Anda di halaman 1dari 16

A.

Definisi Bimbingan Dan Konseling


Diantara berbagai disiplin ilmu, yang memiliki kedekatan hubungan dengan konseling
adalah psikologi, bahkan secara khusus dapat dikatakan bahwa konseling merupakan aplikasi
dari psikologi, terutama jika dilihat dari tujuan, teori yang digunakan, dan proses
penyelenggaraannya. Oleh karena itu telaah mengenai konseling dapat disebut dengan
psikologi konseling (counseling psychology).

Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa latin
yaitu counselium, artinya bersama atau bicara bersama. Pengertian berbicara bersamasama dalam hal ini adalah pembicaraan antara konselor (counselor) dengan seseorang atau
beberapa klien (Counselee). Dengan demikian counselium berarti, people coming together
to again an understanding of problem that beset them were evident, yang ditulis oleh Baruth
dan Robinson (1987:2) dalam bukunya An Introduction to The Counseling Profession.

Carl Rogers, seorang psikolog humanistik terkemuka, berpandangan bahwa konseling


merupakan hubungan terapi dengan klien yang bertujuan untuk melakukan perubahan self
(diri) pada pihak klien. Pada intinya Rogers dengan tegas menekankan pada perubahan
system self klien sebagai tujuan koseling akibat dari struktur hubungan konselor dengan
kliennya.

Ahli lain, Cormier (1979) lebih memberikan penekanan pada fungsi pihak-pihak yang
terlibat. Mereka menegaskan konselor adalah tenaga terlatih yang berkemauan untuk
membantu klien. Pietrofesa (1978) dalam bukunya The Authentic Counselor, sekalipun tidak
berbeda dengan rumusan sebelumnya, mengemukakan dengan singkat bahwa konseling

adalah proses yang melibatkan seorang profesional berusaha membantu orang lain dalam
mencapai pemahaman dirinya, membuat keputusan dan pemecahan masalah.

1. Konseling Sebagai Proses


Konseling sebagai proses berarti konseling tidak dapat dilakukan sesaat. Butuh proses
yang merupakan waktu untuk membantu klien dalam memecahkan masalah mereka, dan
bukan terjadi hanya dalam satu pertemuan. Permasalahan klien yang kompleks dan cukup
berat, konseling dapat dilakukan beberapa kali dalam pertemuan secara berkelanjutan.

2. Koseling Sebagai Hubungan Spesifik


Hubungan antara konselor dan klien merupakan unsur penting dalam konseling.
Hubungan koseling harus dibangun secara spesifik dan berbeda dengan hubungan sosial
lainnya. Karena konseling membutuhkan hubungan yang diantaranya perlu adanya
keterbukaan, pemahaman, penghargaan secara positif tanpa syarat, dan empati.

3. Konseling adalah Membantu Klien


Hubungan konseling bersifat membantu (helping). Membantu tetap memberikan
kepercayaan pada klien dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan mereka. Hubungan
konseling tidak bermaksud mengalihkan pekerjaan klien pada konselor, tetapi memotivasi
klien untuk lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan mengatasi masalahnya.

4.Konseling untuk Mencapai Tujuan Hidup


Konseling diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan penerimaan diri, proses
belajar dari perilaku adaptif, dan belajar melakukan pemahaman yang lebih luas tentang
dirinya yang tidak hanya membuat know about tetapi juga how to sejalan dengan kualitas

dan kapasitasnya. Tujuan akhir konseling pada dasarnya adalah sejalan dengan tujuan
hidupnya yang oleh Maslow (1968) disebut aktualisasi diri.

Sedang dalam Websters third International Dictionare kata guidance mempunyai


beberapa arti, yaitu:
a) the process of controlling the course of projectile (as a missile or bomber) aby a boultin mechanisme.
b) The supertendence or assistance rendered by a guide (the build boy depended upon
the guidance of his dog)
c) A program or service function to promote the adjustemen of special group (asor
diliguente children or prisoners) chiefly trough psychological counseling or aparaisal.
d) Advice in choosing course, preparing for a focation or further education, or coping
whit problems, given to student by a teacher or professional counselor.

Dari keempat arti kata guidance tersebut memberikan gambaran lengkap . Jones
dalam bukunya yang berjudul principeles of guidance, merumuskan bimbingan sebagai
berikut:
Guidance is the help given by one person to another in making intelegent and adjustment
and in solvin problem.

Dalam definisi ini anak harus membuat pilihanya sendiri dan ia juga harus mampu
memimpin diri sendiri secara bijaksana . menurut jhones, kemampuan mengadakan pilihann
dan penyesuaian yang bijaksana tidak diperoleh dari pembawaan tetapi harus dipelajari dalam
proses perkembanganya.
Mortensen dan Schmuller, dalam bukunya Giidence to day school (1978),
merumuskan bimbingan (guidence) sebagai berikut Guidence may by defined as that part or
the total educational program that helps provide the personal opportunities and specializhed

staf service by which each individual can develop to the fulls of this abilities and capacities in
trem for the democraik idea.

Tercapainya bimbingan menuntut kerja sama yang baik antara staf sekolah, yaitu
guru, konselor, dokter, perawat, pekerja social, psikologi, dan kepala sekolah. Menurut L.
Crow dan A. Crow definisi bimbingan adalah : Guidance is accistence made avileble by
personality qualified and adequately trained man or women to a individual of any age help
him manage his own life activities, develop his owen point of view, make his own decisions,
and his owen burders.

Mereka sangat menekankan pertolongan dari orang yang ahli dan terlatih, dengan
tujuan agar individu mampu menolong dirinya sendiri, memutuskan sendiri, dan bertanggung
jawab sendiri. Sthon dan Shertzer merumuskan bimbingan sebagai process of helping
individuals to anderstendet themselves and their world. Dari semua definisi diatas, dapat
disimpulkan bahwa bimbingan memiliki kata-kata kunci dengan artinya sebagai berikut :

a) suatu proses , setiap fenomena yang menunjukkan kontinuitas perubhan melalui


waktu atu serangkaian kegiatan dan dan langkah-langkah menuju ke suatu tujuan.
b) Suatu usaha bantuan, untuk menambah, mendorong, merangsang, mendukung,
menyentuh, menjelaskan agar individu tumbuh dari kekuatan sendiri.
c) Konseli atau anak, individu yang normal yang membutuhkan bantuan dalam proses
perkembangannya.
d) Konselor, indifidu yang ahli dan terlatih dan mau memberikan bantuan kepada
konseli. Bantuan ini dapat berupa tem sepesialis seperti konselor, guru, psikolog,
doctor,m perawat, dan administrasi sekolah.

Dan istilah guidance and counseling di Indonesia mengalami pendistorsian makna


menjadi penyuluhan atau nasihat. Tetapi dalam praktek selanjutnya istilah penyuluan banyak
digunakan oleh banyak bidang semisal penyuluhan pertanian, penyuluhan bencana dll, yang
sama sekali berbeda makana dan artinya dengan counseling, maka untuk tidak terjadinya
salah pemahaman, istilah counseling tersebut langsung diserap menjadi konseling.

Mengenai kedudukan dan hubungan antara bimbingan dan konseling terdapat banyak
pendapat, salah satunya memandang konseling sebagai teknik bimbingan. Dengan kata lain,
konseling berada dalam bimbingan . pendapat lain mengatakan bahwa bimbingan terutama
memusatkan diri pada pencegahan munculnya masalah sementara konseling memusatkan diri
pada pencegahan masalah yang dihadapi individu. Dalam pengertian lain, bimbingan sifat
atau fungsinya preventive, sementara konseling kuratif atau korektif. Dengan demikian
bimbingan dan konseling berhadapan dengan obyek garapan yang sama, yaitu problem atau
masalah. Perbedaanya terletak pada titik berat perhatian dan perlakuan terhadap masalah
tersebut.
Sedangkan obyek garapan masalah dalam bimbingan dan konseling adalah masalahmasalah psikologis, bukan masalah-masalah fisik. Kemudian fungsi atau kegiatan bimbingan
dan konseling, lazimnya, seperti telah disebutkan oleh para ahli bukan hanya sekedar yang
bersifat prventif dan kuratif saja, melainkan sebagai berikut :
a) fungsi preventif atau pencegahan, yakni mencegah timbulnya masalah pada
seseorang.
b) Fungsi kuratif atau korektif, yakni memecahkan atau menanggulangi masalah yang
sedang dihadapi seseorang.
c) Fungsi preventive dan developmental, yakni memelihara agar keadaan yang telah baik
tidak menjadi tidak baik kembali, dan mengembangkan keadaan yang sudah baik itu
menjadi lebih baik lagi.

Definisi Konseling Islam


Secara singkat bimbingan dirumuskan sebagai berikut : Bimbingan Islami adalah
proses pemberian bantuan terhadap individu agar mampu hidup selaras dengan ketentuan dan
petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.

Dengan demikian bimbingan islami merupakan proses pemberian bantuan


sebagaimana kegiatan bimbingan lainnya, tetapi dalam seluruh seginya berlandaskan ajaran
Islam, Yakni Alquran dan sunnah Rasul.
Bimbingan Islami merupakan proses pemberian bantuan, artinya bimbingan tidak
menentukan atau mengharuskan , melainkan sekedar membantu individu. Individu dibantu ,
dibimbing, dibimbing, agar mampu hidup selaras dengan keetentuan dan petunjuk allah,
maksudnya sebagai berikut :
1. Hidup selaras dengan ketentuan Allah artinya sesuai dengan kodrat yang ditentukan
Allah (sesuai dengan sunnahnya ) sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk allah.
2. Hidup selaras dengan petunjuk Allah artinya sesuai dengan pedoman yang telah
ditentukan Allah melalui RasulNya (ajaran Islam).
3. Hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah berarti menyadari eksitensi diri
sebagai makhlu Allah yang diciptakan Allah untuk mengabdi kepadaNya (mengabdi
seluas-luasnya)
4. Dengan menyadari eksistensinya sebagai makhluk allah yang demikian itu, berarti
yang bersangkutan dalam hidupnya akan berperilaku yang tidak keluar dari ketentuan
dan petunjuk Allah, dengan hidup serupa itu, maka akan tercapai kehidupan yang
bahagia didunia dan akhirat.

B. Sejarah Berdirinya Bimbingan Konseling Di Indonesia

Sejarah lahirnya Bimbingan dan Konseling di Indonesia diawali dari dimasukkannya


Bimbingan dan Konseling (dulunya Bimbingan dan Penyuluhan) pada setting sekolah.
Pemikiran ini diawali sejak tahun 1960. Hal ini merupakan salah satu hasil Konferensi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (disingkat FKIP, yang kemudian menjadi IKIP) di
Malang tanggal 20 24 Agustus 1960. Perkembangan berikutnya tahun 1964 IKIP Bandung
dan IKIP Malang mendirikan jurusan Bimbingan dan Penyuluhan.
Tahun 1971 beridiri Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) pada delapan IKIP
yaitu IKIP Padang, IKIP Jakarta, IKIP Bandung, IKIP Yogyakarta, IKIP Semarang, IKIP
Surabaya, IKIP Malang, dan IKIP Menado. Melalui proyek ini Bimbingan dan Penyuluhan
dikembangkan, juga berhasil disusun Pola Dasar Rencana dan Pengembangan Bimbingan
dan Penyuluhan pada PPSP. Lahirnya Kurikulum 1975 untuk Sekolah Menengah Atas
didalamnya memuat Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan.
Tahun 1978 diselenggarakan program PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan
Penyuluhan di IKIP (setingkat D2 atau D3) untuk mengisi jabatan Guru Bimbingan dan
Penyuluhan di sekolah yang sampai saat itu belum ada jatah pengangkatan guru BP dari
tamatan S1 Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan. Pengangkatan Guru Bimbingan dan
Penyuluhan di sekolah mulai diadakan sejak adanya PGSLP dan PGSLA Bimbingan dan
Penyuluhan. Keberadaan Bimbingan dan Penyuluhan secara legal formal diakui tahun 1989
dengan lahirnya SK Menpan No 026/Menp an/1989 tentang Angka Kredit bagi Jabatan Guru
dalam lingkungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Di dalam Kepmen tersebut ditetapkan secara resmi adanya kegiatan pelayanan
bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Akan tetapi pelaksanaan di sekolah masih belum jelas
seperti pemikiran awal untuk mendukung misi sekolah dan membantu peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan mereka.Sampai tahun 1993 pelaksanaan Bimbingan dan
Penyuluhan di sekolah tidak jelas, parahnya lagi pengguna terutama orang tua murid

berpandangan kurang bersahabat dengan BP. Muncul anggapan bahwa anak yang ke BP
identik dengan anak yang bermasalah, kalau orang tua murid diundang ke sekolah oleh guru
BP dibenak orang tua terpikir bahwa anaknya di sekolah mesti bermasalah atau ada masalah.
Hingga lahirnya SK Menpan No. 83/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya yang di dalamnya termuat aturan tentang Bimbingan dan Konseling di
sekolah. Ketentuan pokok dalam SK Menpan itu dijabarkan lebih lanjut melalui SK
Mendikbud No 025/1995 sebagai petunjuk pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya. Di Dalam SK Mendikbud ini istilah Bimbingan dan Penyuluhan diganti menjadi
Bimbingan dan Konseling di sekolah dan dilaksanakan oleh Guru Pembimbing. Di sinilah
pola pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah mulai jelas.

C. Konsep Dasar Bimbingan Konseling Disekolah


C.1 Bimbingan Konvensional
1. Tujuan bimbingan
Tujuan bimbingan menurut para ahli dibedakan menjadi, yaitu tujuan bimbingan
mendasar , umum, teoritis, dan yang lebih kongkret merupakan penjabaran dari tujuan yang
bersifat umum. Tujuan yang bersifat umum antara lain penemuan diri dan dunianya,
perkembangan secara optimal , realsisasi diri secara bernilai sebagai individu.
Tujuan bimbingan yng merupakan penjabaran dari tujusn umum telah banyak
dirumuskan dalam definisi bimbingan , antara lain bimbingan dinyatakan sebagai bantuan
yang diberikan kepada individu agar individu tersebut :
a) mengerti dirinya dan lingkunganya. Mengerti diri meliputi pengenalan kemampuan ,
bakat khusus, minat, cita-cita, dan nilai-nilai hidup yang dimilikinnya untuk
perkembangan dirinya. Mengenai lingkungan meliputi baik ingkungan fisik, social,
maupun budaya.

b) Mampu memilih, memutuskan , dan merencanakan hidupny secara bijaksana baik


dalambidang pendidikan, pekerjaan, social-pribadi. Termasuk didalamnya membantu
individu untuk memilih bidang studi, karier, dan pola hidup pribadinya
c) Mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara masimal
d) Memecahkan masalahyang dihadapinya secara bijaksana . bantuan ini termasuk
memberikan bantuan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk atau sikap hidup yan
gmenjadi sumber masalah hidup
e) Mengelola aktivitas kehidupannya, mengembangkan sudut pandangnya dan
mengambil keputusan serta mempertanggung jawabkannya.
f) Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap sesuai dengan
tuntutan dan keadaanlingkungannya
2. Fungsi bimbingan
Fungsi bimbingan dapat diartiakn sebagai suatu kegiatan tertentu yang mendukug atau
yang mempunyai arti tujuan bimbingan. Mmortensen membagi fungsi bimbingan menjadi :
a) Memahami Individu (Understanding Individual). Seorang guru dan pembimbing
dapat memberikan bantuan yang efektif jika mereka dapat smemahami dan mengerti
persoalan, sifat, kebutuhan, minat, dan kemampuan anak didiknya. Karena
inibimbingan yang efektif menuntut secara mutlak pemahaman diri anak secara
keseluruhan.tujuan bimbingan dan pendidikan tercapai bila programnya didasarkan
atas pemahaman dirii anak didiknya. Bimbingan tak berfungsi efektif bila selor
kekuranga pengetahuan dan pengertian mengenai motif ingkah laku knselir, hingga
usaha persuasive dan tentative tidak dapat berhasil .
b) Preventif dan pengembangan individual. Preventif dan perkembangann individual
merupakan dua sisi dari satu mata uang . preventif berusanha mencegah kemrosotan
perkembangan anak dan minimal dapat memelihara apa yang telah dicapai dalam
pekembangan anak melaui pemberian pengaruh positif. Sedangkan bimbingan yang
bersifat pengembangan (development guidence) memberikan bantuan untuk
mengembangkan pola sikap dan perilaku yang dapat membantu setiap individu untu

mengembangkan dirinya secara optimal. Dengan cara demikian individu dapat


terhindar dari problemproblemyang seriius , akan tetapi bukan untuk terhindar dari
problem sehari-hari.
c) Membantu individu untuk menyempurnakan cara-cara penyelesaiannya. Setiap
mnusia pada saat tertentu membutuhkan pertolongan dalam menghadapi situasi
lingkunganya. Pertolongan yang dibutuhkan untuk tiap individu tidaklah sama
perbedaan terletak pada tingkatan sehingga fungsi preventif dan pengembangannya
memang ideal akan tetapi pada fungsi itu saja tidalah cukup

Bimbingan dapat memberikan pertolongan pada anak untuk mengadakan pilihan dan
pengamalan untuk memecahkan problemnya sendiri. Sedangkan W. Huston dalam bukunya
yang berjudaul Guidence in education menyebutkan dua fungsi utama bimbingan, yaitu
fungsi penyaluran (distirbutiv) dan fungsi penyesuaian (adjustive).

Fungsi penyaluran yaitu :


a) Memperkenalkan kepada siswa prihal pendidikan dan pekerjaan.
b) Memperkenalkan kepada siswa prihal kemampuan dan minat, seta keterbatasannya.
c) Mengusahakan agar sekolah selalu mengetahui kemungkinan-kemungkinan
pendidikan dan pekerjaan.
d) Memperkenalkan siswa sekolah dengan kemampuan-kemampuan siswa minat, dan
keterbatasannya.
e) Membantu siswa pada suatu saat untuk memilih dan memutuskan.

Sementara komponen fungsi penyesuaian adalah :


a)
b)
c)
d)

Mencegah salah penyesuaian


Mengidentivikasikan kasus yang salah dalam penyesuaian diri
Mendiagnosia salah penyesuaian
Memberikan remedial treatment

Prinsip-Prinsip Bimbingan
a) Bimbingan memberikan perhatian utama dan sistematis terhadap perkembangan
pribadi setiap individu. Biasanya sekolah memusatkan perhatian pada perkembangan
pribadi dan perasaan jika perkembangan intelektual terhalang. Guru bertanggung
jawab terhadap bidang pengajaran , dan konselor lebih memperhatikan perkembangan
kepribadian perkembangan anak. Bimbingan membantu siswa untuk mengenal dan
mengetahui

dirinya.

yangmengalami

Dan

proses

keduanya

pelajar

harus

individu

saslling

sebagai

bekerja

pribadi.

sama

Bimbingan

karena
juga

memperhatikan siswa untuk menciptakan arti dalam kehidupannya.


b) Cara utama bimbingan dilaksanakan tergantung pada proses perilaku individu. Hal ini
disebabkan perhatian bimbingan terhadap perkembangan pribadi . maka subjek
bimbingan bagi petugas bimbingan adalah dunia anak yang bersifat pribadi pada
setiap anak.
c) Bimbingan berorientaasi pada kerja sama antara konselor dan konseli tanpa adannya
paksaan. Siswa tak dapat dipaksa untuk diserahkan kepada petugas bimbingan
konseling. Bimbingan terjadi atas persetujuan bersama antara konselor dan pribadi
siswa.
d) Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya manacker
menyerahkan agar konsselor percaya bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk
mengaktualiassikan dirinya sendiri . selanjutnya setiap perubahan dalam diri manusia
baik melalui aktivitasnya sendiri.
e) Bimbingan didasarkan pada pengakuan terhadap martabat dan nilai individu sebagai
manusia , sama seperti haknya individu untuk menentukan pilihanya sendiri.
Karenanya, bimbingan menganggap setiam orang memiliki hak yang sama dan
mengakui kebutuhan nya sebagai individu untuk bebas mewujudkannya sendiri.
f) Bimbingan adalah proses pendidikan yang kontinu. Bimbingan seharusnya dimulai
dari sekolah dasar sampai pada selesai sekolah atau sepanjang hidup manusia.

Bimbingan tidak untuk diberikan hanya saat untuk kemudian tidak dilanjutkan ,
karena bimbingan adalah bagian dari keseluruhan proses pendidikan.

Prinsip-prinsip Bimbinngan dalam Kurikulum 1975 di tingkatan SMA


1. Prinsip-prinsip umum

a) Karena bimbingan berhubungan dengan sikap dan perilaku individu, perlu diingat
bahwa setiap sikap dan perilaku individu terbentuk dari segala aspek kepribadian
yang ntik dan ruuwet.
b) Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual dari para individu yang dibimbing
untuk memberikan bimbingan yang tepat sesuai kebutuhannya
c) Bimbingan diarahkan untuk membantu individu yang bersangkutan agar mampu
menolong dirinya sendiri dalam nenmghadapi kesulitan.
d) Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing
e) Masalah yang tidak dapat diselesaikan disekolah harus diserahkan kepada individu
atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya
f) Bimbingsn harus dimuali dengan identifikasi kebutuhan kebutuhan yang dirasakan
oleh individu yang dibimbing.
g) Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan individu dan masyarakat. Dst.

2. Prinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan individu yang dibimbing


a) pelayanan bimbingan harus diberikan kepada semua siswa
b) Harus ada criteria untuk mengukur proritas pelayanan bimbingan kepada siswa
tertentu
c) program bimbingan harus berpusat pada siswa
d) pelayanan bimbingan dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan individu yang
bersangkutan secara serba ragam dan serba luas, dst.

C.2. Konseling Islami


Tujuan Bimbingan dan Konseling Islami
Secara garis besar tujuan bimbingan dan konseling Islami dapat dirumus kan sebagai
berikut :
Membantu individu mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai
kebahagiaan hidup didunia dan akhirat.
Bimbingan dan koneseling sifatnya hanya merupakan bantuan , hal ini sudah
diketahui dari pengertian atau definisi individu yakni sebagai orang yang dibimbing atau
diberi konseling baik perorangan maupun kelompok. Yakni mewujudkan diri sebagai manusia
seutuhnya yang berarti mewujudkan diri sebagai manusia seutuhnya berarti mewujudkan
diri sesuai dengan hakikatnya sebagai manusia untuk menjadi manusia yang selaras dengan
perkembangan unsur dirinya dan pelaksanaan fungsi atau kedudukannya sebagai makhluk
Allah , makhluk individu,, makhluk social, dan sebagai makhluk berbudaya.
Dalam perjalanan hidupnya, karena berbagai factor bimbingan dan konseling islami,
manusia bissa dikehendaki yakni menjadi manusia seutuhnya. Dengan kata lain yang
bersangkutan berhadapan dengan masalah (Problem), yaitu menghadapai adannya
kesenjangan antara yang seharusnya ideal dengan senyatanya. Orang yang menghadapi
masalah lebih-lebih jika berat , maka yang bersangkutan tidak merasa bahagia. Bimbingan
dan konseling Islami berusaha membantu individu agar bisa hidup bahagia bukan saja
didunia tetapi juga diakhirat kelak, tujuan akhir dari bimbingan dan konseling Islami adalah
kebahagian hidup didunia dan diakhirat.

Secara singkat tujuan bimbingan konseling Islami dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Tujuan Umum

Membantu individu meewujudkan dirinya menjadi manusia seutuhnya agar tercapai


kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat.

2.
a)
b)
c)

Tujuan Khusus
Membantu individu agar tidak menghadapai masalah
Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya
Membantu indvidu memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik
atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak akan
menjadi sumber masalah bagi dirinya dan orang lain.

Fungsi dan kegiatan Bimbingan dan Konseling Islami


Dengan memperhatikan tujuan umum dan khusus bimingan dan konseling islami
tersebut diatas , dapatlah dirumuskan fungsi dari bimbingan dan konseling Islami sebagai
berikut:
1. Fungsi Preventif yaitu ; membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya
masalah dalam dirinya
2. Fungsi kuratif atau korektif; membantu individu memecahkan masalah yang sedang
dihadapi atau dialaminya
3. Fungsi persuasive ; membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang semula
tidak baik menjadi baik dan kebaikan itu bertahan lama
4. Fungsi developmental atau pengembangan ; membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisiyang telah baik agar tetap baik atau menjaga lebih
baik, sehingga tidak memungkinkan menjadi penyebab munculnya masalah baginya

Untuk mencapai tujuan itu sejalan dengan fungsi bimbingan dan konseling Islami
tersebut melakukan kegiatan yang dalam garis besarnya sebagai berikut :

1. membantu individu mengetahiu, mengenal danmemahami keadaan dirinya sesuai


dengan hakikatnya atau memahami kembali keadaan dirinya , sebab dalam keadaan
tertetentu seorang ndividu tidak mengenali dirinya
2. membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, segi-segi baik
baik buruknya , kekuatan serta kelemahannyasebagai sesuatu yang telah
ditakdirkannya tetapi juga menyadari manusia wajib untuk berusaha atau ikhtiar.
3. membantu individu memahami keadaan (situasi dan kondisi) yang dihadapi saat ini,
karena kerap kali masalah yang dihadapi individutidak dipahami si individu sendiri
4. membantu individu menemukan alternative pemecahan masalah.

Daftar Pustaka

Fakih Ainur Rahim. 2001. Bimingan dan konseling dalam Islam, Jogjakarta; UII Pres
Gunawan Yusuf. 2001. pengantar bimbingan Konseling, Jakarta;Gramedi pustaka utama.
Surya Muhammad,2003. Psikologi Konseling, Bandung;Pustaka Bani Quraisy
Latipun. 2006. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press

Anda mungkin juga menyukai