktur Medis
DirekturUtama

86

PEMUSNAHAN RESEP, RESEP NARKOTIKA DAN COPY


RESEP

No. Dok :
03.MAN.45

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1.
2.
3.
4.

Tujuan

Pemusnahan resep dan resep narkotika dilakukan


setiap tiga tahun sekali
Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar
Dilakukan oleh Manager Instalasi Farmasi bersama
petugas Dina Kesehatan Kabupaten Sukoharjo
sebagai saksi.
Dibuat
berita
acaranya
untuk
kemudian
disampaikan ke Dinkes Sukoharjo dan Balai POM
setempat.

1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pemusnahan resep, resep narkotika dan copy resep.

Kebijakan

Pemusnahan resep dilakukan dengan dibakar setelah


disimpan selama 3 tahun.

Prosedur

1. Resep dan resep narkotika dan copy resep yang


berumur lebih dari 3 tahun diambil dari ruang
penyimpanan resep.
2. Manager
Instalasi
farmasi
mengajukan
permohonan kepada Direktur utama untuk
memusnahkan resep-resep tersebut.
3. Setelah ditentukan kapan waktu pelaksanaannya,
pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar dan
disaksikan oleh para saksi.
4. Dibuat berita acaranya.

Unit terkait

1. Unit Gudang farmasi

87

2.
3.
4.
5.

Unit Distribusi farmasi


Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi
Direktur Medis
DirekturUtama

KEBIJAKAN
PENCATATAN,PELAPORAN,PENGARSIPAN DAN STOCK OPNAME
1. Pengertian
a. Pencatatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memonitor transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di
lingkungan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Surakarta.
b. Pelaporan merupakan kumpulan catatan dan pendataan kegiatan
administrasi perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan
kesehatan yang didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan.
c. Pengarsipan merupakan suatu kegiatan penyimpanan untuk
memudahkan penelusuran surat dan laporan.
d. Stock opname merupakan suatu kegiatan pencatatan dan
pelaporan pembelian, pengeluaran dan sisa perbekalan farmasi di
Rumah Sakit.
e. Pencatatan,
pelaporan,
pengarsipan
dan
stock
opname
dimaksudkan agar pelayanan farmasi dapat berjalan sesuai
standar kefarmasian.
2. Ruang Lingkup
Instalasi farmasi, Bagian akutansi, Bagian Keuangan
3. Tanggung Jawab
a. Direktur bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
pencatatan, pelaporan, pengarsipan dan stock obat.
b. Manager
Instalasi
Farmasi
bertanggung
jawab
dalam
pelaksanaan kebijakan pencatatan, pelaporan, pengarsipan dan
stock opname.
4. Kebijakan
a. Semua kegiatan yang mendukung pelayanan farmasi harus
dilakukan pencatatan, pelaporan dan pencatatan.
b. Pencatatan pemasukan dan pengeluaran perbekalan farmasi
dari Instalasi Farmasi secara komputerisasi dan manual kartu
stock
c. Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan penjualan
perbekalan farmasi disetiap bulan diserahkan ke bagian
akutansi dan bagian keuangan.
d. Pelaporan pengeluaran obat narkotika, psikotropika dan
pelayanan obat generik dibuat 1(satu) bulan sekali.
e. Penyimpanan arsip Instalasi Farmasi minimal 3 (tiga)
tahun,selebihnya dapat dimusnahkan dengan cara dibakar.
f. Stock Opname perbekalan farmasi dilakukan setiap 6 (enam)
bulan sekali
g. Apabila terdapat stok perbekalan farmasi yang macet serta
mendekati waktu ED kurang 6 bulan dilakukan pencatatan dan

88

dilaporkan kepada Sub Komite Farmasi dan Terapi untuk


ditindak lanjuti.

PENGARSIPAN RESEP

No. Dok :
03.ADM.46

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Pengarsipan resep adalah cara pengumpulan dan


penyimpanan resep sehingga teratur,dan mudah
dalam pencarian apabila diperlukan setiap saat sesuai
dengan tanggal transaksi yang dilakukan.

Tujuan

1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pengarsipan resep.

Kebijakan

Resep disimpan bersama-sama dengan arsip bukti


pengambilan obat dan arsip bon yang disusun
berdasarkan transaksi harian, dan dikumpulkan selama
satu bulan dalam sebuah wadah.

Prosedur

1. Resep dalam sehari dibendel oleh petugas unit


distribusi farmasi yang dinas malam menjadi satu,
kemudian diserahkan ke admsinistrasi distribusi
farmasi untuk diarsip.
2. Resep harian dikumpulkan jadi satu selama satu
bulan dan disimpan ditempat yang telah
ditentukan.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi

89

PENYESUAIAN REALISASI KONTRAK

No. Dok :
03.ADM.47

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Pencatatan realisasi kontrak dibuat berdasarkan faktur


pembelian yang ada produk kontraknya, pencatatan
realisasi kontrak dibuat untuk disesuaikan dengan
laporan jumlah perhitungan yang dibuat oleh PBF atau
Principle, biasanya dibuat perbulan.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
memudahkan perhitungan diskon yang diberikan
principle kepada RS, mengetahui jangka waktu
(periode) kontrak, dapat untuk memperkirakan
masa habis kontrak.

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan perbekalan farmasi disetiap bulan di
seerahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Unit perencanaan dan pengadaan farmasi dalam


tiap bulan membuat rekapan pembelian obat
kontrak berupa nilai pembelian dan nilai diskon.
2. Unit perencanaan dan pengadaan mencocokkan
antara hasil rekapan yang dibuat PBF atau principle
dengan laporan rekapan potongan diskon pembelian
rumah sakit.
3. Bila sudah sesuai dikurangkan dari sisa dana

90

kontrak bulan sebelumnya, apabila belum sesuai


konfirmasi dan dikembalikan distributor atau
principle untuk dicross check kembali.
Unit terkait

1. Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi


2. Bagian Akuntansi
3. Bagian keuangan

PELUNASAN PIUTANG

No. Dok :
03.ADM.48

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Pelunasan Piutang adalah pembayaran pembelian


perbekalan farmasi rumah sakit yang ditagihkan dari
rekanan
2. Jatuh Tempo adalah batas pembayaran piutang yang
harus dibayar rumah sakit.
3. Pelunasan
piutang
diverifikasi
oleh
bagian
akuntansi, diperiksa oleh bagian keuangan dan
diketahui oleh Direksi.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
pembuatan pelunasan piutang

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan perbekalan farmasi disetiap bulan di
serahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Petugas administrasi perencanaan dan pengadaan


farmasi menerima faktur asli sebagai bukti tagihan
dari PBF
2. Penerimaan tagihan yang dilampiri faktur pajak
dibuatkan tanda terima oleh petugas administrasi
perencanaan dan pengadaan farmasi yang berisi
tanggal faktur,nomor faktur, nominal faktur dengan
dibubuhi paraf penerima faktur tagihan, tanggal
penerimaan, dan stempel

91

3. Faktur-faktur tagihan di cek dengan arsip faktur


tembusan pembelian Rumah Sakit.
4. Faktur-faktur tagihan dicek diskonnya sesuai
perjanjian
kerjasama,
dihitung
dengan
cara
mengalikan diskon dengan harga pokoknya.
5. Faktur-faktur tagihan di jumlah total nominal yang
akan dibayar dkurangkan diskon, retur obat apabila
ada, dan materai.

PELUNASAN PIUTANG

No. Dok :
03.ADM.48

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

5. Faktur-faktur tagihan dimasukkan dalam buku


pelunasan piutang yang berisi
a PBF
b Tanggal Faktur
c Nomor Faktur
d Nominal Faktur
Di
a.
b.
c.
d.

kolom keterangan
Jumlah Total
Jumlah Diskon
Retur
Materai

8. Diserahkan ke akuntansi untuk diverifikasi dengan


menyertakan buku penyerahan faktur titipan.
Unit terkait

1. Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi


2. Bagian akuntansi
3. Bagian Keuangan

92

PEMANTAUAN KENAIKAN HARGA

No. Dok :
03.MAN.49

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Pemantauan kenaikan harga merupakan proses


perubahan harga pada unit terkait dengan menyusun
data perubahan harga sesuai dengan kebutuhan
perbekalan farmasi pada masing-masing unit yang
menggunakan perbekalan farmasi .

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pemantauan kenaikan harga pada unit terkait.

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Pemantauan harga secara otomatis dengan sistem


LAN
Apabila ada kenaikan harga,setelah memasukkan
faktur kenaikan harga perbekalan farmasi dicatat
dalam buku kenaikan harga
3. Merubah harga perbekalan farmasi dikomputer
4. Melakukan transfer harga keruangan melalui
program komputer

Unit terkait

1.
2.
3.
4.
5.

Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi


Instalasi Pelayanan Medis
Instalasi Laboratorium
Instalasi Radiologi
Instalasi Rehab Medik

93

PEMBUKUAN FAKTUR PEMBELIAN PERBEKALAN


FARMASI

No. Dok :
03.ADM.50

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Tujuan

Pembukuan faktur pembelian perbekalan farmasi


adalah proses pencatatan atau memasukkan fakturfaktur pembelian perbekalan farmasi atau alat
kesehatan yang diperlukan untuk kebutuhan rumah
sakit dalam data komputer dan akan digunakan
sebagai dokumen pembelian setiap bulan.
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
melakukan
pembukuan
faktur
pembelian
perbekalan farmasi

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Petugas administrasi perencanaan dan pengadaan


farmasi melakukan pengontrolan kembali antara SP
dengan semua faktur pembelian.
2. Dipilah faktur pembelian untuk bagian akuntansi
dan unit perencanaan dan pengadaan farmasi
beserta SPnya.
3. Dilakukan pencatatan dibuku penerimaan faktur.
4. Dimasukkan dalam data komputer pada file menu
persediaan transaksi penerimaan pembelian.

Unit terkait

1. Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi

94

2. Bagian akuntansi

LAPORAN PEMBELIAN PERBEKALAN FARMASI PER


BULAN

No. Dok :
03.ADM.51

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Laporan pembelian perbekalan farmasi perbulan


merupakan penyusunan data pembelian perbekalan
farmasi untuk mengetahui pembelian perbekalan
farmasi dan alat kesehatan yang diperlukan oleh
rumah sakit.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
pembuatan laporan pembelian perbekalan farmasi
perbulan.

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Petugas administrasi perencanaan dan pengadaan


farmasi mengontrol semua faktur pembelian untuk
memastikan sudah masuk semua dalam data
komputer.
2. Petugas administrasi perencanaan dan pengadaan
farmasi menyelesaikan tanda terima yang belum
dibuat faktur oleh supplier lewat pengadaan.
3. Setelah semua faktur sudah masuk dalam data
komputer lalu dicetak rangkap tiga untuk Direktur
utama,
bagian
akutansi
dan
administrasi
perencanaan dan pengadaan farmasi.

95

Unit terkait

1. Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi


2. Bagian Keuangan
3. Bagian Akutansi

PENGARSIPAN FAKTUR

No. Dok :
03.ADM.52

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pegertian

1. Pengarsipan faktur merupakan kumpulan dari


semua faktur pembelian perbekalan farmasi dari
PBF.
2. Faktur diarsipkan pada suatu stopmap tertentu,
disusun urut tanggal dan bulan
3. Setiap PBF mempunyai 1 tempat arsip khusus

Tujuan

1.
2.

Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
memastikan bahwa semua faktur pengadaan
perbekalan
farmasi
terdokumen
sehingga
memudahkan proses pengecekan antara faktur
asli dengan faktur tagihan dari PBF.

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Faktur pembelian yang sudah dibukukan diarsipkan


oleh petugas administrasi perencanaan dan
pengadaan.
2. Pengarsipan faktur pembelian pada stopmap sesuai
dengan nama PBF.

96

Unit terkait

1. Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi

PEMANTAUAN PERBEKALAN FARMASI YANG


SUDAH DI PESAN

No. Dok :
03.MAN.53

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit
:
08-02-2010

Pengertian

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

1. Pemantauan

2.

perbekalan farmasi yang sudah


dipesan
dimaksudkan
untuk
mengetahui
ketersediaan dan ketepatan perbekalan farmasi
yang dikirim supplier.
Pemantauan perbekalan farmasi yang sudah
dipesan dilakukan untuk mengantisipasi kekosongan
perbekalan farmasi.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
memantau perbekalan farmasi yang sudah di pesan.

Kebijakan

Semua kegiatan yang mendukung pelayanan farmasi


harus
dilakukan
pencatatan,
pelaporan
dan
pencatatan.

Prosedur

1.
Petugas
unit
perencanaan
dan
pengadaan farmasi mencatat kembali surat pesanan
yang sudah dibuat dalam buku penerimaan barang.
Dalam buku penerimaan barang dicantumkan :
Tanggal pesanan
No
Nama Obat

97

Jumlah
PBF
Keterangan :

Sudah datang

Tanggal

No. faktur

Belum datang
2.
Bila ada kiriman perbekalan farmasi
,petugas unit gudang farmasi mencocokkan faktur
yang sudah datang dengan buku penerimaan
barang.

PEMANTAUAN PERBEKALAN FARMASI YANG SUDAH DI


PESAN

No. Dok :
03.MAN.53

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

4. Pada kolom keterangan sudah datang diberi tanda


contreng
5. Bila sampai hari berikutnya perbekalan farmasi yang
sudah dipesan tidak datang maka petugas unit
gudang memberi tanda contreng pada kolom belum
datang.
6. Petugas unit perencanaan dan pengadaan farmasi
setiap hari mengontrol buku penerimaan barang
untuk mengantisipasi bila ada perbekalan farmasi
yang tidak terkirim untuk ditindak lanjuti ke
distributor.

Unit terkait

1. Unit Perencanaan dan Pengadaan farmasi


2. Unit Gudang Farmasi

98

PEMBUATAN REKAPAN FAKTUR PAJAK

No. Dok :
03.ADM.54

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Faktur
2.
3.

Pajak adalah bukti pembayaran PPN


pembelian yang telah dibayarkan oleh rekanan
Besar PPN adalah 10% dari total pembelian.
Rekapan Faktur Pajak dibuat setiap ada titipan
faktur.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pembuatan rekapan faktur pajak.

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1.

Pembuatan rekapan faktur pajak dibuat oleh


administrasi perencanaan dan pengadaan farmasi
setiap ada penitipan faktur oleh rekanan.
2. Pembuatan rekapan faktur pajak berisi nama
distributor, NPWP distributor, nomer seri pajak,

99

nominal PPN, tanggal faktur pajak, HNA (Harga


Netto Apotik).
3. Hasil rekapan diperiksa bagian keuangan untuk
dilaporakan kekantor pajak
Unit terkait

1. Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi


2. Bagian Keuangan

RETUR OBAT ED, MACET, RUSAK, SALAH KIRIM

No. Dok :
03.ADM.55

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Tujuan

Kebijakan

1. ED obat adalah waktu maksimal perbekalan farmasi


masih memenuhi syarat kualifikasi obat baik.
2. Faktur adalah bukti pembelian perbekalan farmasi
dari rekanan.
3. Barang dikatakan rusak apabila berubah dari
bentuk aslinya atau pecah.
4. Pengiriman barang dikatakan salah kirim apabila
tidak sesuai dengan SP (Surat Permintaan)
5. Obat macet adalah apabila dalam waktu 3 bulan
tidak ada pengeluaran
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
pengembalian perbekalan farmasi yang tidak sesuai
surat pesanan, obat yang kadaluarsa, macet dan
rusak
1. Apabila ada pengiriman perbekalan farmasi yang
tidak sesuai dengan pesanan dan atau rusak dan
atau hampir kadaluwarsa segera diinformasikan
kepada unit perencanaan dan pengadaan farmasi
untuk dikembalikan.

100

2. Apabila terdapat stok perbekalan farmasi yang


macet serta mendekati waktu ED kurang 6 bulan
dilakukan pencatatan dan dilaporkan kepada Sub
Komite Farmasi dan Terapi untuk ditindak lanjuti.
Prosedur

1. Perbekalan Farmasi yang dalam kondisi ED, macet,


rusak, salah diserahkan ke unit perencanaan dan
pengadaan farmasi.
2. Petugas unit perencanaan dan pengadaan farmasi
mencocokkan faktur yang sesuai dengan no batch
dan ED obat tersebut
3. Perbekalan farmasi tersebut segera direturkan
melalui unit perencanan dan pengadaan farmasi
untuk diselesaikan dengan distributor.
4. Distributor memberikan bukti retur sebagai acuan
pengurangan tagihan

Unit terkait

1. Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi


LAPORAN PEMBELIAN APOTEK REKANAN

No. Dok :
03.ADM.56

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Laporan pembelian apotek rekanan merupakan


penyusunan data pembelian perbekalan farmasi dari
apotek
rekanan
untuk
mengetahui
pembelian
perbekalan yang tidak terlayani di rumah sakit.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
pembuatan laporan pembelian perbekalan farmasi
dari apotek rekanan.

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Kwitansi diterima petugas administrasi perencanaan


dan pengadaan farmasi.
2. Kwitansi dimasukkan komputer

101

3. Dibuat laporan yang berisi tanggal pembelian, nama


obat, jumlah, harga
4. Laporan setiap bulan diserahkan Manager Instalasi
Farmasi
Unit terkait

1. Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi

PERMINTAAN PERBEKALAN FARMASI DARI UNIT


GUDANG FARMASI KE UNIT PERENCANAAN DAN
PENGADAAN FARMASI

No. Dok :
03.MAN.57

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Pengadaan permintaan perbekalan farmasi mengacu


pada perencanaan tetap tiap tahun.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan dalam melaksanakan permintaan
rutin perbekalan farmasi yang habis atau menipis di
unit gudang farmasi.

Kebijakan

Pendistribusian perbekalan farmasi dan alat kesehatan


dari unit gudang farmasi ke unit terkait dilakukan
berdasarkan permintaan tertulis demi tersedianya
perbekalan farmasi untuk menunjang pelayanan

Prosedur

1.
Setelah mengadakan pelayanan farmasi ke unit
distribusi dan unit lain maka diadakan pengontrolan
perbekalan farmasi yang belum terlayani oleh
gudang farmasi.
2.
Pengontrolan meliputi :

102

Permintaan unit bersangkutan yang belum


terlayani oleh unit gudang farmasi
Perbekalan
farmasi
yang
telah
habis
berdasarkan kartu stock.
Perbekalan farmasi yang menipis.
3.
Semua perbekalan farmasi yang telah dilakukan
pengontrolan
tersebut
dicatat
dalam
buku
permintaan perbekalan farmasi.
4.
Buku permintaan perbekalan farmasi unit
gudang farmasi diserahkan ke unit perencanaan dan
pengadaan farmasi untuk diorderkan.
Unit terkait

1.
2.

Unit Gudang Farmasi


Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi

LAPORAN BULANAN PEMAKAIAN PERBEKALAN


FARMASI BANGSAL

No. Dok :
03.ADM.58

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Laporan bulanan pemakaian perbekalan farmasi oleh


bangsal adalah proses penyusunan data penggunaan
perbekalan farmasi unit-unit terkait yang diperlukan
oleh bagian akuntansi untuk laporan keuangan rumah
sakit.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
pembuatan laporan pemakaian perbekalan farmasi
bangsal.

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Petugas unit gudang farmasi memasukkan data


permintaan perbekalan farmasi bangsal seminggu
sekali sesuai jadwal permintaan.

103

2. Pada akhir bulan setiap bangsal melaporkan


pemakaian sisa obat pada petugas unit gudang
farmasi.
3. Petugas unit gudang farmasi memasukkan data
pemakaian sisa obat dari setiap bangsal ke
komputer.
4. Petugas unit gudang farmasi juga melakukan
pengecekan harga perbekalan farmasi yang dipakai
serta mengakumulasi total pemakaian perbulan.
5. Pelaporan pemakaian perbekalan farmasi bulanan
tersebut dibuat rangkap dua untuk bagian akuntansi
dan arsip unit gudang farmasi.
Unit terkait

1. Unit Gudang Farmasi


2. Bagian Akutansi
3. Bagian Keuangan

LAPORAN TRIWULAN PEMBELIAN ALAT


MEDIS/ALAT KESEHATAN TIDAK HABIS PAKAI

No. Dok :
03.ADM.59

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit
:
08-02-2010

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Laporan tri wulan pembelian alat medis dimaksudkan


untuk mengetahui besarnya biaya pembelian/alat
medis/alat kesehatan tidak habis pakai.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
pembuatan laporan tri wulan pembelian alat
medis/alat kesehatan tidak habis pakai.

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Setiap tiga bulan sekali petugas unit gudang farmasi


membuat laporan pembelian alat medis, alat

104

kesehatan tidak habis pakai.


2. Laporan disusun berdasarkan tanda terima barang
yang telah ditandatangani oleh unit terkait.
3. Laporan dibuat dengan mencantumkan :
Bulan permintaan

4.

Nama bangsal
Nama barang
Jumlah barang
Harga satuan
Harga total
Total harga pembelian per tiga bulan
Laporan dibuat rangkap tiga :
Direktur Medis
Manajer Keperawatan
Arsip Unit Gudang Farmasi

LAPORAN TRIWULAN PEMBELIAN ALAT


MEDIS/ALAT KESEHATAN TIDAK HABIS PAKAI

No. Dok :
03.ADM.59

PROSEDUR TETAP

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit
:
08-02-2010

Unit terkait

1. Unit Gudang Farmasi


2. Unit Keperawatan

105

STOCK OPNAME

No. Dok :
03.MAN.60

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Stock opname adalah : kegiatan yang dilaksanakan


untuk mendapatkan data mengenai jumlah total
pengeluaran dan nilai perbekalan farmasi selama
proses tertentu yang telah ditetapkan.
2. Jumlah total pengeluaran perbekalan farmasi adalah
jumlah perbekalan farmasi yang digunakan baik
untuk pelayanan resep maupun penggunaan di
bangsal.
3. Periode pelaksanaan stock ditetapkan per enam
bulan.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelaksanaan stock opname secara cermat, efektif
dan efisien.

106

Kebijakan

Stock Opname perbekalan farmasi dilakukan setiap 6


(enam) bulan sekali

Prosedur

Hari pertama dan hari kedua :


Stock opname dipusatkan di gudang obat
1. Mencocokkan antara fisik barang dengan kartu
stock dan mengontrol ED obat.
2. Setelah selesai kartu stock dikumpulkan sesuai
dengan bentuk sediaan perbekalan farmasi.
3. Menghitung jumlah pemasukan, pengeluaran
obat untuk unit distribusi farmasi, pengeluaran
total dan sisa obat-alkes ke dalam berkas stock
opname (data diambil dari kartu stock)
4. Setelah selesai berkas stock opname unit gudang
farmasi dikumpulkan untuk di masukkan ke dalam
komputer.
Hari ketiga :
Stock opname dipusatkan unit distribusi farmasi.
1. Menghitung jumlah sisa dan memeriksa ED
seluruh sediaan perbekalan farmasi yang ada di
unit distribusi farmasi pada hari stock opname itu
juga.
2. Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam berkas
stock opname unit distribusi farmasi.

STOCK OPNAME

No. Dok :
03.MAN.60

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

3. Dari data berkas stock opname unit distribusi


kemudian dimasukkan ke dalam komputer.
Hari keempat :
Stock opname dipusatkan dibangsal :
1. Menghitung jumlah sisa dan memeriksa ED seluruh
sediaan perbekalan farmasi instalasi pelayanan
medis, instlasi
laboratorium, instalasi radiologi,
instalasi gizi, instalasi rehab medik, unit sanitasi.
2. Hasil perhitungan dimasukkan ke dalam berkas
stock opname bangsal.
3. Dari data berkas stock opname bangsal kemudian
dimasukkan ke dalam komputer.
Hari kelima :
Memasukkan data ke komputer :
1. Berkas stock opname dari unit Gudang dan unit
Distribusi farmasi, instalasi pelayanan medis,

107

Unit terkait

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

instalasi radiologi, instalasi laboratorium, instalasi


rehab medik dikumpulkan serta data yang ada
dirangkum dan dimasukkan ke dalam komputer
untuk mengetahui jumlah pengeluaran obat dan
alkes selama periode yang telah ditetapkan beserta
nilainya
Unit Gudang Farmasi
Unit Distribusi Farmasi
Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi
Instalasi Pelayanan Medis
Instalasi Laboratorium
Instalassi Radiologi
Instalasi Rehab Medik
Instalasi Gizi
EDP

PIUTANG/BON OBAT KARYAWAN

No. Dok :
03.PRF.61

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Blangko hutang / obat karyawan merupakan


permintaan obat dari karyawan yang dibayar tidak
secara tunai namun dengan cara dipotong gaji
bulanan. Blangko tersebut berisi nama karyawan,
unit/bagian, tanggal, nama barang, dan paraf
karyawan yang bersangkutan.

Tujuan

1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
pelayanan hutang atau bon obat karyawan.

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

108

Prosedur

1. Karyawan RSIS, datang ke unit distribusi farmasi,


kemudian mengisi bukti bon karyawan.
2. Menghitung nominalnya, mempersiapkan dan
mengecek ulang sebelum diserahkan.
3. Membuat laporan setiap bulan untuk diserahkan
ke bagian keuangan

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Bagian Keuangan

PENERIMAAN RETUR PERBEKALAN FARMASI DARI


PASIEN

No. Dok :
03.PRF.62

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Retur obat adalah pengembalian perbekalan farmasi


pasien rawat inap yang lebih atau sisa setelah
pasien di rawat inap diperbolehkan pulang oleh
dokter,pulang paksa (APS),meninggal dunia atau
alergi.
2. Besarnya potongan yang dikenakan terhadap
pengembalian
tersebut
10%
dari
harga
jualnya.Kecuali pengembalian obat karena alergi.
3. Bukti pengembalian sebanyak rangkap dua :
- Asli untuk pasien.
- Salinan untuk unit distribusi farmasi.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
penerimaan
pengembalian
(retur)
perbekalan
farmasi yang tidak dipakai oleh pasien

109

Kebijakan

1. Semua kegiatan yang mendukung pelayanan


farmasi harus dilakukan pencatatan, pelaporan dan
pencatatan.
2. Pencatatan pemasukan dan pengeluaran perbekalan
farmasi dari Instalasi Farmasi secara komputerisasi
dan manual kartu stock

Prosedur

1. Pasien atau keluarga menyerahkan sisa obat ke


unit distribusi farmasi.
2. Petugas unit distribusi farmasi menanyakan nama
dan ruang perawatan (bangsal ) pasien.
3. Petugas unit distribusi farmasi membuatkan bukti
retur obat dengan menulis nama barang dan
menghitung besarnya nominal pembelian.
4. Bukti pengembalian diserahkan kepada pasien
untuk diperhitungkan dibagian kasir
5. Retur hanya berlaku untuk pasien rawat inap
kecuali untuk pasien rawat jalan yang alergi.
1. Unit Distribusi Farmasi
2. Kasir

Unit Terkait

OPERAN JAGA ANTAR SHIFT

No. Dok :
03.PRF.63

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Operan jaga adalah kegiatan penyerahan hal-hal


2.
3.

yang perlu diselesaikan oleh shift berikutnya.


Hal-hal yang perlu diselesaikan disampaikan
perlisan dan ditulis dalam buku operan.
Hal-hal
tersebut
meliputi
:
Obat
yang
ditunda,penulisan resep yang kurang jelas,dsb.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah operan
jaga antar shift.

Kebijakan

Semua kegiatan yang mendukung pelayanan farmasi


harus
dilakukan
pencatatan,
pelaporan
dan
pencatatan.

110

Prosedur

1. Setiap ada obat /resep yang ditunda, petugas unit


distribusi
farmasi
shift
sebelumnya
harus
menuliskan di buku operan jaga dengan mengisi
kolom, tanggal, dan shift, nama pasien, bangsal,
nama obat, penyelesaian, dan paraf petugas
(nama)yang berjaga.
2. Jika ada keterangan/ masalah lain, juga ditulis pada
buku operan
3. Setiap pergantian shift, petugas berjaga harus
melakukan operan jaga secara lisan dengan
menyertakan buku operan jaga kepada petugas
berikutnya.

Unit terkait

1.

Unit Distribusi Farmasi

PERMINTAAN PERBEKALAN FARMASI DARI UNIT


DISTRIBUSI FARMASI KE UNIT GUDANG FARMASI

No. Dok :
03.MAN.64

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Permintaan perbekalan farmasi adalah permintaan


tertulis dari unit distribusi farmasi kepada unit gudang
farmasi untuk memenuhi stok perbekalan farmasi.
Dimaksudkan agar tidak terjadi kekosongan stok
didalam pelayanan resep rawat inap maupun rawat
jalan.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan prosedur permintaan
perbekalan farmasi unit distribusi farmasi kepada
unit gudang farmasi.

Kebijakan

Pendistribusian perbekalan farmasi dan alat kesehatan


dari unit gudang farmasi ke unit terkait dilakukan

111

berdasarkan permintaan tertulis demi tersedianya


perbekalan farmasi untuk menunjang pelayanan
Prosedur

1.
Petugas unit distribusi farmasi membuat
permintaan perbekalan farmasi ke unit gudang
farmasi.
2.
Permintaan dibuat setiap hari kerja dan
dibuat oleh asisten manager distribusi farmasi atau
petugas lain yang ditunjuk apabila asisten manager
distribusi farmasi berhalangan hadir.
3.
Langkah-langkah pembuatan permintaan
tersebut meliputi:
a. Memeriksa stok perbekalan farmasi yang masih
ada di tempat penyimpanan unit distribusi
farmasi .
b. Memperkirakan
jumlah
stok
yang
perlu
ditambahkan untuk setiap item obat atau alat
kesehatan dengan berpedoman pada stok
minimal masing-masing obat tersebut.
c. Menuliskan nama obat dan jumlah yang diminta
pada buku permintaan.
d. Menyerahkan buku permintaan tersebut kepada
unit gudang farmasi.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Unit Gudang Farmasi
LAPORAN RUJUKAN RESEP LUAR

No. Dok :
03.ADM.65

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Rujukan resep luar adalah resep yang ditulis oleh


dokter umum ataupun dokter spesialis yang
menggunakan kop resep bukan dari RSIS melainkan
kop yang menunjukkan tempat praktek atau rumahnya

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mengetahui banyaknya rujukan resep dari luar agar
dapat menentukan besarnya insentif yang harus
diserahkan kepada dokter yang merujuk.

112

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Petugas administrasi distribusi farmasi memilih


antara resep dalam dan rujukan luar.
2. Merekap rujukan luar kedalam buku meliputi
tanggal,nama dokter,nama pasien,macam dan
jumlah item obat,serta nilai nominalnya.
3. Memasukkan data kedalam komputer,data tersebut
digolongkan menurut dokter.
4. Laporan dibuat rangkap tiga :
- Diserahkan bagian Humas
- Dilaporkan ke Direktur Utama melalui Kepala
Instalasi Farmasi
- Arsip Instalasi Farmasi

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Humas

PERMINTAAN LOGISTIK

No. Dok :
03.MAN.66

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Barang logistik adalah barang-barang yang diperlukan


untuk membantu jalannya proses palayanan di
instalasi Farmasi yang meliputi ATK, perkamen, plastik
klip, kantong plastik, etiket dll.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
permintaan logistik

Kebijakan

Semua kegiatan yang mendukung pelayanan farmasi


harus
dilakukan
pencatatan,
pelaporan
dan
pengarsipan.

113

Prosedur

1. Petugas unit distribusi farmasi melakukan stock


barang-barang yang diminta, dicatat dalam buku
permintaan.
2. Meminta tanda tangan sebagai tanda persetujuan
permintaan kepada Manajer SDM
3. Mengambil barang yang diperlukan di bagian
umum.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Manager SDM
3. ATK

PENCATATAN RESEP HARIAN

No. Dok :
03.ADM.67

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1.
2.

Tujuan

Pencatatan resep harian


Merekap sementara resep harian sebelum dicetak
menjadi data yang siap dilaporkan.
Kualifikasi
:
Sesuai dengan kolom yang meliputi R/ rawat
jalan, R/ inap, jumlah item R/ luar, item R/ apotek
rekanan, HV ( pembelian bebas ), generik, R/ asli,
R/ non asli.]

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus

114

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


pencatatan
resep
harian
untuk
mengetahui
banyaknya resep berdasarkan kualifikasi tertentu
Kebijakan

Semua kegiatan yang mendukung pelayanan farmasi


harus
dilakukan
pencatatan,
pelaporan
dan
pengarsipan.

Prosedur

1. Petugas administrasi distribusi farmasi merekap


resep berdasarkan kolom yang tersedia sesuai
dengan tanggal penulisan resep.
2. Menghitung jumlahnya.
3. Memasukkan kedalam buku laporan sementara.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi

PEMBUATAN LAPORAN PENCAPAIAN TARGET INSTALASI


FARMASI

No. Dok :
03.ADM.68

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Data pencapaian target instalasi farmasi adalah data


yang memuat keterangan yang merupakan hasil
rekapan buku pencatatan resep harian selama satu
bulan. Hasil rekapan tersebut dijadikan sebagai
monitoring pencapaian target yang meliputi :
a. Lembar resep rawat jalan.
b. Lembar resep rawat inap.
c. Lembar resep.
d. Lembar resep luar.
e. Pembelian resep ke apotek rekanan.
f. Resep yang tidak terlayani.
g. Lembar copy resep

115

Tujuan

h. Resep Non Generik


i. Resep generik.
j. Resep Nonformularium
k. Bon Karyawan
l. Nempil
m. Pembelian bebas
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan lagkah-langkah dalam
pembuatan laporan pencapaian target Instalasi
Farmasi

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Hasil rekapan buku pencatatan resep harian,


setiap akhir bulan dijumlah
2. Memasukan data ke dalam komputer
3. Mencetak data dalam bentuk laporan
4. Laporan diserahkan pada :
Arsip Administrasi Distribusi Farmasi
Rekam Medis

Unit terkait

1.
2.
3.

Unit Distribusi Farmasi


Manager Instalasi Farmasi
Rekam Medis

PEMBUATAN LAPORAN PENDAPATAN HARIAN

No. Dok :
03.ADM.69

PROSEDUR TETAP

Tanggal Terbit
:

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

08-02-2010
Pengertian

1.

2.
3.
4.

Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM


Laporan pendapatan harian Instalasi Farmasi
adalah laporan yang berisi mengenai jumlah dan
jenis obat serta biaya obat yang dibeli oleh pasien
pada setiap harinya dan direkap oleh administrasi
distribusi farmasi.
Jumlah obat yang dibeli dapat secara cash ( tunai )
atau bon (bon).
Jumlah pembelian tunai harus sama dengan
pendapatan Instalasi Farmasi dibagian kasir.
Laporan pendapatan harian Instalasi Farmasi akan
dihitung jumlahnya selama satu bulan.

116

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
membuat prosedur laporan pendapatan harian
resep.

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Petugas administrasi distribusi farmasi melakukan


pengecekan bukti pengambilan obat dengan
laporan yang ada dikomputer. Untuk rawat jalan
dicek dengan keuangan, rawat inap dicek dengan
kasir, kemudian dicetak.
2. Menghitung laporan pendapatan instalasi farmasi
harian yang terdiri dari :
a. Penjualan
b. Harga pokok
c. Laba
d. Retur
e. Bon pasien
f. Bon karyawan
g. Rawat inap
h. Rawat jalan
i. Tunai

PEMBUATAN LAPORAN PENDAPATAN HARIAN

No. Dok :
03.ADM.69

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Prosedur

3. Laporan pendapatan harian diserahkan ke bagian


akuntansi dan arsip instalasi farmasi.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Bagian Akutansi

117

PEMBUATAN LAPORAN PENDAPATAN BULANAN

No. Dok :
03.ADM.70

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Tujuan

1.

Laporan pendapatan bulanan Instalasi Farmasi


berisi tentang jumlah pendapatan Instalasi Farmasi
selama
satu
bulan,
dimana
merupakan
rekapitulasi pendapatan harian.
2. Data dari laporan pendapatan berupa pendapatan
Instalasi Farmasi, harga pokok, laba serta
pencapaian target pelayanan instalasi farmasi.
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus

118

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


pembuatan laporan pendapatan bulanan Instalasi
Farmasi.
Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Laporan pendapatan bulanan Instalasi Farmasi


dibuat oleh administrasi distribusi farmasi
2. Petugas administrasi distribusi farmasi sekali
dalam satu bulan memasukkan data dari laporan
pendapatan harian ke komputer.
3. Laporan pendapatan di cetak sebanyak rangkap
3:
a. Tembusan pertama di serahkan ke bagian
Akuntansi,
b. Tembusan kedua untuk dilaporkan Direktur
utama melalui Manajer Instalasi Farmasi,
c. Tembusan ketiga untuk arsip administrasi
distribusi farmasi

Unit terkait

1.
2.
3.
4.

Unit Distribusi Farmasi


Manager Instalasi Farmasi
Bagian Akutansi
Bagian Keuangan

PENGARSIPAN RESEP NARKOTIKA DAN COPY RESEP


NARKOTIKA

No. Dok :
03.ADM.71

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Resep narkotika adalah resep asli dari dokter yang


mengandung sediaan narkotika
2. Yang termasuk sediaan narkotika adalah : Pethidin
inj, Morphin inj, Codein tab 10 mg, Codein tab 20
mg, Codipront caps, Durogesic 12cg, Durogesic
25cg,MST 10mg, Fenthanyl inj.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus

119

Sebagai
acuan
penerapan
mengarsip resep narkotika.

langkah-langkah

Kebijakan

Penyimpanan arsip Instalasi Farmasi minimal 3 (tiga)


tahun,selebihnya dapat dimusnahkan dengan cara
dibakar.

Prosedur

1. Resep narkotika dipisahkan dari resep lain.


2. Disimpan dalam tempat file yang disediakan
3. Setelah satu bulan resep narkotika dibandel dan
disimpan di tempat tersendiri.

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi

PEMBUATAN LAPORAN NARKOTIKA

No. Dok :
03.ADM.72

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Laporan narkotika ditujukan kepada Dinkes


Sukoharjo ,Direktorat Pengawasan Narkotika dan
Bahan Berbahaya.Dengan tembusan kepada
Dinkes Jawa Tengah,Kepala Balai POM Semarang
dan instalasi farmasi.
2. Perbekalan farmasi narkotika yang dilaporkan
meliputi :
- Pemakaian pethidin inj.
- Pemakaian Morphin inj.
- Pemakaian Durogesic 12cg
- Pemakaian Durogesic 25cg

120

- Pemakaian Fenthanil Inj


- Sediaan narkotika oral dilaporkan hanya sisa
akhirnya.
3. Laporan terdiri dari : nama,alamat dan umur
pasien,nama dan alamat dokter,tanggal,dan jenis
narkotika.
Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pembuatan laporan pemakaian narkotika.

Kebijakan

Pelaporan pengeluaran obat narkotik, psikotropik dan


pelayanan obat generik dibuat 1(satu) bulan sekali.

Prosedur

1. Memisahkan resep narkotika dari resep lain.


2. Mengecek jumlah obat yang tersisa dengan data
pada kartu stok
3. Merekap nama dan alamat pasien berdasarkan
data pemakaian narkotika.
4. Memasukkan data dalam komputer.
5. Mencetak laporan narkotika.
Laporan narkotika dibuat rangkap empat,ditujukan
kepada :
Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah.
Kepala balai besar POM di Semarang.
Arsip Instalasi farmasi.
Arsip rekam medik.

PEMBUATAN LAPORAN NARKOTIKA

No. Dok :
03.ADM.72

PROSEDUR TETAP

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
08-02-2010

Prosedur

Unit terkait

6. Laporan pemakaian narkotika ditandatangani oleh


Manajer Instalasi Farmasi.
7. Surat pengantar Laporan narkotika ditandatangani
oleh Direktur Medis.
1.
2.
3.
4.
5.

Unit Distribusi Farmasi.


Manager Instalasi Farmasi
Direktur Medis
Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah
Balai POM di Semarang.

121

6. Bagian Rekam Medik

PEMBUATAN LAPORAN PSIKOTROPIKA

No. Dok :
03.ADM.73

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Tujuan

1.
Laporan psikotropika ditujukan kepada Kepala
Balai POM Semarang dan instalasi farmasi.
2. Laporan terdiri dari : nama,alamat dan umur
pasien,nama dan alamat dokter,tanggal,dan jenis
psikotropika.
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pembuatan laporan pemakaian psikotropika.

122

Kebijakan

Pelaporan pengeluaran obat narkotika, psikotropika


dan pelayanan obat generik dibuat 1(satu) bulan
sekali.

Prosedur

1. Mengecek jumlah obat yang tersisa dengan data


pada kartu stok
2. Merekap nama dan alamat pasien berdasarkan
data pemakaian psikotropika.
3. Memasukkan data dalam komputer.
4. Mencetak laporan psikotropika.
Laporan psikotropika dibuat rangkap empat,ditujukan
kepada :
- Kepala balai besar POM di Semarang.
- Arsip administrasi distribusi farmasi.
5. Laporan pemakaian psikotropika ditandatangani
oleh Manajer Instalasi Farmasi.
6. Surat
pengantar
Laporan
psikotropika
ditandatangani oleh Direktur Medis.

Unit terkait

1.
2.

Unit Distribusi Farmasi.


Balai POM di Semarang.

PEMBUATAN LAPORAN RETUR PASIEN

No. Dok :
03.ADM.74

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1.
Laporan retur pasien adalah laporan
yang berisi nama pasien dan jumlah total
perbekalan farmasi yang dikembalikan pasien dan
direkap oleh petugas administrasi distribusi farmasi.
2.
Laporan retur pasien dilaporkan setiap
hari dan direkap selama satu bulan bersama laporan
pendapatan bulanan harian Instalasi Farmasi.

123

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
membuat laporan pendapatan retur pasien

Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Petugas administrasi distribusi farmasi mengecek


lembar retur pasien dengan data komputer
2. Apabila tidak ada di data komputer ditambahkan
secara manual
3. Dicetak melalui menu laporan harian.
4. Laporan diserahkan tiap hari ke bagian akutansi
bersama dengan laporan pendapatan harian.
5. Tiap
bulan
dilaporkan
bersama
laporan
pendapatan bulanan dicetak rangkap 3: bagian
keuangan,bagian akutansi, Manager Instalasi
Farmasi

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Bagian akutansi
3. Kasir

PEMBUATAN LAPORAN TUSLAH INSTALASI FARMASI

No. Dok :
03.ADM.75

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1.

2.

Tujuan

Laporan tuslah instalasi farmasi adalah laporan


jasa pelayanan yang berisi jumlah nominal
pengambilan jasa, nama pasien, tanggal, dan
jumlah total nominal.
Laporan tuslah instalasi farmasi dilaporkan setiap
hari dan direkap selama satu bulan bersama
laporan pendapatan bulanan harian Instalasi
Farmasi.

1. Umum :

124

Kebijakan

Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit


2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
membuat laporan tuslah instalasi farmasi
Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan
penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Petugas administrasi distribusi farmasi melakukan


pengecekan bukti pengambilan obat dengan data
komputer
2. Dicetak melalui menu tuslah
3. Untuk
tuslah
instalasi
farmasi
dilakukan
pengecekan laporan penerimaan kosmetik dengan
laporan poli kosmetika
4. Dibuat laporan digabungkan dengan laporan
tuslah instalasi farmasi
5. Laporan diserahkan tiap hari ke bagian akutansi
bersama dengan laporan pendapatan harian.
6. Tiap
bulan
dilaporkan
bersama
laporan
pendapatan bulanan dicetak rangkap 4: keuangan,
akutansi, Manager Pelayanan Farmasi, Tim
Rumenerasi

Unit terkait

1.
2.
3.
4.
5.

Unit Distribusi farmasi


Manager Instalasi Farmasi
Bagian akutansi
Tim Remunerasi
Bagian keuangan

PEMBUATAN LAPORAN TUSLAH ASKES

No. Dok :
03.ADM.76

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

1. Laporan tuslah ASKES adalah laporan jasa


pelayanan pasien ASKES yang berisi jumlah
nominal pengambilan jasa, nama pasien, tanggal,
dan jumlah total nominal.
2. Laporan tuslah ASKES dilaporkan setiap bulan.

Tujuan

1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus

125

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


membuat laporan tuslah ASKES
Kebijakan

Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan


penjualan
perbekalan
farmasi
disetiap
bulan
diserahkan ke bagian akutansi dan bagian keuangan.

Prosedur

1. Petugas administrasi ASKES memasukkan data


tuslah apotek yang terdiri dari nama dokter, nama
pasien, nomor SJP, nomor register, jumlah tuslah
2. Dicetak, diverifikasi oleh akutansi
3. Dilaporkan ke Direksi untuk penagihan tuslah ke
PT. ASKES

Unit terkait

1. Unit Distribusi Farmasi


2. Bagian akutansi

KEBIJAKAN
PENGGUNAAN PERBEKALAN FARMASI

1. Pengertian
Perbekalan farmasi yang dimaksud adalah obat,bahan obat, obat asli
Indonesia,alat kesehatan, reagensia, radiofarmasi, dan gas medis.
2. Ruang Lingkup
Unit perencanaan dan pengadaan farmasi, unit distribusi farmasi, unit
gudang farmasi, instalasi pelayanan medis,instalasi radiologi,Instalasi
laboratorium, instalasi gizi,instalasi rehab medik, unit sanitasi.
3. Tanggung Jawab
a. Direktur Utama Bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
penggunaan perbekalan farmasi.
b. Komite medis bertanggung jawab dalam pengawasan dan
pengendalian kebijakan penggunaan perbekalan farmasi.
c. Sub Komite Farmasi dan Terapi bertanggung jawab dalam
pelaksanaan kebijakan penggunaan perbekalan farmasi.
4. Kebijakan

126

a. Penggunaan perbekalan farmasi di RSI Surakarta berdasarkan


formularium rumah sakit yang disusun oleh Sub Komite Farmasi
dan Terapi (KFT)
b. Penggunaan perbekalan farmasi hanya dilakukan oleh Instalasi
Farmasi dan unit pelayanan kesehatan lain di lingkungan Rumah
Sakit Islam Surakarta.
c. Penggunaan perbekalan farmasi yag tidak berasal dari Instalasi
Farmasi adalah di luar tanggung jawab Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Islam Surakarta.

KEBIJAKAN
PELAYANAN FARMASI SATU PINTU
1. Pengertian
Pelayanan farmasi satu pintu adalah bagian pelayanan farmasi yang
dimaksudkan
untuk
memenuhi
kebutuhan
pasien
dengan
menggunakan sumber daya farmasi lain disamping instalasi farmasi
yang ada.
2. Ruang Lingkup
Unit perencanaan dan pengadaan farmasi, unit distribusi farmasi, unit
gudang farmasi
3. Tanggung jawab
a. Direktur bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan pelayanan
farmasi satu pintu
b. Manajer Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan pelayanan farmasi satu pintu
4. Kebijakan
a. Apabila pasien rawat inap memerlukan perbekalan farmasi yang
tidak ada atau habis/kosong di Instalasi Farmasi maka Instalasi

127

Farmasi mengusahakan barang tersebut ke distributor, apotek


rekanan atau apotek luar/rumah sakit lain yang bukan rekanan.
b. Sedapat mungkin semua perbekalan farmasi yang dibutuhkan oleh
pasien rawat inap dilayani melalui Instalasi Farmasi
c. Pasien Kelas II,kelas III, VK, ICU/ICCU pengambilan obatnya tidak
dilakukan oleh perawat tetapi dilakukan oleh keluarga pasien,
sedang untuk pasien kelas IA, Super VIP,VIP dan President Suit
pengambilan obat dilakukan oleh perawat ke instalasi farmasi.

PELAYANAN FARMASI SATU PINTU

No. Dok :
03.PRF.77

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM

Pengertian

Resep baik obat atau alkes yang tidak ada/diluar


formularium atau kosong di Instalasi farmasi yang
segera diberikan kepada pasien rawat inap dicarikan
melalui distributor, apotek rekanan atau apotek/rumah
sakit yang bukan rekanan.

Tujuan

1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk

128

memperlancar pelayanan farmasi satu pintu.


Kebijakan

Apabila pasien rawat inap memerlukan perbekalan


farmasi yang tidak ada atau habis/kosong di Instalasi
Farmasi maka Instalasi Farmasi mengusahakan barang
tersebut ke distributor, apotek rekanan atau apotek
luar/rumah sakit lain yang bukan rekanan.

Prosedur

1. Resep diterima petugas


2. Bila diantara resep tersebut ada obat/alkes yang
tidak tersedia/kosong maka petugas farmasi
mencarikan ke :
a. Distributor
Petugas di unit distribusi farmasi menginformasikan
ke unit perencanaan dan pengadaan farmasi
untuk mencarikan obat atau alkes yang tidak
tersedia atau kosong ke distributor.
b. Apotek Rekanan
Petugas di unit distribusi farmasi memesan obat
atau alkes ke apotek rekanan dengan jalan
menelpon,apabila
obat
atau
alkes
yang
dimaksud tersedia maka petugas apotek
rekanan
mengantarkan
ke
rumah
sakit,
kemudian petugas unit distribusi farmasi
membuat copy resep untuk diserahkan petugas
apotek rekanan.

PELAYANAN FARMASI SATU PINTU

No. Dok :
03.PRF.77

PROSEDUR TETAP

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
08-02-2010

Prosedur

c. Apotek/rumah sakit yang bukan rekanan


Petugas unit distribusi farmasi mencari obat atau
alkes yang tidak tersedia atau kosong dengan jalan
menelpon apotek atau rumah sakit yang bukan
rekanan. Apabila obat atau alkes yang dimaksud ada
maka petugas unit distribusi farmasi membuat copy
resep serta menulis pada nota bon kas untuk
meminta uang sejumlah harga obat atau alkes
tersebut dan menandatangani bukti pengambilan
obat, kemudian petugas unit distribusi farmasi

129

dengan membawa copy resep dan uang tersebut


membeli ke apotek/rumah sakit bukan rekanan.
Unit terkait

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Unit Distribusi Farmasi


Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi
Unit Gudang Farmasi
Apotek rekanan
Rumah sakit/Apotek yang bukan rekanan
Distributor

CITO OBAT KE APOTEK LUAR

No. Dok :
03.PRF.78

Tanggal Terbit :

Revisi : III

Halaman : 1/2

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian

Cito obat adalah usaha pengadaan obat dalam kondisi


darurat ke apotek rekanan yang bersifat mendadak
atau segera.
a. Obat diluar formularium adalah obat-obat yang tidak
termasuk dalam daftar formularium rumah sakit.
b. Obat kosong: obat yang tercantum dalam
formularium
tetapi
stocknya
sedang
tidak
ada/kosong.

Tujuan

1. Umum :

130

Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit


2. Khusus

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


melengkapi obat dari resep yang belum terlayani
sehingga dapat memberi kepuasan terhadap pasien.

Kebijakan

Prosedur

Apabila pasien rawat inap memerlukan perbekalan


farmasi yang tidak ada atau habis/kosong di Instalasi
Farmasi maka Instalasi Farmasi mengusahakan barang
tersebut ke distributor, apotek rekanan atau apotek
luar/rumah sakit lain yang bukan rekanan.
1. Petugas unit distribusi farmasi menerima resep
dari pasien.
2. Bila diantara resep tersebut ada obat/alkes yang
tidak tersedia, petugas farmasi mengusahakan
dengan menelpon ke apotek rekanan, rumah
sakit/apotek yang bukan rekanan atau distributor
3. Bila ada di apotek rekanan maka akan diantar
petugas dengan disertai copy rsep dari rumah
sakit.
4. Bila ada didistributor maka unit perencanan dan
pengadaan farmasi membuatkan surat pesanan
order untuk dipesanka ke distributor.
5. Bila ada di apotek atau rumah sakit bukan rekanan
maka dibuatkan copy resep untuk membeli obat
tersebut
6. Memberikan informasi ke bangsal pasien dimana
pasien berada, bahwa resep yang ditunda sudah
tersedia.
7. Menghitung harga
8. Menyerahkan obat dengan terlebih dahulu dicek
dengan resep dan bukti pengambilan obat.

CITO OBAT KE APOTEK LUAR

No. Dok :
03.PRF.78

Revisi : III

Halaman : 2/2

Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010

Unit terkait

1.
2.
3.
4.
5.

Unit Distribusi Farmasi


Unit Perencanaan dan Pengadaan Farmasi
Unit Gudang Farmasi
Apotek rekanan
Rumah sakit/Apotek yang bukan rekanan

131

KEBIJAKAN
PENGGUNAAN OBAT GENERIK
1. Pengertian :
Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam
farmakologi Indonesia untuk zat yang berkhasiat yang terkandung
didalamnya.
2. Ruang lingkup :
Unit distribusi farmasi, instalasi pelayanan medis
3. Tanggung jawab :
a. Direktur bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
penggunaan obat generik.
b. Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan penggunaan obat generik.
4. Kebijakan :
a. Memberi resep kepada pasien rawat jalan maupun rawat inap kelas
III diutamakan menggunakan obat generik, apabila obat
generiknya tidak ada dapat menggunakan obat patent.
b. Pasien kelas II s/d President Suit, dokter yang merawat diberikan
kebebasan untuk menentukan penggunaan obat bagi pasiennya,

132

c.

meskipun demikian harus tetap mengutamakan penggunaan obat


generik berlogo.
Apabila resep yang diberikan tidak sesuai poin diatas, maka
instalasi farmasi berhak mengganti obat dan disesuaikan dengan
ketentuan tersebut.

PELAYANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

No. Dok :
03.PRF.85

Tanggal Terbit :

Revisi : 0

Halaman : 1/1

Ditetapkan,
Direktur

PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian

Tujuan

Pelayanan bahan berbahaya dan beracun adalah


suatu cara dalam memenuhi kebutuhan bahan
berbahaya dan beracun dengan menggunakan
langkah-langkah
yang
telah ditentukan
untuk
menghindari bahaya yang ditimbulkan.
1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit

133

2.

Khusus

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam


melayani kebutuhan bahan berbahaya dan beracun.

Kebijakan

Prosedur

Unit Terkait

Tempat penyimpanan bahan berbahaya beracun harus


memenuhi persyaratan dilihat dari segi tempatnya,
tata cara penyimpanan, tata cara pengangkutan serta
tata cara perlakuan sisa buangan.
1. Sebagai
penanggung
jawab
ruang
bahan
berbahaya dan beracun adalah asisten manager
gudang farmasi
2. Sebelum mengambil petugas unit gudang farmasi
harus menggunakan masker dan sarung tangan.
3. Mengambilkan Bahan berbahaya dan beracun
sesuai dengan permintaan dari unit yang
membutuhkan
4. Setelah mengambil diletakkan ditempat semula
dan ruangan dikunci kembali.
1. Unit Gudang Farmasi
2. Instalasi Pelayanan Medis
3. Instalasi Laboratorium
4. Instalasi Radiologi
5. Unit Sanitasi

134

Anda mungkin juga menyukai