Oleh :
HALFIA
C1A114374
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih karuniaNya,
penulis
dapatmenyelesaikan
makalah
berjudul
KEKUASAAN,
KEWENANGAN DAN LEGITIMASI POLITIK
.Makalah ini ditujukan untuk pemenuhan tugas mata kuliah ilmu politik.
Dalam proses penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan,
yaknidengan
referensi
website-website
yang
membahas
tentang
kekuasaankewenangan dan legitimasi politikdan buku-buku Pengantar Ilmu
Politik..Masih banyak kekurangan yang terdapat di makalah, oleh karena itu,
kritik dan saran sangatdiperlukan untuk memperkaya isi makalah ini.Akhir kata,
semoga makalah ini dapat memperkaya pengetahuan pembaca, dan bergunauntuk
kita semua. Terimakasih dan selamat membaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB 1PENDAHULUAN.....................................................................................1
BAB 2ISI...............................................................................................................2
2.1Kekuasaan...............................................................................................2
2.1.1Pengertian.....................................................................................2
2.1.2Sumber Kekuasaan........................................................................2
2.1.3Unsur-Unsur Kekuasaan...............................................................3
2.1.4Penerapan Kekuasaan...................................................................5
2.1.5Pembagian Kekuasaan..................................................................6
2.2Kewenangan............................................................................................6
2.2.1Pengertian.....................................................................................6
2.2.2Sumber Kewenangan....................................................................7
2.2.3Peralihan Kewenangan..................................................................8
2.2.4Sikap Terhadap Kewenangan........................................................8
2.3Legitimasi................................................................................................9
2.3.1Pengertian.....................................................................................9
2.3.2Obyek Legitimasi..........................................................................9
2.3.3Kadar Legitimasi...........................................................................10
2.3.4Cara Mendapatkan Legitimasi......................................................10
2.3.5Tipe Tipe Legitimasi..................................................................11
2.3.6Manfaat Legitimasi.......................................................................11
2.3.7Krisis Legitimasi...........................................................................11
2.4Hubungan Antara Kekuasaan, Wewenang Dan Legitimasi....................12
BAB 3PENUTUP.................................................................................................13
3.1Kesimpulan.............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Wewenang dan legitimasi sangat erat hubungannya dengan kekuasaan.
Untuk memahami wewenang dan legitimasi, ada baiknya kita memahami konsep
kekuasaan terlebih dahulu. Kekuasaan adalah kemampuan pelaku untuk
mempengaruhi perilaku seorang pelaku lain, sehingga perilakunya menjadi sesuai
dengan keinginan dari pelaku yang mempunyai kekuasaan. Singkatnya kekuasaan
merupakan cara seseorang merubah pikiran orang lain agar bertindak sesuai
dengan kehendak pelaku, tanpa menghiraukan kerelaan atau keterpaksaan orang
tersebut.
Dengan demikian berarti negara sebagi pelaku kekuasaan mempunyai
kekuatan untuk menggunakan pemaksaan baik fisik maupun non fisik terhadap
warga negaranya. Untuk membatasi kekuasaan, negara yang demikian maka
dibuatlah undang-undang, dan konstitusi suatu negara. Inti dari pelaksanaan
kekuasaan ialah apabila terdapat kerelaan dari seluruh warga negara untuk
menerima perintah dan patuh.
BAB II
ISI
2.1 KEKUASAAN
2.1.1. Pengertian
Kekuasaan adalah kemampuan sesorang atau sekelompok manusia untuk
mempengaruhi tingkah laku sesorang atau sekelompok orang lain sehingga
tingkah lakunya menjadi sesuai dengan keinginan/tujuan seseorang/kelompok
orang yang mempunyai kekuasaan tersebut. (Miriam Budiarjo)
Kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk
menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannya sendiri, dengan sekaligus
menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau
golongan-golongan tertentu. (Max Webber)
Kekuasaan adalah hasil pengaruh yang diinginkan sesorang atau
sekelompok orang. Kekuasaan merupakan konsep kuiantitaif, karena dapat
dihitung hasilnya. Misalnya, berapa lias wilayah jajajahan, berapa banyak orang
yenag berhasil dipengaruhi, berapa lama berkuasa, dll. (Inu Kencana Syafiie)
Kekuasaan Politik adalah kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan
umum (pemerintah) baik terbentuknya mapun akibat-akibatnya sesuai dengan
tujuan-tujuan penegang kekuasaan sendiri. Kekuasaan politik merupakan bagian
kekuasaan sosial yang fokusnya ditujukan kepada pengendalian negara terhadap
tingkah laku sosial masyarakat, ketaatan masyarakat, dan mempengaruhi aktivitas
negara di bidang administratif, legislatif, dan yudikatif. (MIRIAM BUDIARJO)
2.1.2. Sumber Kekuasaan
1.
2.
4.
keamanan, dll.
Reward Power. Sumber kekusaan yang berasal dari pemberian.
Misalnya, tuan tanah yang kaya raya akan dituruti perintahnya oleh para pekerja
selama tuan tanah tersebut memberikan gaji/upah. Apabila tidak ada gaji/upah
sebagai bentuk pemberian, maka pekerja tidak akan bekerja atau menuruti
perintah tuan tanah.
5.
Reverent Power. Sumber kekusaan yang berasal dari daya tarik atau kharisma.
Kekaguman orang kepada Bung Karno, orator ulung, pidato berapi-api, pandai
membangkitkan semangat rakyatsehingga dipilih kembali menjadi presiden.
Kekaguman orang kepada Soeharto, The Smilling General dan kepiwaiannya
membangunsehingga dipilih kembali menjadi presiden.
Wewenang :
adalah
kekuasaan
yang
resmi,
mengandung
keabsahan
penghilangan
atau
pengkaburan
terhadap
bagian
atau
dalam
psikopolitik diperkenalkan
dengan
bantuan
Kerjasama : adalah sebuah kata yang sangat sering kita dengar dan sangat akrab
di telinga kita. Kata kerjasama adalah gabungan dari kata kerja dan sama, yang
berarti bekerja secara bersama-sama dalam mengerjakan sesuatu dan mencapai
suatu tujuan. Kerjasama dibentuk karena adanya dua orang atau lebih yang
bekerja sama untuk mencapai suatu keinginan atau tujuan yang mereka ingin
capai. Manfaat dari kerjasama adalah membuat sutu permasalahan atau pekerjaan
lebih mudah.
Contoh : Dalam suatu lingkungan/kelompok kerjasama senantiasa terjadi diantara
anggotanya, Misal kerjasama suatu kelompok dalam memecahkan suatu
permasalahan. Hal ini akan menimbulkan saling ketergantungan antara anggota
kelom[ok yang satu dengan yang lainnya. Saling ketergantungan antar individu
dalam satu kelompok ini disebut promotive interpendence(Deutsch. 1973)
5.
Upah dan prestasi kerja : prestasi kerja seseorang akan sesuai dengan upah
yang dibayarkannya. Erat kaitannya dengan proses industri, perusahaan dan
sebuah instansi.
Contoh : Seorang karyawan akan memenuhi apa yang diperintahkan oleh
atasannya, semata-mata bukan karena patuh terhadap atasannya tersebut, tapi
melainkan karena upah/reward yang diberikan.
Be Good Approach. Dengan cara pemanjaan pemberian dan asal bapak senang
(ABS). Atasan pura-pura memperhatikan bawahan dengan berbagai pemberian,
bawahan melaporkan yang baik-baik saja atau ABS selama masih ada pemberian.
Kondisi ini biasanya tidak bertahan lama, bila atasan pemberi perintah tidak dapat
mengadakan pemberian.
3.
4.
5.
Pengertian
Wewenang adalah kekuasaan yang terdapat pada seseorang karena
mendapat
pengakuan
atau
dukungan
dari
masyarakat. Kewenangan
10
Sumber Kewenangan
Sumber kewengan untuk memerintah diuraikan sebagai berikut
Hak memerintah berasal dari tradisi. Artinya, kepercayaan yang telah berakar
dipelihara secara terus menerus oleh masyarakat,
Hak memerintah berasal dari Tuhan, Dewa, atau Wahyu. Atas dasar itu, hak
memerintah dianggap bersifat sakral,
Hak memerintah berasal dari sumber yang bersifat instrumental seperti keahlian
dan kekayaan
Kelima sumber kewenangan itu disimpulkan menjadi dua tipe kewenangan
utama, yaitu kewenangan yang bersifat prosedural dan substansi ,
Kewenangan yang bersifat prosedural ialah hak memerintah berdasarkan
peraturan perundangundangannya yang bersifat tertulis maupun tak tertulis, Kewenangan yang
bersifat substansi ialah hak memerintah berdasarkan faktor yang melekat pada diri
pemimpin seperti tradisi, sakral, kualitas pribadi dan instrumental,
Struktur masyarakat yang kompleks ditandai oleh diferensiasi struktur dan
spesialisasi peranan, dan hubungan impersonal yang sudah meluas sehingga
masyarakat ini memerlukan pengaturan-pengaturan yang bersifat tertulis dan
rasional,
Sebaliknya masyarakat yang stukturnya masih sederhana cenderung
menggunakan tipe kewenangan substansial karena kehidupan lebih banyak
11
Peralihan Kewenangan
Menurut Paul Conn, secara umum terdapat tiga cara peralihan kewenangan, yakni
secara turun temurun, pemilihan dan paksaan.
Secara turun temurun ialah jabatan dan kewenangan dialihkan pada keturunan atau
keluarga pemegang jabatan terdahulu.
Peralihan dengan pemilihan dapat dilakukan secara langsung melalui badan
perwakilan rakyat, Hal ini dipraktekan dalam sistem politik demokrasi.
Peralihan kewenangan secara paksaan ialah jabatn dan kewenangan terpaksa
dialihkan kepada orang atau kelompok lain tidak menurut prosedur yang telah
disepakati, melainkan dengan menggunakan kekerasan seperti revolusi dan
kudeta, dan ancaman kekerasan (paksaan tak berdarah)
2.2.4
12
2.3 LEGITIMASI
2.3.1
Pengertian
Konsep
legitimasi
berkaitan
dengan
sikap
masyarakat
terhadap
Obyek Legitimasi
Suatu sistem politik dapat lestari apabila sistem poltik secara keseluruhan
mendapatkan dukungan seperti penerimaan dan pengakuan dari masyarakat.
Menurut Easton terdapat tiga objek dalam sistem politik yang memerlukan
legitimasi agar suatu sistem politik tidak hanya berlangsung secara terus-menerus,
tetapi mampu pula mentransformasikan tuntutan menjadi kebijakan umum, ketiga
objek legitimasi ini meliputi komunitas politik, rezim dan pemerintahan,
Sementara itu Andrain menyebutkan lima objek dalam sistem politik yang
memerlukan legitimasi agar suatu sistem politik tetap berlangsung dan fungsional,
Kelima objek legitimasi ini meliputi masyarakat politik, hukum, lembaga politik,
pemimpin politik dan kebijakan.
Yang dimaksud dengan legitimasi terhadap komunitas politik ialah adanya
kesediaan para anggota masyarakat yang berasal dari berbagai kelompok yang
berbeda latar belakang untuk hidup secara rukun sebagai komunitas, Apabila
dukungan terhadap komunitas politik belum cukup tinggi maka dalam masyarakat
terdapat masalah penciptaan identitas nasional (krisis identitas). Manakala
13
Kadar Legitimasi
Pra legitimasi, ada dalam pemerintahan yang baru terbentuk yang meyakini
memiliki kewenangan tapi sebagian kelompok masyarakat belum mengakuinya
b.
c.
d.
2.3.4
14
2.
3.
4.
2.3.7
Krisis Legitimasi
Krisis legitimasi biasanya terjadi pada masa transisi. Selain itu, perubahan
yang terjadi dari suatu tingkat dan kualitas perkembangan menuju ke tingkat dan
kualitas perkembangan masyarakat berikutnya. Masyarakat semacam ini akan
cenderung
mempertanyakan
setiap
kewenangan
yang
dianggap
tidak
Kedua, persaingan yang sangat tajam dan tak sehat tetapi juga tak disalurkan
melalui prosedur yang seharusnya diantara para pemimpin pemerintahan sehingga
terjadi perpecahan dalam tubuh pemerintah
15
16
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Unsur-unsur yang harus diketahui dalam memahami konsep kekuasaan,
yaitu kewenangan dan legitimasi. Keduanya merupakan dua hal yang sangat vital.
Tanpa adanya legitimasi dari masyarakat sangat sulit bagi penguasa untuk
menjalankan kewenangannya. Kewenangan tanpa legitimasi penuh masyarakat
menyulitkan
penguasa
dalam
menjalankan
program
dan
kebijakannya.
Kewenangan merupakan akibat (hak moral) yang timbul sebab adanya legitimasi
(dukungan) dari masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://dibacaaja.wordpress.com/2012/02/26/kewenangan-dan-legitimasi/
http://arifcintaselvia.wordpress.com/kuliah/pipol-pengantar-ilmu-politik/kekuasaanotoritas-dan-legitimasi/
http://pengantarilmupolitik.blogspot.com/
http://lotharmatheussitanggang.wordpress.com/2011/07/03/konsep-kekuasaankewenangan-dan-legitimasi/
http://nthatembem.blogspot.com/2009/10/penerapan-unsur-unsur-kekuasaandalam_07.html
17