Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kegiatan imunisasi di indonesia dimulai di Pulau Jawa dengan vaksin
cacar dimulai pada tahun 1956. Pada tahun 1972, Indonesia telah berhasil
membasmi penyakit cacar. Selanjutnya mulai dikembangkan vaksinasi antara
cacar dan BCG. Pelaksanaa vaksinasi ini ditetapkan secara nasional pada
tahun 1973. Bulan April 1974, Indonesia resmi di nyatakan bebas cacar oleh
WHO. Pada tahun (1972) juga dilakukan studi pencegahan terhadap Tetanus
Neonatorium dengan memberikan suntikan Tetanus Toxoid (TT) pada wanita
dewasa di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tahun 1976 mulai dikembangkan
imunisasi DPT di beberapa kecamatan yang di dahului oleh pulau Bangka di
Sumatera
Selatan,
Tahun
1977
ditentukan
sebagai
fase
persiapan.
dikembangkan
dengan
memberikan
tujuh
jenis
antigen
yaitu
Tujuan
1. Menemukan penyebab utama rendahnya cakupan imunisasi pentavalen di
wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam.
2. Menemukan upaya pemecahan masalah dan alternatif pemecahan masalah
cakupan imunisasi pentavalen di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam
dapat mencapai target yang ditetapkan Puskesmas Tanah Garam.
3. Menyusun Plan of Action dalam upaya peningkatan imunisasi pentavalen di
wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam.
1.3.
Manfaat
1. Plan of Action diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak
Puskesmas dalam melaksanakan upaya peningkatan cakupan imunisasi
pentavalen di wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam.
2. Sebagai bahan pembelajaran dan menambah pengetahuan penulis dalam
menganalisa permasalahan dan memberikan solusi pada permasalahan yang
ditemui di Puskesmas Tanah Garam.
1.4.
Ruang Lingkup
Seluruh balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Imunisasi
antigenitas.
Antigen dapat merangsang pembentukan antibody dan sistem imun
dalam tubuh.
Kekebalan aktif
o Kekebalan dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpapar pada Ag
seperti pada imunisasi atau terpapar secara ilmiah.
o Berlangsung lama.
Kekebalan pasif
o Kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh, bukan oleh individu
itu sendiri, misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari
ibunya, setelag pemberian Ig serum.
o Tidak berlangsung lama.
Primer
o Respon imun yang terjadi pada paparan pertama kali dengan
Ag
o Ab yang terbentuk IgM dengan titer yang rendah
Sekunder
o Respon imun yang terjadi pada paparan setelah paparan
pertama kalinya dengan Ag yang serupa.
o Anti bodi yang terbentuk IgG dengan titer yang tinggi sel
memori mengalami transformasi, proliferasi, deferensiasi.
Polio.
Maturasi gen imunologik, dimana pada neonatus fungsi makrofag
menurun, dimana kadar komplemen mengaktifasi opsonin menjadi
rendah.
menjadi kurang.
Faktor genetik, dimana secara genetik respon imun manusia terhadap
Ag tertentu baik, cukup, atau rendah. Jadi keberhasilan vaksinasi tidak
100 %
Kualitas dan kuantitas vaksin..
Imunisasi tambahan
o HIb Meningitis
o Pneumokokus Pneumonia
o Rotavirus Diare
o Influenze Influenza
o Varilrix Varisela
o MMR Measles, Mumps, Rubella
o Typhim Typhus
o Havrix Hepatitis A
o HPV Kanker Servix
Imunisasi ulangan
o Sering tidak diperhatikan
o Meningkatkan titer Ab yang mulai turun.
1. Imunisasi Hepatitis B
Memberikan kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B.
Vaksin berisi HbsAg murni
Diberikan sedini mungkin setelah lahir oleh karena Indonesia daerah
endemis Hepatitis B
Suntikan secara Intra Muskular didaerah paha, dosis 0,5 ml
penyimpanan vaksin pada suhu 2-8 oC
bayi lahir dari ibu HbsAg (+) diberikan immunoglobulin hepatitis B 12
2. Imunisasi Polio
Memberikan kekebalan terhadap polio
Vaksin dari virus polio yang dilemahkan
Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon,
pipet
Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml)
Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4-6 minggu.
Imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI
Anak diare gangguan penyerapan vaksin.
Ada 2 jenis vaksin
o IPV Salk : virus dimatikan
o OPV Sabin : virus hidup dilemahkan
Penyimpanan pada suhu 2-8 oC
3. Imunisasi BCG
Vaksin BCG tidak dapat mencegah seseorang terhindar dari infeksi
M.tuberculosa 100 % tapi dapat mencegah penyebaran penyakit lebih
lanjut.
Berasal dari bakteri hidup yang dilemahkan
Ditemukan oleh Calmette Guerin
NaCl 0,9%
Setelah dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam, sisanya
dibuang
Penyimpanan pada suhu < 5oC terhindar dari sinar matahari
Cara penyuntikkan BCG :
1. Bersihkan lengan dengan kapas air
2. Letakkan jarum hampir sejajar dengan lengan anak dengan ujung
jarum yang berlubang menghadap keatas.
3. Suntikkan 0,05 ml vaksin intrakutan
Merasakan tahanan
Benjolan kulit yang pucat dengan pori-pori yang jelas diameter
4-6 mm.
Reaksi sesudah imunisasi BCG
1. Reaksi normal Lokal
2 minggu indurasi, eritema kemudian menjadi pustule
3-4 minggu pustula pecah menjadi ulkus (tidak perlu
pengobatan)
8- 12 minggu ulkus menjadi scar diameter 3-7 mm
2. Reaksi pada kelenjar
Merupakan respon selular pertahanan tubuh
Kadang terjadi di kelenjar axilla dan supraklavikula
Timbul 2-6 bulan setelah imunisasi
Kelenjar berkonsistensi padat, tidak nyeri, demam (-)
Akan mengecil 1-3 bulan kemudian tanpa pengobatan
Komplikasi
1. Abses ditempat suntikan
Abses bersifat tenang (cold abses) tidak perlu terapi
Oleh karena suntikan subkutan
Jika Abses matang lakukan aspirasi
2. Limfadenitis supurativa
Oleh karena suntikan subkutan atau dosis tinggi
Terjadi 2-6 bulan sesudah imunisasi
Bila telah matang aspirasi
Terapi tuberkulostatika mempercepat pengecilan.
4. Imunisasi DPT
Terdiri dari :
Merupakan vaksin cair, jika didiamkan sedikit berkabut endapan putih
didasarnya
Shake test untuk melihat vaksin sudah membeku, vaksin akan rusak
dengan pembekuan
Diberikan pada bayi > 2 bulan oleh karena reaktogenitas pertusis pada
bayi kecil
Dosis 0,5 ml secara intra muscular dibagian luar paha oleh karena
6 tahun
Vaksin mengandung alumunium fosfat jika diberikan subkutan
5. Imunisasi Hib
Untuk mencegah infeksi SSP oleh karena Hemofilus Influenza tipe B
Diberikan pada umur 2-4-6 bulan ulangan 15-18 bulan, pada anak >1
6. Imunisasi Campak
Vaksin dari virus hidup yang dilemahkan
Berbentuk beku kering, dilarutkan dalam 5cc pelarut aquades
Diberikan pada bayi umur 9 bulan, oleh karena masih ada antibody bayi
7. Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi diberikan pada anakumur > 2 tahun
Imunisasi dasar 2x dengan interval 6 bulan
Dosis vaksin 0,5 ml secara intra muscular dip aha atau daerah deltoid
Sediaan vaksin : Havrix, Avaxim. Vaqta
8. Imunisasi Pentavalen
1) Definisi
Vaksin Pentavalen (DPT+ HB + HiB) adalah vaksin DPT-HB
ditambah HiB.
2) Penyakit yang Dapat Dicegah Pentavalen
Difteri
Tetanus
Hepatitis
Radang Otak ( Meningitis )
Batuk rekjan/ batuk 100 hari
3) Cara Pemberian
Disuntikkan secara intramuskuler di anterolateral paha atas pada bayi
4) Waktu Pemberian
Pentavalen tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir.
usia 1,5 th
Vaksin ini aman dan efektif diberikan bersamaan dengan vaksin BCG,
5) Efek Samping
Jenis dan angka kejadian reaksi simpang yang berat tidak berbeda
secara bermakna dengan vaksin DPT, hepatitis B dan Hib yang diberikan
secara terpisah.
6) Kontraindikasi
Kontraindikasi absolute dosis berikutnya :
Hipersensitif terhadap komponen vaksin, atau reaksi berat
terhadap dosis vaksin kombinasi sebelumnya atau bentuk bentuk reaksi
sejenis lainnya.
Kontraindikasi dosis pertama DPT
Kejang atau gejala kelainan otak pada bayi baru lahir atau
suspense
Gunakan alat suntik steril untuk setiap kali penyuntikan
Vaksin ini tidak boleh dicampur dalam satu vial atau syringe dengan
vaksin lain
Sebelum vaksin digunakan, informasi pada gambar Vaccine Vial
Monitor (VVM) harus diikuti
8) Penyimpanan
Pentavalen harus disimpan dan di transportasikan pada suhu antara
cairan.
Efisiensi biaya hingga 66,6% karena menghemat penggunaan jarum
Vaksin harus disimpan dalam keadaan dingin mulai dari pabrik sampai
ke sasaran.
Simpan vaksin dilemari es pada suhu yang tepat 2-8 0C
Pintu lemari harus selalu tertutup, terkunci
Simpan thermometer untuk memonitori lemari es
Taruh vaksin polio, campak pad rak I dekat freezer
Untuk membawa vaksin ke posyandi harus menggunakan vaccine
Pada Suhu
-0,50C
-50C s/d -100C
Beberapa0C diatas suhu
udara
Hepatitis B dan TT
luar
(ambient
luar
(ambient
Vaksin
10
Polio
udara
Campak dan BCG
luar
(ambient
luar
(ambient
11
12
13
BAB III
HASIL KEGIATAN
14
nama tetap Puskesmas Tanah Garam. Puskesmas Tanah Garam dibangun dengan
luas tanah 1010 m2.
Topografi kota Solok, yaitu sungai Batang Lembang, sungai Batang Gawan
dan sungai Batang Air Binguang. Suhu udara berkisar 26,1C sampai 28,9C.
Dilihat dari jenis tanah 21,76 tanah di kota Solok merupakan tanah sawah dan
sisanya 78,24% berupa tanah kering.
Hasil registrasi penduduk Kota Solok tahun 2008 tercetat sebanyak 59.172
jiwa, terdiri atas 28.989 laki-laki dan 30.173 perempuan, dengan sex ratio sebesar
0,96. Ini berarti setiap 1.000 perempuan berbanding 960 laki-laki. Dengan luas
wilayah 5.764 km2, kepadatan penduduk Kota Solok adalah sebanyak 1.026
jiwa/km2. Kecamatan Tanjung Harapan adalah kecamatan dengan kepadatan
penduduk tertinggi yaitu sebesar 1.223 jiwa/km2.
Batas wilayah Puskesmas Tanah Garam adalah Utara Kecamatan Nagari
Tanjuang Bingkuang, Aripan dan Kuncir Kabupaten Solok.
Tingkat pendidikan yang paling besar adalah universitas 9,68%, SLTA
33,64%, SLTP 18,94% dan tamat SD/MI 15,78%. Masih ada 16,68% penduduk
tidak/belum tamat SD.
Sementara iyu, penduduk kota Solok dihuni oleh suku Minang, Jawa Batak,
tetapi yang lebih dominan adalah suku Minang. Upacara-upacara keagamaan di
kota Solok masih ada, seperti acara tolak bala, adat dalam kematian, dan upacara
adat perkawinan Solok.
3.1.2 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Garam
15
b. Misi
1. Memperlancar kegiatan proses pelayanan kesehatan dasar yang
bermutu bagi perorangan (Private Goods) serta pelayanan kesehatan
masyarakat (Public Goods).
2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses layanan kesehatan
dasar di Puskesmas melalui perbaikan yang berkesinambungan.
3. Memastikan akurasi data pasien dan pelanggan melalui sistem
pendokumentasian yang divalidasi dan abdating data.
4. Menghasilkan produk-produk layanan kesehatan dasar yang
berinovasi.
5. Menyosialisasikan tentang kegiatan layanan kesehatan prima dan
kepuasan pelanggan.
16
17
JENIS TENAGA
S2 Kesehatan Masyarakat
Dokter Umum
Dokter Gigi
Sarjana Kesehatan Masyarakat
S1 Keperawatan
Dokter Spesialis Anak
D3 Bidan
D3 Kesling
D3 Gizi
D3 Labor
D3 Gigi
D3 Apikes
D3 Refraksi
D3 Fisiotherapi
D3 Atem
D1 Kebidanan
Perawat SPK
Perawat Gigi
Asisten Apoteker
Analis Labor
SMF
D3 Perawat
Sopir
Petugas Jaga Malam
Kebersihan
Radiologi
JUMLAH
JUMLAH
1
5
1
5
2
1
32
2
5
2
1
1
1
2
1
5
2
1
3
1
2
33
5
5
5
1
126
KETERANGAN
JENIS SARANA
Poliklinik Swasta
JUMLAH
1
18
2
3
4
3. Sasaran
a. Data Kependudukan
Jumlah penduduk
Jumlah Bulin
Jumlah Buteki
Jumlah Bayi
Jumlah Anak Balita
Jumlah PUS
Jumlah Bumil
Jumlah WUS
Jumlah Anak Remaja Sekolah
b. Peran serta Masyarakat
Jumlah Posyandu
Jumlah Kader Posyandu
Jumlah TOGA
Jumlah Posyandu Lansia
Jumlah Kelompok Dana Sehat
Jumlah UKK
Jumlah KK Miskin
3.2 Gambaran
Umum
10
3
1
: 21.942 orang
: 415 orang
: 396 orang
: 4.383 orang
: 1.206 orang
: 3.628 orang
: 458 orang
: 5.114 orang
: 3.444 orang
: 25 buah
: 92 orang
: 3 kelurahan
: 10 buah
: - buah
: - buah
: 644 KK
Program-program
Kesehatan
Masyarakat
di
rokok)
Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan)
Penyuluhan Posyandu
Pelaksanaan kegiatan kelurahan siaga
Saka Bakti Husada
19
Kegiatan
Penyuluhan di dalam gedung
UKS :
- Pembinaan
UKS
-
Pencapaian
8 kali
serta 27 kali
setahun
Penyuluhan di Posyandu
36 kali
Penyuluhan Keliling
10 kali
Penyuluhan di Kantor Camat Lubuk
2 Kali
3
4
5
Sikarah
2. KIA dan KB
Kegiatan Program Kesehatan Ibu :
a. Kelas Ibu Hamil
b. Pelayanan ANC
c. Kunjungan Bumil Resti
d. Kunjungan Nifas
e. Pemantauan Stiker P4K/ANC Berkualitas
f. Otopsi verbal
g. Pembinaan BPJS
h. Pembinaan GSI
Kegiatan Program Kesehatan Anak
a. DDTK
b. Kelas Ibu Balita
c. Kunjungan rumah balita bermasalah
d. LBI
Kegiatan Keluarga Berencana (KB)
a. Pelayanan dan konseling
b. Penanganan komplikasi ringan
Tabel 3.4 : Hasil Kegiatan Program KIA Januari-November 2015
No Program
1
Ibu
Pencapaian
Kegiatan
K1
K4
Persalinan
(%)
91%
68%
oleh
kesehatan
Kunjungan Nifas
tenaga
71%
56%
Target
Target
Sept
2015
(%)
75%
71%
67,5%
(%)
100%
95%
67,5%
90%
90%
20
oleh
tenaga 35%
kesehatan
Deteksi resiko tinggi ibu
hamil oleh masyarakat
Kematian ibu hamil atau
2
Anak
60%
1%
64,3%
62,2%
60%
61,1%
60%
70,7%
1
80%
60%
67,5%
67,5%
67,5%
65%
63%
62%
-
80%
90%
90%
90%
87%
85%
83%
-
Kegiatan
Jumlah PUS
Peserta KB Baru
Peserta KB Aktif
DO
KB paska salin
PUS Gakin
KB aktif gakin
Pencapaian
November
6,3%
70,7%
7,4%
0,3%
22,1%
(%)
52,5%
52,5%
Target 2015
(%)
3670
70%
70%
Agustus)
Pengukuran status gizi murid TK/PAUD
Pengukuran status gizi siswa SLTP dan SLTA
Pemantauan status gizi sekolah yang mendapat PMT-AS
Kunjungan rumah balita gizi kurang dan gizi buruk serta Bumil
f.
g.
h.
i.
KEK
Pemantauan Posyandu
Pemberian PMT pemulihan
TFC
Pengambilan sampel garam RT untuk survey GAKI
21
j.
k.
l.
m.
Kelas gizi
Pemberian vitamin A
Pemberian tablet Fe
Pemantauan pertumbuhan balita
Indikator Kerja
1
2
3
Pencapaian (%)
2012
2013
Persentase balita dengan gizi buruk
0,7
0,6
Persentase balita dengan gizi kurang
5,8
4,6
Persentase balita gizi buruk yang 100
100
2014
0,4
3,8
100
1,9%
16 %
100%
mendapatkan perawatan
Persentasi bayi usia
0-6
Target
bulan 74,18
88,7
84,3
80%
yang 90,1
91,1
100
90%
88,7
87,9
85%
95,9
98
85%
8
9
90 Tablet
Persentase survailance gizi
100
Persentase balita ditimbang berat 67,7
100
57,6
100
59,5
100%
85%
10
badannya (D/S)
Persentase penyediaan bufferstok MP- 100
100
100
100%
Indikator Kerja
Pencapaian Target
1
2
3
(%)
Persentase balita dengan gizi buruk
0,83
Persentase balita dengan gizi kurang
3,07
Persentase balita gizi buruk yang 100
per
Tahun 2015
1,8%
15%
100%
mendapatkan perawatan
22
Persentasi
bayi
usia
0-6
87%
89%
8
9
90 Tablet
Persentase survailance gizi
100%
Persentase balita ditimbang berat 52,8%
100%
90%
10
badannya (D/S)
Presentase
balita
90%
naik
bulan 74,99
85%
yang 95,56%
95%
berat 61,3%
badannya(N/D)
Program
Imunisasi
P2M
TB
Kegiatan
a. Pelayanan imunisasi
b. BIAS
c. TT WUS
d. Sweeping
e. Pelacakan KIPI
a. Sosialisasi P2PM dan Surveilans
b. Survey dan pemetaan wilayah TB
c. Penyegaran kader TB
d. Penyuluhan HIV/AIDS, IMS dan
TB untuk pemuda
e. PTM
f. Posbindu
a. Pelacakan kasus kontak
23
4
5
Rabies
DBD
6
7
8
Pneumonia
Kusta
HIV/AIDS
b. PMO
Pelacakan kasus
a. Sosialisasi DBD
b. Pemantauan jentik
c. PE
Penemuan dan penanganan kasus
Penemuan dan penanganan kasus
dan Penjaringan
IMS
Hasil kegiatan :
Tabel 3.8 : Hasil Kegiatan P2M Februari-November 2015
Program
P2M
Kegiatan
Penemuan Kasus
Penemuan kasus BTA (+)
3 orang
triwulan II
Angka bebas jentik (ABJ)
Penemuan kasus pneumonia 28 orang
681 orang
Pengobatan diare
20 orang
Penanganan kasus DBD
Penemuan kasus kusta
2373 orang
Penemuan kasus ISPA
36 orang
Rabies : kasus gigitan
15 orang
Pemberian VAR/SAR
IVA : diperiksa hasil (+)
262
HIV/AIDS : kunjungan
AFP
Program
Imunisasi
HIV (+)
Kegiatan
Imunisasi lengkap
HB 0
BCG
Polio 1
DPT + HB + HiB 1
Polio 2
DPT + Hb + HiB 2
Polio 3
DPT + HB + HiB 3
Target
9 orang
95%
212 orang
682 orang
2/100.000
2
Pencapaian
63,1%
77,7%
77,7%
77,2%
75,55%
67,9%
63,1%
71,6%
64,8%
th
Target
60%
66,6%
66,6%
66,6%
66,6%
60%
60%
60%
60%
24
Polio 4
Campak
Campak (booster)
DPT + HB + HiB (booster)
58,3%
64,4%
23,9%
49,5%
60%
60%
60%
60%
5. Kesehatan Lingkungan
Kegiatan :
1. Dalam gedung
a. Klinik sanitasi
b. Pengawasan limbah medis
2. Luar gedung
a. Kunjungan rumah
b. Pengawasan kualitas air minum
c. Inspeksi sanitasi
d. Pengawasan kualitas air
e. Pengawasan dan pembinaan TTU (tempat-tempat umum) : SD,
SMP, SMA, PT, PAUD/TK, Masjid/musholla, dan Salon/pangkas
rambut.
f. Pengawasan hygiene sanitasi tempat pengolahan makanan (TPM)
g.
h.
i.
j.
:
Rumah makan/ampere
Makanan jajanan
Penyuluhan kesehatan di sekolah
Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
Hasil kegiatan :
Tabel 3.9 : Hasil Kegiatan Kesling Triwulan II Tahun 2015
No
1
Program
Akses
Bersih
Jamban
TG
Air 100
VI SUKU
100
SNP
100
Pencapaian
100
Target (%)
100
67,91
85,75
100
84,6
100
Keluarga
Pengel.
57,16
56,92
57,69
57,12
100
Limbah
Pengel.
57,86
55,19
52,56
56,53
100
5
6
7
8
Sampah
Rumah Sehat
TTU
TPM
Klinik Sanitasi
69,55
-
80,98
-
83.65
-
74,55
100
86,67
1,1
95
80
85
10
25
6. Program Pengembangan
Upaya pengembangan yang dilakukan di Puskesmas Tanah Garam adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.10 : Program Pengembangan
di Puskesmas Tanah Garam
1
2
3
Kesehatan Jiwa
a. Penemuan dini dan penanganan kasus jiwa
b. Rujukan kasus jiwa
Kesehatan Indra Mata dan Telinga
a. Penemuan dan penanganan kasus
b. Rujukan
PKPR
a. Pelatihan kader PKPR
b. Penyuluhan dan konsultasi remaja
c. Penyulluhan dan konsultasi ke sekolah
Kesehatan Lansia
a. Pelayanan di dalam dan luar gedung
b. Pembinaan kelompok lansia
c. Senam lansia
d. Penyuluhan kesehatan lansia
e. Deteksi dini kesehatan lansia
Kesehatan Gigi dan Mulut
a. Dalam gedung
e. Pelayanan kedaruratan gigi
f. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dasar
g. Pelayanan medik gigi dasar
b. Luar gedung
h. UKGS
i. UKGM
26
90
80
70
60
50
tanah garam
40
VI suku
30
sinapa piliang
puskesmas
20
10
0
Diagram Cakupan N/D wilayah kerja Puskesmas Tanah Garam JanuariNovember 2015
2. Rendahnya penjaringan BTA positif di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Garam tahun 2015.
Perkiraan
Suspe
BTA+
Triwulan 1
Perkiraan
Suspe BTA
Pencapaian
BTA RO
Ana
Kambu
+
5
+
2
+
3
k
0
h
0
3
1
9
1
0
3
1
0
4
0
0
0
0
0
0
uk
Tanah
13249
212
21
k
53
Garam
VI Suku
Sinapan
Puskesmas
6543
1463
21255
105
23
340
10
3
34
26
6
85
Perkiraan
Triwulan 2
27
Kelurahan
Tanah
Garam
VI Suku
Sinapan
Puskesmas
Pendud
Suspe
BTA+
Perkiraan
Suspe BTA
Pencapaian
BTA RO
Ana
Kambu
uk
13249
212
21
53
6543
1463
21255
105
23
340
10
3
34
26
6
85
3
1
9
1
1
2
1
1
2
0
0
0
0
0
0
Usia <30
Usia 30-39
Usia 40-50
Usia>50
2
0
Diagram
Kunjungan
Pemeriksaan
Iva
di
Wilayah
Kerja
Usia
Bulan
Ja Fe
Mare
Apri
Me
Jun
Juli
Agust
Sept
Okt
28
Nov
n
Usia < 30 3
b
1
t
-
l
11
i
9
i
7
Tahun
Usia 30-39 2
18
Tahun
Usia 40-50 2
Tahun
Usia>50
Tahun
Total
7
2
2
35
18
8
1
5
15
4. Rendah Pencapaian Target Jamban Sehat di Wilayah Kerja
Tanah Garam
VI Suku
50
Sinapa
40
Pencapaian
30
20
10
0
Triwulan 1
Triwulan 2
29
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
Pencapaian
30.00%
Target
20.00%
10.00%
0.00%
Imunisasi Pentavalen dan Boster
MASAL
MASAL
MASALA
MASALA
MASAL
MASAL
AH
AH (1)
H (2)
H (3)
AH (4)
AH (5)
Penemua
Rendahny
Rendahny
Rendah
Cakupan
nya
imunisas
Pencapaia
Pencapa
kasus a
BTA
(+) Kunjunga
Rendah
target ian
pemeriksa cakupan
an IVA
KRITER
N/D
jamban
di sehat
posyandu
Tingkat
en
dan
boster
sangat
IA
pentaval
rendah
Urgensi
(U)
2
Tingkat
30
Keseriuas
an (S)
3
Tingkat
16
48
12
48
Perkemba
ngan (G)
U X S X 36
G
31
32
3.2.1
Kurangnya pengetahuan
kader tentang imunisasi
tambahan bagi batita
METHODE
Petugas tidak
mengingatkan ibu batita
yang telah lengkap
imunisasi dasar
Belum ada
anggaran untuk
pembuatan brosur
pentavalen
MONEY
Masih adanya
masyarakat yang anti
vaksin
Rendahnya
Persentasi imunisasi
penta valen di
Wilayah Kerja
Tanah Garam
17%
ENVIROMEN
T
33
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil Penyebab Masalah didapatkan berbagai penyebab RENDAHNYA
PERSENTASI IMUNISASI TAMBAHAN bagi Batita di wilayah kerja puskesmas
tanah garam. Dari penemuan penyebab tersebut. Penulis dapat merancang Penetapan
Alternatif Pemecahan Masalah untuk meningkatkan angka pencapaian target
pemeriksaan kualitas air.
4.1.
No
1.
Variabel Penyebab
Faktor Penyebab
Manusia
Batita
Metode
imunisasi
tambahan
(imunisasi pentavalen)
Memberikan edukasi berkala kepada para
kader agar kader dapat mengingatkan orang
tua batita
Petugas mengingatkan kepada ibu batita
dasar
2
mengenai
Tidak
poster
Dana
Lingkungan
brosur
Masih adanya masyarakat yang anti
Material
vaksin
adanya
brosur
dan
masyarakat
tentang
manfaat
keuntungan imunisasi.
34
dan
35
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.
4.8.
4.9.
4.10.
4.12.
4.13.
4.14.
4.15.4.16.4.17.
4.18.4.19.4.20.4.21.4.22.4.23. 4.24.
TU
SA
PE1 2 3
5 6
10 11
12
4.11.
J
4.25.
4.26.
4.27.
4.28.
4.29.
4.30.
4.31.
4.33.
4.34.
4.37.
4.38.
Pe
Dn Puskesmas
4.39.
4.32.
4.40.
4.41.
Pimpina
4.42.
Petug
as
4.47.
4.49.
4.54.4.59.4.64.
4.69.4.74.4.79.4.84.4.90.4.96. 4.102.
4.48.
4.50.
4.55.4.60.4.65.
4.70.4.75.4.80.4.85.4.91.4.97. 4.103.
imuni
X X
4.51.
4.66.
4.71.4.76.4.81.4.86.4.92.4.98. 4.104.
sasi
4.56.4.61.
4.52.
4.67.
4.72.4.77.4.82.4.87.4.93.4.99. 4.105.
dan
promk
es
puske
4.57.4.62.
4.53.
4.68.
4.73.4.78.4.83.4.88.4.94.4.100.4.106.
4.58.4.63.
4.89.4.95.4.101.4.107.
smas
Tanah
36
Gara
m
4.43.
4.44.
4.45.
4.46.
37
4.35.
4.36.
4.108.4.109.
Pemberian
4.111.
4.112.
4.113.
4.114. P 4.115.
unt
Sel
impinan Petugas
edukasi
puskesm puskesmas
kepada
as tanahprogram
kader
garam
4.116.
4.118.
4.120. 4.122.
4.123.
4.125.
4.127.
4.129.
4.131.
4.132.
4.133.4.134.
4.117.
4.119.
4.121.
4.124.
4.126.
4.128.
4.130.
4.135.
imunisasi dan
tentang
petugas
imunisasi
promosi
tambahan
kesehatan
bagi
38
batita.
4.110.
39
40
4.136.
4.137.
4.138.
4.139.
4.140.
4.141.
Un
Sel
Pn
Pimpina4.142.
4.143.
4.144.
4.145. 4.146.
4.147.
4.148.
4.149.
4.150.
4.151.
4.152.
4.153.4.154.
Petugas
promkes
puskesmas
tanah garam
41
4.155.
4.156.
4.157.
4.158.
4.159.
4.160.
Pimpina4.161.
Ed
Ma
Sn puskesmas
4.162.
4.163.
4.164. 4.165.
4.166.
4.167.
4.168.
4.169.
4.170.
4.171.
4.172.4.173.
Petugas
Promkes
42
Puskesmas
Tanah Garam
4.174.
4.175.
4.176.
4.177. Pembahasan
4.179.
4.184.
4.185.
a.
b.
Para ibu tidak bersedia untuk mengikuti penyuluhan imunisasi penta valen
Para ibu tidak bersedia anaknya diberikan imunisasi pentavalen karena dikhawatirkan efek sampingnya akan
4.203. Memberi edukasi secara berkala kepada para kader, karena jika kader mengerti dan memahami imunisasi penta valen,
maka para kader imunisasi dapat mengingatkan dan mengajak ibu-ibu yang memiliki anak batita untuk melakukan imunisasi
tambahan pentavalen.
4.204.
4.205.
o Untuk Dinas Kesehatan
4.206. Pembinaan petugas pembina posyandu tentang ilmu pengetahuan tentang pentavalen.an Dinas Kesehatan Kota Solok
diharapkan dapat terus meningkatkan program imunisasi pentavalen ini, agar target akhir tahun 2015 ini dapat tercapai.
Karena apabila tercapai, maka akan menghemat dana imunisasi beberapa persen.
4.207. Dinas kesehatan sebaiknya meningkatkan anggaran dana untuk pembuatan brosur dan poster tentang imunisasi penta
valen, serta mencantumkan jadwal imunisasi pentavalen didalam buku KIA.
4.208.
4.209.
4.210.
4.211.
4.212.
4.213.
4.214.
4.215.
4.216.
4.217.
4.218.
4.219.
4.220.
4.221.
4.222.
4.223.
4.224.
4.225.
4.226.
45
4.227.
4.228.
4.229. DAFTAR PUSTAKA
4.230.
4.231.
Budiyono,
rahman.
2009.
Makalah
Kesehatan
Imunisasi.
http://rahman
budyono.wordpress.com/2009/01/28/makalah-
kesehatan_imunisasi/
4.232. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta : Unicef
4.233. http://www.4shared.com/document/TEeFZmKi/Makalah_tentang_Imunisasi.html
4.234. http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-imunisasi-tujuan-manfaat-cara-jenis-imunisasi-pada -manusia
4.235. Kus, Lusia Anna. 2010. Imunisasi Terkendala Mitos. Jakarta : Kompas
4.236.
4.237.
46