Kebijakan Dan SPO Pengelolaan NEW
Kebijakan Dan SPO Pengelolaan NEW
No. Dok :
03.MAN.01
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
2.
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
pemilihan perbekalan farmasi
Kebijakan
Prosedur
No. Dok :
03.MAN.01
Halaman : 2/2
Revisi : 0
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
Prosedur
Unit terkait
08-02-2010
4.
Bila ada obat dalam
waktu 3 bulan tidak diresepkan lagi oleh dokter
maka obat tersebut akan dikeluarkan dari
formularium melalui rapat PFT
1.
2.
3.
4.
5.
Instalasi Farmasi
Sub Komite Farmasi dan Terapi
Instalasi Pelayanan Medis
Instalasi Pelayanan Penunjang Medis
Dokter
KEBIJAKAN
No. Dok :
03.MAN.02
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
:
08-02-2010
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi secara
efektif dan efisien
Kebijakan
Prosedur
No. Dok :
03.MAN.02
PROSEDUR TETAP
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit
:
08-02-2010
Prosedur
Unit terkait
KEBIJAKAN
Ruang Lingkup
Instalasi Farmasi, unit gudang farmasi, unit perencanaan dan pengadaan
farmasi,unit distribusi farmasi.
3. Tanggung Jawab
a. Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
pengadaan perbekalan farmasi.
b. Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
pengadaan perbekalan farmasi.
4. Kebijakan
a. Metode pengadaan obat dilakukan dengan cara kontrak dan
nonkontrak melalui pembelian langsung ke distributor resmi.
b. Pemesanan perbekalan farmasi ke supplier dilakukan berdasarkan
permintaan dari unit gudang farmasi, sedangkan unit perencanaan dan
pengadaan farmasi hanya berfungsi sebagai alat kontrol.
c. Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan setiap hari.
d. Perbekalan farmasi yang diadakan meliputi obat, bahan obat, alkes
habis pakai, benang bedah, reagensia, x-ray film, gas medis, bahan
berbahaya dan beracun serta bahan habis pakai maupun barang
medis khusus lain yang diperlukan dalam pelayanan kesehatan
e. Bahan berbahaya dan beracun ( B3 ) yang ditetapkan di Rumah Sakit
Islam Surakarta meliputi, Gas Okssigen, gas nitrogen, gas carbon
dioksida, aethyl chloride, alkohol, etanol, perhidrol, formalin cair,
formalin tablet, barium sulfat, mikrozid, primasept, presept, hibiscrub,
asepty steril 28, aseptizyme, gigasept instru, softaman, aniozyme DD,
first aid, steranios, sterald 30.
f. Bahan berbahaya dan beracun ( B3 ) dalam pengadaannya dilengkapi
MSDS dari supplier.
g. Obat-obat yang tidak masuk dalam formularium dan kebutuhannya
bersifat insidental diadakan diluar prosedur rutin pengadaan.
h. Pengadaan alat kesehatan inventaris berdasarkan permintaan, apabila
alat kesehatan yang dibutuhkan harganya lebih dari satu juta maka
pengadaannya melalui Direksi.
i. Pengadaan obat untuk ASKES Sosial berdasarkan DPHO
j. Pengadaan obat untuk ASKES Komersial berdasarkan DPHO dan Daftar
Tambahan Obat
k. Pengadaan obat untuk JAMKESMAS berdasarkan SK MENKES NO
417/Menkes/SK/IV/2007
No. Dok :
03.MAN.03
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
:
08-02-2010
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
untuk mendapatkan perbekalan farmasi dengan
mutu yang baik, harga yang layak, pengiriman
barang terjamin dan tepat waktu sehingga
proses pengadaan berjalan lancar.
Kebijakan
Prosedur
1.
Perbekalan farmasi yang akan
diorderkan ditulis dalam buku daftar pesanan
yang telah ditandatangani oleh Manager
Instalasi Farmasi Farmasi dan asisten manager
perencanaan dan pengadaan farmasi.
2.
Dibubuhi
stempel
unit
instalasi farmasi, SIK Apoteker dan diberi tanggal
pesanan.
3.
Daftar pesanan terdiri dari tiga
lembar, lembar pertama/asli berwarna putih
untuk PBF (dibawa oleh salesmannya), lembar
kedua berwarna merah muda untuk arsip
administrasi
perencanaan
dan
pengadaan
No. Dok :
03.MAN.03
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
PPROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
Unit terkait
1.
2.
3.
No. Dok :
03.MAN.04
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PPROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
melakukan pengadaan alat kesehatan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
5.
10
KEBIJAKAN
PENGELOLAAN OBAT NARKOTIKA
1. Pengertian
a. Obat narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran ,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan menurut undang-undang.
b. Obat narkotika yang tersedia di Rumah Sakit Islam Surakarta
adalah sediaan tablet (codein, doveri, codipront, MST),sediaan
injeksi(pethidin, morfin, fentanyl)
dan patch (durogesic
12mcg,durogesic 25mcg).
2. Ruang Lingkup
Unit perencanaan dan pengadaan farmasi,unit gudang farmasi,unit
distribusi farmasi, Intalasi Gawat Darurat, Instalasi ICU/ICCU, Instalasi
Bedah Sentral, Unit Peristi.
3. Tanggung Jawab
a. Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
pengadaan obat narkotik.
b. Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan pengadaan obat narkotik.
4. Kebijakan
a. Obat-obat narkotika pengadaannya dengan membuat SP khusus
narkotika.Surat Pesanan khusus narkotika disampaikan kepada PBF
KIMIA FARMA melalui salesman atau langsung ke distributor.
b. Obat-obat narkotika hanya disimpan di Instalasi Farmasi, dalam
lemari khusus yang selalu terkunci
c. Untuk kelancaran pelayanan emergency, instalasi bedah sentral,
instalasi gawat darurat ,instalasi peristi, dan ICU diperkenankan
mempunyai persediaan narkotika injeksi pethidin, fentanyl,
morphin dan durogesic 12Mcg, durogesic 25Mcg dengan jumlah
persediaan tetap yang akan dilaporkan ke Instalasi Farmasi setiap
bulan disertai resep asli dari dokter yang meresepkan.
d. Penyimpanan obat narkotika di instalasi bedah sentral, instalasi
gawat darurat ,Instalasi ICU/ICCU dan unit peristi di ditempatkan
dalam lemari/laci khusus, penggunaannya dilaporkan kepada
instalasi farmasi
e. Instalasi Farmasi membuat laporan bulanan seluruh pemakaian
obat narkotika dan dilaporkan ke Kepala Dinkes Kabupaten
Sukoharjo, Kepala Balai POM Semarang dan Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah.
f. Pelayanan resep narkotika hanya dilayani dengan resep asli.
11
No. Dok :
03.MAN.05
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
mengadakan obat narkotika.
Kebijakan
Prosedur
1. Unit
perencanaan
dan
pengadaan
farmasi
melakukan pemesanan dengan membuat Surat
Pesanan khusus narkotika.
2. Surat Pesanan khusus narkotika disampaikan
kepada PBF KIMIA FARMA melalui salesman atau
langsung kekantornya.
Lembar 1 (Asli), 2, 3 untuk PBF KIMIA FARMA Lembar
4 untuk arsip di unit perencanaan dan pengadaan
farmasi.
3. Tiap lembar dari SP diatas ditandatangani oleh
Manager Instalasi farmasi
Unit terkait
1.
2.
12
KEBIJAKAN
PRODUKSI
1. Pengertian
Produksi perbekalan farmasi di rumah sakit merupakan kegiatan
membuat, merubah bentuk, dan pengemasan kembali sediaan farmasi
steril atau nonsteril untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
di rumah sakit.
2. Ruang Lingkup
Unit distribusi farmasi
3. Tanggung Jawab
a Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
produksi
b Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan produksi.
4. Kebijakan
a Pengemasan kembali dilakukan pada sediaan yang dibeli dalam
kemasan yang besar untuk dikemas kembali menjadi kemasan
yang lebih kecil sesuai kebutuhan dengan tujuan sebagai efisiensi.
b Bahan obat yang dikemas kembali adalah cairan gliserin dan
garam Inggris (MgSo4), Carbo Gliserin, Kalium Permanganas,
Povidon Iodin,Facial Wash, Moisturizer.
c Merubah bentuk dilakukan pada resep campuran obat, bahan obat
menjadi puyer, kapsul, salep dan campuran serbuk dalam sirup.
13
PENGEMASAN GLYCERIN
No. Dok :
03.PRF.06
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai cara pengemasan glycerin sehingga
menjadi sediaan yang dapat didistribusikan kepada
pasien.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
14
No. Dok :
03.PRF.07
Revisi : 0
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08- 02-2010
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai
cara
pengemasan
carbo
glycerin
sehingga
menjadi
sediaan
yang
dapat
didistribusikan kepada pasien.
Kebijakan
Prosedur
1.
Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan
carbo glycerin yang akan dikemas.
2.
Petugas di unit distribusi farmasi menyiapkan
wadah/botol kecil beserta gelas ukur .
3.
Tuang glycerin ke dalam gelas ukur sampai
batas yang dikehendaki (10 cc).
4.
Dari gelas ukur ,tuang glycerin kedalam botol
yang sudah dipersiapkan
5.
Beri label pada botol tersebut.
Unit terkait
15
No. Dok :
03.PRF.08
Revisi : 0
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai cara pengemasan povidon iodida
sehingga
menjadi
sediaan
yang
dapat
didistribusikan kepada pasien.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
16
No. Dok :
03.PRF.09
Revisi : 0
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai cara mencampur betadin dengan larutan
nacl 0,9% sehingga menjadi sediaan yang dapat
didistribusikan kepada pasien.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
17
No. Dok :
03.PRF.10
PROSEDUR TETAP
Revisi : III
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit
:
08-02-2010
Halaman : 1/1
Pengertian
Tujuan
1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai cara-cara pengemasan garam inggris
sehingga
menjadi
sediaan
yang
dapat
didistribusikan kepada pasien.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
18
No. Dok :
03.PRF.11
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Pengertian
Tujuan
1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai
cara-cara
pengemasan
Kalium
Permanganat sehingga menjadi sediaan yang dapat
didistribusikan kepada pasien.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
19
No. Dok :
03.PRF.12
Revisi : 0
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai cara-cara pengemasan Physiogel 150
ml sehingga menjadi sediaan yang dapat
didistribusikan kepada pasien.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
20
PENGEMASAN MOISTURIZER
No. Dok :
03.PRF.13
Revisi : 0
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai cara-cara pengemasan Ellgy H2O 250ml
sehingga
menjadi
sediaan
yang
dapat
didistribusikan kepada pasien.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
21
No. Dok :
03.PRF.14
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
peracikan dan atau pengemasan kembali obat
sesuai dengan standart baku peracikan obat.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
22
No. Dok :
03.PRF.15
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
peracikan serbuk dalam syrup yang sesuai dengan
standard baku peracikan syrup suspensi yang akan
tetap menjamin sifat, bentuk, khasiat dan dosis
obat.
Merubah bentuk dilakukan pada resep campuran obat,
bahan obat menjadi puyer, kapsul, salep dan
campuran serbuk dalam sirup.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
1.
23
KEBIJAKAN
PENERIMAAN PERBEKALAN FARMASI
1. Pengertian
Penerimaan perbekalan farmasi adalah kegiatan untuk menerima
perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan
kefarmasian, baik melalui pembelian langsung, konsinyasi atau
sumbangan.
2. Ruang Lingkup
Unit perencanaan dan pengadaan farmasi, unit gudang farmasi,unit
distribusi farmasi
3. Tanggung Jawab
a Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
penerimaan perbekalan farmasi
b Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan penerimaan perbekalan farmasi.
4. Kebijakan
a Penerimaan perbekalan farmasi yang dikirim oleh supplier hanya
dilakukan oleh unit gudang farmasi pada jam kerja 07.30 - 14.30,
kecuali untuk perbekalan farmasi cito (mendesak) dapat diterima
di unit distribusi farmasi diluar jam tersebut.
b Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan oleh
unit gudang
farmasi atau pelaksana farmasi lain apabila petugas unit gudang
farmasi tidak ada ditempat.
c Penerimaan perbekalan farmasi harus sesuai dengan pesanan,
jumlah, jenis, bentuk sediaan dan dosis.
d Penerima perbekalan farmasi harus meniliti keadaan barang
kiriman dan waktu kadaluwarsa.
e Apabila ada pengiriman perbekalan farmasi yang tidak sesuai
dengan pesanan dan atau rusak dan atau hampir kadaluwarsa
segera diinformasikan kepada unit perencanaan dan pengadaan
farmasi untuk dikembalikan.
f
Perbekalan farmasi beserta bukti penerimaan dan tembusan faktur
atau tanda terima diserahkan kepada unit gudang farmasi.
24
No. Dok :
03.MAN.16
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman :1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
penerimaan perbekalan farmasi untuk menjamin
perbekalan farmasi yang diterima sesuai surat
pesanan.
Kebijakan
1.
Prosedur
25
No. Dok :
03.MAN.16
PROSEDUR TETAP
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
08-02-2010
26
No. Dok :
03.MAN.17
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
penerimaan obat yang dikirim diluar jam kerja
gudang obat.
Kebijakan
Prosedur
27
Unit terkait
No. Dok :
03.MAN.18
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
1.
2.
3.
4.
Tujuan
1.
2.
Kebijakan
Prosedur
28
Unit terkait
1. PENGERTIAN
Penyimpanan perbekalan farmasi adalah kegiatan menyimpan dan
memelihara dengan cara menempatkan perbekalan farmasi yang
diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta
gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat dan dengan disertai
sistem informasi yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan
farmasi sesuai kebutuhan..
3. Ruang Lingkup
Unit gudang farmasi, unit distribusi farmasi
4. Tanggung Jawab
a Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
penyimpanan perbekalan farmasi
b Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan penyimpanan perbekalan farmasi.
5. Kebijakan
a. Penyimpanan perbekalan farmasi di instalasi Farmasi disusun
dengan prinsip FEFO (First Expired First Out) dan sistem FIFO ( First
In First Out) yaitu perbekalan farmasi yang masa kadaluwarsanya
lebih awal atau yang diterima lebih awal harus digunakan lebih
awal. Sebab umumya perbekalan farmasi yang datang lebih awal
biasanya juga diproduksi lebih awal dan masa kadaluwarsanya
lebih awal.
b. Klasifikasi berdasarkan bentuk sediaannya terbagi atas sediaan
tablet,sirup,salep,injeksi,infus,
alat-alat
kesehatan,
bahan
berbahaya dan mudah terbakar dan disusun berdasarkan urutan
alfabetis.
c. Penyimpanan perbekalan farmasi ditempatkan pada rak dan almari
yang tersedia.
d. Penyimpanan sediaan narkotik dan psikotropik disimpan dalam
lemari khusus berpintu dua yang dilengkapi dengan kunci.
e. Penyimpanan perbekalan farmasi dengan persyaratan suhu khusus
disimpan dalam almari es dan dilengkapi formulir monitoring suhu.
f. Penyimpanan bahan-bahan laboratorium dilakukan pada instalasi
yang bersangkutan.
g. Penyimpanan bahan mudah terbakar dan berbahaya ditempatkan
di ruang yang terpisah atau ditempatkan didekat sumber air.
29
No. Dok :
03.MAN.19
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
30
Unit terkait
sistem FIFO.
3. Petugas unit gudang farmasi menyimpan perbekalan
farmasi di tempat lemari/rak dan dalam ruangan
yang sesuai.
4. Petugas unit gudang farmasi menempatkan kartu
stock yang telah diisi dengan posisi disamping obat /
perbekalan farmasi, kecuali yang disimpan di lemari
es, kartu stock diletakkan menjadi satu diatas lemari
es.
1. Unit Gudang Farmasi
2. Unit Distribusi Farmasi
PENYIMPANAN NARKOTIKA
No. Dok :
03.PRF.20
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
mengenai tata cara penyimpanan sediaan narkotika
untuk memelihara mutu sediaan farmasi, menjaga
ketersediaan dan memudahkan dalam pencarian
dan pengawasan sediaan narkotika.
Kebijakan
Prosedur
31
PENYIMPANAN NARKOTIKA
No. Dok :
03.PRF.20
Revisi : 0
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
32
PENYIMPANAN PSIKOTROPIKA
No. Dok :
03.PRF.21
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
33
PENYIMPANAN PSIKOTROPIKA
No. Dok :
03.PRF.21
Revisi : 0
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
34
KEBIJAKAN
PENDISTRIBUSIAN PERBEKALAN FARMASI
1. PENGERTIAN
Merupakan kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah
sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat
inap dan rawat jalan serta untuk menunjang pelayanan medis.
2. Ruang Lingkup
Unit gudang farmasi,unit distribusi farmasi,Instalasi pelayanan medis,
instalasi radiologi, instalasi rehab medik, instalasi gizi, instalasi
laboratorium, kasir
3. Tanggung Jawab
a. Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
pendistribusian perbekalan farmasi
b. Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan pendistribusian perbekalan farmasi.
4. Kebijakan
Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk dijangkau
oleh pasien dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas sumber
daya yang ada.
a.Sistem persediaan di ruang (Floor Stock)
- Sistem persediaan ruangan ini hanya digunakan untuk
kebutuhan Emergency. Ruangan yang dimaksud adalah IGD,
ICCU/ICU, IMC, IBS, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan,
HD, Instalasi Radiologi, Instalasi Rehab Medik, Instalasi Gizi,
Instalasi Laboratorium, Sanitasi. Dalam sistem ini, kepala
ruangan membuat permintaan persediaan perbekalan farmasi
( persediaan obat emergensi habis ) ke bagian gudang farmasi
dan melaporkan jumlah pemakaian sediaan farmasi setiap
bulan. Perbekalan farmasi di ruangan dikontrol secara berkala
oleh petugas farmasi.
- Pendistribusian perbekalan farmasi dari unit gudang farmasi ke
unit terkait dilakukan berdasarkan permintaan tertulis demi
tersedianya perbekalan farmasi untuk menunjang pelayanan
b.
Sistem peresepan individu
Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu untuk pasien rawat
jalan dan rawat inap melalui instalasi farmasi. Resep hanya dilayani
35
36
No. Dok :
03.MAN.22
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
penyaluran perbekalan farmasi dari unit gudang
farmasi atas permintaan unit distribusi farmasi agar
tersedia perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan
secara tepat waktu, jenis dan jumlah.
Kebijakan
Prosedur
37
No. Dok :
03.MAN.23
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
1. Pengeluaran
perbekalan
farmasi
dilakukan
berdasarkan permintaan kebutuhan dari unit yang
terkait dengan menggunakan buku permintaan
perbekalan farmasi.
2. Buku permintaan perbekalan farmasi merupakan
buku yang berisi tentang daftar kebutuhan
perbekalan farmasi dari masing-masing unit
mencakup nama dan jumlah perbekalan farmasi
yang
dibutuhkan,unit
yang
meminta,tanggal
permintaan,nama dan tanda tangan dari koordinator
unit yang bersangkutan,nama dan tanda tangan
penerima barang,nama dan tanda tangan petugas
gudang farmasi.
3. Buku permintaan perbekalan farmasi dibuat rangkap
dua,dengan warna yang berbeda,lembar ke I
berwarna putih untuk unit gudang farmasi dan
lembar ke II berwarna merah untuk unit yang
meminta.
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
38
2. Khusus :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah
mengenai tata cara pendistribusian perbekalan
farmasi.
Kebijakan
Prosedur
No. Dok :
03.MAN.23
PROSEDUR TETAP
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
08-02-2010
1.
2.
3.
4.
5.
39
6. Instalasi Gizi
7. Unit Sanitasi
No. Dok :
03.MAN.24
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mendistribusikan alat medis untuk pelayanan medis.
Kebijakan
40
Prosedur
No. Dok :
03.MAN.24
PROSEDUR TETAP
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
08-02-2010
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
5.
41
No. Dok :
03.PRF.25
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
42
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai aturan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan resep rawat jalan secara efisien dan
professional.
Kebijakan
Prosedur
No. Dok :
03.PRF.25
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
43
Unit terkait
No. Dok :
03.PRF.26
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/3
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
44
bon.
5. Pembayaran obat secara bon untuk pasien rawat
inap kelas IA, Super VIP,VIP dan President Suite
oleh perawat dengan sistem satu pintu.Kelas
II,kelas III, VK, ICU/ICCU dilakukan oleh keluarga
pasien sendiri .
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langah-langkah dalam
pelayanan resep rawat inap secara efisien dan
profesional.
Kebijakan
Prosedur
No. Dok :
03.PRF.26
Revisi : III
Halaman : 2/3
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
45
No. Dok :
03.PRF.26
PROSEDUR TETAP
Revisi : III
Halaman : 3/3
Tanggal Terbit :
08-02-2010
46
Unit terkait
No. Dok :
03.PRF.27
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Pengurus Yayasan
: Nama-nama yang termasuk
dalam daftar yang telah ditetapkan rumah sakit.
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi
47
Kebijakan
Prosedur
No. Dok :
03.PRF.28
PROSEDUR TETAP
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
08-02-2010
Prosedur
Unit terkait
48
No. Dok :
03.PRF.28
Revisi : III
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Karyawan : Semua
suami/istri dan anak.
karyawan
di
RSIS
beserta
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan lankah-langkah
bagi
49
1.
Pendistribusian
perbekalan
farmasi
resep
individu untuk pasien rawat jalan dan rawat inap
melalui instalasi farmasi
2.
Resep hanya dilayani dengan perbekalan
farmasi yang tersedia di rumah sakit kalau perlu
dengan penggantian merk dengan sepengetahuan
dokter.
Prosedur
No. Dok :
03.PRF.28
PROSEDUR TETAP
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
08-02-2010
Prosedur
50
Unit terkait
obat.
10. Pasien mengambil obat dengan menunjukan bukti
pengambilan obat yang telah dicap tunai atau
bukti bon karyawan.
Pelayanan Resep Rawat Inap
1. Resep diterima petugas unit distribusi farmasi
2. Petugas unit distribusi farmasi melakukan
screening resep meliputi nomer register,bangsal,
dokter, nama pasien, nama obat, jumlah obat dan
aturan pemakaian
3. Petugas unit distribusi farmasi menghitung jumlah
harga obatnya dengan margin 25% untuk
pembayaran bon dan netto untuk pembayaran
tunai
4. Bukti pengambilan obat ditandatangani oleh
petugas unit distribusi farmasi yang melayani.
5. Pasien menyerahkan bukti pengambilan obat
rangkap empat ke kasir untuk dicap tunai:
Lembar I (putih) untuk pasien.
Lembar II ( merah) untuk kasir
Lembar III (kuning ) untuk unit distribusi farmasi.
Lembar IV ( hijau ) untuk perawat sebagai arsip
6. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan resep
sesuai dengan permintaan
7. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan obat
kepada pasien setelah terlebih dahulu dilakukan
pengecekan dengan resep dan bukti pengambilan
obat.
8. Pasien mengambil obat dengan menunjukan bukti
pengambilan obat yang telah dicap tunai atau
bon.
1. Unit Distribusi Farmasi.
2. Kasir.
No. Dok :
03.PRF.29
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
51
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan resep peserta JPKM.
Kebijakan
Prosedur
No. Dok :
03.PRF.29
Revisi : III
Halaman : 2/2
52
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit :
08-02-2010
Prosedur
Unit terkait
No. Dok :
03.PRF.30
Revisi : 0
Halaman : 1/3
53
Tanggal Terbit :
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan rawat jalan pasien ASKESKIN secara
efisien dan professional.
Kebijakan
Prosedur
54
No. Dok :
03.PRF.30
Revisi : 0
Halaman : 2/3
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
2. Petugas
unit distribusi
farmasi
melakukan
konfirmasi ke perawat poliklinik apabila ada
informasi kurang jelas tentang nama dokter yang
meresepkan, no Rekam Medik pasien.
3. Petugas unit distribusi farmasi menghitung
perbekalan farmasi sesuai resep dan untuk
perbekalan
farmasi
diluar
Buku
Pedoman
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) dibuatkan bukti pengambilan obat
secara terpisah.
4. Petugas
unit distribusi
farmasi
melakukan
konfirmasi kepada pasien jika ada perbekalan
farmasi yang tidak masuk dalam Pedoman
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) sehingga harus membayar sendiri.
5. Bukti
pengambilan
obat
untuk
kemudian
diserahkan ke kasir yang terdiri dari tiga rangkap:
- lembar putih untuk pasien
- lembar merah untuk kasir
- lembar hijau untuk unit distribusi farmasi
6. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan
perbekalan farmasi sesuai resep
7. Pasien membayar perbekalan farmasi yang tidak
masuk dalam Buku Pedoman Pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan hanya
melakukan tanda tangan pada bukti pengambilan
obat untuk perbekalan farmasi yang masuk dalam
Buku Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas)
8. Petugas kasir menyerahkan bukti pengambilan
obat yang sudah ditandatangani dan distempel
bon untuk perbekalan farmasi yang masuk dalam
Buku Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat
(Jamkesmas)
dan/atau
bukti
pengambilan obat yang sudah ditandatangani dan
distempel lunas untuk perbekalan farmasi yang
tidak masuk dalam Buku Pedoman Pelaksanaan
Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
55
No. Dok :
03.PRF.30
Revisi : 0
Halaman : 3/3
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
9. Petugas
unit
distribusi
farmasi
mengecek
perbekalan farmasi dengan mencocokan antara
perbekalan farmasi dengan resep dan bukti
pengambilan obat.
10. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan
perbekalan farmasi kepada pasien.
11. Verifikasi petugas Askeskin
Unit terkait
56
No. Dok :
03.PRF.31
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/3
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
Resep
dengan
stempel
ASKESKIN
adalah
permintaan tertulis dari seorang dokter spesialis,
dokter umum, dokter gigi kepada apoteker untuk
menyediakan sejumlah perbekalan farmasi yang
dibutuhkan pasien.
2. Penyiapan
resep
adalah
pembacaan
resep,screening resep,mengambil obat,menggerus
(jika resep racikan),membungkus,memberi etiket,
dan pengecekan resep.
3. Pasien rawat inap ASKESKIN adalah pasien yang
dirawat di bangsal al-Maun.
4. Pembayaran resep rawat inap pasien ASKESKIN
dilakukan dengan sistem pembayaran tunai dan
bon
5. Buku Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) adalah Daftar Plafon dan
harga Obat dari Departemen Kesehatan RI.
6. Perbekalan farmasi adalah barang barang farmasi
meliputi obat,cairan nutrisi, alat kesehatan,
reagen, dan gas medis
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan rawat inap pasien ASKESKIN secara
efisien dan professional.
1.
Kebijakan
Prosedur
57
No. Dok :
03.PRF.31
Revisi : 0
Halaman : 2/3
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
58
No. Dok :
03.PRF.31
PROSEDUR TETAP
Revisi : 0
Halaman : 3/3
Tanggal Terbit
:
08-02-2010
Prosedur
9. Petugas
unit
distribusi
farmasi
mengecek
perbekalan farmasi dengan mencocokan antara
perbekalan farmasi dengan resep dan bukti
pengambilan obat.
10. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan
perbekalan farmasi kepada pasien.
11. Verifikasi petugas Askeskin
Unit terkait
59
No. Dok :
03.PRF.32
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/3
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Prosedur
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1. Resep
pasien
Asuransi/kerja
sama
adalah
permintaan tertulis dari seorang dokter spesialis,
dokter umum, dokter gigi kepada apoteker untuk
menyediakan sejumlah perbekalan farmasi yang
dibutuhkan pasien peserta asuransi/kerja sama.
2. Lembar resep yang digunakan terdapat tulisan
ASURANSI/KERJASAMA
3. Penyiapan resep adalah pembacaan resep,screening
resep,mengambil
obat,menggerus
(jika
resep
racikan),membungkus,memberi
etiket,
dan
pengecekan resep.
4. Pasien rawat inap asuransi/kerja sama adalah pasien
yang dirawat di bangsal Rumah Sakit Islam
Surakarta yang terdaftar sebagai peserta suatu
asuransi/kerja sama.
5. Pembayaran resep rawat inap pasien asuransi/kerja
sama dilakukan dengan sistem pembayaran tunai
dan bon.
6. Perbekalan farmasi adalah barang barang farmasi
meliputi obat,cairan nutrisi, alat kesehatan, reagen,
dan gas medis
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan rawat inap pasien asuransi/kerja sama
secara efisien dan professional.
1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi.
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.
1. Petugas unit distribusi farmasi akan melakukan
konfirmasi ke dokter yang meresepkan apabila ada
informasi yang kurang jelas berkaitan dengan
nama obat,jenis obat,aturan pakai dan dosis
termasuk untuk obat-obat yang tidak ditanggung
oleh asuransi/kerja sama yang bersangkutan
60
No. Dok :
03.PRF.32
Revisi : 0
Halaman : 2/3
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
61
No. Dok :
03.PRF.32
Revisi : 0
Halaman : 3/3
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Unit terkait
1.
2.
62
No. Dok :
03.PRF.33
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
1. Resep dengan
logo Asuransi/kerja sama adalah
permintaan tertulis dari seorang dokter spesialis,
dokter umum, dokter gigi kepada apoteker untuk
menyediakan sejumlah perbekalan farmasi yang
dibutuhkan pasien peserta asuransi/kerja sama.
2. Penyiapan resep adalah pembacaan resep,screening
resep,mengambil
obat,menggerus
(jika
resep
racikan),membungkus,memberi
etiket,
dan
pengecekan resep.
3. Pasien rawat jalan asuransi/kerja sama adalah
pasien dari poli rawat jalan dengan kartu peserta
suatu asuransi/kerja sama.
4. Pembayaran resep rawat jalan pasien asuransi/kerja
sama dilakukan dengan sistem pembayaran tunai
dan bon
5. Perbekalan farmasi adalah barang barang farmasi
meliputi obat,cairan nutrisi, alat kesehatan, reagen,
dan gas medis
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan rawat jalan pasien asuransi/kerja sama
secara efisien dan professional.
1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.
1. Petugas unit distribusi farmasi akan melakukan
konfirmasi ke dokter yang meresepkan apabila ada
informasi yang kurang jelas berkaitan dengan
nama obat,jenis obat,aturan pakai dan dosis
Kebijakan
Prosedur
63
No. Dok :
03.PRF.33
PROSEDUR TETAP
Revisi : 0
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
08-02-2010
Prosedur
64
Unit terkait
No. Dok :
03.PRF.34
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
melakukan pelayanan perbekalan farmasi sediaan
jadi.
Kebijakan
Prosedur
1. Resep diterima
2. Menghitung harga perbekalan farmasi
3. Perbekalan farmasi diambil dari rak obat sesuai
dengan resep dokter
4. Untuk perbekalan farmasi berupa obat dan bahan
obat dibubuhi etiket sesuai resep dan selanjutnya
dikemas.
5. Dilakukan pengecekan dengan bukti pengambilan
obat dan resepnya.
6. Diserahkan kepada pasien
Unit Terkait
65
No. Dok :
03.PRF.35
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
66
Unit terkait
No. Dok :
03.PRF.36
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1.
2.
3.
67
4.
5.
6.
Unit terkait
1.
tidak dilayani
Apabila pasien hanya membeli sebagian obat dari
resep, maka kekurangan obat dibuat salinan
resep.
Petugas unit distribusi farmasi mengambilkan obat
psikotropika sesuai resep dengan menulis di kartu
stock yang memuat nama pasien, nama dokter,
jumlah obat yang diambil, dan sisa stock.
Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan obat
setelah dicocokkan dengan resep dan bukti
pengambilan obat.
Unit Distribusi Farmasi
No. Dok :
03.PRF.37
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai aturan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan secara efisien dan professional.
Kebijakan
Prosedur
68
No. Dok :
03.PRF.38
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai aturan penerapan langkah-langkah dalam
meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum
obat untuk keberhasilan terapi di instalasi rawat
inap RS Islam Surakarta dan meminimalkan
kesalahan obat, mengurangi retur obat dari pasien
serta meminimalkan biaya dari obat karena pasien
hanya membayar obat yang sudah digunakan.
Kebijakan
69
1.
2.
3.
4.
5.
No. Dok :
03.PRF.38
Revisi : 0
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
Unit terkait
70
KEBIJAKAN
PELAYANAN PERBEKALAN FARMASI UNTUK PASIEN PESERTA ASKES
1. Pengertian
Pelayanan perbekalan farmasi adalah pemberian obat sesuai
kebutuhan medis bagi peserta ASKES baik pelayanan obat Rawat jalan
tingkat lanjut dan rawat inap tingkat lanjut yang berpedoman kepada
DPHO yang berlaku
2. Ruang Lingkup
Unit distribusi farmasi, kasir
3. Tanggung jawab
a. Direktur Utama bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
pelayanan perbekalan farmasi kepada pasien peserta ASKES
b. Manajer
Instalasi
farmasi
bertanggung
jawab
dalam
pelaksanaan kebijakan pelayanan perbekalan farmasi kepada
pasien peserta ASKES
4. Kebijakan
71
00
> Rp 500.000, 00 - Rp 1.000.000,
00
> Rp 1.000.000, 00
5%
2%
No. Dok :
03.PRF.39
Revisi : 0
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
:
Prof. Dr. Ibrahim Nuhriawangsa SpS., SpKJ
(K)
Direktur Utama
Pengertian
72
Tujuan
Kebijakan
No. Dok :
03.PRF.39
Revisi : 0
Halaman : 2/2
Ditetapkan,
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
Prof.Dr. Ibrahim Nuhriawangsa
SpS.,SpKJ(K)
Direktur Utama
Prosedur
1.
73
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Unit Terkait
1.
2.
No. Dok :
03.PRF.40
Revisi : 0
Halaman : 1/3
Ditetapkan,
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
:
Prof. Dr. Ibrahim Nuhriawangsa SpS., SpKJ
(K)
Direktur Utama
Pengertian
1.
74
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tujuan
Kebijakan
1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus
Sebagai aturan penerapan langkah-langkah dalam
pelayanan resep rawat jalan pasien ASKES secara
efisien dan professional.
1. Pendistribusian perbekalan farmasi resep individu
untuk pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
instalasi farmasi.
2. Resep hanya dilayani dengan perbekalan farmasi
yang tersedia di rumah sakit kalau perlu dengan
penggantian merk dengan sepengetahuan dokter.
No. Dok :
03.PRF.40
Revisi : 0
Halaman : 2/3
Ditetapkan,
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
:
Prof. Dr. Ibrahim Nuhriawangsa SpS., SpKJ
(K)
Direktur Utama
Prosedur
1.
75
pasien,no
RM,ruang,nama
obat,dosis,aturan
pakai,ketersediaan
obat,
jenis
obat,
dan
kelengkapan persyaratan Askes.
3. Petugas unit distribusi farmasi akan melakukan
konfirmasi ke dokter yang meresepkan apabila ada
resep yang kurang jelas berkaitan dengan nama
obat,jenis obat,aturan pakai dan dosis termasuk
untuk obat-obat yang tidak masuk dalam DPHO
ASKES.
4. Petugas unit distribusi farmasi akan melakukan
konfirmasi ke perawat poli rawat jalan apabila ada
informasi kurang jelas tentang nama dokter yang
meresepkan, no Rekam Medik pasien.
5. Petugas unit distribusi farmasi menghitung
perbekalan farmasi sesuai resep dan untuk
perbekalan farmasi diluar DPHO dibuatkan bukti
pengambilan obat secara terpisah.
6. Petugas unit distribusi farmasi rawat jalan
melakukan konfirmasi kepada pasien jika ada
perbekalan farmasi yang tidak masuk dalam DPHO
ASKES sehingan harus membayar sendiri.
7. Bukti pengambilan obat yang kemudian diserahkan
ke kasir yang terdiri dari tiga rangkap :
lembar putih untuk pasien
lembar merah untuk kasir
lembar hijau untuk unit distribusi farmasi
8. Petugas unit distribusi farmasi menyiapkan
perbekalan farmasi sesuai resep
9. Pasien membayar perbekalan farmasi yang tidak
masuk dalam DPHO ASKES dan hanya melakukan
tanda tangan pada bukti pengambilan obat untuk
perbekalan farmasi yang masuk dalam DPHO
ASKES.
10. Petugas kasir menyerahkan bukti pengambilan obat
yang sudah ditandatangani dan distempel bon
untuk perbekalan farmasi yang masuk dalamDPHO
ASKES dan/atau bukti pengambilan obat yang
sudah ditandatangani dan distempel lunas untuk
perbekalan farmasi yang tidak masuk dalam DPHO
ASKES.
No. Dok :
03.PRF.40
Revisi : 0
Halaman : 3/3
76
Ditetapkan,
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
:
Prof. Dr. Ibrahim Nuhriawangsa SpS., SpKJ
(K)
Direktur Utama
Prosedur
11. Petugas
unit
distribusi
farmasi
mengecek
perbekalan farmasi dengan mencocokan antara
perbekalan farmasi dengan resep dan bukti
pengambilan obat
12. Petugas unit distribusi farmasi menyerahkan
perbekalan farmasi kepada pasien.
13. Verifikasi petugas Askes.
Unit terkait
KEBIJAKAN
PENGAWASAN MUTU DAN PENGENDALIAN PERBEKALAN FARMASI
SERTA PELAYANAN FARMASI
1. Pengertian
Pengawasan mutu dan pengendalian perbekalan farmasi serta
pelayanan kefarmasian adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk
suatu perbaikan dalam pelayanan farmasi untuk memastikan
77
78
No. Dok :
03.MAN.41
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam :
a. Memastikan bahwa persediaan perbekalan
farmasi di unit gudang farmasi memperoleh
kontrol dari segi kualitas sehingga bisa dipakai
secara aman.
b. memastikan bahwa keluhan dari unit lain yang
berkaitan dengan obat dan alat kesehatan yang
disediakan gudang obat sesuai dengan standar
kesehatan.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan perbekalan
farmasi di unit gudang farmasi.
Kebijakan
Prosedur
79
No. Dok :
03.MAN.41
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
80
No. Dok :
03.MAN.42
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelaksanaan
pemantauan
perbekalan
farmasi
kadaluarsa dan macet.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
1.
2.
81
No. Dok :
03.MAN.43
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
Mengupayakan agar pegawai baru di Instalasi
farmasi dapat memahami dan melaksanakan tugas
pelayanan kefarmasian sesuai tanggung jawabnya.
Kebijakan
Prosedur
82
No. Dok :
03.MAN.43
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
Unit terkait
83
KEBIJAKAN
PENGELOLAAN RESEP DAN PERBEKALAN FARMASI
YANG KADALUARSA/RUSAK SERTA PEMUSNAHANNYA
1. Pengertian
a. Pengelolaan resep adalah cara-cara pengarsipan dan penyimpanan
resep.
b. Perbekalan farmasi yang kadaluarsa/rusak serta pemusnahannya
adalah kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang
tidak terpakai karena kadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi
standar dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan
farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2. Ruang lingkup
Unit distribusi farmasi, unit gudang farmasi, unit perencanaan dan
pengadaan farmasi, Direktur Medis, Direktur Utama.
3. Tanggung Jawab
a. Direktur Utama bertanggung jawab terhadap penetapan kebijakan
pengelolaan perbekalan farmasi yang kadaluar/rusak serta
pemusnahannya.
b. Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan pengelolaan perbekalan farmasi yang kadaluarsa/rusak
serta pemusnahannya.
4. Kebijakan
Penyimpanan resep dilakukan pada ruang arsip dengan
mengumpulkan resep tiap bulan dalam satu wadah
Resep disimpan bersama-sama dengan arsip bukti pengambilan
obat dan arsip bon yang disusun berdasarkan transaksi harian, dan
dikumpulkan selama satu bulan dalam sebuah wadah.
Resep narkotika disimpan ditempat khusus dalam ruang
administrasi
Pemusnahan resep dilakukan dengan dibakar setelah disimpan
selama 3 tahun.
Perbekalan farmasi yang rusak dan tidak bisa ditukar dengan yang
baru pada distributor akan dimusnahkan dengan cara dibakar tiap
3 tahun sekali.
84
No. Dok :
03.MAN.44
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
menjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak
memenuhi syarat dikelola sesuai standar yang
berlaku
Kebijakan
Prosedur
1.
Petugas
unit
gudang
farmasi
mengumpulkan perbekalan farmasi yang kadaluarsa
atau rusak dan melaporkan ke Manager Instalasi
Farmasi.
2.
Apabila
dapat
ditukar,
maka
diserahkan ke distributor dengan tanda terima.
85
3.
Tanda terima disimpan oleh unit
perencanaan dan pengadaan dan diserahkan
kembali ke distributor apabila barang pengganti
sudah datang.
4.
Apabila tidak dapat ditukar, maka
dilakukan pemusnahan tiap 3 tahun sekali
No. Dok :
03.MAN.44
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
5.
Manajer
Instalasi
Farmasi
melaporkan kepada Direktur Utama.
6.
Setelah
ditentukan
waktu
pelaksanaannya, pemusnahan dilakukan dengan
cara dibakar dan disaksikan oleh para saksi.
7.
Dibuat berita acaranya.
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
5.
86
No. Dok :
03.MAN.45
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Pengertian
1.
2.
3.
4.
Tujuan
1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pemusnahan resep, resep narkotika dan copy resep.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
87
2.
3.
4.
5.
KEBIJAKAN
PENCATATAN,PELAPORAN,PENGARSIPAN DAN STOCK OPNAME
1. Pengertian
a. Pencatatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memonitor transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di
lingkungan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Surakarta.
b. Pelaporan merupakan kumpulan catatan dan pendataan kegiatan
administrasi perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan
kesehatan yang didistribusikan kepada pihak yang berkepentingan.
c. Pengarsipan merupakan suatu kegiatan penyimpanan untuk
memudahkan penelusuran surat dan laporan.
d. Stock opname merupakan suatu kegiatan pencatatan dan
pelaporan pembelian, pengeluaran dan sisa perbekalan farmasi di
Rumah Sakit.
e. Pencatatan,
pelaporan,
pengarsipan
dan
stock
opname
dimaksudkan agar pelayanan farmasi dapat berjalan sesuai
standar kefarmasian.
2. Ruang Lingkup
Instalasi farmasi, Bagian akutansi, Bagian Keuangan
3. Tanggung Jawab
a. Direktur bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
pencatatan, pelaporan, pengarsipan dan stock obat.
b. Manager
Instalasi
Farmasi
bertanggung
jawab
dalam
pelaksanaan kebijakan pencatatan, pelaporan, pengarsipan dan
stock opname.
4. Kebijakan
a. Semua kegiatan yang mendukung pelayanan farmasi harus
dilakukan pencatatan, pelaporan dan pencatatan.
b. Pencatatan pemasukan dan pengeluaran perbekalan farmasi
dari Instalasi Farmasi secara komputerisasi dan manual kartu
stock
c. Pelaporan keuangan yang meliputi pembelian dan penjualan
perbekalan farmasi disetiap bulan diserahkan ke bagian
akutansi dan bagian keuangan.
d. Pelaporan pengeluaran obat narkotika, psikotropika dan
pelayanan obat generik dibuat 1(satu) bulan sekali.
e. Penyimpanan arsip Instalasi Farmasi minimal 3 (tiga)
tahun,selebihnya dapat dimusnahkan dengan cara dibakar.
f. Stock Opname perbekalan farmasi dilakukan setiap 6 (enam)
bulan sekali
g. Apabila terdapat stok perbekalan farmasi yang macet serta
mendekati waktu ED kurang 6 bulan dilakukan pencatatan dan
88
PENGARSIPAN RESEP
No. Dok :
03.ADM.46
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Pengertian
Tujuan
1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pengarsipan resep.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
89
No. Dok :
03.ADM.47
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
memudahkan perhitungan diskon yang diberikan
principle kepada RS, mengetahui jangka waktu
(periode) kontrak, dapat untuk memperkirakan
masa habis kontrak.
Kebijakan
Prosedur
90
PELUNASAN PIUTANG
No. Dok :
03.ADM.48
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
pembuatan pelunasan piutang
Kebijakan
Prosedur
91
PELUNASAN PIUTANG
No. Dok :
03.ADM.48
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
kolom keterangan
Jumlah Total
Jumlah Diskon
Retur
Materai
92
No. Dok :
03.MAN.49
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pemantauan kenaikan harga pada unit terkait.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
5.
93
No. Dok :
03.ADM.50
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
94
2. Bagian akuntansi
No. Dok :
03.ADM.51
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
pembuatan laporan pembelian perbekalan farmasi
perbulan.
Kebijakan
Prosedur
95
Unit terkait
PENGARSIPAN FAKTUR
No. Dok :
03.ADM.52
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pegertian
Tujuan
1.
2.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
memastikan bahwa semua faktur pengadaan
perbekalan
farmasi
terdokumen
sehingga
memudahkan proses pengecekan antara faktur
asli dengan faktur tagihan dari PBF.
Kebijakan
Prosedur
96
Unit terkait
No. Dok :
03.MAN.53
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
:
08-02-2010
Pengertian
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
1. Pemantauan
2.
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
memantau perbekalan farmasi yang sudah di pesan.
Kebijakan
Prosedur
1.
Petugas
unit
perencanaan
dan
pengadaan farmasi mencatat kembali surat pesanan
yang sudah dibuat dalam buku penerimaan barang.
Dalam buku penerimaan barang dicantumkan :
Tanggal pesanan
No
Nama Obat
97
Jumlah
PBF
Keterangan :
Sudah datang
Tanggal
No. faktur
Belum datang
2.
Bila ada kiriman perbekalan farmasi
,petugas unit gudang farmasi mencocokkan faktur
yang sudah datang dengan buku penerimaan
barang.
No. Dok :
03.MAN.53
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
Unit terkait
98
No. Dok :
03.ADM.54
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
1. Faktur
2.
3.
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pembuatan rekapan faktur pajak.
Kebijakan
Prosedur
1.
99
No. Dok :
03.ADM.55
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
100
Unit terkait
No. Dok :
03.ADM.56
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
pembuatan laporan pembelian perbekalan farmasi
dari apotek rekanan.
Kebijakan
Prosedur
101
No. Dok :
03.MAN.57
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan dalam melaksanakan permintaan
rutin perbekalan farmasi yang habis atau menipis di
unit gudang farmasi.
Kebijakan
Prosedur
1.
Setelah mengadakan pelayanan farmasi ke unit
distribusi dan unit lain maka diadakan pengontrolan
perbekalan farmasi yang belum terlayani oleh
gudang farmasi.
2.
Pengontrolan meliputi :
102
1.
2.
No. Dok :
03.ADM.58
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
pembuatan laporan pemakaian perbekalan farmasi
bangsal.
Kebijakan
Prosedur
103
No. Dok :
03.ADM.59
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
:
08-02-2010
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
pembuatan laporan tri wulan pembelian alat
medis/alat kesehatan tidak habis pakai.
Kebijakan
Prosedur
104
4.
Nama bangsal
Nama barang
Jumlah barang
Harga satuan
Harga total
Total harga pembelian per tiga bulan
Laporan dibuat rangkap tiga :
Direktur Medis
Manajer Keperawatan
Arsip Unit Gudang Farmasi
No. Dok :
03.ADM.59
PROSEDUR TETAP
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit
:
08-02-2010
Unit terkait
105
STOCK OPNAME
No. Dok :
03.MAN.60
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pelaksanaan stock opname secara cermat, efektif
dan efisien.
106
Kebijakan
Prosedur
STOCK OPNAME
No. Dok :
03.MAN.60
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
107
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
No. Dok :
03.PRF.61
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus
Sebagai
acuan
penerapan
langkah-langkah
pelayanan hutang atau bon obat karyawan.
Kebijakan
108
Prosedur
Unit terkait
No. Dok :
03.PRF.62
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
penerimaan
pengembalian
(retur)
perbekalan
farmasi yang tidak dipakai oleh pasien
109
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
No. Dok :
03.PRF.63
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah operan
jaga antar shift.
Kebijakan
110
Prosedur
Unit terkait
1.
No. Dok :
03.MAN.64
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan prosedur permintaan
perbekalan farmasi unit distribusi farmasi kepada
unit gudang farmasi.
Kebijakan
111
1.
Petugas unit distribusi farmasi membuat
permintaan perbekalan farmasi ke unit gudang
farmasi.
2.
Permintaan dibuat setiap hari kerja dan
dibuat oleh asisten manager distribusi farmasi atau
petugas lain yang ditunjuk apabila asisten manager
distribusi farmasi berhalangan hadir.
3.
Langkah-langkah pembuatan permintaan
tersebut meliputi:
a. Memeriksa stok perbekalan farmasi yang masih
ada di tempat penyimpanan unit distribusi
farmasi .
b. Memperkirakan
jumlah
stok
yang
perlu
ditambahkan untuk setiap item obat atau alat
kesehatan dengan berpedoman pada stok
minimal masing-masing obat tersebut.
c. Menuliskan nama obat dan jumlah yang diminta
pada buku permintaan.
d. Menyerahkan buku permintaan tersebut kepada
unit gudang farmasi.
Unit terkait
No. Dok :
03.ADM.65
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
mengetahui banyaknya rujukan resep dari luar agar
dapat menentukan besarnya insentif yang harus
diserahkan kepada dokter yang merujuk.
112
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
PERMINTAAN LOGISTIK
No. Dok :
03.MAN.66
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
permintaan logistik
Kebijakan
113
Prosedur
Unit terkait
No. Dok :
03.ADM.67
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
1.
2.
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
114
Prosedur
Unit terkait
No. Dok :
03.ADM.68
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
115
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
1.
2.
3.
No. Dok :
03.ADM.69
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
:
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
08-02-2010
Pengertian
1.
2.
3.
4.
116
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
membuat prosedur laporan pendapatan harian
resep.
Kebijakan
Prosedur
No. Dok :
03.ADM.69
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Prosedur
Unit terkait
117
No. Dok :
03.ADM.70
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1.
118
Prosedur
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
No. Dok :
03.ADM.71
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
119
Sebagai
acuan
penerapan
mengarsip resep narkotika.
langkah-langkah
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
No. Dok :
03.ADM.72
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
120
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pembuatan laporan pemakaian narkotika.
Kebijakan
Prosedur
No. Dok :
03.ADM.72
PROSEDUR TETAP
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
08-02-2010
Prosedur
Unit terkait
121
No. Dok :
03.ADM.73
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1.
Laporan psikotropika ditujukan kepada Kepala
Balai POM Semarang dan instalasi farmasi.
2. Laporan terdiri dari : nama,alamat dan umur
pasien,nama dan alamat dokter,tanggal,dan jenis
psikotropika.
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
pembuatan laporan pemakaian psikotropika.
122
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
1.
2.
No. Dok :
03.ADM.74
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
1.
Laporan retur pasien adalah laporan
yang berisi nama pasien dan jumlah total
perbekalan farmasi yang dikembalikan pasien dan
direkap oleh petugas administrasi distribusi farmasi.
2.
Laporan retur pasien dilaporkan setiap
hari dan direkap selama satu bulan bersama laporan
pendapatan bulanan harian Instalasi Farmasi.
123
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
membuat laporan pendapatan retur pasien
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
No. Dok :
03.ADM.75
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
1.
2.
Tujuan
1. Umum :
124
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
5.
No. Dok :
03.ADM.76
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1.
Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2.
Khusus
125
Prosedur
Unit terkait
KEBIJAKAN
PENGGUNAAN PERBEKALAN FARMASI
1. Pengertian
Perbekalan farmasi yang dimaksud adalah obat,bahan obat, obat asli
Indonesia,alat kesehatan, reagensia, radiofarmasi, dan gas medis.
2. Ruang Lingkup
Unit perencanaan dan pengadaan farmasi, unit distribusi farmasi, unit
gudang farmasi, instalasi pelayanan medis,instalasi radiologi,Instalasi
laboratorium, instalasi gizi,instalasi rehab medik, unit sanitasi.
3. Tanggung Jawab
a. Direktur Utama Bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
penggunaan perbekalan farmasi.
b. Komite medis bertanggung jawab dalam pengawasan dan
pengendalian kebijakan penggunaan perbekalan farmasi.
c. Sub Komite Farmasi dan Terapi bertanggung jawab dalam
pelaksanaan kebijakan penggunaan perbekalan farmasi.
4. Kebijakan
126
KEBIJAKAN
PELAYANAN FARMASI SATU PINTU
1. Pengertian
Pelayanan farmasi satu pintu adalah bagian pelayanan farmasi yang
dimaksudkan
untuk
memenuhi
kebutuhan
pasien
dengan
menggunakan sumber daya farmasi lain disamping instalasi farmasi
yang ada.
2. Ruang Lingkup
Unit perencanaan dan pengadaan farmasi, unit distribusi farmasi, unit
gudang farmasi
3. Tanggung jawab
a. Direktur bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan pelayanan
farmasi satu pintu
b. Manajer Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan pelayanan farmasi satu pintu
4. Kebijakan
a. Apabila pasien rawat inap memerlukan perbekalan farmasi yang
tidak ada atau habis/kosong di Instalasi Farmasi maka Instalasi
127
No. Dok :
03.PRF.77
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
Meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit
2. Khusus
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
128
Prosedur
No. Dok :
03.PRF.77
PROSEDUR TETAP
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
08-02-2010
Prosedur
129
1.
2.
3.
4.
5.
6.
No. Dok :
03.PRF.78
Tanggal Terbit :
Revisi : III
Halaman : 1/2
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
1. Umum :
130
Kebijakan
Prosedur
No. Dok :
03.PRF.78
Revisi : III
Halaman : 2/2
Tanggal Terbit :
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Unit terkait
1.
2.
3.
4.
5.
131
KEBIJAKAN
PENGGUNAAN OBAT GENERIK
1. Pengertian :
Obat generik adalah obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam
farmakologi Indonesia untuk zat yang berkhasiat yang terkandung
didalamnya.
2. Ruang lingkup :
Unit distribusi farmasi, instalasi pelayanan medis
3. Tanggung jawab :
a. Direktur bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan
penggunaan obat generik.
b. Manager Instalasi Farmasi bertanggung jawab dalam pelaksanaan
kebijakan penggunaan obat generik.
4. Kebijakan :
a. Memberi resep kepada pasien rawat jalan maupun rawat inap kelas
III diutamakan menggunakan obat generik, apabila obat
generiknya tidak ada dapat menggunakan obat patent.
b. Pasien kelas II s/d President Suit, dokter yang merawat diberikan
kebebasan untuk menentukan penggunaan obat bagi pasiennya,
132
c.
No. Dok :
03.PRF.85
Tanggal Terbit :
Revisi : 0
Halaman : 1/1
Ditetapkan,
Direktur
PROSEDUR TETAP
08-02-2010
Dr. H.M DJUFRIE,AS, SKM
Pengertian
Tujuan
133
2.
Khusus
Kebijakan
Prosedur
Unit Terkait
134