Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN MEDIA DAN STERILISASI

OLEH :
NAMA

: ANDI DAHLAN

NIM

: D1C1 14 058

KELOMPOK : I (SATU)
KELAS

: TPG-B/2014

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016

I.
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh
adanya nutrisi dan factor lingkungan. Bahan nutrisi yang tersedia dapat berupa
bahan alami dan dapat pula bahan sintetis. Bahan nutrisi yang digunakan
mikroorganisme biasanya berupa senyawa sederhana yang tersedia secara
langsung atau berasal dari senyawa yang kompleks yang kemudian dipecah oleh
mikroorganisme menjadi senyawa yang sederhana melalui proses enzimatik.
Bahan nutrisi ini dapat berupa cairan atau padatan setengah padat (semi solid)
yang disebut sebagai media.
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat
makanan) yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termaksud bakteri
patogen. Selain untuk menumbuhkan mikrobia medium dapat digunakan pula
untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan
jumlah mikrobia ( Khaeruni dan Satrah, 2016).
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam medium, perlu dipenuhisyaratsyarat sebagai berikut : (1) medium harus mengandung semua nutrisi yang
mudah digunakan oleh mikroba, (2) medium harus mempuyai tekanan osmose,
tekanan muka dan pH yang sesuaai pertumbuahan mikroba, (3) medium tidak
mengandung zat penghambat dan (4) medium harus steril.
I.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menyiapkan media tumbuh
mikroorganisme yang steril.

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat
makanan) yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termaksud bakteri
patogen. Selain untuk menumbuhkan mikrobia medium dapat digunakan pula
untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan
jumlah mikrobia ( Khaeruni dan Satrah, 2016).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme
untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media
berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel.
Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme
menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.
Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut)
dimana agar-agar tersebut berfungsi sebagai pemadat media (Suhardi, 2008).

Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi pertumbuhan


milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi mikroorganisme.
unsur tersebut berupa garam organik, sumber energy (karbon), vitamin dan zat
pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain
seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya (Suardana dkk, 2014).
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organism yang
teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan
bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida
alkalin) (Mirsadiq, 2013).
Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak dapat
didterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut Arnold
steam sterilizer dengan suhu 1000 C dalam keadaan lembab. Secara sederhana
dapat pula digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada suhu 100 0 C
selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif mikrobia. kemudian
disimpan pada suhu kamar 24 jam untuk memberi kesempatan spora tumbuh
menjadi sel vegetatif, lalu dipanaskan lagi 1000 C 30 menit. dan diinkubasi lagi
24 jam dan disterilkan lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak bakteri berspora
belum mati dengan cara ini sehingga dikembangkan cara berikutnya yaitu uap air
bertekanan (Machmud, 2008).

III.1.

III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Agroteknologi Unit Fitopatologi

Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, pada hari


Jumat tanggal 06 Mei 2016.
III.2.

Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Nutrient Broth, Agar,

potato Dextrose Broth, Media Sintetis EMBA, Pepton, NaCl, KH 2PO4,


Bromothymol Blue (1%), Pati, Skim Milk dan Aquadest.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Gelas Kimia, Botol
Schoot, Magnetik Stirrer, Batang Pengaduk, Hot Plate dan Autoclave.
III.3.

Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Media NA
a. Menimbang media sintetis Nutrient Broth sebanyak 9 gr.
b. Menimbang Agar sebanyak 20 gr.
c. Nutrient broth dan Agar dicampur dalam gelas kimia 1000 ml.
d. Menambahkan Aquadest sebanyak 1000 ml.
e. Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan Magnetic
stirrer, setelah itu dimasukan kedalam botol schoot.
f. Mensterilisasi media tersebut menggunakan Autoclave.

2. Media PDA
a. Menimbang media sintetis Potato Dextrose Broth sebanyak 24 gr.
b. Menimbang Agar sebanyak 20 gr.
c. Potato Dextrose Broth dan agar dicampurkan dalam gelas kimia 1000 ml.
d. Menambahkan aquadest sebanyak 1000 ml.
e. Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic
stirrer, setelah itu dimaasukan dalam botol schoot.
f. Mensterilisasi media tersebut dengan menggunakan autoclave
3. Media EMBA
a. Menimbang media sintetis EMBA sebanyak 37,5 gr.
b. Media EMBA dimasukkan dalam gelas kimia 1000 ml.
c. Menambahkan aquadest sebanyak 1000 ml.
d. Menghmogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic
stirrer, setelah itu dimasukan dalam botol schoot.
e. Mensterilisasi media tersebut menggunkan autoclave.
4. Media Uji Aerob dan Anaerob
a. Menimbang pepton 2 gr, NaCl 5 gr, KH2PO4 0,3 gr, Bromothymol Blue
(1%) 3,0).
b. Mencampur bahan-bahan tersebut kedalam gelas kimia 1000 ml, lalu
ditambahkan aquadest sebanyak 1000 ml.
c. Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic
stirrer, setelah itu dimasukan kedalam botol schoot.
d. Mensterilisasi media tersebut menggunakan Autoclave.
5. Media Uji Amilolitik
a. Menimbang Nutrient Broth sebanyak 9 gr.
b. Menimbang agar sebanyak 20 gr, lalu ditambahkan 15% strch/pati.
c. Mencampur bahan-bahan tersebut kedalam gelas kimia 2000 ml, lalu
membahkan aquadest sebanyak 1000 ml.
d. Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic
stirrer, setelah itu diamsukan kedalam botol schoot.
e. Mensterilisasi media tersebut menggunakan autoclave.
6. Media Uji Proteolitik
a. Menimbang Nutrient Broth sebanyak 9 gr.
b. Menimbang agar sebanyak 20 gr, lalu ditambahkan 15% skim milk.

c. Mencampur bahan-bahan tersebut kedalam gelas kimia 2000 ml, lalu


membahkan aquadest sebanyak 1000 ml.
d. Menghomogenkan campuran media tersebut menggunakan magnetic
stirrer, setelah itu diamsukan kedalam botol schoot.
e. Mensterilisasi media tersebut menggunakan autoclave.

IV.
IV.1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Hasil dari praktikum ini dapat dilihat dari gambar-gambar berikut :

(a)

(d)

(b)

(e)

(c)

(f)

Keterangan : (a) Media NA, (b) Media EMBA, (c) Media PDA, (d) Media
Proteolitik, (e) Media Aerob Anaerob dan (f) Media Amilolitik.
IV.2.

Pembahasan
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat

makanan) yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termaksud bakteri


patogen. Selain untuk menumbuhkan mikrobia medium dapat digunakan pula
untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan
jumlah mikrobia ( Khaeruni dan Satrah, 2016).
Media berdasarkan susunan kimia dibedakan menjadi media organik, media
anorganik, media sintetik adalah media yang komposisi zat kimianya diketahui
jenis dan takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar,
dan media nonsintetik adalah media yang dibuat dengan komposisi yang tidak
dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan
dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic
Extract. Media berdasarkan konsistensi dibedakan menjadi media cair yaitu
media yang berbentuk cair, media semi padat adalah media yang prosentase
agarnya dikurangi, dan metode padat yaitu media bentuk padat atau beku
contohnya media wortel, kentang, dan lain lain.
Dalam pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari nutrien media yang
dibuat. Kebanyakan mikroorganisme membutuhkan air. bahan-bahan yang
terlarut di dalam air yang digunakan mikroorganisme untuk membentuk badan

sel dan memperoleh energi yang berasal dari bahan makanan. Perbedaan antara
medium NA dan medium PDA yaitu terdapat pada nutrien penyusunnya. Pada
medium NA, nutrien utama penyusunnya yakni adalah sepotong kaldu
sedangkan medium PDA nutrien utama penyusunnya terdapat pada kentang.
Karena itu nutrient ini dinamakan Potato Dextrose Agar.
Nutrient Agar (NA) merupakan suatu medium yang berbentuk padat, yang
merupakan perpaduan antara bahan alamiah dan senyawa-senyawa kimia. NA
dibuat dari campuran ekstrak daging dan peptone dengan menggunakan agar
sebagai pemadat. Dalam hal ini agar digunakan sebagai pemadat, karena sifatnya
yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat yang berupa galaktam
sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Dalam hal ini ekstrak
beef dan pepton digunakan sebagai bahan dasar karena merupakan sumber
protein, nitrogen, vitamin serta karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Medium Nutrient Agar (NA)
merupakan medium yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang
padat dimana medium ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai
medium untuk menumbuhkan bakteri (Sutarma, 2010).
Medium PDA (Potato Dekstrosa Agar) berdasarkan susunannya merupakan
medium organik semi alamiah atau semi sintetis sebab terdiri dari bahan alamiah
yang ditambah dengan senyawa kimia; berdasarkan konsistensinya merupakan
medium padat karena mengandung agar yang memadatkan medium; berdasarkan
kegunaannya merupakan medium untuk pertumbuhan jamur. Medium PDA

terdiri dari kentang yang berfungsi sebagai sumber energi, nitrogen organik,
karbon dan vitamin, dekstrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai bahan
pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium
dan sumber O2 (Thomas dkk, 2011).
Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) adalah media yang berfungsi
sebagai media selaktif, dengan menghambat pertumbuhan bakteri garam postif.
Media

ini

juga

berfungsi

untuk

mebedakan

bakteri

yang

mampu

memfermentasikan dan bakteri yang tidak mampu memfermentasikan laktosa.


Jika ada bakteri yang mampu memfermentasikan laktosa, biasanya tidak ada
warna yang terbentuk dari koloni trersebut. Contoh yang paling banyak ditemui
adalah terbentuknya warna hijau metalik dari koloni E coli (Leboffe & Pierce,
2012).
Media amilolitik merupakan media yang berfungsi untuk mengawasi
aktivitas amilplitik. Amilolitik adalah aktivitas bakteri dalam merombak pati
dengan bantuan enzim amylase. Enzim amylase adalah enzim yang mampu
menghidrolisasi pati menjadi lebih sederhana seperti maltose dan glukosa
(Caesaria, 2007).
Media proteolitik adalah media yang berfungsi untuk mengetahui aktivitas
proteolitik. Aktivitas proteolitik menghasilkan sedikit penggumpalan. Bakteri
proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease ekstra seluler, yaitu
enzim pemecah protein yang diproduksi didalam sel kemudian dilepaskan keluar

dari sel. Semua bakteri mempunya enzim protease dalam sel, tetapi tidak semua
mempunyai enzim protease ekstra seluler (Caesaria, 2007).
Media erob dan anaerob adalah media yang berfungsi untuk membedakan
antara bakteri yang dapat tumbuh dengan adanya oksigen atau dengan tidak
adanya oksigen. Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk
hidupnya. Jika tidak ada oksigen, maka bakteri ini akan mati. Bakteri aerob
menggunakan glikosa atau zat organic lainnya seperti etanol untuk dioksidasi
menjadi CO2, H2O2, dan sejumlah energy. Bakteri anaerob adalah bakteri yang
tidak membutuhkan oksigen untuk hidupnya. Bakteri anaerob terdiri atas dua
yaitu anaerob fakultatif dan anerob obligat. Bakteri anaerob fakultatif adalah
bakteri yang dapat hidup dengan baik dengan adanya oksigen atau tidak.
Sedangkan bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang sama sekali tidak
membutuhkan oksigen dalam hidupnya (Kusuma, 2009).
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organism yang
teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan
bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida
alkalin) (Mirsadiq, 2013).
Sterilisasi dengan uap air panas, bahan yang mengandung cairan tidak dapat
didterilkan dengan oven sehingga digunakan alat ini. alat ini disebut Arnold
steam sterilizer dengan suhu 1000 C dalam keadaan lembab. Secara sederhana
dapat pula digunakan dandang. Mula-mula bahan disterilkan pada suhu 1000C

selama 30 menit untuk membunuh sel-sel vegetatif mikrobia. kemudian


disimpan pada suhu kamar 24 jam untuk memberi kesempatan spora tumbuh
menjadi sel vegetatif, lalu dipanaskan lagi 100 0C 30 menit. dan diinkubasi lagi
24 jam dan disterilkan lagi, jadi ada 3 kali sterilisasi. Banyak bakteri berspora
belum mati dengan cara ini sehingga dikembangkan cara berikutnya yaitu uap air
bertekanan (Machmud 2008).

V.
V.1.

PENUTUP

Kesimpulan
kesimpulan yang di dapat setalah melakukan praktikum ini yaitu media

pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zatzat makanan atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa
molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan
media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Bahan
dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut) dimana agaragar tersebut berfungsi sebagai pemadat media.
Media yang steril dapat dibuat dengan cara memperhatikan kebersihan saat
membuat media dan setelah media selesai dibuat, maka media tersebut
dimasukkan kedalam autoclave untuk disterilisasi.

V.2.
Saran
Saran saya kepada pihak laboratorium untuk melengkapi atau memperbanyak
alat-alat laboratorium yang ada, untuk membuat waktu praktikum yang efisien
dan juga hasil yang maksimal.

DAFTAR PUSTAKA
Caesaria, Solina. 2007. Aktivitas Antibakteri Campuran Bawang Putih dan Rimpang
Kunyit terhadap salmonella Typmurium. Skripsi. Biokimia. Institut
Pertanian Bogor.
Khaeruni, Andi dan Vit Neru Satrah. 2016. Penuntun Praktikum Mikrobiologi
Pangan. Universitas Halu Oleo. Kendari.
Kusuma, Sri Agung Fitri. 2009. Uji Biokmia Bakteri. Fakultas Farmasi. Universitas
Padjadjaran. Bandung
Leboffe, M,J., dan Pierce, B.E. 2012. Brief microbiology laboratory Theory &
Aplication 2nd Edition. Englewood : marton publishing.
Machmud, M. 2008. Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba. Balai
Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan. Bogor.
Mirsadiq, Lucky. 2013. Laporan Praktikum Migrobiologi Pertanian. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Suardani, Dkk. 2014. Identifikasi E Colli 0157:H7 dari Feses Ayam dan Uji Profil
Hemolisisinya Pada Media Agar Darah. Jurnal kedokteran hewan. Vol 8.
No. 1.
Suhardi, S.H., Koesnandar, D. K. Indriani, H. Arnaldo 2008. Biosafety: Pedoman
Keselamatan Kerja di Laboratorium Mikrobiologi dan Rumah Sakit. PT.
Multazam Mitra Prima.
Sutarma. 2010. Kultur media bakteri. Balai penelitian veteriner JL R.E. Martadinata
30 Bogor 16114.

Thomas, Margie, Dkk. 2011. Teknik Isolasi dan Kultur. Fakultas kedokteran.
Universitas Sumatera Utara.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai